Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Komunikasi sebagai Inti Public Relation

7 Pemerintah dalam menjalankan aktifitas Public Relations untuk Program Pengembangan Pariwisata Daerah Studi Pada Website dalam Program “ Aksi Sapta Pesona Wisata 2013 ” Kabupaten Malang

B. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas dapat dibuat sebuah rumusan masalah, sebagai berikut: “Bagaimanakah Proses Penggunaan Website Pemerintah dalam menjalankan aktifitas Public Relations untuk Program Pengembangan Pariwisata Daerah Studi Pada Website dalam Program “ Aksi Sapta Pesona Wisata 2013 ” Kabupaten Malang ?

C. Tujuan Penelitian

Berkenaan dengan rumusan masalah penelitian yang telah dibuat diatas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti, yaitu : 1 Mengetahui pembuatan release untuk website pemerintah, khususnya dalam Program Pengembangan Pariwisata Daerah Studi Pada Website dalam Program “Aksi Sapta Pesona Wisata 2013” Kabupaten Malang. 2 Mengetahui proses penggunaan Website Pemerintah dalam menjalankan aktifitas Public Relations untuk Program Pengembangan Pariwisata Daerah Studi Pada Website dalam Program “Aksi Sapta Pesona Wisata 2013 ” Kabupaten Malang. 8

D. Manfaat Penelitian

Selaras dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang ingin dilakukan, peneliti juga ingin mendapatkan manfaat dari kegiatan ini, antara lain sebagai berikut: 1 Manfaat Akademis Diharapkan nantinya penelitian ini dapat memberikan kontribusi untuk keilmuan di bidang komunikasi Public Relation humas, khususnya mengenai pemanfaatan website sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai referensi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2 Manfaat Praktis Diharapkan nantinya akan diperoleh sebuah gambaran bagi pihak pemerintah dan masyarakat, bagaimana sebenarnya proses pembuatan release dalam website khususnya yang berkaitan dengan Program “Aksi Sapta Pesona Wisata 2013 ” Kabupaten Malang. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Komunikasi sebagai Inti Public Relation

Pengertian komunikasi dapat dilihat dari etimologi bahasa dan termibologi istilah. Dari sudut etimologi, menurut Raymond S. Ross Deddy Mulyana. 2007: 46 “Komunikasi atau Communications dalam bahasa Inggris berasal dari kata latin Communis yang berarti membuat sama. Sedangkan menurut Roudhonah 2007: 7 komunikasi dibagi menjadi beberapa kata diantaranya “communicare yang berarti berpartisipasi atau memberi tahukan, Communis Opinion yang berarti pendapat umum” “Komunikasi berasal dari kata-kata bahasa Latin communis yang berarti umum common atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan commonnes dengan seseorang, yaitu kita berusaha berbagi informasi, ide atau sikap. Seperti dalam uraian ini, misalnya saya sedang berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan ide bahwa hakikat sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian pemahaman yang sama terhadap pesan tertentu” Suprapto, 2006: 2-3. Sedangkan secara terminologi ada banyak ahli yang mendefinisikan diantaranya Colin Cherry Burhan Bungin. 2006: 254 komunikasi adalah penggunaan lambang – lambang untuk mencapai 10 kesamaan makna atau berbagai informasi tentang satu obyek atau kejadian. “Communication is defined as a two way on going, berhaviour affecting process in which one person a source intentionally encodes and transmits a message throught a channel to an intended audience receiver in order to induce a particular attitude or behaviour ” Purwasito, Andrik. 