4 Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya
historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu,
5 Laba didasarkan pada prinsip penandingan matching antara
pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.
Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan rugi laba. Penyajian laba melalui laporan tersebut merupakan fokus
kinerja perusahaan yang penting. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah
satu parameter penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah perubahan laba. Perubahan laba perusahaan yang baik mencerminkan bahwa kinerja
perusahaan juga baik. Oleh karena laba merupakan ukuran kinerja dari suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba yang dicapai perusahaan,
mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan. Dengan demikian apabila rasio keuangan perusahaan baik, maka perubahan laba perusahaan juga baik.
Perubahan laba dapat dihitung dengan menggunakan formula:
2. Jenis-jenis Laba
a. Laba kotor
Menurut Wild, dkk 2005:120 laba kotor merupakan “pendapatan dikurangi harga pokok penjualan”. Apabila hasil penjualan dan jasa tidak
Universitas Sumatera Utara
dapat menutupi beban yang langsung terkait dengan barang dan jasa tersebut atau harga pokok penjualan, maka akan sulit bagi perusahaan tersebut untuk
bertahan.
b. Laba operasi
Menurut Stice, Stice, dan Skousen 2004:243 “laba operasi mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan
didapat dari laba kotor dikurangi beban operasi”. Laba operasi menunjukkan seberpa efesien dan efektif perusahaan melakukan aktivitas operasinya.
c. Laba sebelum pajak
Laba sebelum pajak menurut Wild, dkk 2005:25 merupakan “laba dari operasi berjalan sebelum cadangan untuk pajak penhasil”.
d. Laba dari operasi belanja
Laba dari operasi berjalan menurut Wild, dkk 2005:25 merupakan “laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak”.
e. Laba bersih
Laba atau rugi bersih menurut Stice, Stice, dan Skousen 2005:258 adalah “laba atua rugi operasi berkelanjutan dikombinasikan dengan hasil
operasi yang dihentikan, pos luar biasa, dan pengaruh kumulatif dari perubahan
Universitas Sumatera Utara
prinsip akuntansi, member pemakai laporan ikhtisar pengukuran kinerja perusahaan untuk periode berjalan”.
3. Analisis Rasio Keuangan
a. Pengertian Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah suatu ukuran perbandingan dari dua pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi
dari kedua laporan tersebut Munawir, 2001:37. Sedangkan yang dimaksud dengan rasio dalam analisis laporan keuangan menurut Djarwanto 2004:143
adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan
keunagn tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Rasio keuangan merupakan salah satu bentuk informasi akuntansi yang
penting dalam proses penilaian kinerja perusahaan, sehingga dengan rasio keuangan tersebut dapat mengungkapkan kondisi keuangan suatu perusahaan
maupun kinerja yang telah dicapai perusahaan untuk suatu periode tertentu. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan pada periode tertentu, dan dapat dijadikan tolok ukur untuk menilai tingkat kesehatan perusahaan selama periode keuangan tersebut.
Analisis rasio keuangan dapat dilakukan dengan dua macam cara perbandingan Riyanto, 2001:329, yaitu:
1 Membandingkan rasio sekarang present ratio dengan rasio-rasio
waktu yang lalu rasio historis dan yang akan datang dari perusahaan yang sama. Dengan membandingkan tersebut akan
Universitas Sumatera Utara
dapat diketahui perubahan-perubahan dari rasio tersebut dari tahun ke tahun.
2 Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan company ratio
dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri rasio industrirasio standar untuk waktu-waktu yang
sama. Dengan membandingkan rasio perusahaan dengan rasio standar akan dapat diketahui apakah perusahaan yang
bersangkutan dalam aspek keuangan tertentu berada di atas standar atau di bawah standar.
b. Macam-macam Analisis Rasio Keuangan
Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio banyak sekali karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisis, namun demikian angka-
angka rasio yang ada dapat digolongkan menjadi dua. Golongan yang pertama adalah berdasarkan sumber data keuangan yang merupakan unsur atau elemen
dari angka rasio tersebut dan penggolongan yang kedua adalah berdasarkan pada tujuan penganalisis Munawir, 2001:68.
Untuk mengambil manfaaat dari rasio-rasio keuangan kita memerlukan standar-standar untuk perbandingkan. Salah satu pendekatan adalah
membandingkan rasio-rasio perusahaan dengan pola untuk industri atau lini usaha di mana perusahaan secara dominan beroperasi. Pendekatan ini
didasarkan pada premis bahwa beberapa kekuatan ekonomi dan bisnis yang mendasar memaksa seluruh perusahaan dalam suatu industri untuk berperilaku
serupa. Pendekatan lain adalah lembar kerja bankir investasi, meliputi penyusunan data untuk satu perusahaan berdampingan dengan data untuk
sejumlah perusahaan terpilih lain yang sebanding. Dengan menganalisa kelompok perusahaan yang sebanding dapat memberikan pengertian tentang
Universitas Sumatera Utara
faktor strategis dan ekonomis yang lebih luas yang mempengaruhi kelompok
tersebut Weston dan Copeland, 1996.
