4.6. Peta 92
BAB V PENUTUP 93
5.1. Kesimpulan 93
5.2. Saran 94
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Elemen
– Elemen Sistem 13
Gambar 3.1 Struktur Tahapan Penelitian
35 Gambar 4.1
Lambang Kabupaten Muna 46
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Muna 51
Gambar 4.3 Diagram Konteks
59 Gambar 4.4
DFD Level 1 pada sistem informasi pariwisata Kabupaten Muna
60 Gambar 4.5
DFD Level 2 Proses 2 61
Gambar 4.6 DFD Level 2 Proses 3
62 Gambar 4.7
DFD Level 2 Proses 4 63
Gambar 4.8 DFD Level 2 Proses 5
64 Gambar 4.9
ERD Sistem Susulan 69
Gambar 4.10 Rancangan Halaman Home 71
Gambar 4.11 Rancangan Halaman Profil 72
Gambar 4.12 Rancangan Halaman Gallery 73
Gambar 4.13 Rancangan Halaman Service 74
Gambar 4.14 Rancangan Halaman Kontak 75
Gambar 4.15 Rancangan Halaman Admin 76
Gambar 4.16 STD Menu Utama User 77
Gambar 4.17 STD Menu Home - video 77
Gambar 4.18 STD Menu Home - Profil 78
Gambar 4.19 STD Menu Home - Services 79
Gambar 4.20 STD Menu Home - Gallery 80
Gambar 4.21 STD Menu Home - Kontak 80
Gambar 4.22 STD Menu Utama Admin 81
Gambar 4.23 STD Menu Admin Agenda 82
Gambar 4.24 STD Menu Admin Album 83
Gambar 4.25 STD Menu Admin Content 84
Gambar 4.26 STD Menu Admin Page 85
Gambar 4.27 STD Menu Admin Image 86
Gambar 4.28 STD Menu Admin Penginapan 87
Gambar 4.29 STD Menu Admin Restoran 88
Gambar 4.30 STD Menu Admin User 89
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Simbol Data Flow Diagram Gane and Sarson 28
Tabel 2.2 Simbol Data Flow Yourdon and De Marco 29
Tabel 2.3 Simbol Entity Relation Diagram 32
Tabel 3.1 Buku dan Brosur – brosur Pariwisata Kabupaten Muna
37 Tabel 3.2 Referensi Skripsi
37 Tabel 3.3 Simbol Kamus Data
43 Tabel 4.1 Perbedaan antara sistem yang sedang berjalan dan
sistem yang diusulkan 56
Tabel 4.2 Data Administrator 64
Tabel 4.3 Data Hotel dan Penginapan 65
Tabel 4.4 Data Rumah Makan 65
Tabel 4.5 Data Wisata Alam 66
Tabel 4.6 Data Seni Tradisional 66
Tabel 4.7 Data Kuliner Tradisional 66
Tabel 4.8 Data Info 70
Tabel 4.9 Data Buku Tamu 70
DAFTAR LAMPIRAN
Surat Keterangan Dosen Pembimbing A-1
Surat Keterangan Penelitian Fakultas A-2
Surat Keterangan Penelitian Instansi A-3
Perancangan Menu B-1
Pengujian Sistem C-1
Wawancara D-1
Source Code E-1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Melalui otonomi daerah, sesuai Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat. Pelaksanaan otonomi daerah bertujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna
penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Maka
dengan adanya kebijakan otonomi daerah yang kini telah berlaku di negara kesatuan Republik Indonesia, telah mengubah berbagai sektor kehidupan
masyarakat Indonesia, terutama perubahan yang cukup mendasar di berbagai
daerah yang ada di seluruh Indonesia.
Penerapan otonomi daerah mendorong tercapainya tujuan pembangunan. Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan adalah untuk
memajukan kesehjateraan seluruh lapisan masyarakat. Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alam, cukup potensial untuk mendatangkan
devisa yang sangat besar jika sumber daya alam tersebut dapat dikelola dengan baik. Pengolahan sektor riil secara efektif dan profesional adalah syarat mutlak
untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkesinambungan yang secara merata dan ramah lingkungan.
