Penetapan Kadar Etanol Dalam Minuman Beralkohol

(1)

PENETAPAN KADAR ETANOL DALAM MINUMAN

BERALKOHOL

TUGAS AKHIR

Oleh:

DESI ADRIANI 042410009

PROGRAM DIPLOMA III ANALISA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

MEDAN

2007


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENETAPAN KADAR ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Diploma III Analis Farmasi

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Medan, 08 Juni 2007 Oleh:

DESI ADRIANI 042410009

Disetujui Oleh: Dosen Pembimbing,

Dra. Aswita Hafni Lubis, Msi., Apt. NIP 130 353 238

Disahkan Oleh: Dekan,

Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. NIP 131 283 716


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Wr. Wb

Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan puji dan syukur kepada ALLAH SWT atas segala berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai Gelar Ahli Madya pada program studi D III Analis Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Tugas akhir ini disusun berdasarkan praktek kerja lapangan di Balai Besar POM Medan.

Selama menyusun tugas akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dra. Aswita Hafni Lubis, Msi., Apt, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisyahputra, selaku Dekan Fakultas Farmasi 3. Bapak Drs. Endang Kusnaidi DS., Apt, M. Kes., sebagai Kepala POM

Medan.

4. Bapak Drs. Fajar Siddiq Siregar, Apt., selaku koordinator program Balai Besar POM Medan.

5. Bapak Drs. Jansen Silalahi, M. App., Sc., selaku kordinator program studi diploma III Analis Farmasi

6. Ibu Dra. Siti Asni Lubis selaku kepala bidang pengujian produk Terapetik, Narkotik, Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplimen.


(4)

7. Bapak Drs. Indra Ginting. MM., selaku kepala bidang pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya.

8. Seluruh staf Balai Besar POM Medan yang telah membantu saya selama Praktek Kerja Lapangan (PKL).

9. Bapak dan Ibu Dosen berserta seluruh staf Program Studi Diploma III Analis Farmasi Universitas Sumatera Utara.

10. Temanku satu kelompok PKL (Subhan Ahbar Lubis) dan sahabatku Delly, Iruz, Hani, Bibik dan Andriansyah yang begitu banyak membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

11. Semua rekan-rekan Mahasiswa Analis Farmasi 2004 yang telah memberikan saran dan dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Secara khusus penulis sampaikan terima kasih dan rasa hormat tak terhingga kepada Ayahanda tercinta (Muhammad, S) dan Ibunda tercinta (Ainol Mardhiah) serta adik-adikku tersayang (Rahmi, Rahma, Maini) serta seluruh keluarga yang telah memberi dukungan, do a.

Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak yang membaca karya ilmiah ini demi kesempurnaannya. Akhir kata penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

Wassalamu alaikum Wr.Wb

Medan, Juni 2007 Penulis,


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan ... 1

1.2. Tujuan ... 2

1.3. Manfaat ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mengenal Alkohol... 3

2.1.1... Nama-nama untuk alkohol... 4

2.1.2...Sifat fisika ... 6

2.2. Pembuatan Minuman Beralkohol... 8

2.3. Kandungan Etanol dalam Minuman Beralkohol... 9

2.4. Jenis-jenis Minuman Beralkohol... 10

2.5. Golongan Minuman Beralkohol... 12

2.6. Pengaruh Minuman Beralkohol ... 12

BAB III METODOLOGI 3.1. Alat... 19

3.2. Bahan... 19

3.3. Prosedur Kerja... 20


(6)

2. Cara untuk cairan yang diperkirakan mengandung etanol 30% atau kurang... 20 3. Cara untuk cairan yang diperkirakan mengandung 30% 20 4. Cara untuk cairan yang diperkirakan mengandung 50%

etanol atau kurang ... 21 5. Cara untuk cairan yang diperkirakan mengandung etanol

lebih dari 50% ... 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil ... 24 4.2. Pembahasan... 24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 25 5.2. Saran... 25


(7)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Di berbagai negara, penjualan minuman beralkohol dibatasi ke sejumlah kalangan saja, umumnya orang-orang yang telah melewati batas usia tertentu.

Istilah alkohol berasal dari bahasa Arabal-kuhol, yang bermaksud sesuatu yang tersembunyi yang dipecah-pecahkan sehingga halus yang digunakan sebagai celak. Akhirnya istilah ini memberi maksud bauan yang harum. Ahli kimia Arab dipercayai pertama kali melakukan proses penyulingan untuk menyediakan alkohol. Proses pembuatan minuman beralkohol yang sangat kuat melalui penapaian buah anggur pertama sekali dilakukan secara besar-besaran di Eropah pada sekitar tahun Masehi 1200.

Ramuan utama minuman beralkohol ialah etanol. Etanol ialah sejenis bahan kimia yang berupaya menekankan aktivitas otak, justru mengubah kewibawaan akal fikiran. Penggunaan alkohol secara berterusan untuk jangka masa yang lama boleh menyebabkan kesan toleransi yaitu peminum terpaksa mengambil ramuan yang semakin banyak bagi mendapatkan kesan yang serupa.

