Hubungan Tingkat Pengasilan dengan Pola Penggunaan Obat dalam Upaya Pengobatan Sendiri
28
6 56
6,67 62,22
31,11
10 20
30 40
50 60
70
Rp. 1.000.000,- Rp. 1.000.000 –
Rp.3.000.000 Rp. 3.000.000,-
Tingkat Penghasilan
J u
m la
h R
e s
p o
n d
e n
Jumlah Persentase
mampu menyerap informasi, menganalisis dan memberi argumen yang selanjutnya menjadi pertimbangan bagi dirinya dalam mengambil keputusan.
4.4.3 Hubungan Tingkat Penghasilan dengan Pola Penggunaan Obat dalam
Upaya Pasien Melakukan Pengobatan Sendiri
Diagram batang hubungan tingkat penghasilan dengan pola penggunaan obat dalam upaya pasien melakukan pengobatan sendiri :
Gambar 5. Hubungan Tingkat Penghasilan dengan Pola Penggunaan Obat dalam Upaya Pasien Melakukan Pengobatan Sendiri
Berdasarkan diagram diatas diperoleh responden yang melakukan
pengobatan sendiri memiliki penghasilan Rp. 1.000.000,- sampai Rp. 3.000.000,- 62,22, penghasilan Rp.1.000.000,- 31,11, penghasilan Rp.3.000.000,-
6,67. Hal ini menunjukkan responden yang melakukan pengobatan sendiri secara keseluruhan lebih besar pada status ekonomi mampu. Menurut Leibowitz,
orang yang memiliki penghasilan tinggi lebih banyak membeli dan menggunakan
Universitas Sumatera Utara
Hubungan Jenis Pekerjaan dengan Pola Penggunaan Obat dalam Upaya Pengobatan Sendiri
0 0 20
26 10
16 18
22,22 28,89
11,11 20
17,78
5 10
15 20
25 30
35
Ma h
a si
sw a
Ma h
a si
sw i
W ira
sw a
st a
P egaw
ai N
eger i S
ipi l
P egaw
ai Sw
a st
a Ibu R
um ah
T angga
D an l
ai n-
la in
Jenis Pekerjaan J
u m
la h
R e
s p
o n
d e
n
Jumlah Persentase
obat termasuk mampu membeli obat dalam kemasannya sehingga kemungkinan menggunakan obat lebih besar.
4.4.4 Hubungan Jenis Pekerjaan dengan Pola Penggunaan Obat dalam Upaya Pasien Melakukan Pengobatan Sendiri
Diagram batang hubungan jenis pekerjaan dengan pola penggunaan obat dalam upaya pengobatan sendiri :
Gambar 6. Hubungan Jenis Pekerjaan dengan Pola Penggunaan Obat dalam Upaya Pasien Melakukan Pengobatan Sendiri
Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat beraneka ragam status pekerjaan dalam melakukan tindakan penggunaan obat dalam pengobatan sendiri.
Diantaranya 28,89 responden dengan status pekerjaan pegawai swasta, mahasiswamahasiswi 20. Untuk itu diperlukan seorang apoteker yang dapat
memberikan informasi dan memberi nasehat yang benar tentang obat-obatan dan masalah pengobatan. Saat ini kontribusi apoteker pada perawatan kesehatan
health care sedang berkembang dalam bentuk baru untuk mendukung pasien dalam penggunaan obat Riskan, 2009.
Universitas Sumatera Utara
4.4.5 Hubungan Tingkat Pengetahuan Responden Dengan Pola Penggunaan Obat Dalam Upaya Pasien Melakukan Pengobatan Sendiri
Tabel 4. Hubungan Tingkat Pengetahuan Responden Dengan Pola Penggunaan
Obat Dalam Upaya Pasien Melakukan Pengobatan Sendiri
No Keterangan
Persentase
1
2
3
4
5
6
7 Pernah mendengar istilah pengobatan sendiri
• Pernah
• Tidak Pernah
Darimana Saudara mendapatkan informasinya •
Media cetak •
Media elektronik •
Teman •
Lain-lain sebutkan… Apa yang dimaksud pengobatan sendiri
• Upaya pengobatan yang dilakukan
oleh masyarakat untuk mengatasi keluhan sakit yang dialami tanpa
bantuan dokter tenaga medis •
Penggunaan obat oleh masyarakat untuk mengurangi gejala penyakit
ringan tanpa nasihat dokter •
Tidak tahu Apakah Saudara mengetahui tentang
penggolongan obat •
Tahu •
Tidak tahu Darimana Saudara mengetahuinya
• Teman
• Apoteker
• Media massa
• Lain – lain sebutkan…
Penyakit dengan keluhan sakit apa yang Saudara obati dengan pengobatan sendiri
• Gejala flu
• Cidera ringan
• Alergi
• Lain – lain sebutkan…
Obat yang Saudara minum untuk penyakit yang Saudara derita diatas
• Obat flu
• Obat Cidera ringan
• Obat alergian
50 50
10 6,67
23,33 10
27,78
21,11 1,11
64,4 35,56
16,67 14,44
8,89 24,44
31,1 6,67
6,67
55,56 31,1
6,67 6,67
Universitas Sumatera Utara