2003: 198. Dari beberapa pengertian diatas dapat dirangkum bahwa komunikasi ialah suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan media tertentu untuk membuat pemahaman yang sama diantara mereka, informasi yang disampaikan dapat memberikan efek tertentu kepada komunikan, bisa mempengaruhi kognitif, afektif, dan beharioral – nya, dari definisi tersebut ada beberapa unsur – unsur penting yang terdapat dalam komunikasi, antara lain sebagai berikut: Komunikator, pesan, media, penerima, efek . Komunikasi berfungsi sebagai encoder, yakni sebagai orang yang memformulasikan pesan yang kemudian menyampaikan kepada orang lain, orang yang menerima pesan ini adalah komunikan yang berfungsi sebagai decoder, yakni menerjemahkan lambang – lambang pesan konteks pengertianya sendiri. Effendy. 1996. 59 Adapun yang dimaksud pesan dalam proses komunikasi, adalah suatu informasi yang akan dikirim kepada si penerima. “pesan ini dapat berupa verbal maupun non verbal. Pesan verbal dapat secara tertulis, 11 seperti: surat, buku, majalah, memo, sedangkan pesan secara lisan dapat berupa percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon, radio, dan sebagainya. Pesan non verbal dapat berupa isyarat, gerakan badan, ekspresi muka dan nada suara. Arni Muhammad. 1995: 17 – 18 Ada beberapa bentuk pesan, diantaranya: 1. Informatif, yakni memberikan keterangan – keterangan dan kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri. 2. Persuasif, yakni dengan bujukan untuk membangkitkan pengertian dan kesadaran seseorang bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan rupa pendapat atau sikap sehingga ada perubahan, namun perubahan ini adalah kehendak sendiri. 3. Koersif, yakni dengan menggunakan sanksi – sanksi. Bentuknya terkenal dengan agitasi, yaitu dengan penekanan – penekanan yang menimbulkan tekanan batin, diantara sesamanya pada kalangan publik.Widjaya. 1997: 14 Media yaitu sarana atau alat yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan atau sarana yang digunakan untuk memberikan feedback dari komunikan kepada komunikator. Media sendiri bentuk jamak dari kata medium, yang artinya perantara, penyampai atau penyalur.Endang Lestari dan Maliki. 2003: 8 Menurut Gunadi 1998: 71 Penerima adalah orang yang menjadi sasaran kegiatan komunikasi, penerima pesan biasa bertindak sebagai pribadi atau orang banyak. penerima tidak hanya pasif menerima 12 informasi namun juga mengolahnya sehingga terdapat kesamaan makna, “jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang sering sekali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan atau saluran. Pengaruh atau efek adalah perbedaan apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan, “pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang, oleh karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan. Hafied Cangara. 2008: 26-27 Praktik-praktik dari komunikasi sendiri memiliki berbagai model, seperti: Jurnalistik, Advertising, Kampanye dan Public Relations. Menurut Effendy Shoelhi 2009: 118 menjelaskan bahwa jurnalisme adalah keterampilan mengelola bahan berita mulai dari peliputan sampai kepada penyusunan yang layak disebarluaskan kepada masyarakat. Sedangkan jika dirunut dari akar katanya, jurnalisme atau jurnalistik berasal dari bahasa Belanda journalistiek, dalam bahasa Inggris journalistic atau journalism, bersumber pada kata journal sebagai terjemahan dari bahasa Latin diurnal, yang berarti “harian” atau “setiap hari”. Menurut Dunn dan William Widyatama, 2008 adalah bentuk kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan lewat media dengan “membayar ruang” yang dipakainya untuk menyampaikan pesan yang 13 bersifat membujuk persuasif, kepada konsumen oleh perusahaan, lembaga non –komersial, maupun pribadi yang berkepentingan. Propaganda adalah alat atau sarana yang digunakan oleh para komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan politiknya. Saluran atau media politik ini bermacam-macam seperti media cetak surat kabar, tabloid, majalah buku dsb, media elektronik film, radio, televisi, internet dsb, media format kecil leaflet, brosur selebaran, sticker dan bulletin, media luar ruang baliho, spanduk, reklame dsb. Selain itu juga ada saluran komunikasi kelompok partai politik, organisasi profesi, ikatan alumni dsb, saluran komunikasi publik pameran, panggung kesenian, pasar dsb, saluran komunikasi sosial pesta perkawinan, pesta sunatan, pesta rakyat dsb. Cangara. 