Pengkreditan Pajak Masukan Mekanisme Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran

f. tanggal pembuatan nota retur, g. tanda tangan pembeli.

D. Pajak Masukan dan Pajak Keluaran

Pajak Masukan Menurut Muljono 2008 : 61 adalah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak yang berkaitan dengan : perolehan BKP, penerimaan JKP, pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean, pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean, dan impor BKP. Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai yang terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan BKP, Penyerahan JKP, atau ekspor BKP. PPN Masukan dan PPN Keluaran dihitung dengan mempergunakan tarif sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 Undang-Undang No. 18 Tahun 2000 dari Dasar Pengenaan Pajak. Dasar Pengenaan Pajak PPN adalah : harga jual, nilai pergantian, nilai impor, atau nilai lain.

1. Pengkreditan Pajak Masukan

Menurut Suandy 2003 : 306 pengkreditan pajak masukan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. pajak masukan dalam suatu masa pajak dikreditkan dengan pajak keluaran untuk masa pajak yang sama, b. dalam hal belum ada pajak keluaran dalam suatu masa pajak, maka pajak masukan tetap dapat dikreditkan, c. apabila dalam suatu masa, PKP selain melakukan penyerahan yang terutang pajak juga melakukan penyerahan yang tidak terutang pajak, Universitas Sumatera Utara sepanjang bagian penyerahan yang terutang pajak dapat diketahui dengan pasti dari pembukuannya, maka jumlah pajak keluaran yang dapat dikreditkan adalah pajak masukan yang berkenaan dengan penyerahan terutang pajak, d. apabila dalam suatu pajak, PKP selain melakukan penyerahan terutang pajak juga melakukan penyerahan yang tidak terutang pajak, sedangkan pajak masukan untuk penyerahan yang terutang pajak tidak dapat diketahui dengan pasti, maka jumlah pajak masukan yang dapat dikreditkan untuk penyerahan yang terutang pajak dihitung dengan menggunakan pedoman yang diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan, e. besarnya pajak masukan yang dapat dikreditkan oleh pengusaha yang dikenakan Pajak Penghasilan dengan menggunakan Norma Perhitungan Penghasilan Neto sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan dapat dihitung dengan menggunakan pedoman pengkreditan Pajak Masukan yang ditatapkan Menteri Keuangan, f. pajak masukan yang dapat dikreditkan tetapi belum dikreditkan dengan pajak keluaran pada masa pajak yang sama, dapat dikreditkan pada masa pajak berikutnya, selambat-lambatntya 3 bulan setelah berakhirnya masa pajak yang bersangkutan sepanjang belum dibebankan sebagai biaya dan belum dilakukan pemeriksaan.

2. Mekanisme Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran

Universitas Sumatera Utara Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai yang harus disetor dilakukan melalui mekanisme kredit. Mekanisme kredit berarti mengkreditkan atau mengurangkan pajak masukan terhadap pajak keluaran. Berikut penjelasannya : 2. Pajak Masukan dalam suatu masa pajak dikreditkan dengan Pajak Keluaran untuk masa pajak yang sama. 3. Apabila dalam suatu masa pajak, Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan, maka selisihnya merupakan Pajak Pertambahan Nilai yang harus dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak. Contoh: Masa Pajak April 2008 Pajak keluaran = Rp. 5.000.000,- Pajak Masukan = Rp. 3.000.000,- - Pajak yang harus disetor = Rp. 2.000.000,- 4. Apabila dalam suatu masa pajak, Pajak Masukan yang dapat dikreditkan lebih besar daripada Pajak Keluaran, maka selisihnya merupakan kelebihan pajak yang dapat dimintakan kembali atau dikompensasikan ke masa pajak berikutnya. Contoh: Masa Pajak April 2008 Pajak keluaran = Rp. 2.000.000,- Pajak Masukan yang dapat dikreditkan = Pajak yang lebih dibayar = Rp. 2.500.000,- Rp. 4.500.000,- - Universitas Sumatera Utara Masa Pajak Mei 2008 Pajak Keluaran = Rp. 3.000.000,- Pajak Masukan yang dapat dikreditkan = Pajak yang harus dibayar = Rp. 1.000.000,- Rp. 2.000.000,- - Pajak yang lebih dibayar dari Masa Pajak Mei 2008 = Rp. 2.500.000,- - Masa Pajak yang lebih dibayar Mei 2008 = Rp. 1.500.000,- 5. Pajak Masukan yang dapat dikreditkan tetapi belum dikreditkan dengan Pajak Keluaran pada masa pajak yang sama, dapat dikreditkan pada masa pajak berikutnya paling lambat 3 tiga bulan setelah berakhirnya Masa Pajak yang bersangkutan sepanjang belum dibebankan sebagai biaya dan belum dilakukan pemeriksaan. Contoh : Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak yang Faktur Pajaknya tertanggal 7 Juli 2008 dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran pada masa Pajak Juli 2008 atau masa pajak berikutnya paling lambat masa Oktober 2008. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam rangka pengkreditan pajak masukan dibatasi sebagai berikut: a. Formal, syarat ini terkait dengan beberapa hal berikut ini: 1 penggunaan, saat pembuatan dan pengisian faktur pajak standar sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang-undangan, 2 belum dilakukan pemeriksaan dan belum dibebankan dalam pembukuan, Universitas Sumatera Utara 3 adanya syarat telah dikukuhkannya seorang pengusaha sebagai pengusaha kena pajak dalam rangka pengkreditan. b. Material, syarat ini terkait dalam beberapa hal berikut ini: 1 pajak masukan atas barang atau jasa yang diperoleh berhubungan langsung dengan kegiatan usaha Pengusaha Kena Pajak produksi, distribusi, manajeman dan pemasaran, 2 pajak masukan atas barang atau jasa yang diperoleh berkaitan dengan penyerahan yang terutang PPN ataupun mendapatkan fasilitas terutang tidak dipungut, 3 syarat lainnya sebagaimana diatur dalam pasal 9 ayat 8 UU PPN.

E. Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai SPT Masa PPN