8
9 •
Lain – lain sebutkan… Apakah Saudara mengetahui aturan pakai obat
yang diberikan •
Tahu •
Tidak tahu Darimana Saudara mengetahui aturan pakai
obat tersebut •
Praktek dokter •
Apotek •
Brosur •
Lain-lain sebutkan… 55,56
100
14,44 27,78
45,56 12,22
Berdasarkan tabel diatas diperoleh hubungan tingkat pengetahuan responden dengan pola penggunaan obat dalam upaya pengobatan sendiri, dari
keseluruhan diantaranya 50 responden pernah mendengar istilah pengobatan sendiri dan 50 tidak pernah mendengarnya. Responden ada juga yang
mengetahuinya dari teman 23,33. Yang mereka tahu pengobatan sendiri adalah upaya pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengatasi
keluhan sakit yang dialami tanpa bantuan dokter tenaga medis 27,78, dan penggunaan obat oleh masyarakat untuk mengurangi gejala penyakit ringan tanpa
nasihat dokter 21,11, tidak tahu 1,11. Untuk itu seorang apoteker sangat diperlukan di apotek, dimana apoteker sebagai pelaksana kegiatan pharmeceutical
care atau asuhan kefarmasian dalam usaha meningkatkan kualitas hidup pasien apoteker harus selalu ada di apotek. Berkonsultasi dengan apoteker tentang obat
yang diperoleh tanpa resep dokter untuk menghindari efek yang tidak diinginkan. Responden mengetahui tentang penggolongan obat 64,4 dan
mengatakan tidak tahu 35,6 . Responden mengetahui tentang penggolongan obat persentase terbesar diperoleh dari dokter 24,44, teman 16,67, apoteker
14,44. serta media massa 8,89 yaitu media cetak dan media elektronik. Sumber referensi dari petugas apotek dapat dipahami mengingat apoteker ataupun
Universitas Sumatera Utara
assiten apoteker merupakan profesi yang paling berkompeten tentang obat-obatan. Oleh karena itu untuk lebih meningkatkan pola penggunaan obat dalam
pengobatan sendiri maka apoteker maupun asisten apoteker harus lebih optimal menjalankan fungsi konseling dalam pelayanan obat kepada masyarakat.
Peranan tersebut penting untuk diterapkan mengingat terdapat beberapa kelompok pasien yang menganggap obat tanpa resep dokter sebagai ” bukan obat
yang sebenarnya” atau obat yang lemah sehingga mereka menggunakan dosis yang tinggi diluar takarannya, menggunakan beberapa obat yang memiliki
kandungan yang sama secara bersamaan sehingga resiko terkena efek samping menjadi cukup besar Covington, 2003.
Dari keseluruhan responden 55,55 diantaranya mengobati penyakit dengan keluhan demam, gejala flu 31,19 dan untuk cidera ringan dan alergi
6,67. Untuk penyakit dengan keluhan sakit diatas 55,55 diantara responden berusaha untuk mengobati dirinya dengan pengobatan sendiri obat demam, obat
flu 31,1, untuk pengobatan alergi dan cidera ringan 6,67. Menurut data susenas 2001 menunjukkan bahwa keluhan sakit yang diderita oleh penduduk
indonesia berdasarkan urutan terbesar adalah panas, flu , batuk, sakit kepala, sakit gigi dan diare. Pada penelitian sebelumnya menujukkan kelompok terapi obat
yang paling banyak digunakan di masyarakat berdasarkan urutan terbanyak adalah obat flu,, analgetikaantipiretika, obat kulit dan obat batuk Sjamsulhidayat, 1990.
Demikian juga shankar et al 2003 yang mendapatkan bahwa parasetamol dan golongan analgetika lainnya memiliki persentase terbanyak digunakan dalam
pengobatan sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Semua responden mengetahui aturan pakai dari obat yang mereka gunakan 100. Diantaranya 45,55 responden mengetahui aturan pakai dengan
membaca brosur yang ada di dalam kemasan obat tersebut, dari apotek tempat membeli obat 27,78, ada juga yang mengetahuinya dari dokter yang
meresepkan obat 14,44, dan lain-lain 12,22. Disinilah peran serta apoteker sangat dibutuhkan sebagai pemberi informasi yang benar tentang obat, agar tidak
terjadi penyalahgunaan obat. Karena penggunaan obat yang salah kemungkinannya akan timbul reaksi obat yang tidak diinginkan.
