PROSES PENGGUNAAN WEBSITE PEMERINTAH DALAM MENJALANKAN AKTIVITAS PUBLIC RELATION UNTUK PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH (Studi Pada Website dalam program “ Aksi Sapta Pesona Wisata 2013” Kabupaten Malang)

(1)

ii SKRIPSI

PROSES PENGGUNAAN WEBSITE PEMERINTAH DALAM MENJALANKAN AKTIVITAS PUBLIC RELATION UNTUK PROGRAM

PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH

(Studi Pada Website dalam program “ Aksi Sapta Pesona Wisata 2013” Kabupaten Malang)

Oleh Yeni Nurhayati 201010040311201

Dosen Pembimbing :

1. Dra. Frida Kusumastuti, M.Si 2. Himawan Sutanto, S.Sos. M.Si

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

iii LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Yeni Nurhayati

Fakultas :Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi : Ilmu Komunikasi

Judul :PROSES PENGGUNAAN WEBSITE PEMERINTAH DALAM MENJALANKAN AKTIVITAS PUBLIC RELATIONS UNTUK PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH. (Studi Pada Website dalam program “Aksi Sapta Pesona Wisata 2013” Kabupaten Malang)

Disetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dra. Frida Kusumastuti, M.Si Himawan Sutanto, S.Sos, M.Si

Mengetahui

Ketua Prodi Ilmu Komunikasi


(3)

iv LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Yeni Nurhayati

Nim :201010040311201

Konsentrasi :Public Relations

Judul Skripsi :PROSES PENGGUNAAN WEBSITE PEMERINTAH DALAM MENJALANKAN AKTIVITAS PUBLIC RELATIONS UNTUK PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH. (Studi Pada Website dalam program “Aksi Sapta Pesona Wisata 2013” Kabupaten Malang)

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Dan Dinyatakan LULUS

Pada Hari : Kamis Tanggal :23 April 2015 Tempat :605 (Ruang Dosen)

Mengesahkan, Dekan FISIP UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si Dewan Penguji:

1. Farid Rusman, Drs., M.Si Penguji I ( ) 2. Arum Martikasari, M.Med.Kom Penguji II ( ) 3. Frida Kusumastuti, Dra., M.Si Penguji III ( ) 4. M. Himawan Sutanto, M.Si Penguji IV ( )


(4)

v SURAT PERNYATAAN

Yang BertandaTangan di Bawah ini : Nama : Yeni Nurhayati

Tempat,Tanggal Lahir: Dumai, 26 Januari 1992

Nim : 201010040311201

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) saya yang berjudul: “PROSES PENGGUNAAN WEBSITE PEMERINTAH DALAM MENJALANKAN AKTIVITAS PUBLIC RELATIONS UNTUK PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH” (Studi Pada Website dalam Program “Aksi Sapta Pesona Wisata 2013” Kabupaten Malang) adalah bukan hasil dari karya ilmiah orang lain, baik itu sebagian maupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar,

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya.

Malang, 14 April 2015 Peneliti


(5)

vi BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Yeni Nurhayati

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi : Ilmu Komunikasi

Judul :PROSES PENGGUNAAN WEBSITE PEMERINTAH DALAM MENJALANKAN AKTIVITAS PUBLIC RELATIONS UNTUK PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH (Studi Pada Website dalam Program “Aksi Sapta Pesona Wisata 2013” Kabupaten Malang)

Nama Pembimbing : I. Dra. Frida Kusumastuti, M.Si II. Himawan Sutanto, S.Sos, M.Si

Tanggal Bimbingan Pembimbingan Keterangan

I II

20 November 2013 Acc Judul

28 November 2013 Acc BAB I

9 Desember 2013 Acc BAB II

20 Maret 2014 Acc BAB III

1 April 2014 Seminar Proposal

4 Mei 2014 Acc BAB IV

6 Oktober 2014 Acc BAB V

15 Januari 2015 Acc BAB VI

14 April 2015 Acc Abstraksi

Menyetujui

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dra. Frida Kusumastuti, M.Si Himawan Sutanto, S.Sos, M.Si Mengetahui

Ketua Prodi Ilmu Komunikasi


(6)

vii KATA PENGANTAR

Bismillahirohmannirrahim,

Puji syukur ke hadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat dan karunia – Nya, sehingga peneliti diberi kekuatan dan kemudahan dalam menyelesaikan tugas akhir yang berjudul PROSES PENGGUNAAN WEBSITE PEMERINTAH DALAM MENJALANKAN AKTIVITAS PUBLIC RELATIONS UNTUK PROGRAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH” (Studi Pada Website dalam Program “Aksi Sapta Pesona Wisata 2013” Kabupaten Malang).

Terselesainya tugas akhir ini, juga tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil, untuk itu peneliti patut mengucapkan syukur dan terima kasih yang sebesar – besarnya kepadapihak – pihak yang turut membantu selama proses pengerjaan tugas akhir ini hingga selesai. Maaf, jika hanya kata sederhana berupa ucapan terimakasih yang bisa peneliti berikan. Peneliti berharap semoga ALLAH memberikan balasan yang tak terhingga lebih dari apa yang telah kalian berikan dalam penelitian ini.

Ucapan terima kasih, peneliti berikan kepada:

1) ALLAH SWT, yang telah memberikan peneliti kesabaran, ketabahan, dan kekuatan hingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan perjuangan tanpa berhentinya berdoa kepada - MU sang maha kuasa.

2) Bapak Drs. Muhajir Effendy, M.Ap selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

3) Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMM.

4) Bapak Sugeng Winarno, M.A selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi (Ikom) FISIP UMM.

5) Ibu Dra. Frida Kusumastuti, M.Si selaku Dosen Pembimbing I,terimakasih atas kesabarannya dalam memberikan arahan serta bimbingan kepada peneliti hingga terselesainya tugas akhir ini. Banyak ilmu yang bisa peneliti dapat dari diskusi dengan beliau.


(7)

viii 6) Bapak Himawan Sutanto, S.Sos, M.Si selaku Dosen Pembimbing II, yang selalu sabar dan sangat tekun memberikan masukan serta waktunya untuk membimbing dalam menyelesaikan tugas akhir ini, Trimakasih atas ilmu – ilmu berharga yang telah diberikan kepada peneliti.

7) Segenap Dosen Prodi Ilmu Komunikasi yang telah menyampaikan segala ilmunya selama 4 tahun ini kepada peneliti. Tanpa mereka gelar sarjana yang peneliti peroleh hanyalah pepesan kosong belaka.

8) Kedua Orangtua peneliti, bapak Suprayitno dan Ibu Sri Suhartutik, terimakasih atas doa- doa yang selalu diselipkan dalam setiap shalat dan ucapan. Serta trimakasih atas limpahan kasih sayangnya yang selalu diberikan selama ini, yang selalu setia mendengarkan keluh kesah curhatan dan memberikan pengertian hingga saat ini. Maaf jika buah hatimu belum bisa melukis simpul bahagia untuk kalian wahai wakil ALLAH di dunia ini.

9) Rahmat Hermanto, S.E dan M. Rizki Trianto, selaku kakak dan adik kandung peneliti yang terus mendukung dan memberikan semangat, motivasi, dan mendoakan kelancaran perkuliahan di UMM.

10) Para subyek penelitian Ibu Elizabeth, Ibu Lani, dan Bapak Gede Angga, terimakasih telah tersedia meluangkan waktunya untuk terlibat dalam penelitian ini.

11) Sahabat – sahabat peneliti yang selalu mendengarkan keluh kesah dan berbagi suka ataupun duka selama ini, di antaranya: Ade Winda, S.Ikom, Tri Ajeng Natalina, S.Ikom, Eka Wahyuni, Fitri Puspa, Siti Wardah, Rizki Silvia S. Ikom dan semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu disini.

12) Terima kasih juga kepada keluarga besar bapak Samsul Hadi Arifin yang telah bersabar hingga telah terselesaikanya tugas akhir ini.

13) Keluarga IMM UMM, yang telah memberikan banyak pengalaman, kenangan, ilmu dan rasa kekeluargaan.

14) Juga kepada Muhammad Athoul Huda, S.H calon imamku yang ekstra sabar penantianya selama 4,5 tahun ini, memberikan kasih sayang dan menjadi pendengar yang baik, terimakasih banyak atas segala perhatian yang diberikan kepada peneliti.


