BAB III DINAMIKA LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN SEBAGAI
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH PENYIMPAN
A. Sejarah Lembaga Penjamin Simpanan
Beberapa peristiwa pada penghujung tahun 1997 di antaranya likuidasi 16 bank yang diikuti dengan krisis moneter dan perbankan pada tahun 1998 telah
mengakibatkan tingkat kepercayaan masyarakat pada sistem perbankan di Indonesia menurun, sehingga terjadi penarikan dana masyarakat dari sistem perbankan bank
runs dalam jumlah yang sangat signifikan. Untuk meningkatkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional sekaligus guna menghambat
melemahnya nilai tukar rupiah, Pemerintah memberikan jaminan atas seluruh kewajiban pembayaran bank, termasuk simpanan masyarakat Blanket Guarantee.
Pemberian jaminan tersebut ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum dan Keputusan
Presiden Nomor 193 Tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Perkreditan Rakyat.
47
Dalam pelaksanaannya, blanket guarantee memang dapat menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan, namun ruanglingkup
47
Bank Negara Indonesia, “Tentang Lembaga Penjamin Simpanan”, online, http :www.bni.co.idLPS.htm., diakses 17 Januari 2010.
Universitas Sumatera Utara
penjaminan yang terlalu luas ini membebani anggaran negara serta menimbulkan timbulnya moral hazard baik dari sisi pengelola bank maupun masyarakat. Pengelola
bank tidak terdorong untuk melakukan usaha bank secara prudent, sementara nasabah bank tidak memperhatikan atau mementingkan kondisi kesehatan bank dalam
bertransaksi dengan bank. Selain itu penerapan penjaminan secara luas ini yang hanya berdasarkan Keputusan Presiden kurang dapat memberikan kekuatan hukum,
sehingga menimbulkan permasalahan dalam pelaksanaan penjaminan.
48
Sejak 1998 hingga Februari 2004 program penjaminan Pemerintah dilaksanakan oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN. Badan ini
menangani pelaksanaan penjaminan Pemerintah terhadap kewajiban pembayaran 52 bank yang dibekukan operasi atau kegiatan usahanya sejak 1998.
49
Pada saat BPPN berakhir tugasnya pada 27 Februari 2004, pelaksanaan program penjaminan Pemerintah dialihkan ke Menteri Keuangan berdasarkan
Keputusan Presiden nomor 17 Tahun 2004. Program penjaminan yang belum diselesaikan oleh BPPN selanjutnya dilaksanakan oleh Menteri Keuangan. Untuk
melaksanakan program penjaminan Pemerintah ini, Menteri Keuangan diberi wewenang untuk membentuk unit pelaksana penjaminan Pemerintah dalam
lingkungan Departemen Keuangan. Berdasarkan hal tersebut, pada tanggal 27
48
Penjelasan Undang-undang tentang Lembaga Penjamin Simpanan No 24 Tahun 2004
49
Bank Negara Indonesia. Log. Cit
Universitas Sumatera Utara
Pebruari 2004 Menteri Keuangan membentuk Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah UP3.
50
Dalam pelaksanaannya, penjaminan yang sangat luas tersebut memang terbukti dapat menghentikan arus penarikan dana masyarakat dari sistem perbankan
dan secara perlahan menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan. Namun demikian, luasnya ruang lingkup penjaminan tersebut
telah membebani anggaran negara dan dapat menyebabkan timbulnya moral hazard baik dari pengelola bank maupun dari masyarakat. Pengelola bank menjadi kurang
hati-hati dalam mengelola dana masyarakat, sementara nasabah tidak peduli untuk mengetahui kondisi keuangan bank karena simpanannya dijamin secara penuh oleh
pemerintah. Dengan demikian program penjaminan atas seluruh kewajiban bank kurang mendorong terciptanya disiplin pasar. Selain itu, penerapan penjaminan secara
luas ini yang berdasarkan kepada Keputusan Presiden kurang dapat memberikan kekuatan hukum sehingga menimbulkan permasalahan dalam pelaksanaan
penjaminan. Oleh karena itu diperlukan dasar hukum yang lebih kuat dalam bentuk Undang-Undang.
