Terapi Non-medis Bedah Trileptal oxcarbazepin

minimal. 15,19,20 Pasien mempunyai riwayat nyeri antara 6 bulan hingga 5 tahun dan memiliki rating nyeri ≥ 50 unit pada pengukuran dengan Visual Analogue Scale VAS. Oxcarbazepin digunakan dengan dosis 300 mghari dan ditingkatkan hingga dosis maksimum 1800 mghari. 20 Efek samping oxcarbazepin adalah pusing, lelah, sakit kepala, mual, muntah, diare, konstipasi, mulut kering, dan hiponatrium 2,7 pasien. 19 Dari total 146 pasien, sebanyak 69 menerima oxcarbazepin, dan 77 mendapat plasebo. Pengurangan nyeri terbesar berdasarkan skala VAS pada kelompok oxcarbazepin sebesar 50 di akhir pengobatan. Perbandingan pengurangan nyeri antara kelompok oxcarbazepin dan placebo adalah 35.2 berbanding 18.4. Berdasarkan Global assessment of therapeutic effect, perbaikan pada kelompok oxcarbazepin dibandingkan plasebo adalah 48 berbanding 22. Pasien oxcarbazepin hanya sedikit mengalami nyeri jika dibandingkan pasien penerima plasebo. 20

2. Terapi Non-medis Bedah

Pilihan terapi non-medis bedah dipertimbangkan bilamana kombinasi lebih dari dua obat belum membawa hasil seperti yang diharapkan, mereka yang tidak dapat mentoleransi efek samping dari terapi medis atau ternyata terapi medis tidak efektif. 15 Radiofrequency rhizotomy Hingga kini masih populer karena relatif aman dan murah. Sayang, cara ini mempunyai kemungkinan kekambuhan sebesar 25. Efek samping lain yang kurang baik adalah terjadinya anestesi kornea, rasa kesemutan, dan kelemahan rahang yang kadang-kadang bisa mengganggu. Bahkan, ada pasien yang merasa menyesal karena rasa kesemutan yang terus-menerus ini lebih tidak nyaman daripada nyeri yang masih ada masa bebasnya. 21 Percutaneous retrogasserian rhizolisis dengan gliserol Cara ini adalah cara yang dianjurkan oleh Jho dan Lunsforf 1997. Konon, hasilnya sangat baik dengan gangguan minimal pada kepekaan muka. Hipotesis yang dikemukakan adalah bahwa gliserol adalah neurotoksik dan bekerja pada serabut saraf yang sudah mengalami demielinisasi, menghilangkan compound action potential pada serabut Trigeminal yang terkait dengan rasa nyeri. Cara ini cepat dan pasien bisa cepat dipulangkan. Kerugiannya adalah masih tetap bisa terjadi gangguan sensorik yang mungkin mengganggu atau kambuh lagi. 21 Microvascular Decompression Dasar dari prosedur ini adalah anggapan bahwa adanya penekanan vaskular merupakan penyebab semua keluhan ini. Neuralgia adalah suatu compressive cranial mononeuropathy . Para penganut cara pengobatan ini mengganggap bahwa penyembuhan yang terjadi adalah yang paling sempurna dan permanen. Kerugian cara ini bahwa bagaimanapun juga ini suatu kraniotomi dan pasien perlu tinggal sekitar 4-10 hari di rumah sakit, dilanjutkan dengan masa rekonvalesensi yang juga perlu 1-2 minggu. Pertimbangan lain adalah bahwa walaupun jarang, mikrovaskular dekompression bisa menyebabkan kematian atau kesulitan lain seperti stroke, kelemahan nervus fasialis, dan tuli. Di tangan ahli bedah yang berpengalaman, komplikasi ini tentunya sangat kecil. Pada operasi yang berhasil, pengurangan atau bahkan hilangnya nyeri sudah dapat dirasakan setelah 5-7 hari paska bedah. Dr. Fred Barker dan timnya melaporkan dalam suatu pertemuan ilmiah tentang pengalamannya dengan mikrovaskular dekompression pada 1430 pasien yang dilakukan di Universitas Pittsburgh. Sebagian besar dari pasien tersebut mendapatkan pengurangan nyeri secara lengkap atau bermakna. Dua tahun setelah operasi, insidens kekambuhan 1 per tahunnya. Kekambuhan ini secara umum dikarenakan adanya pembuluh darah baru yang muncul pada nervus trigeminus. 21 Stereotactic radiosurgery dengan gamma knife Merupakan perkembangan yang masih relatif baru. Gamma Knife merupakan alat yang menggunakan stereotactic radiosurgery. Tekniknya dengan cara memfokuskan sinar Gamma sehingga berlaku seperti prosedur bedah, namun tanpa membuka kranium. Gamma Knife pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Lars Leksell dari Stockholm, Swedia pada 1950. Cara ini hanya memerlukan anestesi lokal dan hasilnya konon cukup baik. Sekitar 80-90 dari pasien dapat mengharapkan kesembuhan setelah 3-6 bulan setelah terapi. Cara kerja terapi adalah lewat desentisisasi pada saraf Trigeminal setelah radiasi yang ditujukan pada saraf ini dengan bantuan komputer. Seorang ahli bedah saraf dari Seattle Dr. Ronald Young mengatakan bahwa dengan Gamma Knife hasilnya sangat memuaskan juga dengan komplikasi yang minimal. Meglio dan Cioni melaporkan cara dekompresi baru dengan menggunakan suatu balon kecil yang dimasukkan secara perkutan lewat foramen oval. Balon diisi sekitar 1 ml sehingga menekan ganglion selama 1 hingga 10 menit. Konon cara ini membawa hasil pada sekitar 90 dari kasus. Belum ada laporan mengenai berapa banyak yang mengalami residif. 21

3. Akupuntur