Weston dan Copeland 1996 mengelompokkan rasio menjadi tiga besar, yaitu: Ukuran Kinerja Performance Measures, Ukuran Efisiensi Operasi
Operating Efficiency Measures, dan Ukuran Kebijakan Keuangan Financial Policy Measures.
Rasio keuangan berdasarkan sumber data yang digunakan dibedakan menjadi rasio-rasio neraca, rasio-rasio laporan rugi laba, dan rasio-rasio antara
laporan keuangan. Sedangkan berdasarkan tujuannya rasio keuangan dibedakan menjadi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.
Dari rasio-rasio tersebut yang berkaitan langsung dengan kepentingan analisis kinerja dalam penelitian ini meliputi:
a Liquidity Ratios
Suatu cara untuk menguji proteksi yang diperoleh pemberi pinjaman berpusat pada kredit jangka pendek yang diberikan perusahaan untuk mendanai
operasi. Hal ini mencakup aktiva likuiditas perusahaan, Liquidity Ratios digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan jangka pendek tepat pada waktunya. Liquidity Ratios yang penting adalah current ratio yang ketersediaan aktiva lancar untuk memenuhi
kewajiban lancar Wild dkk, 2004:39.
Universitas Sumatera Utara
1. Current Ratio
Pada umumnya perhatian pertama dari analisis keuangan adalah likuiditas. Rasio likuiditas yang umum digunakan adalah current ratio:
Biasanya aktiva lancar terdiri dari kas, surat berharga, piutang dagang dan persediaan, sedangkan kewajiban lancar terdiri dari hutang dagang, wesel
bayar jangka pendek, hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun, pajak penghasilan yang terhutang terutama gaji dan upah.
Current ratio merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek karena rasio ini
menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan
jatuh tempo hutang. Menurut Tunggal 2000:155 rasio lancar menunjukkan sampai dimana kredit jangka pendek yang aman diberikan oleh kreditor kepada
perusahaan, karena rasio ini menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi hutangnya dengan segera. Rasio yang rendah menunjukkan
resiko likuiditas yang tinggi dan mempunyai pengaruh yang baik terhadap profitabilitas perusahaan. Djarwanto 2004:150 menyatakan bahwa:
“Current ratio yang tinggi menunjukkan adanya uang kas yang berlebih dibandingkan dengan tingkat kebutuhan atau adanya unsur
aktiva lancar yang likuiditas yang berlebih-lebihan. Sebaliknya current ratio yang rendah relatif lebih riskan, tetapi menunjukkan
bahwa manajemen telah mengoperasikan aktiva lancar secara efektif.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Syamsudddin 2000:44 “tidak ada suatu ketentuan mutlak tentang bertapa tingkat current ratio yang dianggap baik atau yang harus
dipertatahankan oleh suatu perusahaan karena biasanta tingkat current ratio ini juga sangat tergantung pada jenis usaha pada masing-masing perushaan”.
b Leverage Ratios
Rasio leverage menurut Van Horne dan Wachowics 2005:209 adalah “rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang”.
Sedangkan menurut Darsono dan Ashari 2005:54 rasio leverage adalah “rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jika perusahaan tersebut dilikuidasi’.
Penggunaan hutang yang berhasil akan meningkatkan pendapatan milik perusahaan kerena pengembalian dari dana ini melebihi bunga yang harus
dibayar, dan menjadi hak pemilik, yang berarti meningkatkan ekuitas pemilik, sebgaimana dikemukakan oleh Erich 1996:97.
Rasio ini mengukur tingkat solvabilitas suatu perusahaan dan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban
finansialnya seandainya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi. Dengan demikian solvabilitas berarti kemampuan suatu perusahaan untuk membayar
semua hutang-hutangnya, baik jangka pajang maupun jangka pendek. Rasio leverage yang digunkan yaitu Debt to Equity Ratio.
Universitas Sumatera Utara
1. Debt to Equity Ratio DER
Rasio ini menggambarkan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri
perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Menurut Helfert 1996:99 “ Rasio hutang terhadap ekuitas adalah suatu upaya untuk
memperlihatkan, dalam format lain, proporsi relatif dari klaim pemberi pinjaman terhadap hak kepemilikannya, dan digunakan sebagai ukuran peranan
hutang”. Sedangkan menurut Tunggal 2000:159 “rasio ini adalah perbandingan yang terdapat antara kekayaan bersih dan jumlah seluruh uhutang
peushaan, rasio ini diperoleh dengan membagi kekayaan bersih terhadap seluruh hutang baik yang sedang berjalan maupun hutang jangka panjang”.