(8)

ix Terima kasih telah bersedia untuk selalu menemani peneliti, berbagi suka maupun duka, menjadi teman diskusi yang baik dan banyak lagi, beribu ucapan trimakasih dari peneliti dari peneliti mungkin tidaklah cukup untuk membalas kebaikanmu, untuk itu peneliti hanya bisa mendoakan semoga Allah membalas apa yang telah kamu berikan kepada peneliti selama ini.

Tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdpaat kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak guna perbaikan di masa mendatang.

Malang, April 2015 Peneliti


(9)

x Daftar Isi Halaman Judul...i Lembar Persetujuan...ii Lembar Pengesahan...iii Lembar Pernyataan...iv

Berita Acara Bimbingan Skripsi...v

Abstraksi...vi

Abstraction...viii

Kata Pengantar...x

Daftar Isi...xiii

Daftar Gambar………...xv

Daftar Tabel...xvi

Lampiran...xvii

Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...7

C. Tujuan Penelitian...7

D. Manfaat Penelitian...8

Bab II Tinjauan Pustaka A. Komunikasi sebagai Inti Public Relation...9

B. Media Public Relations……….………...21

C. Website Sebagai Media Public Relation...24

D. Teori Uses and Gratifcations...26

E. Kerangka Pemikiran……...29

Bab III Metode Penelitian A. Pendekatan dan Tipe Penelitian...30

B. Fokus Penelitian...31

C. Subyek Penelitian………...31

D. Jenis dan Sumber Data……...32

E. Teknik Pengumpulan Data...32

F. Teknik Analisis Data ………...34

G. Uji Validitas Data…………...………...35

Bab IV Gambaran Umum A. Wilayah Kabupaten Malang …...37

B. Pemerintahan Kabupaten Malang...39


(10)

xi Bab V Pembahasan

A.Identitas Subyek Penelitian

1. Subyek Penelitian (Informan)...47

2. Identitas informan...48

B. Penyajian dan Analisis Data 1. Proses Pemostingan Website...49

2. Proses Editing dan Standarisasi dalam Penyutingan Release pada Media Website...52

3. Penggunaan Website Pemerintahan Kabupaten Malang...54

4. Tampilan Website Pemerintahan Kabupaten Malang...56

5. Program “Aksi Sapta Pesona”...60

C.Analisis Data...62

Bab VI Penutup A. Kesimpulan...64

B. Saran...65

1.1Saran...65

1.2Kritik...65


(11)

xii Daftar Gambar

2.1 Elemen – elemen Teori Uses and Gratifications 27

2.2 Tentang Skema Kerangka Pemikiran 29

3.1 Model Analisis Data Miles & Huberman 35

4.1 Peta Kabupaten Malang 38

4.2 Logo Kabupaten Malang 38

5.1 Skema Proses pemostingan Release pada Humas Pemerintah

Kabupaten Malang. 51

5.2 Skema Proses pemostingan Release pada Dinas Pariwisata

Pemerintah Kabupaten Malang. 52

5.3 Skema proses pemanfaatan website oleh masyarakat 56 5.4 Tampilan Website Pemerintahan Kabupaten Malang 59


(12)

xiii Daftar Tabel

3.1 Subyek Penelitian 31


(13)

xiv Daftar Pustaka

Pustaka dari Buku

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka cipta.

Arni Muhammad. (1995). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Bungin, Burhan. (2006). Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Cangara, Hafied. (2009). Komunikasi Politik. Jakarta: PT. Raja grafindo Persada.

Deddy, Mulyana. (2007). Ilmu Komunikasi suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya.

Effendy. (1996). Kepemimpinan dan Komunikasi. Yogyakarta: Al – Amin Press.

Endang Lestari & Lestari. (2003). Komunikasi yang Efektif: Bahan Ajar Diklat Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.


(14)

xv Gunter Barrie. (2005). News an the Net. London: Lewrance Elbaurn Associates.

Gurnig, J.E. And Gurnig, L.A. (1992). Model Of Public Relation an Communication. New Jersey: Lewrence Erlbaum Ass.

Hafied Cangara. (2008). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

John Vivian, Teori Komunikasi, Edisi Kedelapan, terj. Tri Wibowo, ce. I, (Jakarta: Kencana, 2008).

Judi. Strauss. (2003). E-Marketing Third Edition. New Jersey: Pearson.

Kriyantono, Rachmat. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

---. (2009). Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Adcertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, cet. IV. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(15)

xvi McQuail, Denis. (2011). Mass Communication Theory. California: SAGE

publication ltd.

---. (2000). Mass Communication Theory. California: SAGE publication ltd.

Moleong, Lexy J. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya PT. Remaja Rosdakarya

Nurudin. (2002). Komunikasi Propaganda, cet. II. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.

Prayudi, M. A. (2008). Manajemen Isu Pendekatan Public Relations. Yogyakarta: Pustaka Adipura.

Puntoadi. Danis. (2011). Menciptakan Penjualan melalui Media Sosial. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Purwasito, Andrik. (2003). Komunikasi Multikultural. Cetakan Ke-1. Surakarta: Muhammadiyah University Press.


(16)

xvii Rianto, Slamet. (2007). Membangun Website Dengan Adobe Photoshop dan Macromedia Dreamweaver. Jakarta: Datakom Lintas Batas.

Ruslan, Rosady. (2008). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: Rajawali Press.

Roudhonah. (2007). Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Press.

Suprapto, Tommy. (2006). Pengantar Teori Komunikasi. Cetakan Ke-1. Yogyakarta: Media Pressindo.

Setiawan, Andi. (2004). Mudah Tepat Singkat Pemrograman HTML. Bandung: Yrama Media.

Severin, Werner J dan James W Tankerd. (2005). Teori Komunikasi : Sejarah, Metode dan Terapan di Media Massa, Edisi Kelima. Jakarta: Kencana.

Silalahi, Ulber. (2009). Metodelogi Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.


(17)

xviii Shoelhi, Mohammad. 2009. Komunikasi Internasional: Perspektif Jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Usman, Husnaini. dan Purnomo Setiady Akbar. (2004). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Widyatama R. (2008). Pengantar Periklanan. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Wijaya, H.A.W. (1997). Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara.

Pustaka dari Internet berupa Disertasi, Tesis, Skripsi,

Yudha Wastu Firnandha, R. Rizal Isnanto, Aghus Sofwan. (2005) Perancangan Aplikasi Kantor Virtual Berbasis Web 2.0. Makalah Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Semarang.

Pustaka dari Lembaga

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia. (2012). Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pemanfaatan Media Sosial Instansi Pemerintah. Jakarta: Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Tahun 2012


(18)

xix Pustaka dari Internet

Pengertian Internet. (2009). diakses dari http://www.litbang.depkes.go.id pada 1 November 2014.

Perilaku Penggunaan Internet Generasi Muda Indonesia. (2014). Diakses dari http://www.marketing.co.id pada 1 November 2014.

Profile Kabupaten Malang. Diakses dari www.kabmalang.go.id pada 20 Maret 2015.


(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aktivitas Public Relation atau yang juga di kenal dengan sebutan (humas), pada saat ini tidak hanya berkutat pada praktik-praktik yang bersifat konvensional, akan tetapi dengan adanya perubahan zaman ,membuat aktivitas PR dituntut harus bisa menyesuaikan diri dengan perubahan bentuk dan pola komunikasi yang ada di masyarakat, salah satunya adalah pemanfaatan media sosial (sosmed)/ jejaring sosial (Social Networking Site) yang berbasis internet, dengan tujuan untuk melakukan berbagai macam rutinitas sehari – hari, baik yang terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok. Bentuk dan pola komunikasi melalui teknologi berbasis internet pada saat ini telah menjadi (trend center) dikalangan masyarakat. Media komunikasi tersebut dikenal dengan istilah dunia maya, karena model tersebut membuat proses komunikasi dua arah yang terjadi bisa dilakukan secara langsung tanpa harus bertatap muka atau bertemu langsung.

Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas dan besar yang mendunia, yaitu menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain diseluruh dunia, dimana di dalamnya terdapat bebagai sumber daya informasi, dari yang mulai statis hingga yang


(20)

2 dinamis dan interakti. (diakses dari www.litbang.depkes.go.id pada 1 November 2014)

Praktek pemakaianya pada saat ini, dunia maya adalah istilah komperhensif untuk world, wide, web, internet, milis elektronik, kelompok-kelompok, dan forum diskusi, ruang ngobrol (chatting), permainan interaktif multiplayer, dan bahkan email. (Severin dan Tankard, 2005: 446). Media-media tersebut menurut Bungin (2006:72) merupakan media massa yaitu media komunikasi dan informasi yang dapat melakukan menyebaran informasi secara masal dan dapat diakses oleh masyarakat secara umum, selain media massa penyebutan untuk media-media tersebut adalah media sosial, dimana media tersebut melakukan proses interaksi terhadap penggunanya sehingga terjadi aktivitas secara dua arah.