2009 Sedangkan definisi tentang Public Relations PR atau kehumasan sendiri merupakan kegiatan komunikasi yang melibatkan proses komunikasi antara pihak perusahaan, pemerintah atau organisasi, dengan publik atau masyarakat, seperti penjelasan dibawah ini. Ilmu tentang hubungan masyarakat atau Public Relation sebenarnya sudah muncul sejak tahun 1700-an, periode dimana public ralations muncul dalam bentuk aktivitas yang tidak teorganisir dengan baik. Rusady Ruslan, 2003: 39. Kemudian baru diawal abad ke-20 Public Relation yang berperan menghadapi suatu krisis diterapkan. Ivy Ledbetter Lee menjadi orang pertama yang membuat prinsip dasar bahwa keterbukaan dalam informasi dan komunikasi timbal balik dua arah 14 dengan khalayak tidak bisa diabaikan oleh pihak manajemen. Prinsip inilah yang kemudian dikenal sebagai Declaration of Principles Deklarasi perinsip-prinsip dasar. Inilah yang sekarang banyak dianut para Public Relation Officer dalam menanggani krisis yang terjadi. Rusady Ruslan, 1999: 18. Di Indonesia orang menyebut PR dengan sebutan Humas, jika ditelaah lebih lanjut Humas sama dengan PR karena memiliki ruang lingkup yang sama yaitu berupa kegiatan yang menyangkut baik individu kedalam, maupun individu keluar dan semua kegiatan diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing lembaga atau organisasi. Widjaja. 1993 Hubungan Masyarakat Humas yang merupakan terjemahan bebas dari istilah public Relations PR terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang berkepentingan dengannya. Anggoro.2001 Cutlip, Center dan Broom 2000 menyatakan bahwa PR merupakan fungsi manajemen yang membentuk dan memelihara hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan masyarakat yang menjadi sandaran keberhasilan atau kegagalannya. Public Relations merupakan aktivitas komunikasi yang terorganisir secara langsung ditujukan kepada khalayak tertentu, pada periode waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan metode tertentu. Defini PR Menurut Rex Harlow Setyodarmojo. 2003, berbunyi “ Public 15 Relations adalah proses rangkaian kegiatan suatu organisasi untuk meneliti dan menilai kebutuhan dan keinginan dari kelompok-kelompok masyarakat yang berkepentingan agar dapat melakukan tindakan-tindakan dan perlakuan-perlakuan yang sesuai terhadap mereka. Public Relations adalah usaha yang terencana dan berkesinambungan untuk membangun dan mempertahankan hubungan baik serta saling pengertian antara sebuah organisasi dan publiknya Gregory, 2004. Menurut Betrand R. Canfield Yulianita. 2007 Public Relation adalah falsafah dan fungsi manajemen yang diekspresikan melalui kebijaksanaan dan kegiatan-kegiatan untuk melayani kepentingan publik, melakukan kegiatan komunikasi untuk publiknya guna menciptakan pengertian dan goodwill dari publiknya. Definisi public relations menurut The Institute of Public Relations dalam Nova 2011 adalah : “Public Relations merupakan keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”. Dalam menjalankan praktek public relations dalam organisasi, ada kecenderungan praktisi public relations untuk menjalankan fungsi-fungsi public relations tertentu yang mengarah pada terbentuknya model-model public relations. Rachmat Kriyantono, 2009, 295-297 16 1 Model press agentry Adalah model komunikasi Humas dimana informasi bergerak satu arah one-way communication dari organisasi kepada publiknya. Ini adalah bentuk tertua dari public relations. Humas lebih banyak