Etanol atau yang lebih dikenal luas sebagai alkohol merupakan salah satu contoh dari senyawa non-esensial yang dikonsumsi oleh manusia. Makanan yang kita konsumsi bukanlah sekedar kombinasi zat hidrat arang, lemak, protein,


(8)

vitamin dan mineral saja, tetapi ada ribuan senyawa lain yang terkandung dalam makanan dan masuk ke tubuh kita, meskipun kadarnya sangat rendah. Senyawa-senyawa inilah yang dikenal sebagai Senyawa-senyawa non-esensial.

Pada kasus peminum alkohol, meskipun tubuh dapat mempergunakan sekitar 7 kalori per setiap gram alkohol yang dikonsumsi, tetapi sebenarnya kalori dapat diperoleh dari banyak bahan lain yang lebih berguna. Pada kenyataannya tidak ada satupun proses kimiawi tubuh yang membutuhkan alkohol (Eat for Life,

1992, Woteki & Thomas).

1.2. TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk menentukan kadar etanol yang terdapat didalam minuman beralkohol apakah memenuhi persyaratan atau tidak.

1.3. MANFAAT

Adapun manfaat dari percobaan ini adalah agar masyarakat mengetahui berapa kadar etanol yang terdapat dalam minuman beralkohol dan mengetahui dampak atau efek samping dari minuman beralkohol.


(9)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. MENGENAL ALKOHOL

Alkohol adalah istilah yang dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alkohol dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau group alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia farmasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.

Dalam bidang kimia, alkohol (atau alkohol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan atau atom karbon lainnya.

Gugus fungsional alkohol adalah hidroksil yang terikat pada karbon hibridisasi sp3. Ada tiga jenis utama alkohol primer , skunder , dan tersier .

Nama-nama ini merujuk pada jumlah karbon yang terikat pada karbon C-OH. Etanol dan metanol (gambar di bawah) adalah alkohol primer. Alkohol skunder yang paling sederhana adalah propan-ol, dan alkohol tersier sederhana adalah 2-metilpropan-2-ol.


(10)

2.1.1. Nama-nama untuk alkohol

Ada dua cara menamai alkohol: nama umum dan nama IUPAC. Nama umum biasanya dibentuk dengan mengambil nama gugus skill, lalu menambahkan kata alkohol . Contohnya metil alkohol atau etil alhokol . Nama IUPAC dibentuk dengan mengambil nama rantai alkananya, menghapus a terakhir, dan menambah ol . Contohnya metanol dan etanol .

Etanol adalah campuran etil alhokol dan air tidak kurang dari 94,7 % v/v atau 92,0% dan tidak lebih dari 95,2% v/v atau 92,7% C2H6O.

Pemerian cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap, dan mudah bergerak; bau khas; rasa panas, mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.

Identifikasi alkohol:

a. Campur 5 tetes dalam gelas kimia kecil dengan 1 ml larutan kalium permanganat P dan 5 tetes sulfat encer P, tutup segera dengan kertas saring yang dibasahi dengan larutan segar yang dibuat dengan melarutkan 100 mg natrium nitropusida P dan 500 mg piperazina hidrat P dalam 5 ml air; terjadi warna biru intensif pada kertas saring yang setelah beberapa menit menjadi lebih pucat.

b. Pada 5 ml larutan 0,5 % b/v, tambahkan 1 ml natrium hidroksida 0,1 N kemudian tambahkan perlahan-lahan 2 ml larutan iodium, tercium bau iodoform dan terbentuk endapan kuning.


(11)

Reaksi subtitusi alkohol

Dalam larutan asam, alkohol dapat mengalami reaksi subtitusi

H2SO4

CH3CH2CH2CH2 OH + H Bt CH3CH2CH2CH2 Br + H20

1-butanol Kalor 1-bromobutana (95%)

CH3 CH3

ZnCl2

CH3CH2CH-OH + H Cl CH3CH2CH Cl + H2O

2-butanol 2-klorobutana (66%)

(CH3)3C OH + H Cl (CH3)3C Cl + H2O Sifat fisis alkohol

Titik didih

Karena alkohol dapat membentuk ikatan hydrogen antara molekul-molekulnya, maka titik didih alkohol lebih tinggi dari pada titik didih alkil halide atau eter, yang molekulnya sebanding.

Tabel 1. Perbandingan Titik Didih Beberapa Alkohol dan Kloroalkana Alkohol Titik didih0C Kloroalkana Titik didih0C

CH3OH

CH3CH2OH

CH3CH2CH2OH

HOCH2CH2OH

64,5 78,3 97,2 197

CH3Cl

CH3CH2Cl

CH3CH2CH2Cl

ClCH2CH2Cl

-24 13 46 83,5 Bagaian hidrokarbon suatu alkohol bersifat hidrofob yakni menolak molekul-molekul air. Makin panjang bagian hidrokarbon ini akan makin rendah kelarutan alkohol dalam air. Makin panjang bagian hidrokarbon ini akan makin rendah kelarutan alkohol dalam air. Bila rantai hidrokarbon cukup panjang, sifat hidrofob ini dapat mengalahkan sifat hidrofil (menyukai air) gugus hidroksil.