Pada umumnya pemanfaatan media sosial berbasis internet, dapat mempermudah manusia untuk melakukan berbagai macam aktivitas keseharian tanpa harus bertemu langsung atau bertatap muka, sehingga dengan bantuan teknologi yang canggih manusia bisa mengatasi permasalahan jarak, ruang, dan waktu. Selain itu manusia juga dapat melakukan pencitraan diri, sehingga memungkinkan setiap individu atau kelompok untuk membangun hubungan sosial, pribadi, bisnis, maupun hal-hal lain berdasarkan segmentasi tertentu, seperti: hobi, pekerjaan, kesukaan, ataupun minat terhadap hal tertentu, sehingga hubungan yang telah terjalin akan dapat bertambah luas dan dapat dilanjutkan dalam kehidupan sehari-hari yang lebih nyata.


(21)

3 Internet memiliki empat segmentasi dasar pengguna internet sebagai pangsa pasar, yaitu berdasarkan: 1). Demografis, dengan variabel: usia dan jenis kelamin. 2). Geografis/lokasi, dengan variabel: pekerjaan, remaja, anak-anak, grub etnik, orang cacat. 3). Psikografis, dengan variabel: personalitas, nilai, gaya hidup (yang berhubungan dengan teknologi), tingkah laku, kesukaan, pendapat. 4). Prilaku (behavior), dengan variabel: penggunaan barang/jasa, dan benefits sought (berdasarkan keuntungan jika memiliki benda/barang tersebut. (Judi. 2003: 234)

Melihat peluang tersebut, pemanfaatan media sosial berbasis internet juga dapat diaplikasikan untuk menunjang berbagai kegiatan pemerintahan, dalam praktiknya di dunia pemerintahan kegiatan tersebut bertujuan untuk membangun hubungan atau koneksi kepada masyarakat sebagai konstituenya, dengan tujuan supaya masyarakat bisa berinteraksi langsung dengan pemerintah, sehingga kebijakan-kebijakan atau program-program yang akan dibuat atau yang sedang dilaksanakan dapat dikawal, diawasi, dan juga dikritisi, maka dengan proses tersebut terbangunlah pola komunikasi dua arah yang berkesinambungan.

Menurut Kementrian Pendayangunan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (2012:8) dalam Pedoman Pemanfaatan media Sosial di Instansi Pemerintah, menjelaskan bahwa Media sosial adalah media berbasis internet yang bersifat dua arah (Web2.0) dan terbuka bagi siapa saja, yang memungkinkan para penggunanya dengan mudah berinteraksi,


(22)

4 berpartisipasi, berdiskusi, berkolaborasi, berbagi, serta menciptakan dan berbagi isi.

Pemanfaatan media sosial untuk aktivitas pemerintah bukan tidak beralasan, hal ini didasari pada berbagai hasil survei tentang tingginya angka pemanfaatan media sosial oleh masyarakat Indonesia, sehingga dirasakan sangat tepat jika praktik kehumasan atau PR dilakukan melalui media sosial atau jejaring sosial.

Berdasarkan data terbaru menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), total pengguna internet Indonesia per tahun 2013 mencapai 71.19 juta. Hal tersebut menunjukkan bahwa penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai 28% dari total populasi penduduk Indonesia yang sebesar 248 juta jiwa. Angka tersebut meningkat sebanyak 13% dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 63 juta pengguna. (diakses dari www.marketing.co.id pada 1 November 2014)

Pertimbangan pemakaian media berbasis internet dalam aktivitas pemerintahan tidak hanya karena dilatarbelakangi oleh pengguna internet di Indonesia yang sangat tinggi, tetapi juga disebabkan oleh beberapa alasan, seperti: filosofis, sosiologis, politik, maupun historis, geografis, dan demografi, serta psikologis masyarakat kekinian. Hal ini menyangkut permasalahan jarak, waktu, dan prilaku masyarakat, serta gaya hidup masyarakat saat ini. Sehingga pemanfaatan teknologi komunikasi berbasis internet sekiranya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi


(23)

5 dan juga dapat membantu pemerintah untuk mempublikasikan program - programnya.

Pertimbangan – pertimbangan tersebut merupakan urgensi dari pentingnya pemanfaatan teknologi untuk mempermudah kegiatan masyarakat, sehingga dengan adanya teknologi berbasis internet, informasi yang diperoleh dapat ditanggapi atau direspon secara cepat oleh masyarakat, sehingga terjalin sebuah pola komunikasi dua arah yang berkesinambungan antara pemerintah dan masyarakatnya. Hal tersebut sangat besar manfaatnya, mengingat berbagai bentuk kebijakan yang dibuat oleh pemerintah harus dikontrol, agar menghasilkan kebijakan yang baik, oleh karena itu segala bentuk informasi yang diakses oleh masyarakat dapat dengan optimal diserap dan mendapatkan tanggapan. Untuk menunjang hal tersebut, kemudian pemerintah melalui Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi, membuat Peraturan Menteri (permen) no 83 tahun 2012 mengenai pemanfaatan media sosial untuk instansi pemerintah.

Berkenaan dengan peraturan tersebut kemudian secara bertahap pemerintah mulai menggalakan berbagai aktivitas pemerintahan dengan berbasis internet, seperti Pemanfaatan dalam bidang kehumasan untuk pengembangan potensi pariwisata daerah. Salah satunya menggunakan media website yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Malang, hal tersebut bertujuan untuk melakukan pengembangan potensi wisata bahari yang diwilayah Kabupaten Malang, dengan jargon “Aksi Sapta Pesona”


(24)

6 yang mengajak masyarakat untuk menanamkan nilai-nilai sapta pesona, yaitu: aman, tertib, indah, bersih, sejuk, ramah tamah, dan kenangan. Aktivitas tersebut berupaya untuk membangun image terhadap masyarakat baik lokal, regional, maupun global, mengenai potensi serta kekayaan bahari atau laut yang dimiliki oleh Kabupaten Malang.

Khusus untuk media website yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Malang, bertujuan untuk mensosialisasikan program “Aksi Sapta Pesona” dengan cara menghimbau, mengajak, serta memeberikan informasi kepada masyarakat untuk berperan aktif dalam berbagai macam kegiatan, sehingga dalam website tersebut terpampang program pengembangan wisata daerah yang sangat variatif, berisikan tampilan mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan berbagai macam tampilan foto-foto hasil kegiatan yang dapat menarik perhatian masyarakat untuk turut serta dalam melestarikan lingkungan.

Penggelolaan website yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Malang tersebut mamang begitu menarik, sehingga menjadi perhatian masyarakat maupun peneliti, akan tetapi tidak semuanya tahu bahwa dibalik tampilan website tersebut terdapat berbagai macam proses, sehingga dapat menghasilkan produk Public Relation yang tepat, akurat, dan efektif.

Untuk mendalami lebih jauh, maka peneliti tertarik untuk melakukan kajian mengenai aktifitas Public Relation (PR) di Kabupaten Malang, dengan mengambil judul: Proses Penggunaan Website


(25)

7 Pemerintah dalam menjalankan aktifitas Public Relations untuk Program Pengembangan Pariwisata Daerah (Studi Pada Website dalam Program “ Aksi Sapta Pesona Wisata 2013” Kabupaten Malang)

B. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas dapat dibuat sebuah rumusan masalah, sebagai berikut: “Bagaimanakah Proses Penggunaan Website Pemerintah dalam menjalankan aktifitas Public Relations untuk Program Pengembangan Pariwisata Daerah (Studi Pada Website dalam Program “ Aksi Sapta Pesona Wisata 2013” Kabupaten Malang) ?

C. Tujuan Penelitian

Berkenaan dengan rumusan masalah penelitian yang telah dibuat diatas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti, yaitu :

1) Mengetahui pembuatan release untuk website pemerintah, khususnya dalam Program Pengembangan Pariwisata Daerah (Studi Pada Website dalam Program “Aksi Sapta Pesona Wisata 2013” Kabupaten Malang). 2) Mengetahui proses penggunaan Website Pemerintah dalam

menjalankan aktifitas Public Relations untuk Program Pengembangan Pariwisata Daerah (Studi Pada Website dalam Program “Aksi Sapta Pesona Wisata 2013” Kabupaten Malang).