Semakin besar DER menunjukkan bahwa struktur modal lebih banyak memanfaatkan utang dibandingkan dengan ekuitas. Artinya, semakin besar
DER mencerminkan solvabilitas perusahaa semakin rendah sehingga kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya rendah.
c Activity Ratios
Rasio aktivitas sering juga disebut sebagau rasio efesiensi atau rasio pemanfaatan aktiva. Rasio aktivitas menurut Van Horne dan Wachowicz
2005:212 adalah “rasio yang mengukur seberapa efektif perusahan mengunakan berbagai aktivutasnya”
Universitas Sumatera Utara
1. Activity Ratios mengukur seberapa efektif perusahaan
memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Semua rasio ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada
berbagai aktiva. Activity ratios mengganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan berbagai unsur aktiva, yaitu
persediaan, piutang, aktiva tetap, dan aktiva lainnya. Rasio aktivitas yang digunakan yaitu Total Assets Turnover.
2. Total Assets Turnover
Total Assets Turnover merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode tertentu atau
kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue Riyanto, 2001: 334. Rasio ini juga dapat digunakan untuk mengukur seberapa efisien
aktiva tersebut telah dimanfaatkan untuk memperoleh penghasilan sehingga rasio ini dapat digunakan untuk memprediksi laba yang akan datang dan dapat
digunakan untuk memprediksi laba karena total aktiva dan penjualan merupakan komponen dalam menghasilkan laba.
Pengaruh rasio Total Assets Turnover terhadap perubahan laba bersih perusahaan adalah semakin cepat tingkat perputaran aktivanya maka laba
bersih yang dihasilkan akan semakin meningkat, karena perusahaan sudah dapat memanfaatkan aktiva tersebut untuk meningkatkan penjualan yang
berpengaruh terhadap pendapatan. Rasio yang rendah menunjukkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
perusahaan tidak beroperasi pada volume yang memadai bagi kapasitas investasinya.
Menurut Riyanto 2001: 40 untuk mempertinggi Total Assets Turnover dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1 Dengan menambah modal usaha atau aktiva yang digunakan untuk
operasi sampai tingkat tertentu dan diusahakan tercapainya tambahan volume usaha yang sebesar-besarnya.
2 Dengan mengurangi volume usaha sampai tingkat tertentu
diusahakan penurunan atau pengurangan aktiva yang digunakan untuk operasi sebesar-besarnya.
d Profitability Ratios
Profitability Ratios menurut Van Horne dan Wachowicz 2005:222 adalah “rasio yang menghubungakan laba dari penjualan dan investasi”. Dari
rasio ini dapat diketahui bagaimana tingkat profitabilitas perusahaan. Setiap perusahan menginginkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Untuk dapat
melangsungkan hidupnya, perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan profitable. Apabila perusahaan dalam kondisi yang tidak
menguntungkan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi dari pihak luar.
Profitability Ratios mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama satu periode tertentu. Rasio ini digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi usaha dan kemampulabaan yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Profitability Ratios merupakan hasil akhir
bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio ini akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan, rasio
Universitas Sumatera Utara
ini memberi gambaran tentang efektivitas pengelolaan perusahaan serta menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva, dan
hutang terhadap hasil operasi Brigham dan Houston, 2001:89. Rasio profitabilitas yang digunakan yaitu Gross Profit Margin.
1. Gross Profit Margin GPM
Gross Profit Margin GPM mengukur efesiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksi, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk
berproduksi secara efesien. Gross Profit Margin menurut Van Horne dan Wachonicz 2005:222 “memberitahukan kita laba dari perusahaan yang
berhubungan dengan penjualan, setelah kita mengurangi biaya untuk memproduksi barang yang dijual”.
Dalam mengevaluasi dapat dilihat margin per unit produk, bila rendah maka perusahaan tersebut sensitif terhadap pesaing. Sedangkan menurut
Djarwanto 2004:187: “Rasio laba bruto yang rendah mungkin diakibatkan adanya
kebijaksanaan pembelian dan mark up yang tidak menguntungkan, ketidakmampuan manajemen meningkatkan volume penjualan, harga
menurun untuk meningkatkan volume penjualan tetapi tidak disertai dengan turunnya harga pokok penjualan barang, meningkatnya ongkos
produksi karena kelebihan investasi fasilitas pabrik atau karena adanya kenaikkan harga bahan, kenaikan upah, atau kenaikan harga-harga
umum yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan”.