4.4.6 Hubungan Tindakan Responden Dengan Pola Penggunaan Obat Dalam Upaya Pasien Melakukan Pengobatan Sendiri
Tabel 5. Hubungan Tindakan Responden Dengan Pola Penggunaan Obat Dalam
Upaya Pasien Melakukan Pengobatan Sendiri No
Keterangan Persentase
1
2 Apa alasan Saudara melakukan pengobatan
sendiri •
Biaya lebih murah •
Lebih cepat •
Alasan sakit ringan •
Lain –lain sebutkan… Jika obat yang Saudara minum telah habis
namun penyakit tidak juga sembuh, Apakah tindakan Saudara
• Membeli kembali obat yang sebelumnya
telah pernah diminum •
Mengganti dengan obat yang lain yang lebih sesuai
• Konsultasi dengan dokter
• Lain – lain sebutkan…
43,33 21,11
30 5,56
26,67 20
52,22 1,11
Universitas Sumatera Utara
3
4
5
6 Apabila penyakit yang Saudara derita telah
sembuh apa yang dilakukan •
Tidak lagi diminum, disimpan untuk digunakan kembalian
• Tidak lagi diminum, dan dibuang
• Meminum sampai habis
• Lain – lain sebutkan…
Apakah Saudara mematuhi aturan pakai obat yang diberikan
• Iya
• Tidak
Apa yang terlebih dahulu Saudara perhatikan sebelum obat digunakan
• Kadaluarsa
• Warna obat
• Bau obat
• Lain-lain sebutkan…
Apa alasan Saudara membeli obat di Apotek ini
• Harga lebih murah
• Pelayanannya memuaskan
• Informasi lebih jelas
• Lain - lain sebutkan…
72,22 7,78
14,44 5,56
100
92,22
7,78
38,89 4,44
25,5 31,11
Berdasarkan tabel 3 diatas diperoleh kebanyakan responden melakukan pengobatan sendiri dengan alasan biaya lebih murah 43,33 bila
dibandingkan berobat ke dokter, alasan sakit ringan 30, lebih cepat 21,1 dan lain-lain 5,55. Menurut Hold dan Edwin 1986, alasan orang melakukan
pengobatan sendiri lebih efektif dalam mengobati keluhan karena 80 keluhan sakit bersifat self-limiting, efisiensi biaya, efisiensi waktu.
Dalam pengobatan sendiri tindakan responden apabila obat yang digunakan telah habis namun penyakit tidak juga sembuh diantaranya 52,22
responden melakukan konsultasi dengan dokter karena tidak ingin ambil resiko. Dengan membeli kembali obat yang sebelumnya telah pernah diminum 26,67.
Ada juga yang mengganti dengan obat yang lain yang lebih sesuai 20, lain-lain
Universitas Sumatera Utara
1,11. Perlunya informasi yang benar tentang obat dari pelayan kesehatan agar tidak terjadi penyalahgunaan obat.
Untuk responden yang telah sembuh tidak lagi meminum obatnya dan menyimpannya apabila suatu saat nanti diminum kembali 72,22. Ada juga
responden yang meminum sampai habis obat 14,44. Untuk yang tidak meminum lagi obatnya atau dibuang 7,78 dan lain-lain 5,55.
Obat-obat yang diberi tanda harus diminum sampai habis biasanya adalah antibiotika seperti amoksilin, ampisilin, kloramfenikol dan eritromisin. Obat
antibiotika ini bekerja membunuh kuman karena itu diberikan untuk mengobati penyakit infeksi seperti radang saluran pernapasan, radang lambung, dan lain-lain.
Jika dipakai tidak sesuai dosis semestinya, maka penyakit tidak akan sembuh dan dapat menimbulkan resistensi antibiotika. Itu sebabnya jika diberikan antibiotika
pasien harus meminum sampai habis agar dosis yang sudah diperhitungkan dapat terpenuhi.
Obat-obat yang diberi tanda jika perlu biasanya obat-obat yang dimaksudkan hanya untuk meredakan gejala sakit simptomatis misalnya obat
untuk menurunkan panas, mengurangi rasa sakit misalnya parasetamol, asam mefenamat, antalgin. Obat-obat ini digunakan hanya untuk menghilangkan
gejalanya saja. Jika gejala yang dirasakannya telah hilang sebaiknya pemakaian obat dihentikan.
Semua responden mematuhi aturan pakai obatnya 100. Dalam pengobatan sendiri ada baiknya responden memperhatikan kondisi dari obat yang
akan digunakan terutama kadaluarsa 92,2 karena penggunaan obat yang sudah kadaluarsa dapat mengakibatkan racun bagi tubuh.
Universitas Sumatera Utara
Responden melakukan pengobatan sendiri dengan alasan harga lebih murah 38,89, dekat rumah 31,11, karena informasi lebih jelas 4,44.
Dengan alasan ekonomi yang lemah, banyak orang yang tidak mampu menebus obatnya bila ke dokter biaya lebih mahal. Demi penghematan dan efisiensi
tindakan pengobatan sendiri banyak dilakukan orang karena dengan sendirinya sakit ringan akan sembuh bila tidak diobati. Seperti jika batuk, flu, pening, mulas
dan lain-lain. Tapi dengan pengetahuan dan wawasan medis yang semakin banyak, upaya pengobatan sendiri menjadi pilihan untuk efisiensi Nadesul,
2009.
4.4.7 Hubungan Sikap Responden Dengan Pola Penggunaan Obat Dalam Upaya Pengobatan Sendiri