(26)

8 D. Manfaat Penelitian

Selaras dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang ingin dilakukan, peneliti juga ingin mendapatkan manfaat dari kegiatan ini, antara lain sebagai berikut:

1) Manfaat Akademis

Diharapkan nantinya penelitian ini dapat memberikan kontribusi untuk keilmuan di bidang komunikasi Public Relation (humas), khususnya mengenai pemanfaatan website sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai referensi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2) Manfaat Praktis

Diharapkan nantinya akan diperoleh sebuah gambaran bagi pihak pemerintah dan masyarakat, bagaimana sebenarnya proses pembuatan release dalam website khususnya yang berkaitan dengan Program “Aksi Sapta Pesona Wisata 2013” Kabupaten Malang.


(27)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Komunikasi sebagai Inti Public Relation

Pengertian komunikasi dapat dilihat dari etimologi (bahasa) dan termibologi (istilah). Dari sudut etimologi, menurut Raymond S. Ross (Deddy Mulyana. 2007: 46) “Komunikasi atau Communications dalam bahasa Inggris berasal dari kata latin Communis yang berarti membuat sama. Sedangkan menurut Roudhonah (2007: 7) komunikasi dibagi menjadi beberapa kata diantaranya “communicare yang berarti berpartisipasi atau memberi tahukan, Communis Opinion yang berarti pendapat umum”

“Komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) Latin communis yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan (commonnes) dengan seseorang, yaitu kita berusaha berbagi informasi, ide atau sikap. Seperti dalam uraian ini, misalnya saya sedang berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan ide bahwa hakikat sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian (pemahaman) yang sama terhadap pesan tertentu” (Suprapto, 2006: 2-3).

Sedangkan secara terminologi ada banyak ahli yang mendefinisikan diantaranya Colin Cherry (Burhan Bungin. 2006: 254) komunikasi adalah penggunaan lambang – lambang untuk mencapai


(28)

10 kesamaan makna atau berbagai informasi tentang satu obyek atau kejadian.

Communication is defined as a two way on going, berhaviour affecting process in which one person (a source) intentionally encodes and transmits a message throught a channel to an intended audience (receiver) in order to induce a particular attitude or behaviour” (Purwasito, Andrik. 2003: 198).

Dari beberapa pengertian diatas dapat dirangkum bahwa komunikasi ialah suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan media tertentu untuk membuat pemahaman yang sama diantara mereka, informasi yang disampaikan dapat memberikan efek tertentu kepada komunikan, bisa mempengaruhi kognitif, afektif, dan beharioral – nya, dari definisi tersebut ada beberapa unsur – unsur penting yang terdapat dalam komunikasi, antara lain sebagai berikut: Komunikator, pesan, media, penerima, efek .

Komunikasi berfungsi sebagai encoder, yakni sebagai orang yang memformulasikan pesan yang kemudian menyampaikan kepada orang lain, orang yang menerima pesan ini adalah komunikan yang berfungsi sebagai decoder, yakni menerjemahkan lambang – lambang pesan konteks pengertianya sendiri. (Effendy. 1996. 59)

Adapun yang dimaksud pesan dalam proses komunikasi, adalah suatu informasi yang akan dikirim kepada si penerima. “pesan ini dapat berupa verbal maupun non verbal. Pesan verbal dapat secara tertulis,


(29)

11 seperti: surat, buku, majalah, memo, sedangkan pesan secara lisan dapat berupa percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon, radio, dan sebagainya. Pesan non verbal dapat berupa isyarat, gerakan badan, ekspresi muka dan nada suara. (Arni Muhammad. 1995: 17 – 18)

Ada beberapa bentuk pesan, diantaranya: 1). Informatif, yakni memberikan keterangan – keterangan dan kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri. 2). Persuasif, yakni dengan bujukan untuk membangkitkan pengertian dan kesadaran seseorang bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan rupa pendapat atau sikap sehingga ada perubahan, namun perubahan ini adalah kehendak sendiri. 3). Koersif, yakni dengan menggunakan sanksi – sanksi. Bentuknya terkenal dengan agitasi, yaitu dengan penekanan – penekanan yang menimbulkan tekanan batin, diantara sesamanya pada kalangan publik.(Widjaya. 1997: 14)

Media yaitu sarana atau alat yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan atau sarana yang digunakan untuk memberikan feedback dari komunikan kepada komunikator. Media sendiri bentuk jamak dari kata medium, yang artinya perantara, penyampai atau penyalur.(Endang Lestari dan Maliki. 2003: 8)

Menurut Gunadi (1998: 71) Penerima adalah orang yang menjadi sasaran kegiatan komunikasi, penerima pesan biasa bertindak sebagai pribadi atau orang banyak. penerima tidak hanya pasif menerima


(30)

12 informasi namun juga mengolahnya sehingga terdapat kesamaan makna, “jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang sering sekali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan atau saluran. Pengaruh atau efek adalah perbedaan apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan, “pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang, oleh karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan. (Hafied Cangara. 2008: 26-27)

Praktik-praktik dari komunikasi sendiri memiliki berbagai model, seperti: Jurnalistik, Advertising, Kampanye dan Public Relations.

Menurut Effendy (Shoelhi (2009: 118) menjelaskan bahwa jurnalisme adalah keterampilan mengelola bahan berita mulai dari peliputan sampai kepada penyusunan yang layak disebarluaskan kepada masyarakat. Sedangkan jika dirunut dari akar katanya, jurnalisme atau jurnalistik berasal dari bahasa Belanda journalistiek, dalam bahasa Inggris journalistic atau journalism, bersumber pada kata journal sebagai terjemahan dari bahasa Latin diurnal, yang berarti “harian” atau “setiap hari”.

Menurut Dunn dan William (Widyatama, 2008) adalah bentuk kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan lewat media dengan “membayar ruang” yang dipakainya untuk menyampaikan pesan yang


(31)

13 bersifat membujuk (persuasif), kepada konsumen oleh perusahaan, lembaga non–komersial, maupun pribadi yang berkepentingan.

Propaganda adalah alat atau sarana yang digunakan oleh para komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan politiknya. Saluran atau media politik ini bermacam-macam seperti media cetak (surat kabar, tabloid, majalah buku dsb), media elektronik (film, radio, televisi, internet dsb), media format kecil (leaflet, brosur selebaran, sticker dan bulletin), media luar ruang (baliho, spanduk, reklame dsb). Selain itu juga ada saluran komunikasi kelompok (partai politik, organisasi profesi, ikatan alumni dsb), saluran komunikasi publik (pameran, panggung kesenian, pasar dsb), saluran komunikasi sosial (pesta perkawinan, pesta sunatan, pesta rakyat dsb). (Cangara. 2009)

Sedangkan definisi tentang Public Relations (PR) atau kehumasan sendiri merupakan kegiatan komunikasi yang melibatkan proses komunikasi antara pihak perusahaan, pemerintah atau organisasi, dengan publik atau masyarakat, seperti penjelasan dibawah ini.

Ilmu tentang hubungan masyarakat atau Public Relation sebenarnya sudah muncul sejak tahun 1700-an, periode dimana public ralations muncul dalam bentuk aktivitas yang tidak teorganisir dengan baik. (Rusady Ruslan, 2003: 39). Kemudian baru diawal abad ke-20 Public Relation yang berperan menghadapi suatu krisis diterapkan. Ivy Ledbetter Lee menjadi orang pertama yang membuat prinsip dasar bahwa keterbukaan dalam informasi dan komunikasi timbal balik dua arah


(32)

14 dengan khalayak tidak bisa diabaikan oleh pihak manajemen. Prinsip inilah yang kemudian dikenal sebagai Declaration of Principles (Deklarasi perinsip-prinsip dasar). Inilah yang sekarang banyak dianut para Public Relation Officer dalam menanggani krisis yang terjadi. (Rusady Ruslan, 1999: 18).