(12)

Tabel 2. Beberapa Sifat Fisis Alkohol

Nama

IUPAC Nama trivial Rumus didihTitik0C Rapatan g/mLpada 200C dalam HKelarutan 2O Methanol Etanol 1-propanol 2-propanol 1-butanol Metil alkohol Etil alkohol Propil alkohol Isopropil alkohol Butil alkohol

CH3OH

CH3CH2OH

CH3CH2CH2OH

(CH3)2CHOH

CH3(CH2)3OH

64,5 78,3 97,2 82,3 117 0,79 0,79 0,80 0,79 0,81 -8,3 g/100mL

2.1.2. Sifat fisika

Gugus hidroksil mengakibatkan alkohol bersifat polar. Alkohol adalah asam lemah. Dua alkohol paling sederhana adalah metanol dan etanol (nama umumnya metil alkohol dan etil alkohol) yang strukturnya sebagai berikut:

H H H

H C O H H C C O H

H H H

Metanol Etanol

Dalam peristilahan umum, alkohol biasanya adalah etanol atau grain alkohol. Etanol dapat dibuat dari fermentasi buah atau gandum dengan ragi. Etanol sangat umum digunakan, dan telah dibuat oleh manusia selama ribuan tahun. Etanol adalah salah satu obat reakreaksi (obat yang digunakan untuk bersenang-senang) yang paling tua dan paling banyak digunakan di dunia. Dengan meminum alkohol yang cukup banyak, orang bisa mabuk. Semua alkohol bersifat toksik (beracun), tetapi etanol tidak terlalu beracun karena tubuh dapat menguraikannya dengan cepat.


(13)

Alkohol umum

- Isopropil alkohol (2-propil alkohol, propal-2-ol, propanol) H3C-CH(OH)-CH3,

atau alkohol gosok

- Etilena glikol (etana-1,2-diol) HO-CH2-CH2-OH, yang merupakan komponen

utama dalam antifreeze

- Gliserin (atau gliserol, propana-1,2,3-triol) HO-CH2-CH(OH)-CH2-OH yang

terikat dalam minyak dan lemak alami, yaitu trigliserida (triasilgliserol) - Fenol adalah alkohol yang gugus hidroksilnya terikat pada cincin benzena

Alkohol digunakan secara luas dalam industri dan laboratorium sebagai pereaksi, pelarut, dan bahan bakar. Ada lagi alkohol yang digunakan secara bebas, yaitu yang dikenal di masyarakat sebagai spiritus. Awalnya alkohol digunakan secara bebas sebagai bahan bakar. Namun untuk mencegah penyalahgunaannya untuk makanan dan minuman, maka alkohol tersebut didenaturasi.

http://id.wikipedia.org/wiki/Alkohol.

Penggunaan minuman beralkohol sebagai campuran makanan dan minuman cukup luas dan bervariasi dalam berbagai bentuk yang sering tidak disadari keberadaannya oleh konsumen.

Minuman beralkohol tidak hanya menyebabkan mabuk, akan tetapi pada tingkat tertentu dapat menyebabkan kematian. Pada tingkat kandungan 0,05-0,15% etanol dalam darah peminum akan mengalami kehilangan koordinasi, pada tingkat 0,15-0,20% etanol menyebabkan keracunan, pada tingkat 0,30-0,40%


(14)

peminum hilang kesadaran dan pada tingkat yang lebih tinggi lagi yaitu 0,50 % dapat menyebabkan kematian.

2.2. PEMBUATAN MINUMAN BERALKOHOL

Minuman beralkohol dibuat dengan cara fermentasi khamir dari bahan baku yang mengandung pati atau gula tinggi. Bahan baku yang umu dipakai adalah biji-bijian (seperti jagung, beras, gandum, dan barley), umbi-umbian (seperti, kentang dan ubi kayu), buah-buahan (seperti anggur, apel, pear, cherry), tanaman palem (seperti aren, kelapa, siwalan, nipah), gula tebu dan gula beet, serta moless. Khusus bahan baku biji-bijian, sebelum proses fermentasi berlangsung, bahan-bahan tersebut diproses terlebih dahulu dengan cara merendamnya sampai menjadi kecambah, kemudian direbus dan diproses menjadi bubur dan dimasak kembali.

Lamanya proses fermentasi tergantung kepada bahan dan jenis produk yang akan dihasilkan. Proses pemeraman singkat (fermentasai tidak sempurna) yang berlangsung sekitar 1-2 minggu dapat menghasilkan produk dengan kandungan etanol 3-8%. Contohnya adalah produk bir. Sedangkan proses pemeraman yang lebih panjang (fermentasi sempurna) yang dapat mencapai waktu bulanan bahkan tahunan seperti dalam pembuatan anggur dapat menghasilkan produk dengan kandungan etanol sekitar 7-18%.

Kandungan etanol yang dihasilkan dalam fermentasi minuman beralkohol biasanya berkisar sekitar 18% karena pada umumnya khamir tidak dapat hidup


(15)

minuman beralkohol dengan kandungan etanol yang lebih tinggi, dilakukan proses distilasi terhadap produk yang dihasilkan melalui proses fermentasi. Kelompok produk yang dihasilkan dinamakan distilled beverages. Cara produksi yang lain untuk menghasilkan minuman berkadar etanol tinggi adalah dengan cara mencampur produk hasil fermentasi dengan produk hasil distilasi. Contohnya adalah produk port wine dan sherry yang termasuk kelompok fortified wine . Pada produk tertentu, untuk menghasilkan cita rasa yang diinginkan, dapat dilakukan penambahan bahan-bahan tertentu seperti herba, buah-buahan, ataupun bahan flavoring.

