Keasliaan Penulisan Tinjauan Kepustakaan

1. Secara Teoritis Penulisan skripsi ini dapat dijadikan bahan kajian terhadap perkembangan Lembaga Penjamin Simpanan sebagai perlindungan hukum bagi nasabah penyimpan. Sehingga setiap orang yang mempunyai kepentingan terhadap Lembaga Penjamin Simpanan diharapkan semakin mengerti arti penting Lembaga Penjamin Simpanan dalam dunia perbankan nasional terutama perbankan berdasarkan prinsip syariah, serta memperhatikan peraturan yang berhubungan dengan perbankan dan Lembaga Penjamin Simpanan. 2. Secara Praktis Dengan semakin banyaknya permasalahan yang timbul dalam dunia perbankan dewasa ini terutama yang berkaitan dengan perlindungan hukum bagi nasabah penyimpan yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan terutama jika dikaji berdasarkan perbankan dengan prinsip syariah. Pembahasan terhadap permasalahan diharapakan dapat menjadi masukan bagi para nasabah penyimpan untuk mengetahui perlindungan hukum yang menjadi haknya dan juga sebagai bahan kajian bagi para akademisi dalam menambah wawasan di bidang perbankan.

D. Keasliaan Penulisan

Perkembangan Lembaga Penjamin Simpanan sebagai Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Penyimpan dan Kaitannya dengan Bank Syariah yang diangkat Universitas Sumatera Utara penulis sebagai judul skripsi ini, terutama jika dikaitkan dengan Bank Syariah menurut Undang-undang No 21 Tahun 2008 Tentang Bank Syariah belum pernah ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini disusun penulis melalui referensi buku-buku, media cetak dan elektronik serta bantuan dari berbagai pihak.

E. Tinjauan Kepustakaan

Untuk mempermudah memahami skripsi ini maka akan diuraikan terlebih dahulu pengertian masalah yang diteliti sesuai dengan pandangan para ahli dan undang-undang yang mengaturnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perkembangan mempunyai arti perihal berkembang. 2 Perlindungan hukum merupakan suatu upaya mempertahankan dan memelihara kepercayaan masyarakatkonsumen sebagai nasabah, maka sudah seharusnya dunia perbankan memberikan perlindungan hukum. Lembaga perbankan Lembaga penjamin Simpanan menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 pasal 1 angka 24 yang dimaksud dengan Lembaga penjamin Simpanan adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan penjaminan atas simpanan nasabah penyimpan melalui skim asuransi, dana penyangga dan skim lainnya. 2 Kamus Besar Bahasa Indonesia Universitas Sumatera Utara adalah lembaga yang mengandalkan kepercayaan masyarakat. Dengan demikian guna tetap mengekalkan kepercayaan masyarakat terhadap bank, pemerintah harus berusaha melindungi masyarakat dari tindakan lembaga ataupun oknumnya yang tidak bertanggung jawab yang merusak sendi kepercayaan masyarakat. Bila suatu saat terjadi kelunturan kepercayaan masyarakat terhadap bank, maka hal itu merupakan suatu bencana perekonomian negara yang sangat sulit untuk dipulihkan kembali. 3 1. Perlindungan Tidak Langsung Perlidungan hukum terhadap nasabah dapat dilakukan dalam 2 dua cara yaitu: Adalah suatu perlindungan hukum yang diberikan kepada nasabah penyimpan dana terhadap segala resiko kerugian yang ditimbulkan dari suatu kebijaksanaan atau timbul dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank. Hak ini adalah suatu upaya atau tindakan pencegahan yang bersifat internal oleh pihak bank bersangkutan seperti: a. Melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan usahanya serta tetap konsisten dan tunduk terhadap peraturan yang telah ada dan memiliki itikad baik. b. Penetapan batas maksimum pemberian kredit BMPK, hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya kerugian dari nasabah pada bank yang bersangkutan. 3 Muhammad Djumhana. Hukum Perbankan di Indonesia Bandung:PT. Citra Aditya Bakti, 2000. hal.167 Universitas Sumatera Utara c. Kewajiban mengumumkan neraca dan perhitungan laba-rugi yang bertujuan memberikan informasi kepada masyarakat untuk mengetahui tingkat kesehatan bank tersebut d. Melakukan merger, konsolidasi, dan akuisisi bank untuk meningkatkan efisiensi dan mempertinggi daya saing. 