Di Indonesia orang menyebut PR dengan sebutan Humas, jika ditelaah lebih lanjut Humas sama dengan PR karena memiliki ruang lingkup yang sama yaitu berupa kegiatan yang menyangkut baik individu kedalam, maupun individu keluar dan semua kegiatan diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing lembaga atau organisasi. (Widjaja. 1993)

Hubungan Masyarakat (Humas) yang merupakan terjemahan bebas dari istilah public Relations (PR) terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang berkepentingan dengannya. (Anggoro.2001)

Cutlip, Center dan Broom (2000) menyatakan bahwa PR merupakan fungsi manajemen yang membentuk dan memelihara hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan masyarakat yang menjadi sandaran keberhasilan atau kegagalannya. Public Relations merupakan aktivitas komunikasi yang terorganisir secara langsung ditujukan kepada khalayak tertentu, pada periode waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan metode tertentu. Defini PR Menurut Rex Harlow (Setyodarmojo. 2003), berbunyi “ Public


(33)

15 Relations adalah proses (rangkaian kegiatan) suatu organisasi untuk meneliti dan menilai kebutuhan dan keinginan dari kelompok-kelompok masyarakat yang berkepentingan agar dapat melakukan tindakan-tindakan dan perlakuan-perlakuan yang sesuai terhadap mereka.

Public Relations adalah usaha yang terencana dan berkesinambungan untuk membangun dan mempertahankan hubungan baik serta saling pengertian antara sebuah organisasi dan publiknya (Gregory, 2004). Menurut Betrand R. Canfield (Yulianita. 2007) Public Relation adalah falsafah dan fungsi manajemen yang diekspresikan melalui kebijaksanaan dan kegiatan-kegiatan untuk melayani kepentingan publik, melakukan kegiatan komunikasi untuk publiknya guna menciptakan pengertian dan goodwill dari publiknya.

Definisi public relations menurut The Institute of Public Relations dalam Nova (2011) adalah: “Public Relations merupakan keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”.

Dalam menjalankan praktek public relations dalam organisasi, ada kecenderungan praktisi public relations untuk menjalankan fungsi-fungsi public relations tertentu yang mengarah pada terbentuknya model-model public relations. (Rachmat Kriyantono, 2009, 295-297)


(34)

16 1) Model press agentry

Adalah model komunikasi Humas dimana informasi bergerak satu arah (one-way communication) dari organisasi kepada publiknya. Ini adalah bentuk tertua dari public relations. Humas lebih banyak melakukan propaganda atau kampanye melalui komunikasi satu arah untuk tujuan publisitas yang menguntungkan secara sepihak, khususnya menghadapai media masa dan dengan mengabaikan kebenaran informasi sebagai upaya untuk menutupi unsur-unsur negatif dari perusahaan. Model ini sama bersinonim dengan promosi dan publisitas. Kejadian yang dapat dijadikan contoh dari model ini adalah kasus dari beberapa artis yang sering membuat sensasi, agar di muat oleh tayangan-tayangan infotainment sehingga namanya tetap berkibar, meskipun artis tersebut jarang main sinetron atau menghasilkan karya sendiri.

Dengan melihat penjelasan di atas, maka praktisi public relations yang mempraktikkan model ini selalu mencari kesempatan agar nama baik organisasi mereka muncul di media. Mereka tidak banyak melakukan riset tentang publiknya. Termasuk dalam praktik model ini adalah taktik propaganda seperti penggunaan nama selebriti dan perangkat yang bisa memancing perhatian orang; pemberian hadiah gratis, parade, dan grand opening. Walaupun Press agentry ini dianggap etis, namun juga dianggap sebagai yang tidak etis. Semakin keras mereka bersuara, semakin banyak perhatian yang akan mereka peroleh, terlepas mereka


(35)

17 salah atau benar sehingga akan semakin baik dalam melakukan pekerjaan mereka. (Nurudin, 2002: 5).

2) Model public information

Model ini berbeda dengan press agentry, karena tujuan utamanya adalah untuk memberi tahu publik dan bukan untuk promosi dan publisitas, namun alur komunikasinya masih tetap satu arah. Sekarang model ini mewakili praktik public relations di pemerintahan, lembaga pendidikan, organisasi nirlaba, dan bahkan di beberapa korporasi. Para praktisi public relations yang bekerja dengan model seperti ini sedikit sekali melakukan riset terhadap audiensi mereka dalam rangka menguji kejelasan pesan yang mereka sampaikan. Mereka adalah “jurnalis -di-rumah” yang menghargai akurasi, tetapi memutuskan sendiri (tanpa riset) tentang informasi apa yang paling baik dikomunikasikan kepada publik mereka.

3) Model two-way asymatric

Model ini lebih baik dari model komunikasi yang satu arah. Komunikasi berperan untuk pengumpulan informasi tentang publik untuk pengambilan keputusan manajemen. Walau umpan balik dari publik diperhatikan, namun pesan-pesan komunikasi organisasi lebih banyak berusah agar publik beradapasi dengan organisasi, bukan sebaliknya. Malalui model ini Humas membantu organisasi memersuasi publik untuk berfikir dan berperilaku seperti yang kehendaki organisasi


(36)

18 dalam model ini, Humas menggunakan metode ilmiyah (seperti polling, interview) untuk mengukur sikap publik, sehingga organisasi dapat men-design program yang bisa mendapatkan dukungan publik. Namun informasi dari publik tidak digunakan untuk memodifikasi tujuan, misi, kebijakan, atau prosedur-prosedur yang dilakukan organisasi. Fungsi komunikasi tidak termasuk memersuasi memajemen untuk mengubah pemikiran dan tindakan - tindakannya terhadap kebijakan atau isu-isu tertentu. Sehingga organisasi tetap memosisikan diri di atas publiknya. Dalam istilah teori per-mainan, organisasi bertindak sebagai “zero zum game”: your arganization “wins”only if the public or publics “lose”. (organisasi merasa “menang” hanya jika publik “kalah”). Di sini terjadi relasi jangka pendek. Praktisi public relations dengan model ini menggunakan survei, wawancara, dan fokus group untuk mengukur serta menilai publik sehingga mereka bisa merancang program public relations yang bisa memperoleh dukungan dari publik kunci. Walaupun timbal balik (feedback) dari semua itu dipertimbangkan ke dalam proses pembuatan program, namun organisasi dengan model ini masih lebih tertarik mengenai bagaimana publik menyesuaikan diri dengan mereka ketimbang sebaliknya, organisasi yang menyesuaikan dengan kepentingan publik sebagaimana di atas. Pada model public relations yang ketiga, yaitu two way asymetric, terdapat pengembangan model yang menjelaskan bagaimana public relations dilakukan secara lebih efektif, yaitu dengan adanya temuan tentang dua model pengembangan:


(37)

19 model prediktor kultural (the cultural interpreter model) dan model pengaruh personal (personal influence model). Kedua model ini dapat dimasukkan ke dalam kategori asimetris karena kedua model ini memberikan lebih banyak hal untuk dipikirkan dalam memahami public relations.

4) Two- way Symmetrical Model (Model Simetris Dua Arah)

Dalam model ini, Humas menerapkan komunikasi dua arah timbal balik, dimana organisasi dan publik berupaya untuk mengadaptasikan dirinya untuk kepentingan bersama. Terbuka untuk proses negosiasi sehingga terjadi relasi jangka panjang. Komunikasi berfungsi sebagai alat negosiasi dan kompromi dalam mewujudkan pemecahan masalah yang “win-win solution”. Organisasi benar-benar memerhatikan kepentingan publiknya. Lebih khusus, manajer senior mungkin mengubah pengetahuannya. Bagaimana dia merasa, dan cara organisasi bertindak sebagai hasil komunikasi yang simetris. Dalam teori permainan, organisasi menerapkan “positive sum game”: both your organization and publics involved can win result of negotiation and compromise (organisasi dan publik dapat sama-sama “menang” sebagai hasil negosiasi dan kompromi).

Meskipun di atas dijelaskan bahwa public relations terdapat jalur satu arah untuk berkomunikasi dengan publik, tetapi sebenarnya, praktek Humas yang baik harus menggunakan komunikasi dua arah. Humas, dalam bentuknya yang dijalankan dengan jalur dua arah memiliki


(38)

20 beberapa poin sebagai berikut: John Vivian (Tri Wibowo, 2008, 336-337)

a. Public relations adalah alat yang bisa dipakai publik untuk menyampaikan keinginan dan kepentingannya kepada institusi dalam suatu masyarakat. Humas menginterpretasikan dan berbicara atas nama publik kepada organisasi yang kurang responsif, dan Humas berbicara atas nama organisasi kepada publik.

b. Public relations adalah alat untuk mencapai penyesuaian bersama antara institusi dan kelompok, membangun hubungan yang lebih lancar yang bermanfaat bagi publik.

c. Public relations adalah katup pengaman bagi kebebasan. Dengan menyediakan saluran akomodasi, Humas menghambat tindak koersi atau kesewenang-wenangan.

d. Public relations adalah elemen esensial dalam sistem komunikasi yang memampukan individu untuk mendapatkan informasi tentang beragam aspek yang mempengaruhi kehidupan mereka.

e. Orang-orang Humas dapat membantu mengaktifkan kesadaran sosial tentang organisasi tempat di mana mereka bekerja.

