2. Melatih  karyawan atas dasar  kinerja atau prestasi. Ini  termasuk  memperbaiki
kinerja yang belum memadai, memisahkan mereka  yang memiliki kinerja kurang  yang sulit untuk diperbaiki.
3. Mendorong  pelatihan karyawan  untuk  memiliki kinerja yang bermutu tinggi.
4. Melepaskan   pengangkatan pada jabatan dari arena politik  atau   favouritisme
personel. 5.  Memastikan bahwa karyawan melakukan pekerjaan sebagaimana  telah
diklasifikasikan  dan menerima upah. 6.
Memberikan  aturan yang jujur dan imparsial dan konsisten dalam pengelolaan aturan.
7.  Memastikan perlakuan yang adil dari karyawan dalam semua  aspek administrasi  personalia tanpa mengacu kepada affiliasi politik, jenis kelamin,
agama, ketidakmampuan atau  status perkawinan  atau dasar lainnya yang dilarang oleh undang-undang dan  dengan mengacu kepada  hak privasi dan hak
konstitusional  sebagai warga negara.
2.2.2  Penilaian Karya   Pegawai  Guru
Mengacu kepada profesi  guru-dosen   dengan disahkannya  UU guru  -dosen, berarti dua jabatan  yang  sudah diakui sebagai profesi, sama dengan profesi lain
seperti  dokter, pengacara,  dan lainnya, maka  sudah menjadi kewajiban  pemegang profesi tersebut untuk terus meningkatkan  mutu profesinya.  Artinya,  jika guru-
dosen  dimasukkan profesi,   maka tidak saja  dibutuhkan  organisasilembaa  yang
Sumiati P. Sinurat: Analisis Pengaruh Merit System Terhadap peningkatan Kinerja Guru SMU Dharma Pancasila Di Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
memutuskan  profesi seseorang,  tetapi juga hasil kerja  tersebut harus dapat diukur dengan jelas.
Menurut  Dharmaningtyas 2004, sehubungan dengan profesionalisme   guru dan dosen, ada dua acuan yang dapat digunakan. Pertama, sebuah tugas, kewenangan,
fungsi dan jabaran  dapat dikatakan sebuah profesi  manakala  hasilnya  dapat membedakan dengan hasil kerja dari seseorangsuatu  jabatan diluar profesinya.
Kedua,  kesadaran mengembangkan  profesi sesuai dengan dinamika masyarakat. Kesadaran  peningkatan profesi  itu tidak hanya mengarah  kepada pencapaian
pendidikan lanjutan sesuai dengan standar peningkatan  kompetensi yang diperlukan, tetapi secara  kreatif-produktif   turut memikirkan perkembangan  ilmu pengeetahuan
dan  tehnologi. Penilaian karya guru secara umum berbeda dengan penilaian  karya pegawai  lainnya.
Penilaian karya pegawai  merupakan  proses sistematik untuk menilai segenap perilaku kerja pegawai  dalam kurun waktu kerja  tertentu yang akan menjadi dasar
penetapan  kebijakan personalia dan pengembangan pegawai Wungu, 2003  Prestasi kerja dihasilkan  oleh :
a.   Kemampuan atau  ability   dalam wujudnya  sebagai kapasitas  untuk berprestasi capacity to perform
b.   Kemauan, semangat,  hasrat   atau  motivasi  dalam wujudnya sebagai  kesediaan untuk berprestasi  willingness  to perform.
c.   Kesempatan untuk berprestasi   opportunity  to  perform Wungu 2003.
Sumiati P. Sinurat: Analisis Pengaruh Merit System Terhadap peningkatan Kinerja Guru SMU Dharma Pancasila Di Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Menurut  Dharma  2005  sasaran kerja yang baik memiliki  ciri-ciri sebagai berikut :
1. Konsisten :  dengan nilai organisasi dan sasaran departemental dan organisasi.
2. Tepat  :  jelas dan didefenisikan dengan baik.
3. Menantang :  untuk merangsang  standar kinerja  yang tinggi dan mendorong
kemajuan. 4.
Dapat diukur  :  dapat dihubungkan dengan  ukuran kinerja  yang dapat diukur kuantitatif dan kualitatif.
5. Dapat dicapai  dalam batas  kemampuan.
6. Disepakati :  tujuan yang ingin dicapai  menimbulkan  rasa memiliki,  bukan
dipaksakan. 7.
Dihubungkan dengan  waktu  :  dapat dicapai  dalam kurun waktu tertentu.
2.2.3  Imbalan