2.3. KANDUNGAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL

Kandungan etanol minuman beralkohol dapat dinyatakan dalam % volume per volume (% v/v) % berat per berat (% b/b) atau dinyatakan dalam proof. Nilai proof merupakan rasio 2:1 dibandingkan kandungan etanol dalam % volume. Contohnya, minuman dengan kandungan etanol 40% (v/v) sebanding dengan 80 proof.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 86/Menkes/Per/IV/77 tentang minuman keras, minuman beralkohol dikategorikan sebagai minuman keras dan dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan persentase kandungan etanol volume per volume pada suhu 20 øC. Minuman dengan kadar etanol 1 -5 % dikategorikan sebagai minuman keras golongan A, minuman dengan kadar etanol lebih dari 5 % sampai dengan 20 % tergolong minuman keras golongan B sedangkan minuman dengan kadar etanol golongan C mengandung etanol lebih dari 20 % sampai 55 %.


(16)

2.4. JENIS-JENIS MINUMAN BERALKOHOL

Secara umum anggur dan brandy merupakan minuman beralkohol yang dibuat dari buah anggur, jika tidak disebut jenis buahnya secara spesifik seperti plum anggur (terbuat dari buah pulm) atau cherry brandy (terbuat dari buah ceri). Dari jus apel dapat dibuat minuman cider. Di Amerika dan Kanada, cider atau sweet cider merupakan istilah untuk jus apel yang tidak difermentasi, sedangkan jus apel yang difermentasi disebut hard cider. Di Inggris, istilah cider selalu digunakan untuk minuman beralkohol. Akan tetapi di Australia, istilah cider dapat digunakan baik untuk produk beralkohol ataupun tidak. Hasil distilasi cider dengan proses pembekuan menghasilkan produk yang dinamakan applejack.

Bir secara umum terbuat dari barley. Akan tetapi dapat juga terbuat dari campuran beberapa jenis biji-bijian. Minuman beralkohol yang dibuat dari campuran beberapa jenis biji-bijian dikenal dengan nama whisky. Jenis-jenis whisky seperti scotch, rye, dan bourbon menunjukkan jenis biji-bijian utama yang digunakan dengan tambahan biji-bijian lain (yang paling sering adalah barley dan kadang-kadang oat).

Dua jenis minuman hasil penyulingan yang paling umum adalah vodka dan gin. Vodka dapat merupakan hasil distilasi dari fermentasi berbagai jenis bahan dimana biji-bijian dan kentang merupakan sumber yang paling umum. Karakteristik vodka yang utama adalah dilakukannya proses distilasi secara tuntas sehingga aroma bahan asal sudah tidak tersisa sama sekali. Sedangkan gin merupakan hasil distilat seperti vodka yang diberi flavor dengan cara menambahkan herba ataupun jenis-jenis tumbuhan lain khususnya juniper berries.


(17)

Nama gin sendiri berasal dari nama minuman genever yang berasal dari Belanda yang berarti juniper.

Dengan mengenal jenis-jenis minuman beralkohol seperti diuraikan di atas, diharapkan konsumen muslim menghindarkan diri dari penggunaannya. Ir. Muti Arintawati MSi, auditor LP POM MUI. Kandungan beberapa minuman beralkohol dapat dilihat pada tabel berikut:

Jenis minuman Kandungan Etanol (%) Bir 3-5

Anggur 9 -18 Anggur obat 9 18 Liquor Min. 24 Whisky Min. 30 Brandy Min. 30 Genever Min. 30 Cognac Min. 35 Gin Min. 38 Arak Min. 38 Rum Min. 38 Vodka Min. 40


(18)

2.5. GOLONGAN MINUMAN BERALKOHOL

Pasal 2

(1) Minuman beralkohol dikelompokkan sebagai berikut:

a. Minuman beralkohol golongan A adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol (C2H5OH) 1% (satu perseratus) sampai dengan 5% (lima perseratus);

b. Minuman beralkohol golongan B adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol (C2H5OH) lebih dari 5% (lima perseratus) sampai dengan 20% (dua

puluh perseratus);

c. Minuman beralkohol dengan kadar etanol (C2H5OH) lebih dari 2,5% (dua

setengah perseratus) sampai dengan 55% (lima puluh lima perseratus). (2) Minuman beralkohol dengan kadar etanol ( C2H5OH) lebih dari 2,5% (dua

setengah perseratus) sampai dengan 55% (lima puluh perseratus) adalah kelompok minuman beralkohol yang produksi, peredaran dan penjualannya ditetapkan sebagai barang dalam pengawasan.

2.6. PENGARUH MINUMAN BERALKOHOL

Adapun manfaat alkohol seperti kegunaannya sebagai agen pembunuh kuman, penawar untuk keracunan metanol, atau agen penyejuk bagi melegakan demam panas. Namun begitu, memang tidak dapat disangkal bahwa keburukan daripada kesan meminum alkohol jauh mengatasi kebaikannya.