Praktisi public relations yang menggunakan model ini melakukan kegiatannya berdasarkan penelitian dan menggunakan komunikasi untuk mengelola konflik dan meningkatkan pemahaman (understanding) dengan publik organisasi. Model ini menekankan pentingnya perubahan prilaku organisasi untuk merespon tuntutan publik. Sehingga praktisi public


(39)

21 relations suatu organisasi agar mau memperhatikan apa yang menjadi keinginan publik. Beberapa asumsi yang melekat pada model ini adalah “mengatakan kebenaran”, “menginterpretasikan keinginan klien dan publik satu sama lain”, dan “pihak manajemen memahami pandangan karyawan dan masyarakat memahami pandangan pihak manajemen”. Tujuan utama dari model ini public relations adalah pengertian dan bukan manipulasi. (Prayudi, 2008: 20-22).

Two-Way Symmetric yaitu model komunikasi yang bertujuan untuk memperoleh salaing pengertian (mutual understanding). Komunikasi ini bersifat dua arah yang menenkankan efek-efek yang seimbang. (Gurnig, 1992: 285-325).

Proses pelaksanaan aktivitas PR memerlukan sarana atau media yang akan digunakan dalam memperlancar kegiatan tersebut, beberapa media yang digunakan biasanya sebagai berikut.

B. Media Public Relation

Klasifikasi media menurut Kusumastuti (2001) adalah:

1) Media cetak seperti surat kabar harian, tabloid, majalah berita atau hiburan yang terbitannya secara berkala mingguan, bulanan, dan tersebar luas di masyarakat. Selain itu, media cetak lain yaitu house journal.

2) Media elektronik atau broadcasting media seperti stasiun radio maupun televisi baik miliki pemerintah (TVRI dan RRI) maupun stasiun swasta


(40)

22 nasional lainnya seperti Trans TV, RCTI, SCTV, Metro TV, dan sebaginya termasuk teknologi informasi (internet).

3) Special events termasuk di dalamnya konferensi pers, seminar dan pameran.

4) Media luar ruangan termasuk di dalamnya spanduk, papan reklame, poster, merchandise dan sebagainya.

Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula (Burhan Bungin, 2006:72) Menurut Ruslan (2008), media massa merupakan prioritas utama sebagai media publikasi perusahaan untuk menyampaikan pesan atau informasi secara luas mengenai perusahaan kepada publik sasarannya.

Seiring berjalannya kehidupan manusia dalam hal berkomunikasi, berdampak pada kemajuan teknologi kemudian hal tersebut memunculkan berbagai macam bentuk media komunikasi baru, yang memadukan antara kecangihan teknologi komunikasi dan informasi secara mudah cepat dan praktis, dari situlah kemudian lahir istilah media baru atau (new Media).

Lahirnya internet juga didasari dari lahirnya serangkaian media massa. Media massa pertama adalah surat kabar dari abad ke 19. Pembentukan berikutnya adalah radio kemudian televisi didirikan atas layanan berita mereka. Dengan demikian publik menjadi terbiasa dengan berita yang diformat dan dikemas dengan baik balam bentuk cetak, suara atau video transmisi. Abad ke 20 merupakan munculnya bentuk –bentuk


(41)

23 baru komunikasi yang lebih pesat dibandingkan periode sebelumnya dalam sejarah, internet sebagai media baru yang telah terwujud penduduk dunia telah menikmati kualitas jangkauan yang luas pilihan hiburan dan konten informasi. (Berrie Gunters. 2003: 1)

Sedangkan yang disebut media baru adalah media yang berbasis internet dengan menggunakan komputer atau telpon genggam canggih. Dua perubahan utama awalnya adalah komunikasi satelit dan pemanfaatan komputer. Kunci untuk kekuatan komputer yang besar sebagai sebuah mesin komunikasi terletak pada proses digitalisasi yang memungkinkan segala bentuk informasi dibawa dengan efisien dan saling berbaur. (McQuail . 2011: 43)

New media atau media baru disebut juga New Media Digital. Media digital adalah media yang kontenya berbentu gabungan data, teks, suara dan berbagai jenis gambar yang disimpan dalam format digital dan disebarluaskan melalui jejaring berbasis kabel optic broadband satelit dan sistem gelombang mikro. (Flew. 2008: 2- 3)

Dalam new media theory, McQuail (2000) juga menunjukkan 6 perbedaan antara media lama dan media baru yaitu, (1) media lama konsepnya satu obyek berbicara pada banyak orang, sementara media baru bersifat decentralized yang artinya semua memiliki kesempatan berbicara kepada siapapun, (2) Media lama adalah one way communication, sementara media baru two way communication yang memungkinkan adanya feedback dari audiece, (3) media lama dibawah kontrol negara,


(42)

24 sementara media baru diluar kontrol negara, bahkan bisa dinikmati siapapun yang ada didunia tanpa batasan negara, (4) media lama memproduksi lapisan sosial sementara media baru adalah memproduksi konsep demokratisasi, (5) media lama memfragmentasi audience sementara media baru meletakkan audience pada posisi yang sama, (6) media lama membentuk kebingungan sosial, sementara media baru berorientasi pada individu.

Konsep dari New Media tersebut kemudian dapat dilihat dari berbagai bentuk pengembangan media berbasis internet dan telpon genggam, yang memiliki sebutan sesuai dengan fungsi dari media tersebut, seperti media sosial (Social Media) ataupun media online (Online Media), yang kemudian secara konkret melahirkan berbagai bentuk aplikatif , seperti: Website, Facebook, Twitter, Whatsup, skype dan lain sebagainya.

Media sosial adalah fitur berbasis website yang dapat membentuk jaringan serta memungkinkan orang untuk berinteraksi dalam sebuah komunitas. Pada sosial media kita dapat melakukan berbagai bentuk pertukaran, kolaborasi dan saling berkenalan dalam bentuk tulisan visual maupun audiovisual. Contohnya seperti:Twitter, Facebook, Blog, Forsquare dan lainya. (Puntoadi. 2011: 1)

C. Website Sebagai Media Public Relation

Menurut Rianto (2007:2), web adalah fasilitas hypertext yang mampu menampilkan data berupa teks, gambar, suara, animasi dan multimedia lainnya, dimana diantara data-data tersebut saling terkait dan


(43)

25 berhubungan satu dengan yang lainnya. Untuk memudahkan dalam membaca data tersebut dibutuhkan sebuah browser seperti internet eksplorer, netscape, opera ataupun mozila firefox.

Pengertian dari portal web adalah sebuah situs yang berfungsi untuk meletakkan informasi di WWW. Sebuah portal web pastinya akan menampilkan informasi yang terkolaborasi dengan desain dan beragam tampilan. (diakses dari http://lintas.me pada 1 November 2014)

Menurut Setiawan (2004:15) merupakan suatu ruang yang dapat menampung informasi dalam jaringan internet pada sebuah web browser, dengan menggunakan kemampuan untuk mengolah kode-kode tertentu secara umum yang dinamakan tag-tag (delimeter) dan kemampuan untuk meloncat (link) dari halaman satu ke halaman yang lainnya.

Web 2.0 adalah buzzword terbaru di dunia Internet. Berbagai inovasi dan fitur-fitur baru yang muncul, misalnya dalam melakukan aktivitas drag and drop, auto complete, chat, dan lain-lain seperti layaknya aplikasi desktop, bahkan berlaku seperti system operasi, dengan menggunakan dukungan AJAX atau berbagai plug-in (API) yang ada di Internet. Perkembangan Web 2.0 lebih menekankan pada perubahan cara berfikir dalam menyajikan konten dan tampilan di dalam sebuah situs. Sebagian besar cara berfikir tersebut mengadaptasi gabungan dari teknologi web yang telah ada saat ini. Ada beberapa prinsip yang mendasari karakteristik suatu situs merupakan situs yang mempunyai tipe


(44)

26 dari Web 2.0. Karakter tersebut antara lain dapat digambarkan sebagai berikut.