51
Untuk mengatasi hal tersebut dan agar tetap menciptakan rasa aman bagi nasabh penyimpan serta menjaga stabilitas sistem perbankan, program yang sangat
50
Ibid. hal. 4
51
Ibid. hal. 5
Universitas Sumatera Utara
luas ingkupnya tersebut perlu digantikan dengan sistem penjaminan yang terbatas. Di keluarkannya Undang-undang No 10 Tahun 1998 mengamanatkan pembentukan
suatu Lembaga Penjamin Simpanan. Berdasarkan undang-undang tersebut, maka Lembaga Penjamin Simpanan sebagai lembaga independen yang berfungsi menjamin
simpanan nasabah penyimpan dan turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya dibentuk. Undang-undang ini berlaku
efektif sejak tanggal 22 September 2005, dan sejak tanggal tersebut LPS resmi beroperasi.
52
a. Pemerintah sedang berusaha menurunkan beban APBN-nya sehingga dana
deposito yang selama ini dijamin pemerintah akan dialihkan ke industri asuransi nasional
Pembentukan Lembaga Penjamin Simpanan ini melihat dari sisi asuransi dan perbankan. Dilihat dari sisi asuransi bahwa;
b. Apabila jaminan pemerintah dihapus maka nasabah akan berusaha mencari
fasilitas bagi keamanan dana depositonya. Sedang dilihat dari sisi perbankan bahwa;
1 Kepercayaan masyarakat pada perbankan saat ini sedang menurun sehingga
pendirian lembaga ini bisa meningkatkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap perbankan Indonesia
52
Penjelasan Undang-undang tentang Lembaga Penjamin Simpanan No 24 Tahun 2004
Universitas Sumatera Utara
2 Bisa menurunkan resiko likuidasi yang mungkin akan dialami oleh
perbankan.
53
Dasar hukum yang dijadikan landasan hukum bagi pendirian asuransi deposito adalah:
54
a. Undang-undang No 13 Tahun 1986 tentang Bank Sentral, dalam pasal 29 ayat 1
diterangkan bahwa Bank Sentral memajukan perkembangan yang sehat dari urusan kredit dan perbankan. Dalam pasal 30 diterangkan bahwa dimungkinkan
diadakannya suatu asuransi deposito dengan tujuan pembinaan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 34 Tahun 1973 tentang Jaminan
Simpanan uang pada bank. Pemerintah mewajibkan semua bank kecuali bank- bank asing untuk menjaminkan simpanan uang pihak ketiga
c. Peraturan Pemrintah Republik Indonesia No 68 Tahun 1996 tentang Ketentuan
dan Tata Cara Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran dan Likuidasi Bank. Di dalam Pasal 23 diterangkan bahwa pembayaran-pembayaran kewajiban-kewajiban bank
yang terlikuiasi biasa dialakukan dengan mendirikan usaha lembaga yang berfungsi melindungi kepentingan nasabah penyimpan danadebitur
53
Noeroso L. wahyudi, Analisa Peluang dan Kenda3a Pendirian asuransi Deposito di Indonesia”,
online, httpwww.fiskal.depkeu.go.idbapekkikajian.htm. diakses 17 February 2010
54
Ibid. hal. 3
Universitas Sumatera Utara
d. Undang-undang No 10 tahun 1998 tantang perbankan yang merupakan perubahan
dari Undang-undang No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Masalah asuransi deposito diterangkan dalam undang-undang ini dengan sebutan Lembaga
Penjamin Simpanan LPS. Di dalam pasal 1 angka 24 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan lembaga penjamin simpanan adalah badan hukum yang
menyelenggarakan kegiatan penjaminan atas simpanan nasabah penyimpan, melalui skim asuransi, dana penyangga atau skim lainnya. Defenisi LPS ini
mengacu pada pasal 37B UU No. 10 Tahun 1998 yang menyatakan bahwa setiap bank wajib menjamin dana masyarakat yang disimpan pada bank yang
bersangkutan dan untuk menjamin simpanan tersebut maka perlu dibentuk Lembaga Penjamin Simpanan LPS. Dari pengertian LPS di pasal 1 angka 24
tersebut jelaslah bahwa usaha asuransi berhak untuk mengeluarkan produk asuransi deposito yang merupakan salah satu produk dari asuransi kerugian.
B. Hubungan Hukum Antara Bank, Nasabah, Dan Lembaga Penjamin Simpanan