Alkohol yang dimaksud dalam pembahasan disini ialah etil alkohol atau etanol, suatu senyawa kimia dengan rumus C2H5OH. Minuman beralkohol adalah


(19)

berbagai jenis bahan baku nabati yang mengandung karbohidrat, misalnya : biji-bijian, buah-buahan, nira dan lain-lain; atau yang dibuat dengan cara distilasi hasil fermentasi yang disebutkan diatas; atau yang sengaja ditambahkan alkohol kedalamnya ; termasuk kedalamnya adalah minuman keras klasifikasi A, B dan C. Anggur, obat anggur kolesom, arak obat dan minuman-minuman sejenis yang mengandung alkohol termasuk kedalam minuman beralkohol. Berapapun kadar alkohol pada minuman beralkohol tetap dinamakan minuman beralkohol.

Dampak negatif dari minuman beralkohol lebih besar dari efek positifnya, seperti misalnya : pengaruh buruk terhadap kesehatan jasmani dan rohani, kriminalitas, kenakalan remaja, kamtibmas dan ketahanan nasional. Dampak positif alkohol sebagai obat yang diminum sudah dapat diganti dengan bahan lain. Namun pada obat luar/obat oles masih digunakan.

Pengaruh ketagihan akibat meminum alkohol bukannya bergantung kepada jenis alkohol tetapi jumlah yang diminum pada satu-satu masa. Pada dasarnya terdapat dua pengaruh yang ketara pada penagih alkohol yaitu pengaruh jangka pendek dan jangka panjang.

Kadar alkohol dalam darah (mg/dl) Pengaruh terhadap otak

20

30

50

80

Pergaulan sosial meningkat

Euforia

Koordinasi otot berkurang


(20)

100

300

400

500

penglihatan, dan pendengaran terganggu

Kehilangan koordinasi otot

Mengantuk, muntah

Pembiusan dalam

Sesak pernafasan, mati

Pengaruh jangka pendek yang membabitkan pengambilan lebih kurang satu botol besar menjadikan seseorang itu kurang daya koordinasi seperti tidak boleh berjalan dengan betul dan tidak boleh membuka pintu. Dalam masa yang singkat ini boleh menyebabkan hangover. Hangover lazimnya disebabkan oleh keracunan alkohol, bahan lain dalam alkohol dan tindakbalas ketagih alkohol. Tanda-tanda hangover termasuklah sakit kepala, loya, muntah, diare, gangguan pergerakan usus dan menggeletar selama delapan dan 12 jam kemudian

Pengaruh jangka panjang akan dirasai setelah meminumnya selama beberapa bulan atau tahun. Pengaruh utamanya adalah seperti sakit jantung, hati atau penyakit dalam perut. Apabila situasi ini terjadi mereka akan kurang selera makan, kekurangan vitamin, mudah diserang penyakit, haid tidak lancar. Kematian yang awal adalah lebih kerap pada orang yang terlalu banyak meminum alkohol, terutamanya daripada sakit jantung atau hati, radang paru-paru, kanker, keracunan alkohol yang kuat, kecelakaan, pembunuhan dan bunuh diri.


(21)

Pengaruh pada otak

Pada dasarnya setelah diminum, alkohol akan meresap dari usus kecil ke dalam darah. Alkohol terus dibawa ke jantung kemudian dibawa ke seluruh tubuh. Dari sini ia terus meresap ke dalam otak dan seterusnya ke urat saraf. Otak merupakan salah satu organ penting yang dimiliki oleh manusia karena otaklah yang mengontrol segala kegiatan

Pengaruh pada hati

Pengaruh alkohol yang paling bahaya adalah pengaruh pada hati. Setiap kali seorang peminum mengambil alkohol, hatinya mendapat luka. Sel hati akan mati dan menjadi mengecil. Hal ini akan mengurangi kemampuan hati untuk berfungsi dengan sempurna. Pengecilan yang serius akan menyebabkan hati tidak dapat berfungsi langsung. Keadaan ini disebut sirosis hati dan boleh membawa maut.

Pembengkakan hati (hepatitis) juga bisa disebabkan oleh kelebihan toksik alkohol. Pada mulanya menyebabkan hati mengembang dan lama kelamaan saluran darah akan mengecil. Ini menyebabkan darah tidak dapat mengalir ke hati dengan sempurna dan akhirnya saluran darah akan membengkak lalu pecah. Pada peringkat kritikal pengidap hepatitis akan mengalami muntah darah dan kotoran mereka akan bercampur dengan darah.


(22)

Pengaruh pada saraf

Kerusakan saraf dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit seperti sindrom Wernicke-Korsakoff dan kerusakan sel-sel otak, yang seterusnya membawa kepada komplikasi psikiatri. Peminum mengalami halunisasi pendengaran, amnesia, paranoia, depresi, dan kecenderungan membunuh diri.

Pengaruh pada janin

Peminum alkohol kronik yang sedang hamil menyebabkan kandungannya mempunyai ciri-ciri kecacatan seperti kekurangan berat badan, ukuran kepala yang terlalu kecil berbanding tubuh, keadaan muka yang rata, dan kelemahan sendi-sendi. Selain daripada pengaruh-pengaruh di atas, alkohol juga bertindak dengan berbagai sistem dan organ tubuh. Contohnya, pengaruh terhadap sistem peredaran tubuh menyebabkan darah lebih banyak dialirkan ke kulit. Ini menyebabkan kulit peminum menjadi kemerah-merahan. Peminum alkohol juga didapati lebih cenderung sering membuang air kecil karena etanol dapat meningkatkan hormon penahan kecing.