Pengaruh Gross Profit Margin terhadap pertumbuhan laba bersih perusahaan adalah semakin tinggi nilai rasio ini, maka laba bersih yang
Universitas Sumatera Utara
dihasilkan akan semakin meningkat. Hal tersebut menandakan bahwa laba kotor yang dihasilkan dapat menutup biaya yang bervariasi yang digunakan
untuk melakukan kegiatan penjualan. Menurut Darsono dan Ashari 2005:56 “Penentuan margin keuntungan kotor oleh perusahaan akan
mempertimbangkan aspek struktur pasar, jenis barang, dan stuktur pesaing. Pada pasar dengan pesaing yang amat ketat, margin keuntungan kotor akan
semakin rendah dibandingkan dengan pasar yang bersifat monopolistis”.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai rasio keuangan telah banyak dilakukan di Indonesia. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti juga berpedoman dari
penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Adapun penelitian- penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat pada
tabel di bawah ini
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Judul Penelitian Peneliti
Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1. Evaluasi Manfaat Rasio Keuangan
dalam Memprediksi
Pertumbuhan Laba pada KPRI
di Kota Semarang Dwi
Haryanti 2005
Total Aset to Debt Ratio, Total asset
Turnover, Net Profit Margin, Rate of
Return on Investment, dan pertumbuhan
laba. Secara simultan
rasio keuangan berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba,
sedangkan secara parsial variabel
Total Asset Turnover, Net
Profit Margin dan ROI
berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan laba, Total Assets to Debt
Ratio tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap pertumbuhan laba.
2. Analisis Rasio
Keuangan Dalam Memprediksi
Perubahan Laba pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Jakarta Nur Ari
Widiasih 2006
Earning per Share, Price Earning Ratio,
HPPPenjualan, PenjualanAktiva
Tetap, Gross Profit Margin, rasio
Leverage, dan Perubahan Laba.
Secara simultan rasio keuangan
berpengaruh terhadap perubahan
laba, sedangkan secara parsial hanya
Gross Profit Margin dan rasio
leverage yang berpengaruh
terhadap perubahan laba.
3. Pengaruh Rasio
Keuangan terhadap
Perubahan Laba pada Perusahaan
Manufaktur Sektor Industri
Barang Konsumen yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
Meilina Sari
2009 Current Ratio, Debt
Ratio, Total Asset Turnover, Return on
Asset, Return on Equity, Gross Profit
Margin, dan Perubahan Laba.
Secara simultan, hasil penelitian ini
menunjukkan adanya pengaruh
antara current ratio, debt ratio, total
assets turnover, return on equity,
dan gross profit margin terhadap
perubahan laba.
Universitas Sumatera Utara
Secara parsial, penelitian ini
menunjukkan adanya pengaruh
variabel debt ratio terhadap perubahan
laba. Variabel lainnya tidak
berpengaruh terhadap perubahan
laba.
Sumber: data diolah penulis, 2010 Dwi Haryanti 2005 melakukan penelitian mengenai Evaluasi Manfaat
Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba pada KPRI di Kota Semarang. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Total Aset to Debt Ratio, Total asset Turnover, Net Profit Margin, Rate of Return on Investment. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Memprediksi Pertumbuhan Laba. Penelitian ini dilakukan pada KPRI di Semarang. Hasil penelitian ini menemukan bahwa secara simultan rasio
keuangan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba, sedangkan secara parsial variabel Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan ROI secara signifikan
terhadap pertumbuhan laba, Total Assets to Debt Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Nur Ari Widiasih 2006 melakukan penlitian mengenai Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Earning per Share, Price Earning Ratio,
HPPPenjualan, PenjualanAktiva Tetap, Gross Profit Margin, dan rasio
Universitas Sumatera Utara
Leverage. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perubahan Laba. Penelitian ini dilakukan terhadap 76 perusahaan yang
bergerak di bidang industri manufaktur. Hasil penelitian ini menemukan bahwa secara simultan rasio keuangan berpengaruh terhadap perubahan laba,
sedangkan secara parsial hanya Gross Profit Margin dan rasio leverage yang berpengaruh terhadap perubahan laba.
Meilina Sari 2009 melakukan penelitian mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri
barang konsumen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel indpenden yang digunakan adalah Current Ratio, Debt Ratio, Total Asset Turnover,
Return on Asset, Return on Equity, dan Gross Profit Margin. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah perubahan laba. Penelitian ini
dilakukan terhadap 33 perusahaan yang bergerak di bidang sektor industri barang konsumen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini
menemukan bahwa secara simultan terdapat adanya pengaruh antara current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on equity, dan gross profit margin
terhadap perubahan laba. Namun secara parsial, penelitian ini menunjukkan hanya variabel debt ratio yang memiliki pengaruh terhadap perubahan laba.
Variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap perubahan laba.
Universitas Sumatera Utara
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis