Jumlah Keseluruhan CCB + ACE CCB + Diuretik CCB + ARB ACE +

4. Terapi Antihipertensi Tunggal Tabel 1 Distribusi Terapi Antihipertensi Tunggal Pada Pasien Stroke Hemoragik Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari 2012 Sampai Dengan 31 Desember 2012 Tabel 1 menunjukan distribusi terapi antihipertensi tunggal. Terapi antihipertensi tunggal yang paling banyak diterima pasien stroke hemoragik adalah golongan CCB yaitu sebanyak 83 44 pasien dengan jenis antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah nicardipin yaitu sebanyak 64,2 34 pasien. Mekanisme antihipertensi golongan CCB menghambat influks Ca ++ yang sensitif terhadap tegangan di otot polos anterior, yang akhirnya menyebabkan relaksasi otot polos dan tahanan vaskular perifer sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah. Nicardipine adalah obat yang efektif dalam mengendalikan hipertensi akut dan menurunkan tekanan darah pada SAH. Karena infus berkelanjutan dari nicardipine memiliki efek yang baik dalam mengontrol tekanan darah dan dianjurkan pemberian saat tekanan darah tidak terkontrol Yong Kim et al, 2012. Terapi tunggal untuk penggunaan ACE inhibitor sebanyak 9,4 5 pasien dengan penggunaan antihipertensi captopril. Mekanisme kerja ACE inhibitor seperti captopril dan lisinopril adalah dengan menghambat enzim pengkonversi peptidyl dipeptidase yang menghidrolik angiotensin I ke angiotensin II dan menyebabkan inaktivasi bradikinin, suatu vasodilator kuat yang bekerja dengan cara menstimulasi rilis nitric oxid dan prostasiklin. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Lisa Shaw 2011 dalam “Paramedic Initiated Lisinopril For Acute Stroke Treatment : study protocol for a pilot randomized controlled trial” menyebutkan bahwa lisinopril telah dipilih sebagai antihipertensi yang telah ditunjukan untuk menurunkan tekanan darah pada stroke akut. Lisinopril memiliki profil keamanan yang baik, dan dapat diberikan sublingual. Pada percobaan The recent Controlling Hypertension and Hypotension Immediately Post Stroke CHHIPS menunjukan efek penurunan tekanan darah dari penggunaan lisinopril pada stroke akut termasuk toleransi dan efek penurunan tekanan darah dari lisinopril. Komposisi Golongan Nama obat Jumlah pasien Persentase Tunggal ACE-I Captopril 5 9.4 Jumlah 5

9.4 CCB

Nicardipin 34 64.2 Nimodipin 3 5.7 Amlodipin 3 5.7 Nifedipin 1 1.9 Diltiazem 3 5.7 Jumlah 44 83 Diuretik Furosemid 4 7.5 Jumlah 4

7.5 Jumlah Keseluruhan

53 100 5. Terapi Kombinasi Dua Antihipertensi Tabel 2 Distribusi Terapi Kombinasi Dua Antihipertensi Pada Pasien Stroke Hemoragik Rawat Inap di RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari 2012 Sampai Dengan 31 Desember 2012 Terapi kombinasi dua antihipertensi Tabel 2 pada pasien stroke hemoragik menunjukan terapi yang paling banyak digunakan adalah kombinasi dari golongan CCB dan ACE inhibitor yaitu sebanyak 39 pasien 54,3 dan antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah nicardipin + captopril yaitu sebanyak 19 pasien 26,4 dan yang paling sedikit adalah kombinasi antara nimodipin + captopril yaitu 1 pasien 1,4. Dalam Journal of the American Society of Hypertension oleh Alan Gradman pada tahun 2010 dengan judul “Combination therapy in hypertension” mengatakan kombinasi dari ACE inhibitor atau ARB dengan CCB dapat menurunkan tekanan darah. Penambahan salah satu dari ACE inhibitor dapat memperbaiki profil tolerabilitas dari CCB. Melalui efek antisympathetic, ACE inhibitor meningkatkan denyut jantung yang dapat menyertai pengobatan dengan dihidropiridin jenis CCB Gradman et al, 2010 . Komposisi Golongan Nama obat Jumlah pasien Persentase Obat 1 Obat 2 Kombinasi 2 antihipertensi CCB + CCB Nicardipin Amlodipin 7 9.7 Nicardipin Nimodipin 7 9.7 Nicardipin Diltiazem 1 1.4 Diltiazem Amlodipin 1 1.4 Nimodipin Amlodipin 1 1.4 Jumlah 17 23.6 CCB + ACE Amlodipin Captopril 13 18.1 Nicardipin Captopril 19 26.4 Amlodipin Lisinopril 2 2.8 Nimodipin Captopril 1 1.4 Diltiazem Captopril 2 2.8 Nifedipin Captopril 2 2.8 Jumlah 39 54.3 CCB + Diuretik Nicardipin Furosemid 7 9.7 Amlodipin Furosemid 2 2.8 Diltiazem Furosemid 1 1.4 Jumlah 10 13.9 CCB + ARB Amlodipin Valsartan 1 1.4 Jumlah 1 1.4 ACE + -blocker Captopril Bisoprolol 1 1.4 Jumlah 1 1.4 ACE + ARB

Dokumen yang terkait

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN KUINOLON PADA PASIEN INFEKSI SALURAH KEMIH (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

0 4 32

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN AMINOGLIKOSIDA PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

3 34 29

STUDI PENGGUNAAN STATIN PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK (Penelitian di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

4 37 32

STUDI PENGGUNAAN OBAT GOLONGAN DIURETIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

2 20 26

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA QUINOLON PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK DENGAN INFEKSI (Penelitian di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. SAIFUL ANWAR Malang)

0 18 32

STUDI PENGGUNAAN DIURETIK PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. SAIFUL ANWAR Malang)

4 21 24

STUDI PENGGUNAAN ACE- inhibitor pada PASIEN CKD (Chronic Kidney Disease) dengan HIPERTENSI (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

2 18 26

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN SEFALOSPORIN PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr.Saiful Anwar Malang

1 9 54

STUDI PENGGUNAAN OBAT GOLONGAN ACE-INHIBITOR PADA PASIEN STROKE ISKEMIK (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

0 9 30

STUDI PENGGUNAAN CALCIUM CHANNEL BLOCKER (CCB) PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar Malang)

0 53 36