1. Web sebagai platform dimana menjadikan web sebagai tempat bekerja dimanapun saja.

2. Adanya partisipasi dari pengguna dalam berkolaborasi pengetahuan. 3. Dukungan pada pemrograman yang sederhana dan ide akan layanan

web atau RSS.

4. Perangkat-lunak tidak lagi terbatas pada perangkat tertentu. 5. Adanya kemajuan inovasi pada antar-muka di sisi pengguna. 6. Web 2.0 sebagai akhir dari siklus peluncuran

Produk perangkat-lunak. Dapat dikatakan bahwa Web 2.0 menyajikan suatu layanan web yang berpusat pada user (pengguna) di mana pengguna dimudahkan untuk menggunakan berbagai layanan yang ada. Pengguna dapat dengan mudah untuk memasukkan data atau mengambil data dari system dan pengguna dapat memiliki datanya sendiri pada situs. Jadi pengguna langsung berpartisipasi dalam situs, pengelola situs lebih bersifat sebagai fasilitator saja. (Yudha Wastu Firnandha, R. Rizal Isnanto, Aghus Sofwan. 2005)

D. Teori Uses and Gratifcations

Konsep teori ini menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch, adalah meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber – sumber lain, yang membawa pada pola


(45)

27 terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain). Dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat – akibat lain, barangkali termasuk , juga yang tidak kita inginkan. (Rakhmat. 2006: 204)

Gambar 2.1 Elemen elemen Teori Uses and Gratifications

Sumber: Dari Rakhmat. 2006: 204.

Menurut Bovee dan Arens, Media exposure berkaitan dengan berapa banyak orang melihat program yang ditayangkan di suatu media. Biasanya yang menjadi kendala dalam Media exposure adlaah, hanya sejumlah orang saja dari keseluruhan pemirsa, pendengar, ataupun pembaca yang berkenaan untuk melihat atau mendengar isi pesan yang ada. Seringkali seseorang membaca hanya pada satu artikel di majalah dan kemudian tidak pernah membaca lagi serta melewatkan halaman – halaman berisi iklan. Demikian pula iklan yang ada di televisi, kemungkinan yang sering sekali terjadi adalah orang akan merubah saluran televisi atau meninggalkan ruangan sejenak jika ditengah – tengah acara yang ditontonnya muncul iklan. Jadi menurut Bovee dan Arens membandingkan Media exposure untuk suatu publikasi, baik melalui radio, televisi, atau media lain merupakan pekerjaan yang sangat sulit. Oleh karena itu, dalam periklanan sangat diperlukan pertimbangan yang

The re are social and psycologic al origins of

Needs, Which generate

Expactation of the mass media

or other

sources, which llead to

Differential patterns of media exposure

Resulting in need

gratifications

And Other

(often unintended consequences


(46)

28 matang untuk memutuskan yang terbaik dan tepat berdasarkan pengalaman yang ada untuk mengatasi kendala tersebut. (Rakhmat. 2006: 205)

Terpaan media (Media exposure), menurut Rosengren dapat dioperasionalkan menjadi jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai jenis media, isi media yang dikonsumsi, dan berbagai hubungan antara individu kondumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dnegan media keseluruhan. Sedangkan menurut Sari, dapat dioperasionalkan menjadi jenis media yang digunakan, frekuensi penggunaan, maupun durasi penggunaan. (Rakhmat. 2006: 205)

Dapat dikatakan bahwa Uses & Gratifications bukanlah proses komunikasi linear yang sederhana. Banyak faktor, baik personal maupun eksternal, yang menentukan kepercayaan dan evaluasi seseorang. Littlejohn mengatakan bahwa kepercayaan seseorang tentang isi media dapat dipengaruhi oleh : 1). Budaya dan institusi sosial seseorang, termasuk media itu sendiri; 2). Keadaan – keadaan sosial seperti ketersediaan media; 3). Variabel –variabel psikologis tertentu, seperti introvet – ekstrovet dan dogmatisme. Nilai – nilai sendiri dipengaruhi oleh: 1). Faktor – faktor kultural dan sosial, 2). Kebutuhan – kebutuhan, dan 3). Variabel –variabel psikologis. Kepercayaan – kepercayaan dan nilai – nilai akan menentukan pencarian kepuasaan, yang akhirnya menentukan prilaku konsumsi terhadap media seseorang. (Rakhmat. 2006: 207)


(47)

29 E. Kerangka Pemikiran

Kebutuhan manusia terhadap informasi khususnya yang terkait dengan potensi daerah seperti pariwisata, membuat manusia mencari dan memilih media yang cocok atau sesuai dengan ekspektasi dari kebutuhanya, supaya secara psikologis dan sosial manusia tersebut dapat terpuaskan. Media website pemerintah merupakan salah satu pilihan yang tepat, mengingat media website memang banyak memberikan informasi terkait kebutuhan informasi yang di inginkan khalayak, selain itu website juga dapat digunakan sebagai salah satu sarana untuk berkomunikasi antara pemerintah dan juga masyarakat.

Gambar 2.2 Tentang Skema Kerangka Pemikiran

Pemilihan Media Website sebagai solusi dari pemenuhan kebutuhan masyarakat akan informasi terkait pariwisata.

Kebutuhan masyarakat terkait informasi mengenai program – program pemerintah daerah.

Pemilihan masyarakat terhadap media yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut secara psikologis dan sosial.

Pemanfaatan media website pemerintah Kabupaten Malang oleh masyarakat.

Terjalinya pola komunikasi antara pemerintah dengan khalayak dalam hal ini adalah masyarakat


(48)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Tipe Penelitian

Proses penelitian merupakan kegiatan ilmiah, sehingga memerlukan sebuah metode, metode penelitian biasanya diartikan sebagai suatu prosedur untuk mengetahui langkah – langkah sistematis yang akan ditempuh (J. Moeleong, 2005: 27), ataupun metode penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman dan akbar, 2004: 42).

Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam – dalamnya melalui pengumpulan data sedalam – dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas. Jenis Deskriptif bertujuan membuat deskripsi secara sistematis faktual, dan akurat tentang fakta – fakta dan sifat – sifat populasi atau obyek tertentu. (Rakhmat. 2006: 58 & 69)

Peneliti memilih metode deskriptif kualitatif dikarenakan peneliti ingin mengetahui fenomena terkait pemanfataan website oleh masyarakat dengan menjelaskan secara faktual akurat terkait fakta –fakta yang ingin diteliti.


(49)

31 B. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan terhadap pemanfaatan website yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Kabupaten Malang dalam rangka menjalankan program pengembangan pariwisata daerah yang bertajuk “Aksi Sapta Pesona

C. Subyek Penelitian

Penelitian ini memerlukan subyek penelitian untuk mempermudah pengumpulan data, serta melengkapi proses penelitian tahap berikutnya, jika dijelaskan dapat digambarkan subyek dan obyek sebagai berikut: Tabel 3.1 Subyek Penelitian

No Subyek Penelitian Keterangan

1 Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Malang.

Dipilih karena lembaga ini melakukan praktik PR dengan memanfaatkan media website dalam kegiatan Pengembangan potensi pariwisata daerah dalam program : ”Aksi Sapta Pesona Wisata 2013” 2 Dinas Pariwisata

Pemerintah Kabupaten Malang

Dipilih sumber informan karena pihak yang melakukan publikasi melalui media website untuk program ”Aksi Sapta Pesona Wisata 2013”.

Dalam penelitian ini peneliti mempertimbangkan pemilihan sampel, atas dasar pemahaman subyek penelitian terhadap website pemerintah Kabupaten Malang, oleh karena itu peneliti akan menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling dikenal juga dengan sampling pertimbangan ialah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan – pertimbangan


(50)

32 tertentu dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. (Riduwan. 2008. 63)

D. Jenis dan Sumber Data

Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah tindakan dan kata-kata, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Moleong, 2014). Maka dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari :

1) Data Primer

Data primer yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah hasil wawancara in depth interview langsung dengan subjek penelitian. Data tersebut berupa pemanfatan website sebagai salah satu sarana pelaksanaan aktivitas Publik Relations dalam rangka pengembangan potensi wisata daerah.