1
Sektor pariwisata dan kebudayaan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dan perlu mendapat perhatian yang baik bagi pemerintah daerah untuk
keberlangsungan pembangunan suatu daerah. Adanya perhatian yang baik dari pemerintah daerah terhadap sektor pariwisata dan kebudayaan akan mendorong
perkembangan sektor tersebut. Dampaknya, wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri datang ke Indonesia. Kondisi ini akan memberikan pemasukan devisa
yang cukup besar baik untuk daerah maupun negara. Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu daerah
di Indonesia yang memiliki sektor pariwisata dan kebudayaan yang baik. Berbagai jenis wisata seperti wisata pantai, wisata alam, budaya, agrowisata maupun wisata
sejarah terdapat di daerah tersebut. Akan tetapi dalam penyebaran informasi seputar pariwisata masih bersifat manual, antara lain pemberian brosur, pamflet,
poster, dan buku-buku kepada wisatawan yang berkunjung ke suatu objek wisata. Di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat salah satunya
internet, sudah saatnya pengelolaan informasi manual secara bertahap diganti dengan pengelolaan informasi yang bersifat teknologi. Dunia internet yang
semakin luas jaringannya, sangat mudah digunakan oleh siapa saja dan di mana saja. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya perancangan web yang
bermunculan, karena masyarakat, dalam hal ini pengguna maupun perancang sadar akan pesatnya kemajuan dunia maya yang berbasis web untuk kemudahan
segala transaksi. Media internet khususnya web, merupakan salah satu alat bantu bagi individu maupun suatu komunitas dalam menjalankan kegiatan kerja.
Dalam proses kerja khususnya sebuah lembagainstansi, baik lembaga pemerintah maupun lembaga swasta sangat diperlukan informasi yang benar,
cepat dan akurat. Hal ini dipertegas dengan adanya Instruksi Presiden No 3 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan teknologi komunikasi
dan informasi di pemerintahan yang disebut dengan E-government. Dalam lampiran Inpres E-goverment, dipaparkan enam strategi yang disusun pemerintah
dalam mencapai tujuan strategis E-government http:www.dudung.net
, antara lain:
1. Strategi pertama adalah mengembangkan sistem pelayanan yang andal, terpercaya serta terjangkau masyarakat luas.
2. Strategi kedua adalah menata sistem dan proses kerja pemerintah dan pemerintah daerah otonom secara holistik.
3. Strategi ketiga adalah memanfaatkan teknologi informasi secara optimal. 4. Strategi keempat adalah meningkatkan peran serta dunia usaha dan
mengembangkan industri telekomunikasi dan teknologi informasi. 5. Strategi kelima adalah mengembangkan kapasitas sumber daya manusia,
baik pada pemerintah maupun pemerintah daerah otonom disertai dengan meningkatkan e-literacy masyarakat.
6. Strategi keenam adalah melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapan yang realistik dan terukur.
Mengacu pada permasalahan yang terjadi di Kabupaten Muna serta Instruksi Presiden No 3 tahun 2003, penulis menyimpulkan bahwa perlu sebuah aplikasi
yang bersifat online untuk menyajikan data forum pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara.
Dengan sistem jaringan yang mengglobal maka dapat memberikan kemudahan akses informasi yang lebih akurat, cepat dan mudah. Melalui konsep
perpaduan teknologi dan pengelolaan seni budaya tersebut maka akan menghasilkan kinerja yang baik bagi pengelola wisata budaya dan para staf di
kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara. Selain itu dapat mempermudah penyajian informasi seni kebudayaan kepada
wisatawan ke seluruh dunia, karena sewaktu-waktu dapat dimonitor melalui situs website yang dapat dilihat dimana saja selama masih terhubung dengan internet.
Berdasarkan uraian singkat di atas, penulis memutuskan untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan sistem informasi pariwisata di Kantor Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara, serta memberikan suatu usulan rancangan aplikasi informasi pariwisata yang penulis
susun dalam tugas akhir dengan judul :
”Perancangan Sistem Informasi Pariwisata Berbasis Web Di Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten
Muna”.