Alkohol juga menyumbang kalori

Konsumsi minuman alkohol di Negara-negara maju naik dengan pesat ke titik di mana alkohol memberikan suatu sumbangan kalori rata-rata yang berarti, yang pada orang dewasa nonalkoholik mungkin mendekati 12%. Alkohol yang dalam hal adalah etanol memiliki kandungan energi yang tinggi, yaitu menghasilkan kira-kira 7,1 kkal/g pada oksidasi, nilai ini terletak di antara


(23)

senyawa karbohidrat dan lemak. Selain itu, energinya tersedia secara biologis dalam bentuk ATP melalui lintas metabolisme yang diketahui secara baik. Etanol dioksidasi menjadi esatadehida di dalam hati oleh kerja alkohol dehidrogenesa sitosol, yang mengandung NAD+sebagai aseptor.

CH3CH2OH + NAD+ CH3 C H + NADH + H+

O

Etanol Asetaldehid

Asetadehida kemudian dioksidasi menjadi asetat enzim mitokondrion, aldeheda dehidrogenase yang juga berkaitan dengan NAD.

CH3 C H + NAD++ H2O CH3COOH + NADH + H+

O

Kedua NADH yang terbentuk dalam reaksi ini akhirnya menyumbangkan ekivalen yang bersifat nereduksi ke rantai pernafasan mitokondrion. Pengangkutan electron ke oksigen selanjutnya menghasilkan pembentukan 2(3) = 6 molekul ATP dari ADP dan Pi. Asetat yang terbentuk dari etanol kemudian diaktifkan di dalam hati oleh asetil-KoA sintetase berantai untuk membentuk asetil-KoA.

CH3COOH + CoA SH + ATP CH3 C S CoA + AMP + Ppi

Asetil-KoA yang dibentuk tersebut pada akhirnya dioksidasikan melalui siklus asam sitrat. Alkohol sering kali dikatakan sebagai senyawa yang tidak mengandung kalori.


(24)

Farmakologi klinik etanol

Etanol adalah penyebab dari morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas(angka kematian) yang lebih dapat dicegah dari pada semua obat-obat lain yang dikombinasi dengan pengecualian tembakau.

Penyalahgunaan alkohol pada umumnya memberikan hasil yang mengecewakan. Tipe kepribadian, tekanan-tekanan kehidupan yang berat, dan model peran orang tua bukanlah predikator-predikator yang reliabel dari penyalahgunaan alkohol. Sementara faktor-faktor lingkungan secara nyata memegang peranan, bukti menunjukkan bahwa ada peran genetika yang sangat besar dari perkembangan terjadinya alkoholisme.


(25)

BAB III METODOLOGI 3.1. ALAT

- Alat destilasi - Pipet volum - Thermometer - Corong pisah - Batang pengaduk - Gelas ukur - Piknometer - Neraca analitik - Penangas air

3.2. BAHAN-BAHAN

- Sampel - NaCl P - Aquadest - Heksana P


(26)

3.3. PROSEDUR KERJA 1. Penetapan bobot jenis

- Gunakan piknometer bersih, kering dan telah dikalibrasi dengan menetapkan bobot piknometer dan bobot air yang baru didihkan.

- Pada suhu 250C, atur hingga suhu zat uji lebih kurang 200C. - Masukkan ke dalam piknometer.

- Atur suhu piknometer yang telah diisi hingga suhu 250C.

- Buang kelebihan zat uji dan timbang

- Kurang bobot piknometer kosong dari bobot piknometer yang berisi.

2. Cara untuk cairan yang diperkirakan mengandung etanol 30% atau kurang

- Pipet tidak kurang dari 25 ml cairan uji ke dalam alat destilasi yang sesuai, catat suhu pada pemitan.

- Tambahkan air volume sama, destilasi hingga diperoleh destilat lebih kurang 2 ml lebih kecil dari volume cairan yang di pipet.

- Atur suhu destilat hingga sama dengan suhu pada waktu pemipetan.

- Tambahkan air secukupnya hingga volume sama dengan volume cairan uji. - Destilat jernih atau keruh lemah dan hanya mengandung lebih dari sesepora

sisa zat mudah menguap lainnya.

- Tetapkan bobot jenis cairan pada suhu 250C.

3. Cara untuk cairan yang diperkirakan mengandung etanol lebih dari 30%

- Lakukan menurut cara diatas, kecuali gunakan cairan uji yang diencerkan dengan air lebih kurang dua kali volume cairan uji.


(27)

- Kumpulkan distilat hingga lebih kurang 2 ml lebih kecil dari dua kali volume cairan uji yang di pipet.

- Atur suhu sama seperti cairan uji.

- Tambahkan air secukupnya hingga volume cairan uji yang dipipet. - Campur dan tetapkan bobot jenis.

- Kadar C2H5OH dalam volume destilat, sama dengan setengah kadar etanol

dalam cairan uji.

4. Cara untuk cairan yang diperkirakan mengandung 50% etanol atau kurang

- Pipet 25 cairan uji, masukkan kedalam corong pisah, tambahkan air volume sama.