melakukan propaganda atau kampanye melalui komunikasi satu arah untuk tujuan publisitas yang menguntungkan secara sepihak, khususnya menghadapai media masa dan dengan mengabaikan kebenaran informasi sebagai upaya untuk menutupi unsur-unsur negatif dari perusahaan. Model ini sama bersinonim dengan promosi dan publisitas. Kejadian yang dapat dijadikan contoh dari model ini adalah kasus dari beberapa artis yang sering membuat sensasi, agar di muat oleh tayangan-tayangan infotainment sehingga namanya tetap berkibar, meskipun artis tersebut jarang main sinetron atau menghasilkan karya sendiri. Dengan melihat penjelasan di atas, maka praktisi public relations yang mempraktikkan model ini selalu mencari kesempatan agar nama baik organisasi mereka muncul di media. Mereka tidak banyak melakukan riset tentang publiknya. Termasuk dalam praktik model ini adalah taktik propaganda seperti penggunaan nama selebriti dan perangkat yang bisa memancing perhatian orang; pemberian hadiah gratis, parade, dan grand opening. Walaupun Press agentry ini dianggap etis, namun juga dianggap sebagai yang tidak etis. Semakin keras mereka bersuara, semakin banyak perhatian yang akan mereka peroleh, terlepas mereka 17 salah atau benar sehingga akan semakin baik dalam melakukan pekerjaan mereka. Nurudin, 2002: 5. 2 Model public information Model ini berbeda dengan press agentry, karena tujuan utamanya adalah untuk memberi tahu publik dan bukan untuk promosi dan publisitas, namun alur komunikasinya masih tetap satu arah. Sekarang model ini mewakili praktik public relations di pemerintahan, lembaga pendidikan, organisasi nirlaba, dan bahkan di beberapa korporasi. Para praktisi public relations yang bekerja dengan model seperti ini sedikit sekali melakukan riset terhadap audiensi mereka dalam rangka menguji kejelasan pesan yang mereka sampaikan. Mereka adalah “jurnalis-di- rumah” yang menghargai akurasi, tetapi memutuskan sendiri tanpa riset tentang informasi apa yang paling baik dikomunikasikan kepada publik mereka. 3 Model two-way asymatric Model ini lebih baik dari model komunikasi yang satu arah. Komunikasi berperan untuk pengumpulan informasi tentang publik untuk pengambilan keputusan manajemen. Walau umpan balik dari publik diperhatikan, namun pesan-pesan komunikasi organisasi lebih banyak berusah agar publik beradapasi dengan organisasi, bukan sebaliknya. Malalui model ini Humas membantu organisasi memersuasi publik untuk berfikir dan berperilaku seperti yang kehendaki organisasi 18 dalam model ini, Humas menggunakan metode ilmiyah seperti polling, interview untuk mengukur sikap publik, sehingga organisasi dapat men-design program yang bisa mendapatkan dukungan publik. Namun informasi dari publik tidak digunakan untuk memodifikasi tujuan, misi, kebijakan, atau prosedur-prosedur yang dilakukan organisasi. Fungsi komunikasi tidak termasuk memersuasi memajemen untuk mengubah pemikiran dan tindakan - tindakannya terhadap kebijakan atau isu-isu tertentu. Sehingga organisasi tetap memosisikan diri di atas publiknya. Dalam istilah teori per- mainan, organisasi bertindak sebagai “zero zum game ”: your arganization “wins”only if the public or publics “lose”. organisasi merasa “menang” hanya jika publik “kalah”. Di sini terjadi relasi jangka pendek. Praktisi public relations dengan model ini menggunakan survei, wawancara, dan fokus group untuk mengukur serta menilai publik sehingga mereka bisa merancang program public relations yang bisa memperoleh dukungan dari publik kunci. Walaupun timbal balik feedback dari semua itu dipertimbangkan ke dalam proses pembuatan program, namun organisasi dengan model ini masih lebih tertarik mengenai bagaimana publik menyesuaikan diri dengan mereka ketimbang sebaliknya, organisasi yang menyesuaikan dengan kepentingan publik sebagaimana di atas. Pada model public relations yang ketiga, yaitu two way asymetric, terdapat pengembangan model yang menjelaskan bagaimana public relations dilakukan secara lebih efektif, yaitu dengan adanya temuan tentang dua model pengembangan: 19 model prediktor kultural the cultural interpreter model dan model pengaruh personal personal influence model. Kedua model ini dapat dimasukkan ke dalam kategori asimetris karena kedua model ini memberikan lebih banyak hal untuk dipikirkan dalam memahami public relations. 