Latar belakang Tujuan percobaan

2 selaput lendir hidung, selaput lendir tenggorokan, tali suara dan paru-paru Arisman, 2009.

1.2 Tujuan percobaan

Untuk mengetahui apakah ikan asin yang beredar di Pasar Durian Medan mengandung pemutih klorin atau tidak

1.3 Manfaat percobaan

- Untuk menambah wawasan penulis tentang identifikasi pemutih klorin. - Sebagai bahan informasi bagi masyarakat agar lebih teliti dan berhati- hati dalam membeli ikan asin dan tidak terkecoh dengan harga yang lebih murah namun lebih berorientasi lagi pada isi dari bahan pangan yang akan dikonsumsi. - Sebagai sumber masukan bagi pemerintah dan instansi yang terkait agar lebih waspada membeli ikan asin yang beredar di pasaran. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Industri pangan

Di tahun 1993, WHO melaporkan bahwa sekitar 70 kasus diare yang terjadi di Negara berkembang disebabkan oleh makanan yang telah tercemar. Pencemaran ini sebagian besar berasal dari industri boga dan rumah makan. Berdasarkan hasil survei di Amerika Serikat, 20 kasus terjadi di rumah makan, dan 3 ditemukan di industri pangan. Sementara di Eropa, sumber kontaminasi terbesar justru berasal dari rumah 46, restoranhotel 15, jamuan makan 8, fasilitas kesehatan dan kantin masing-masing 6, dan sekolah 5 Arisman, 2009. Centers for Disease Control and Prevention CDC, sebuah lembaga pengawasan penyakit menular di Amerika Serikat, pada tahun 1994 melaporkan 14 faktor yang dapat menyebabkan keracunan makanan. Faktor-faktor tersebut adalah 1 pendinginan yang tidak kuat 63; 2 makanan terlampau cepat disajikan 29; 3 kondisi tempat mempertahankan panas yang tidak baik 27; 4 higiene yang buruk pada pengonsumsi makanan, atau telah terinfeksi 26; 5 pemanasan ulang yang tidak kuat 25; 6 alat pembersih yang tidak baik 9; 7 mengkonsumsi makanan yang basi 7; 8 kontaminasi silang 6; 9 memasak atau memanaskan makanan secara berulang-ulang 5; 10 wajan berlapis bahan kimia berbahaya 4; 11 bahan mentah tercemar 2; 12 penggunaan zat aditif secara berlebihan 2; 13 tidak sengaja