2. Perlindungan Langsung Adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada nasabah penyimpan secara langsung terhadap kemungkinan timbulnya resiko kerugian dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank. Perlindungan secara langsung seperti: a. Hak preferen nasabah penyimpan dana, dimana hak preferen adalah hak yang diberikan kepada kreditur untuk didahulukan dari kreditur-kreditur lain. Berkaitan dengan hak preferen dari nasabah penyimpan, dalam hal bank mengalami kegagalan atau kesulitan maka berdasarkan keputusan Kepres No. 26 Tahun 1998, dana masyarakat yang disimpan di bank tersebut dijamin oleh pemerintah melalui lembaga penjamin simpanan. b. Lembaga asuransi deposito, misi dari lembaga asuransi deposito adalah memelihara stabilitas dari system keuangan negara dengan cara mengasuransikan para deposan bank dan mengurangi gangguan-gangguan tehadap perkonomian nasional yang disebabkan kegagalan-kegagalan yang disebabkan oleh bank. 4 4 Bali Post 25 Januari 2010, Melindungi Nasabah dari Kebagkrutan Bank Universitas Sumatera Utara Menurut system perbankan di Indonesia, perlindungan terhadap nasabah penyimpan, dapat dilakukan melalui 2 dua cara, yakni: 5 1. Perlindungan secara Implisit Implicit Deposit Protection, yaitu perlindungan yang diperoleh melalui: a. Peraturan-peraturan dibidang perbankan Undang-undang No 7 Tahun 1992 dan Undang-undang No 10 Tahun 1998; b. Perlindungan yang dihasilkan oleh pengawasan dan pembinaan yang efektif yang dilakukan oleh bank Indonesia; c. Upaya menjaga kelangsungan usaha bank sebagai suatu lembaga pada khususnya dan perlindungan pada system perbankan pada umunya; d. Memelihara tingkat kesehatan bank; e. Melakukan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian; f. Cara pemberian kredit yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah; g. Menyediakan informasi resiko pada nasabah. 2. Perlindungan secara eksplisit Explicit Deposit Protection, yaitu perlindungan diperoleh melalui pembentukan lembaga yang menjamin simpanan masyarakat. Pengertian perlindungan secara implicit adalah, perlindungan yang dihasilkan oleh pengawasan dan pembinaan bank yang efektif yang dapat menghindari terjadinya kebangkrutan bank yang diawasi. Sedangkan yang dimaksud perlindungan 5 Hermansyah, Makalah Tinajaun Yuridis Nasabah Penyimpanan Dana Terhadap Bank Yang Dilikuidasi, httpwww.google.co.id-USU digital library. hal. 4-5, diakses tanggal 17 Februari 2010. Universitas Sumatera Utara secara eksplisit adalah perlindungan melalui pembentukan suatu lembaga yang menjamin simpanan masyarakat, sehinga apabila bank mengalami kegagalan, lembaga tersebut dapat menggantikan dana masyarakat yang disimpan pada bank yang gagal tersebut. 6 Undang-undang No 7 Tahun 1992 yang kemudian diubah menjadi Undang- undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, hanya mengatur perlindungan pada nasabah secara implisit. Dalam undang-undang tersebut pada dasarnya perlindungan pada nasabah tidak dapat dipisahkan terhadap upaya menjaga kelangsungan bank sebagai suatu lembaga pada khususnya dan perlindungan pada sistem perbankan pada umumnya. Namun Undang-undang Perbankan N0 10 Tahun 1998 pada Pasal 37B mengamanatkan dibentuknya sebuah Lembaga Penjamin Simpanan dana nasabah penyimpan pada bank dan hal ini telah terlaksana dengan dikeluarkannya Undang- undang No 24 Tahun 2004 jo Undang-undang No 7 Tahun 2009 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan yang akan menjamin dana nasabha bank jika bank tersebut dilikuidasi. 7 Perlindungan secara implisit implicit depocit protection Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yaitu pada pasal 29 ayat 3, 4 menjadi benteng perlindungan nasabah, dimana di dalam ayat 3 disebutkan bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan 6 Ibid hal. 6 7 Ibid hal. 7 Universitas Sumatera Utara dananya kepada bank. Kemudian di ayat 4 disebutkan, untuk kepentingan nasabah, bank wajib menyediakan informasi mengenai kemungkinan timbulnya resiko kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui bank. Ketentuan dalam Undang-undang Perbankan tersebut menjadi pilar perlindungan hukum bagi nasabah, dimana pihak bank diharuskan menerapkan prinsip kehati-hatian didalam melaksanakan kegiatan usaha perbankan. Dan berdasarkan ketentuan pasal 37B Undang-undang Perbankan tersebut, maka telah dibentuk lembaga penjamin simpanan sesuai dengan Undang-undang No 24 Tahun 2004 sebagaimana yang telah direvisi dengan Undang-undang No 7 Tahun 2009 yang memuat aturan hukum perlindungan nasabah bank. Dalam suatu kamus Webster, Noah, 1972: 146, kata bank diartikan sebagai: 8 1. Menerima deposito uang, custody, menerbitkan uang, memberikan pinjaman dan diskonto, memudahkan fund-fund tertentu dengan cek, notes dan lain-lain dan juga memperoleh keuntungan dengan meminjamkan uangnya dengan memungut bunga 2. Perusahaan yang melaksanakan bisnis bank tersebut 3. Gedung atau kantor tempat dilakukannya transaksi bank atau tempat beroperasinya perusahaan perbankan. 