4 Two- way Symmetrical Model Model Simetris Dua Arah Dalam model ini, Humas menerapkan komunikasi dua arah timbal balik, dimana organisasi dan publik berupaya untuk mengadaptasikan dirinya untuk kepentingan bersama. Terbuka untuk proses negosiasi sehingga terjadi relasi jangka panjang. Komunikasi berfungsi sebagai alat negosiasi dan kompromi dalam mewujudkan pemecahan masalah yang “win-win solution”. Organisasi benar-benar memerhatikan kepentingan publiknya. Lebih khusus, manajer senior mungkin mengubah pengetahuannya. Bagaimana dia merasa, dan cara organisasi bertindak sebagai hasil komunikasi yang simetris. Dalam teori permainan, organisasi menerapkan “positive sum game”: both your organization and publics involved can win result of negotiation and compromise organisasi dan publik dapat sama- sama “menang” sebagai hasil negosiasi dan kompromi. Meskipun di atas dijelaskan bahwa public relations terdapat jalur satu arah untuk berkomunikasi dengan publik, tetapi sebenarnya, praktek Humas yang baik harus menggunakan komunikasi dua arah. Humas, dalam bentuknya yang dijalankan dengan jalur dua arah memiliki 20 beberapa poin sebagai berikut: John Vivian Tri Wibowo, 2008, 336- 337 a. Public relations adalah alat yang bisa dipakai publik untuk menyampaikan keinginan dan kepentingannya kepada institusi dalam suatu masyarakat. Humas menginterpretasikan dan berbicara atas nama publik kepada organisasi yang kurang responsif, dan Humas berbicara atas nama organisasi kepada publik. b. Public relations adalah alat untuk mencapai penyesuaian bersama antara institusi dan kelompok, membangun hubungan yang lebih lancar yang bermanfaat bagi publik. c. Public relations adalah katup pengaman bagi kebebasan. Dengan menyediakan saluran akomodasi, Humas menghambat tindak koersi atau kesewenang-wenangan. d. Public relations adalah elemen esensial dalam sistem komunikasi yang memampukan individu untuk mendapatkan informasi tentang beragam aspek yang mempengaruhi kehidupan mereka. e. Orang-orang Humas dapat membantu mengaktifkan kesadaran sosial tentang organisasi tempat di mana mereka bekerja. Praktisi public relations yang menggunakan model ini melakukan kegiatannya berdasarkan penelitian dan menggunakan komunikasi untuk mengelola konflik dan meningkatkan pemahaman understanding dengan publik organisasi. Model ini menekankan pentingnya perubahan prilaku organisasi untuk merespon tuntutan publik. Sehingga praktisi public 21 relations suatu organisasi agar mau memperhatikan apa yang menjadi keinginan publik. Beberapa asumsi yang melekat pada model ini adalah “mengatakan kebenaran”, “menginterpretasikan keinginan klien dan publik satu sama lain”, dan “pihak manajemen memahami pandangan karyawan dan masyarakat memahami pandangan pihak manajemen”. Tujuan utama dari model ini public relations adalah pengertian dan bukan manipulasi. Prayudi, 2008: 20-22. Two-Way Symmetric yaitu model komunikasi yang bertujuan untuk memperoleh salaing pengertian mutual understanding. Komunikasi ini bersifat dua arah yang menenkankan efek-efek yang seimbang. Gurnig, 1992: 285-325. Proses pelaksanaan aktivitas PR memerlukan sarana atau media yang akan digunakan dalam memperlancar kegiatan tersebut, beberapa media yang digunakan biasanya sebagai berikut.

B. Media Public Relation