Latar Belakang PROSES PENGGUNAAN WEBSITE PEMERINTAH DALAM MENJALANKAN AKTIVITAS PUBLIC RELATION UNTUK PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH (Studi Pada Website dalam program “ Aksi Sapta Pesona Wisata 2013” Kabupaten Malang)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aktivitas Public Relation atau yang juga di kenal dengan sebutan humas, pada saat ini tidak hanya berkutat pada praktik-praktik yang bersifat konvensional, akan tetapi dengan adanya perubahan zaman ,membuat aktivitas PR dituntut harus bisa menyesuaikan diri dengan perubahan bentuk dan pola komunikasi yang ada di masyarakat, salah satunya adalah pemanfaatan media sosial sosmed jejaring sosial Social Networking Site yang berbasis internet, dengan tujuan untuk melakukan berbagai macam rutinitas sehari – hari, baik yang terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok. Bentuk dan pola komunikasi melalui teknologi berbasis internet pada saat ini telah menjadi trend center dikalangan masyarakat. Media komunikasi tersebut dikenal dengan istilah dunia maya, karena model tersebut membuat proses komunikasi dua arah yang terjadi bisa dilakukan secara langsung tanpa harus bertatap muka atau bertemu langsung. Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas dan besar yang mendunia, yaitu menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain diseluruh dunia, dimana di dalamnya terdapat bebagai sumber daya informasi, dari yang mulai statis hingga yang 2 dinamis dan interakti. diakses dari www.litbang.depkes.go.id pada 1 November 2014 Praktek pemakaianya pada saat ini, dunia maya adalah istilah komperhensif untuk world, wide, web, internet, milis elektronik, kelompok-kelompok, dan forum diskusi, ruang ngobrol chatting, permainan interaktif multiplayer, dan bahkan email. Severin dan Tankard, 2005: 446. Media-media tersebut menurut Bungin 2006:72 merupakan media massa yaitu media komunikasi dan informasi yang dapat melakukan menyebaran informasi secara masal dan dapat diakses oleh masyarakat secara umum, selain media massa penyebutan untuk media-media tersebut adalah media sosial, dimana media tersebut melakukan proses interaksi terhadap penggunanya sehingga terjadi aktivitas secara dua arah. Pada umumnya pemanfaatan media sosial berbasis internet, dapat mempermudah manusia untuk melakukan berbagai macam aktivitas keseharian tanpa harus bertemu langsung atau bertatap muka, sehingga dengan bantuan teknologi yang canggih manusia bisa mengatasi permasalahan jarak, ruang, dan waktu. Selain itu manusia juga dapat melakukan pencitraan diri, sehingga memungkinkan setiap individu atau kelompok untuk membangun hubungan sosial, pribadi, bisnis, maupun hal-hal lain berdasarkan segmentasi tertentu, seperti: hobi, pekerjaan, kesukaan, ataupun minat terhadap hal tertentu, sehingga hubungan yang telah terjalin akan dapat bertambah luas dan dapat dilanjutkan dalam kehidupan sehari-hari yang lebih nyata. 3 Internet memiliki empat segmentasi dasar pengguna internet sebagai pangsa pasar, yaitu berdasarkan: 1. Demografis, dengan variabel: usia dan jenis kelamin. 2. Geografislokasi, dengan variabel: pekerjaan, remaja, anak-anak, grub etnik, orang cacat. 3. Psikografis, dengan variabel: personalitas, nilai, gaya hidup yang berhubungan dengan teknologi, tingkah laku, kesukaan, pendapat. 4. Prilaku behavior, dengan variabel: penggunaan barangjasa, dan benefits sought berdasarkan keuntungan jika memiliki bendabarang tersebut. Judi. 2003: 234 Melihat peluang tersebut, pemanfaatan media sosial berbasis internet juga dapat diaplikasikan untuk menunjang berbagai kegiatan pemerintahan, dalam praktiknya di dunia pemerintahan kegiatan tersebut bertujuan untuk membangun hubungan atau koneksi kepada masyarakat sebagai konstituenya, dengan tujuan supaya masyarakat bisa berinteraksi langsung dengan pemerintah, sehingga kebijakan-kebijakan atau program- program yang akan dibuat atau yang sedang dilaksanakan dapat dikawal, diawasi, dan juga dikritisi, maka dengan proses tersebut terbangunlah pola komunikasi dua arah yang berkesinambungan. Menurut Kementrian Pendayangunan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2012:8 dalam Pedoman Pemanfaatan media Sosial di Instansi Pemerintah, menjelaskan bahwa Media sosial adalah media berbasis internet yang bersifat dua arah Web2.0 dan terbuka bagi siapa saja, yang memungkinkan para penggunanya dengan mudah berinteraksi, 4 berpartisipasi, berdiskusi, berkolaborasi, berbagi, serta menciptakan dan berbagi