8 Thomas Suyatno, Kelembagaan Perbankan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1996, hal. 31. Universitas Sumatera Utara Dalam hukum positif di Indonesia, pengertian bank terdapat dalam Pasal 1 angka 2 Undang-undang Perbankan yang secara tegas menyebutkan bahwa: “ bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak” Bank adalah suatu lembaga keuangan yang eksistensinya tegantung mutlak pada kepercayaan mutlak para nasabahnya yang mempercayakan dana dan jasa-jasa lain yang dilakukan mereka melalui bank pada khusunya dan dari masyarakat luas pada umumnya. 9 Jenis bank menurut cara menentukan harga terbagi atas dua kelompok, yaitu bank berdasarkan prinsip konvensional dan bank berdasarkan prinsip syariah. Bank Konvensional adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional dan berdasarkan jenisnya terdiri atas Bank Umum Konvensional dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. 10 9 Zulkarnaen Sitompul, Perlindungan Dana Nasabah Bank, Suatu Gagasan Tentang Pendirian Lembaga Penjamin Simpanan di Indonesia. Cet. 1. Jakarta: Program Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2002, hal. 44. 10 Johannes Ibrahim, Bank sebagai Lembaga Intermediasi dalam Hukum POsitif, Bandung. CV Utomo. 2004 hal. Universitas Sumatera Utara Yang dimaksud dengan Bank Syariah adalah: 11 1. Adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam 2. Adalah bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadist Bank yang beroperasi sesuai prinsip-prinsip syariah Islam adalah bank yang dalam beroperasinya itu mengikuti ketentuan syariah Islam khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam. Dalam tata cara bermuamalat itu dijauhi praktek-praktek yang dikhawatirkan mengandung unsur-unsur riba untuk diisi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan. 12 Dan yang dimaksud dengan bank yang tata cara operasinya mengacu kepada Al-Qur’an dan hadist adalah bank yang tata cara beroperasinya itu mengikuti suruhan dan larangan yang tercantum dalam Al-Qur’an dan hadist. Sesuai dengan suruhan dan larangan itu maka yang dijauhi adalah praktek-praktek yang mengandung unsur riba sedang yang diikuti adalah praktek-praktek usaha yang dilakukan dijaman Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya tetapi tidak dilarang oleh beliau 13 11 H.Karnaen Perwataatmadja, Antonio Syafi’I, Apa dan Bagaimana Bank Islam.Jakarta: Dana Bakti WaKaf, 1992 hal.1. 12 Ibid.hal.2. 13 Ibid. hal. 3 . Universitas Sumatera Utara Nasabah adalah pihak yang mengunakan jasa bank. Penghimpunan dana dan pemberian kredit merupakan pelayanan jasa perbankan yang utama dari semua kegiatan lembaga keuangan bank. Bank umum maupun Bank Perkreditan Rakyat, keduanya melakukan kegiatan penghimpunan dana. 14 1. Giro Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 pasal 1 angka 17 nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan. Dana nasabah bank adalah segala bentuk simpanan nasabah bank yang dipercakan kepada bank berdasarkan sistem perjanjian. Dana dapat berupa simpanan giro, deposito berjangka, sertifikat deposito,tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dimaksudkan untuk menampung kemungkinan adanya bentuk penghimpunan dana dari masyarakat oleh Bank Perkreditan Rakyat yang serupa dengan deposito berjangka dan tabungan tetapi bukan giro atau simpanan lain yang dapat ditari dengan cek. Adapun yang dimaksud dengan: Dalam pasal 1 angka 6 Undang-undang Perbankan disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan 14 Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000. hal.291. Universitas Sumatera Utara menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuuan. Dengan demikian, giro adalah dana yang dipercayakan masyarakat kepada bank dengan ciri-ciri sebagai berikut: a. Sebagai alat pembayaran giral b. Penarikannya dapat dilakukan setiap saat sesuai dengan kebutuhan sepanjang dananya tersedia c. Penarikannya mempergunakan surat, warkat, atau sarana perintah pembayaran lainnya baik yang bersifat tuanai ataupun dengan cara pemindahbukuan belaka. 