- Jenuhkan campuran dengan NaCl P, tambahkan 25 ml heksana P dan kocok untuk mengekstraksi zat mudah menguap lain yang mengganggu.

- Pisahkan lapisan bawah ke dalam corong pisah kedua. - Ulangi ekstraksi dua kali, tiap kali dengan 25 ml heksana.

- Eksraksi kumpulan larutan heksana tiga kali, tiap kali dengan 10 ml larutan jenuh NaCl P.

- Destilasi kumpulan larutan garam, tampung destilat hingga sejumlah volume mendekati volume cairan uji semula.

5. Cara untuk cairan yang diperkirakan mengandung etanol lebih dari 50%

- Encerkan cairan uji dengan air hingga kadar etanol lebih kurang 25 %.

- Jenuhkan campuran dengan NaCl P, tambahkan 25 ml heksana dan kocok untuk mengekstraksi zat mudah menguap lain yang mengganggu.


(28)

- Ulangi ekstraksi dua kali, tiap kali dengan 25 ml heksana. Ekstraksi kumpulan larutan heksana, tiga kali, tiap kali dengan 10 ml larutan jenuh NaCl P.

- Destilasi kumpulan larutan garam, tampung destilat hingga sejumlah volume mendekati volume cairan uji semula.

Sampel : nama sediaan : minuman beralkohol golongan B Netto : 600 ml.

Komposisi : hasil fermentasi buah pepaya, gula, spirit, gula pasir, aroma.

Peringatan : yang dibawah umur 21 tahun/wanita hamil dilarang minum.

No.registrasi : Depkes RI MD 100202012007 Kode produksi : 06073283

Hasil pengujian : Pemerian :

Bentuk : Cairan.

Warna : Coklat kehitaman. Rasa : Normal

Bau : Khas. Bobot jenis :

Yang ditimbang Bobot Piknometer kosong

Piknometer + zat Piknometer + air

29,0824 38,7792 38,9494

9827 , 0

 

Piknometer Zat Piknometerkosong


(29)

Kadar etanol           9820 , 0 9830 ,

0,9827 0,9820 0 ) 9 , 12 8, 13 ( 8, 13 x        001 , 0,0007 0 9 , 0 8, 13 x

= 13,8 0,7 = 13,1 % Persyaratan :

Golongan A : Kadar etanol 1% - 5% Golongan B : Kadar etanol > 5% - 20% Golongan C : Kadar etanol > 20% - 50% Kesimpulan : Sampel memenuhi syarat.


(30)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. HASIL

Dari hasil penetapan kadar etanol pada minuman beralkohol maka diperoleh kadar sebagai berikut:

Kadar etanol = 13,1 % Persyaratan :

Golongan A : Kadar etanol 1% - 5% Golongan B : Kadar etanol > 5% - 20% Golongan C : Kadar > 20% - 50 %

4.2. PEMBAHASAN

Penentuan kadar etanol dalam minuman beralkohol telah dilakukan pemeriksaan atau pengujian dengan menggunakan alat piknometer. Menurut keputusan presiden tentang pengawasan dan pengendalian minuman beralkohol adalah minuman beralkohol golongan A adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol ( C2H5OH) lebih dari 1% sampai dengan 5%, minuman beralkohol

golongan B adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol ( C2H5OH) lebih dari

5% sampai dengan 20%, minuman beralkohol golongan C adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol ( C2H5OH) lebih dari 20% sampai dengan 50%.

Dari data diperoleh hasil kadar etanol 13,1% berarti kadar minuman beralkohol yang diperoleh termasuk golongan B.


(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

Dari hasil penetapan kadar etanol dalam minuman berakohol dapat disimpulkan bahwa minuman beralkohol pada sampel adalah 13,1% termasuk pada golongan B.

SARAN

Sebaiknya sampel yang di uji lebih banyak dan bervariasi, hendaknya dalam melakukan percobaan pekerjaan lebih teliti sehingga diperoleh hasil yang lebih akurat.


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Farmakope Indonesia 1979, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia Farmakope Indonesia 1995, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

http://www.ristek.go.id

Fessenden & Fessenden, 1982, Kimia Organik , Edisi ketiga, Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Katzung G. Betram, 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik , Edisi 8, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Media elektronik sekretariat Negara tahun 1997.

Permenkes 86/Menkes/per/IV/77, Tentang Minuman Keras.

Permenkes 86/Menkes/per/IV/88, Tentang Bahan Tambahan Makanan. Thenawijaya, M., 19943, Dasar-Dasar Biokimia , jilid 3, Erlangga, Jakarta. Widianarko, B., Pratiwi, A., R., Retnaningsih, Ch., Seri iptek pangan volume 1 :

teknologi, produk, nutrisi dan keamanan pangan , jurusan teknologi pangan-unika soegijapranata, Semarang.

Windholz Martha, 1976, Merek Index An Encyclopedia Of Chemicals & Drugs , Ninith Edition, Merck & Co. Inc, Ranway, USA.


(1)

- Kumpulkan distilat hingga lebih kurang 2 ml lebih kecil dari dua kali volume cairan uji yang di pipet.

- Atur suhu sama seperti cairan uji.

- Tambahkan air secukupnya hingga volume cairan uji yang dipipet. - Campur dan tetapkan bobot jenis.