isi. Pemanfaatan media sosial untuk aktivitas pemerintah bukan tidak beralasan, hal ini didasari pada berbagai hasil survei tentang tingginya angka pemanfaatan media sosial oleh masyarakat Indonesia, sehingga dirasakan sangat tepat jika praktik kehumasan atau PR dilakukan melalui media sosial atau jejaring sosial. Berdasarkan data terbaru menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia APJII, total pengguna internet Indonesia per tahun 2013 mencapai 71.19 juta. Hal tersebut menunjukkan bahwa penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai 28 dari total populasi penduduk Indonesia yang sebesar 248 juta jiwa. Angka tersebut meningkat sebanyak 13 dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 63 juta pengguna. diakses dari www.marketing.co.id pada 1 November 2014 Pertimbangan pemakaian media berbasis internet dalam aktivitas pemerintahan tidak hanya karena dilatarbelakangi oleh pengguna internet di Indonesia yang sangat tinggi, tetapi juga disebabkan oleh beberapa alasan, seperti: filosofis, sosiologis, politik, maupun historis, geografis, dan demografi, serta psikologis masyarakat kekinian. Hal ini menyangkut permasalahan jarak, waktu, dan prilaku masyarakat, serta gaya hidup masyarakat saat ini. Sehingga pemanfaatan teknologi komunikasi berbasis internet sekiranya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi 5 dan juga dapat membantu pemerintah untuk mempublikasikan program - programnya. Pertimbangan – pertimbangan tersebut merupakan urgensi dari pentingnya pemanfaatan teknologi untuk mempermudah kegiatan masyarakat, sehingga dengan adanya teknologi berbasis internet, informasi yang diperoleh dapat ditanggapi atau direspon secara cepat oleh masyarakat, sehingga terjalin sebuah pola komunikasi dua arah yang berkesinambungan antara pemerintah dan masyarakatnya. Hal tersebut sangat besar manfaatnya, mengingat berbagai bentuk kebijakan yang dibuat oleh pemerintah harus dikontrol, agar menghasilkan kebijakan yang baik, oleh karena itu segala bentuk informasi yang diakses oleh masyarakat dapat dengan optimal diserap dan mendapatkan tanggapan. Untuk menunjang hal tersebut, kemudian pemerintah melalui Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi, membuat Peraturan Menteri permen no 83 tahun 2012 mengenai pemanfaatan media sosial untuk instansi pemerintah. Berkenaan dengan peraturan tersebut kemudian secara bertahap pemerintah mulai menggalakan berbagai aktivitas pemerintahan dengan berbasis internet, seperti Pemanfaatan dalam bidang kehumasan untuk pengembangan potensi pariwisata daerah. Salah satunya menggunakan media website yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Malang, hal tersebut bertujuan untuk melakukan pengembangan potensi wisata bahari yang diwilayah Kabupaten Malang, dengan jargon “Aksi Sapta Pesona” 6 yang mengajak masyarakat untuk menanamkan nilai-nilai sapta pesona, yaitu: aman, tertib, indah, bersih, sejuk, ramah tamah, dan kenangan. Aktivitas tersebut berupaya untuk membangun image terhadap masyarakat baik lokal, regional, maupun global, mengenai potensi serta kekayaan bahari atau laut yang dimiliki oleh Kabupaten Malang. Khusus untuk media website yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Malang, bertujuan untuk mensosialisasikan program “Aksi Sapta Pesona” dengan cara menghimbau, mengajak, serta memeberikan informasi kepada masyarakat untuk berperan aktif dalam berbagai macam kegiatan, sehingga dalam website tersebut terpampang program pengembangan wisata daerah yang sangat variatif, berisikan tampilan mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan berbagai macam tampilan foto-foto hasil kegiatan yang dapat menarik perhatian masyarakat untuk turut serta dalam melestarikan lingkungan. Penggelolaan website yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Malang tersebut mamang begitu menarik, sehingga menjadi perhatian masyarakat maupun peneliti, akan tetapi tidak semuanya tahu bahwa dibalik tampilan website tersebut terdapat berbagai macam proses, sehingga dapat menghasilkan produk Public Relation yang tepat, akurat, dan efektif. Untuk mendalami lebih jauh, maka peneliti tertarik untuk melakukan kajian mengenai aktifitas Public Relation PR di Kabupaten Malang, dengan mengambil judul: Proses Penggunaan Website 7 Pemerintah dalam menjalankan aktifitas Public Relations untuk Program Pengembangan Pariwisata Daerah Studi Pada Website dalam Program “ Aksi Sapta Pesona Wisata 2013 ” Kabupaten Malang

B. Rumusan Masalah