15 2. Simpanan Deposito Time Deposito Adalah simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu menurut perjanjian antara penyimpan deposan dengan bank yang bersangkutan. 16 a. Surat yang diterbitkan oleh bank atas nama, sehingga tidak dapat diperjualbelikan Defenisi deposito berjangka seperti yang telah diuraikan diatas, jadi bila waktu yang ditentukan habis deposan dapat menarik depositonya atau memperpanjang dengan suatu periode yang dibutuhkan. Deposito berjangka adalah dana yang dipercayakan masyarakat kepada bank dengan ciri-ciri sebagai berikut: 15 Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001 hal.222. 16 Muhammad Djumhana, Op. Cit. 176. Universitas Sumatera Utara b. Jangka waktu penarikannya telah ditentukan terlebih dahulu sesuai yang diperjanjikan c. Bunga dibayar setiap bulan pada hari bayarannya atau sekaligus pada saat jatuh tempo d. Dapat dijadikan jaminan kredit e. Penyerahan hak cukup dengan cessie. 17 Sumber dana deposito bejangka ini dapat digolongkna sebagai dana yang mahal dibanding sumber lain, karena menguntungkan bagi bank dimana penyediaan likuidasi untuk kebutuhan penarikan dana dapat diprediksi secara akurat dan masyarakat senang dimana bunga yang ditawarkan relatif tinggi. 3. Sertifikat Deposito Dalam pasal 1 angka 8 Unang-undang No 10 Tahun 1998 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Sertifikat Deposito adalah simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimanannya dapat dipindahtangankan. 18 17 Rachmadi Usman, Loc, Cit. hal.229. Dapat dipindahtangankan berarti dapat diperdagangkan karena berbentuk atas tunjuk, hal ini berbeda dengan deposito berjangka yang tidak dapat dipindahtangankan karena diterbitkan atas nama sehingga pengalihannyapun susah. Oleh karena itu, adapun yang menjadi kelebihan sertifikat deposito dibanding dengan deposito berjangka adalah bunga atau imbalan Universitas Sumatera Utara simpanannya dibayar di muka oleh bank penerbit dan dapat diperdagangkan. Ciri- ciri Sertifikat Deposito adalah: a. Surat berharga yang diterbitkan atas tunjuk pembawanya sehingga dapat diperjual belikan b. Merupakan instrument pasar uang c. Bunga dapat dibayar dimuka diskonto atau dapat pula dibayarkan dibelakang pada saat jatuh tempo d. Jangka waktu dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan e. Dapat dijadikan jaminan kredit bank f. Jangka waktu minimal 30 hari dan maksimal 24 bulan g. Nilai nominal minimal 1.000.000,- Bentuk simpanan dana Sertifikat Deposito ini tidak sepopuler deposito berjangka dan tabungan dalam masyarakat perbankan, hal ini disebabkan bank-bank pada umumnya mendapat ijin terlebih dahulu dari Bank Indonesia mengenai kesehatan bank. 4. Simpanan Tabungan Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu. 19 19 Muhammad Djumhana, Op. Cit. 179. Universitas Sumatera Utara Nasabah akan menerima buku tabungan sebagai bukti telah menyimpan dananya dalam bentuk tabungan. Ciri-cirinya adalah: a. Simpana pihak ketiga b. Penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati c. Penarikannya hanya dapat dilakukan dengan mendatangi kantor bank atau alat yang dipersediakan untuk keperluan tersebut d. Penarikannya tidak dapat dilakukan dengan cek, bilyet giro dan surat perintah pembayaran lainnya yang sejenis e. Penarikannya tidak boleh melebihi jumlah tertentu, sehinga menyebabkan saldo tabungan lebih kecil daripada saldo minimal, kecuali penabung tidak akan melanjutkan tabungannya f. Penyetoran dan pengambilan tabungan dilakukan oleh penabung dengan cara mengisi slip penyetoran dan pengambilan tabungan, dimana isi dan bentuknya ditentukan oleh bank yang bersangkutan g. Penabung diberi bunga sebagai imbalannya yang diperhitungkan setiap akhir bulantahun berikutnya h. Penyetorannya dapat dilakukan secara tunai maupun melalui cara-cara lainnya. 20 20 M. Bahsan, Giro dan Bilyet Giro Perbankan Indonesia Edisi I, Jakarta: Penerbit PT. RajaGrafindo Persada. hal.17. Universitas Sumatera Utara Lembaga Penjamin Simpanan atau yang disingkat dengan LPS menurut ketentuan Undang-undang No 10 Tahun 1998 pasal 1 angka 24 adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan penjaminan atas simpanan nasabah penyimpan, melalui skim asuransi, dana penyangga atau skim lainnya. Dengan demikian defenisi LPS ini mengacu pada ketentuan pasal 37B Undang-undang No 10 Tahun 1998 yang menyatakan bahwa setiap bank wajib menjamin dana yang bersangkutan dan untuk menjamin dana tersebut perlu dibentuk Lembaga Penjamin Simpanan LPS.

F. Metode Penulisan