2) Data Sekunder

Data sekunder didapatkan dari sumber tidak langsung, yaitu melalui literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian ini seperti buku, jurnal, skripsi dan artikel dari internet yang bertujuan untuk menambah dan menguatkan data primer.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini, dibagi menjadi dua, untuk pengumpulan sumber data primer melalui wawancara atau


(51)

33 Interview, sedangkan untuk pengumpulan data sekunder peneliti menggunakan studi literatur atau kajian pustaka.

Pengumpulan data melalui in depth interview dengan khalayak yang akan dijadikan subjek penelitian. In depth interview digunakan untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam dari subjek. Sebab In Depth Interview merupakan wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis besar permasalahan yang akan dinyatakan (Mulyana, 2001).

Wawancara dalam riset kualitatif, yang disebut sebagai wawancara dalam (Depth interview) atau wawancara secara intensif ( Intensive-interview) dan kebanyakan takberstruktur. Tujuanya untuk mendapatkan data kualitatif yang mendalam.Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatp muka dengan informan agar mendapatkan data elngkap dan mendalam. (Kriyantono, 2006: 96- 98)

Dengan demikian, wawancara dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah kepada kedalaman informasi, serta tidak secara formal terstruktur. Sedangkan untuk data sekunder, peneliti akan melakukan studi literatur yang berkaitan dengan topik penelitian melalui, buku, internet dan juga karya-karya ilmiah serta bentuk publikasi lainnya.


(52)

34 F. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Bogdan merupakan: Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. (dalam Sugiyono, 2011)

Proses dalam menganalisis hasil penelitian menurut Miles dan Huberman (Silalahi, 2009: 339), yaitu :

Sebuah kegiatan analisis yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan / verifikasi. Terjadi secara bersamaan berarti reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai sesuatu yang jalin menjalin merupakan proses siklus dan interaktif pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut ”analisis”.

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan model Miles dan Hubberman. Miles dan Hubberman mengemukakan bahwa “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh” (Sugiyono, 2011).

Analisis data dalam model ini ada tiga, dapat dilihat melalui bagan dan penjelasan berikut:


(53)

35 Gambar 3.1 Model Analisis Data Miles & Huberman

Sumber : diolah dari Sugiyono, 2011

Dalam penelitian ini, ada beberapa langkah untuk menganalisis data, yang pertama dengan melakukan Reduksi data, yaitu mencatat data hasil wawancara, secara teliti dan cermat, guna mendapatkan data yang lengkap, yang kedua dilanjutkan dengan tahap Display data yaitu merangkai atau menyusun data hasil wawancara sesuai dengan kebutuhan dan kajian penelitian supaya mudah untuk dipahami, setelah itu langkah yang terakhir adalah melakukan Analisis data dan penarikan kesimpulan, yaitu Peneliti melakukan pemaknaan terhadap data hasil wawancara terkait pemanfaatan media website oleh humas Pemerintah Kabupaten Malang dalam rangka mengembangkan potensi pariwisata yang ada di daerah tersebut.

G. Uji Validitas data

Dalam menguji keabsahan data, peneliti menggunakan metode triangulasi yaitu teknik pemeriksaan data dari berbagai sumber dengan

Pengumpulan data (DataColections)

Reduksi Data (Data Reductions)

Penyajian data (Data Display)

Kesimpulan (Conclusion Drawing)


(54)

36 berbagai cara dan berbagai waktu untuk keperluan pengecekan atau membandingkan data (Sugiyono, 2011).


(1)

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan terhadap pemanfaatan website yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Kabupaten Malang dalam rangka menjalankan program pengembangan pariwisata daerah yang bertajuk “Aksi Sapta Pesona

C. Subyek Penelitian

Penelitian ini memerlukan subyek penelitian untuk mempermudah pengumpulan data, serta melengkapi proses penelitian tahap berikutnya, jika dijelaskan dapat digambarkan subyek dan obyek sebagai berikut: Tabel 3.1 Subyek Penelitian

No Subyek Penelitian Keterangan

1 Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Malang.

Dipilih karena lembaga ini melakukan praktik PR dengan memanfaatkan media website dalam kegiatan Pengembangan potensi pariwisata daerah dalam program : ”Aksi Sapta Pesona Wisata 2013” 2 Dinas Pariwisata

Pemerintah Kabupaten Malang

Dipilih sumber informan karena pihak yang melakukan publikasi melalui media website untuk program ”Aksi Sapta Pesona Wisata 2013”.

Dalam penelitian ini peneliti mempertimbangkan pemilihan sampel, atas dasar pemahaman subyek penelitian terhadap website pemerintah Kabupaten Malang, oleh karena itu peneliti akan menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling dikenal juga dengan sampling pertimbangan ialah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan – pertimbangan


(2)

tertentu dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. (Riduwan. 2008. 63)

D. Jenis dan Sumber Data

Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah tindakan dan kata-kata, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Moleong, 2014). Maka dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari :

1) Data Primer

Data primer yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah hasil wawancara in depth interview langsung dengan subjek penelitian. Data tersebut berupa pemanfatan website sebagai salah satu sarana pelaksanaan aktivitas Publik Relations dalam rangka pengembangan potensi wisata daerah.

2) Data Sekunder

Data sekunder didapatkan dari sumber tidak langsung, yaitu melalui literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian ini seperti buku, jurnal, skripsi dan artikel dari internet yang bertujuan untuk menambah dan menguatkan data primer.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini, dibagi menjadi dua, untuk pengumpulan sumber data primer melalui wawancara atau


(3)

Interview, sedangkan untuk pengumpulan data sekunder peneliti menggunakan studi literatur atau kajian pustaka.

Pengumpulan data melalui in depth interview dengan khalayak yang akan dijadikan subjek penelitian. In depth interview digunakan untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam dari subjek. Sebab In Depth Interview merupakan wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis besar permasalahan yang akan dinyatakan (Mulyana, 2001).

Wawancara dalam riset kualitatif, yang disebut sebagai wawancara dalam (Depth interview) atau wawancara secara intensif ( Intensive-interview) dan kebanyakan takberstruktur. Tujuanya untuk mendapatkan data kualitatif yang mendalam.Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatp muka dengan informan agar mendapatkan data elngkap dan mendalam. (Kriyantono, 2006: 96- 98)

Dengan demikian, wawancara dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah kepada kedalaman informasi, serta tidak secara formal terstruktur. Sedangkan untuk data sekunder, peneliti akan melakukan studi literatur yang berkaitan dengan topik penelitian melalui, buku, internet dan juga karya-karya ilmiah serta bentuk publikasi lainnya.


(4)

F. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Bogdan merupakan: Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. (dalam Sugiyono, 2011)

Proses dalam menganalisis hasil penelitian menurut Miles dan Huberman (Silalahi, 2009: 339), yaitu :

Sebuah kegiatan analisis yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan / verifikasi. Terjadi secara bersamaan berarti reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai sesuatu yang jalin menjalin merupakan proses siklus dan interaktif pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut ”analisis”.

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan model Miles dan Hubberman. Miles dan Hubberman mengemukakan bahwa “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh” (Sugiyono, 2011).

Analisis data dalam model ini ada tiga, dapat dilihat melalui bagan dan penjelasan berikut:


(5)

Gambar 3.1 Model Analisis Data Miles & Huberman

Sumber : diolah dari Sugiyono, 2011

Dalam penelitian ini, ada beberapa langkah untuk menganalisis data, yang pertama dengan melakukan Reduksi data, yaitu mencatat data hasil wawancara, secara teliti dan cermat, guna mendapatkan data yang lengkap, yang kedua dilanjutkan dengan tahap Display data yaitu merangkai atau menyusun data hasil wawancara sesuai dengan kebutuhan dan kajian penelitian supaya mudah untuk dipahami, setelah itu langkah yang terakhir adalah melakukan Analisis data dan penarikan kesimpulan, yaitu Peneliti melakukan pemaknaan terhadap data hasil wawancara terkait pemanfaatan media website oleh humas Pemerintah Kabupaten Malang dalam rangka mengembangkan potensi pariwisata yang ada di daerah tersebut.

G. Uji Validitas data

Dalam menguji keabsahan data, peneliti menggunakan metode triangulasi yaitu teknik pemeriksaan data dari berbagai sumber dengan

Pengumpulan data (DataColections)

Reduksi Data (Data Reductions)

Penyajian data (Data Display)

Kesimpulan (Conclusion Drawing)


(6)

berbagai cara dan berbagai waktu untuk keperluan pengecekan atau membandingkan data (Sugiyono, 2011).