- Kadar C2H5OH dalam volume destilat, sama dengan setengah kadar etanol dalam cairan uji.

4. Cara untuk cairan yang diperkirakan mengandung 50% etanol atau kurang

- Pipet 25 cairan uji, masukkan kedalam corong pisah, tambahkan air volume sama.

- Jenuhkan campuran dengan NaCl P, tambahkan 25 ml heksana P dan kocok untuk mengekstraksi zat mudah menguap lain yang mengganggu.

- Pisahkan lapisan bawah ke dalam corong pisah kedua. - Ulangi ekstraksi dua kali, tiap kali dengan 25 ml heksana.

- Eksraksi kumpulan larutan heksana tiga kali, tiap kali dengan 10 ml larutan jenuh NaCl P.

- Destilasi kumpulan larutan garam, tampung destilat hingga sejumlah volume mendekati volume cairan uji semula.

5. Cara untuk cairan yang diperkirakan mengandung etanol lebih dari 50%

- Encerkan cairan uji dengan air hingga kadar etanol lebih kurang 25 %.

- Jenuhkan campuran dengan NaCl P, tambahkan 25 ml heksana dan kocok untuk mengekstraksi zat mudah menguap lain yang mengganggu.


(2)

- Ulangi ekstraksi dua kali, tiap kali dengan 25 ml heksana. Ekstraksi kumpulan larutan heksana, tiga kali, tiap kali dengan 10 ml larutan jenuh NaCl P.

- Destilasi kumpulan larutan garam, tampung destilat hingga sejumlah volume mendekati volume cairan uji semula.

Sampel : nama sediaan : minuman beralkohol golongan B

Netto : 600 ml.

Komposisi : hasil fermentasi buah pepaya, gula, spirit, gula pasir, aroma.

Peringatan : yang dibawah umur 21 tahun/wanita hamil dilarang minum.

No.registrasi : Depkes RI MD 100202012007 Kode produksi : 06073283

Hasil pengujian : Pemerian :

Bentuk : Cairan.

Warna : Coklat kehitaman.

Rasa : Normal

Bau : Khas.

Bobot jenis :

Yang ditimbang Bobot Piknometer kosong

Piknometer + zat Piknometer + air

29,0824 38,7792 38,9494 9827 , 0       kosong Piknometer Air

Piknometer Zat Piknometerkosong Piknometer

BJ


(3)

Kadar etanol           9820 , 0 9830 ,

0,9827 0,9820 0 ) 9 , 12 8, 13 ( 8, 13 x        001 , 0,0007 0 9 , 0 8, 13 x = 13,8 0,7 = 13,1 % Persyaratan :

Golongan A : Kadar etanol 1% - 5% Golongan B : Kadar etanol > 5% - 20% Golongan C : Kadar etanol > 20% - 50% Kesimpulan : Sampel memenuhi syarat.


(4)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. HASIL

Dari hasil penetapan kadar etanol pada minuman beralkohol maka diperoleh kadar sebagai berikut:

Kadar etanol = 13,1 % Persyaratan :

Golongan A : Kadar etanol 1% - 5% Golongan B : Kadar etanol > 5% - 20% Golongan C : Kadar > 20% - 50 %

4.2. PEMBAHASAN

Penentuan kadar etanol dalam minuman beralkohol telah dilakukan pemeriksaan atau pengujian dengan menggunakan alat piknometer. Menurut keputusan presiden tentang pengawasan dan pengendalian minuman beralkohol adalah minuman beralkohol golongan A adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol ( C2H5OH) lebih dari 1% sampai dengan 5%, minuman beralkohol golongan B adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol ( C2H5OH) lebih dari 5% sampai dengan 20%, minuman beralkohol golongan C adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol ( C2H5OH) lebih dari 20% sampai dengan 50%. Dari data diperoleh hasil kadar etanol 13,1% berarti kadar minuman beralkohol yang diperoleh termasuk golongan B.


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

Dari hasil penetapan kadar etanol dalam minuman berakohol dapat disimpulkan bahwa minuman beralkohol pada sampel adalah 13,1% termasuk pada golongan B.

SARAN

Sebaiknya sampel yang di uji lebih banyak dan bervariasi, hendaknya dalam melakukan percobaan pekerjaan lebih teliti sehingga diperoleh hasil yang lebih akurat.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Farmakope Indonesia 1979, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia Farmakope Indonesia 1995, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

http://www.ristek.go.id

Fessenden & Fessenden, 1982, Kimia Organik , Edisi ketiga, Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Katzung G. Betram, 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik , Edisi 8, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Media elektronik sekretariat Negara tahun 1997.

Permenkes 86/Menkes/per/IV/77, Tentang Minuman Keras.

Permenkes 86/Menkes/per/IV/88, Tentang Bahan Tambahan Makanan. Thenawijaya, M., 19943, Dasar-Dasar Biokimia , jilid 3, Erlangga, Jakarta. Widianarko, B., Pratiwi, A., R., Retnaningsih, Ch., Seri iptek pangan volume 1 :

teknologi, produk, nutrisi dan keamanan pangan , jurusan teknologi pangan-unika soegijapranata, Semarang.

Windholz Martha, 1976, Merek Index An Encyclopedia Of Chemicals & Drugs , Ninith Edition, Merck & Co. Inc, Ranway, USA.