Pengertian Pajak Pertambahan Nilai Dasar Pengenaan Pajak Menurut Mardiasmo 2002 : 215 untuk menghitung besarnya pajak yang

e. pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah baik pembangunan maupun rutin. Dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2000 tentang pengertian perhitungan dan pelaporan pajak tidak terdapat defenisinya tetapi langsung mengenai perhitungan dan pelaporan terhadap pajak tertentu. Perhitungan pajak merupakan dasar bagi laporan akuntansi yang nantinya akan memberikan informasi yang diperlukan dalam rangka kewajiban penyelenggaraan pembukuan dalam melaksanakan peraturan perpajakan sedangkan pelaporan pajak merupakan kewajiban setiap Wajib Pajak kepada negara yang merupakan dasar untuk memungut pajak yang terutang.

2. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai

Dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai tidak terdapat defenisi mengenai Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah tidak terdapat defenisi mengenai Pajak Pertambahan Nilai, sehingga setiap orang dapat secara bebas memberikan defenisi mengenai pajak tersebut. Pajak Pertambahan Nilai menurut Sukardji 2000 : 22 adalah “pengenaan pajak atas pengeluaran untuk konsumsi baik yang dilakukan perseorangan maupun badan baik baik badan swasta maupun badan pemerintah dalam bentuk belanja barang atau jasa yang dibebankan pada anggaran belanja negara”. .Berdasarkan objek yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai adalah konsumsi barang dan jasa, maka Pajak Pertambahan Nilai secara bebas dapat diartikan pajak yang dikenakan atas pertambahan nilai suatu barang atau jasa. Secara matematis pertambahan nilai Universitas Sumatera Utara atau nilai tambah suatu barang atau jasa dapat dihitung dari nilaiharga penjualan dikurangi nilaiharga pembelian, sehingga salah satu unsur pertambahan nilai atau nilai tambah suatu barang atau jasa adalah laba yang diharapkan.

3. Objek Pajak Pertambahan Nilai

Sesuai dengan Pasal 4, Pasal 16 C, dan 16 D Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai, PPN dikenakan atas:

a. Penyerahan barang kena pajak di dalam daerah pabean yang

dilakukan oleh pengusaha.

b. Impor barang kena pajak.

c. Penyerahan jasa kena pajak yang dilakukan oleh pengusaha.

d. Pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari luar daerah

pabean di dalam daerah pabean.

e. Pemanfaatan jasa kena pajak dari luar daerah pabean di dalam

daerah pabean.

f. Ekspor barang kena pajak oleh pengusaha kena pajak.

g. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam

kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain yang batasan dan tatacaranya diatur dengan keputusan menteri keuangan.

h. Penyerahan aktiva oleh pengusaha kena pajak yang menurut

tujuan semula aktiva tersebut tidak untuk diperjualbelikan, sepanjang pajak pertambahan nilai yang dibayar pada saat perolehannya dapat dikreditkan. 4. Subjek Pajak Pertambahan Nilai a. Pengusaha Kena Pajak PKP. Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan BKP JKP yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang PPN dan PPnBM, tidak termasuk Pengusaha kecil. Pengusaha dikatakan sebagai PKP apabila melakukan penyerahan BKP danatau JKP dengan jumlah peredaran bruto danatau penerimaan bruto melebihi Rp. 600.000.000,- Universitas Sumatera Utara enam ratus juta rupiah dalam satu tahun, termasuk Pengusaha Kena Pajak antara lain: 1 pabrikan atau produsen, 2 importir, 3 pengusaha yang mempunyai hubungan istimewa dengan pabrikan atau importir, 4 agen utama dan penyalur utama pabrikan atau importir, 5 pemegang hak paten atau merek dagang barang kena pajak, 6 pedagang besar distributor, 7 pengusaha yang melakukan hubungan penyerahan barang, 8 pedagang eceran peritel. b. Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Pengusaha kecil adalah pengusaha yang melakukan penyerahan BKP JKP dengan jumlah peredaran bruto danatau penerimaan bruto tidak lebih dari Rp. 600.000.000,- enam ratus juta rupiah dalam satu tahun. Pengusaha kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, selanjutnya wajib melaksanakan kewajiban sebagaimana halnya Pengusaha Kena Pajak. c. Orang pribadi atau badan yang memanfaatkan BKP JKP. d. Orang pribadi atau badan yang melakukan pembangunan rumahnya sendiri dengan persyaratan tertentu. Universitas Sumatera Utara Orang pribadi atau badan yang melakukan pembangunan rumah sendiri harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1 luas bangunan lebih atau sama dengan 200 meter persegi, 2 bangunan diperuntukkan sebagai tempat tinggal atau tempat usaha, 3 bangunan bersifat permanen, 4 tidak dibangun dalam lingkungan real estat, 5 pembangunan dilakukan tidak dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaan. e. Pemungut pajak yang ditunjuk oleh pemerintah. Pemungut pajak yang ditunjuk oleh pemerintah terdiri atas Kantor Perbendaharaan Negara, Bendaharawan Pemerintah Pusat dan Daerah, termasuk Bendaharawan Proyek.

5. Dasar Pengenaan Pajak Menurut Mardiasmo 2002 : 215 untuk menghitung besarnya pajak yang

terutang adalah “ adanya dasar pengenaan pajak DPP”. Pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan Dasar Pengenaan Pajak. Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah Harga Jual atau Penggantian atau Nilai Impor atau Nilai Ekspor atau Nilai Lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang terutang. Selanjutnya yang dimaksud dengan Harga Jual, Penggantian, Nilai Ekspor, dan Nilai Impor adalah: Universitas Sumatera Utara a. harga jual, ialah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan BKPJKP, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut menurut Undang- Undang PPN dan PPnBM dan potongan harga yang dicantum dalam faktur pajak. b. penggantian, ialah nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh pemberi jasa karena penyerahan JKP, tidak termasuk pajak yang dipungut menurut undang-undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam faktur pajak. c. nilai ekspor, ialah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau yang seharusnya diminta oleh eksportir. Nilai Ekspor dapat diketahui dari dokumen ekspor, misalnya harga yang tercantum dalam Pemberitahuan Ekspor Barang PEB. d. nilai impor, ialah berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk ditambah pungutan lainnya yang dikenakan berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pabean untuk Impor Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut menurut Undang-Undang PPN dan PPnBM.

6. Tarif Pajak Pertambahan Nilai