BAB 3 KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:
Skema 3.1. Kerangka konsep penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi gejala pruritus pada pasien HD reguler dari parameter klinik dan laboratorium.
Parameter klinik mencangkup seperti umur, jenis kelamin, lama HD, dan frekuensi HD. Sedangkan parameter laboratorium mencangkup kalsium, fosfor,
kalsium-fosfat, BUN dan PTH.
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
Parameter klinik: 1.
Usia 2.
Jenis kelamin 3.
Lama HD 4.
Frekuensi HD
Parameter laboratorium: 1.
Kalsium 2.
Fosfor 3.
Kalsium-fosfor 4.
BUN Gejala pruritus pada
pasien HD reguler
Universitas Sumatera Utara
3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Pasien Hemodialisis Reguler
Pasien hemodialisis reguler adalah pasien yang telah menjalani hemodialisis lebih dari 3 bulan di klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida
Medan saat penelitian dilakukan.
3.2.2. Parameter Klinik
1. Usia adalah usia pasien HD yang diteliti di klinik Spesialis Ginjal dan
Hipertensi Rasyida Medan. Cara ukur : rekam medik.
Alat ukur : kuesioner. Kategori : 50 tahun,
≥ 50 tahun. Skala ukur : ordinal.
2. Jenis kelamin adalah jenis kelamin pasien HD yang diteliti di klinik
Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan. Cara ukur : rekam medik.
Alat ukur : kuesioner. Kategori : laki-laki,
perempuan. Skala ukur : nominal.
3. Lama HD adalah lama pasien menjalani HD yang akan diteliti di klinik
Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan. Cara ukur : rekam medik.
Alat ukur : kuesioner. Kategori : 48 bulan
≥ 48 bulan. Skala ukur : ordinal.
4. Frekuensi HD adalah frekuensi pasien menjalani HD yang diteliti di
klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan. Cara ukur : rekam medik.
Alat ukur : kuesioner.
Universitas Sumatera Utara
Kategori : 2 kali seminggu, 3 kali seminggu.
Skala ukur : ordinal.
3.2.3. Parameter Laboratorium
1. Serum kalsium adalah kadar kalsium dalam darah pasien HD dari hasil
laboratorium. Cara ukur : rekam medik.
Alat ukur : kuesioner. Kategori : hipokalsemia 8,6 mgdL,
normal 8,6-10,3 mgdL, hiperkalsemia 10,3 mgdL.
Skala ukur : ordinal. 2.
Serum fosfor adalah kadar fosfor dalam darah pasien HD dari hasil laboratorium.
Cara ukur : rekam medik. Alat ukur : kuesioner.
Kategori : normal 4,5 mgdL Tinggi
≥ 4,5 mgdL. Skala ukur : ordinal.
3. Produk kalsium-fosfor adalah kadar produk kalsium-fosfor dalam
darah pasien HD dari hasil laboratorium. Cara ukur : rekam medik.
Alat ukur : kuesioner. Kategori : normal 55 mg
2
dl
2
tinggi 55 mg
2
dl
2
Skala ukur : ordinal. 4.
BUN adalah kadar BUN dalam darah pasien HD dari hasil laboratorium.
Cara ukur : rekam medik. Alat ukur : kuesioner.
Kategori : normal 44 mgdL
Universitas Sumatera Utara
Tinggi
≥ 44 mgdL.
Skala ukur : ordinal.
3.2.4. Gejala Pruritus pada Pasien HD
Gejala pruritus pada pasien HD adalah rasa gatal yang mengganggu pada pasien HD. Gatal merupakan suatu hasil stimulasi gradasi ringan pada serat saraf
Wicaksono, 2009. Cara ukur : menggunakan kuesioner yang diisi oleh pasien HD.
Alat ukur : kuesioner berdasarkan 5-D itch scale Kategori : derajat Ringan 5-11,
derajat Sedang 12-18, derajat Berat 19-25.
Skala ukur : ordinal.
3.3. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1.
Ada hubungan antara umur dengan gejala pruritus pada pasien HD reguler. 2.
Ada hubungan antara jenis kelamin dengan gejala pruritus pada pasien HD reguler.
3. Ada hubungan antara lama HD dengan gejala pruritus pada pasien HD
reguler. 4.
Ada hubungan antara frekuensi HD dengan gejala pruritus pada pasien HD reguler.
5. Ada hubungan antara kadar kalsium dengan gejala pruritus pada pasien
HD reguler. 6.
Ada hubungan antara kadar fosfor dengan gejala pruritus pada pasien HD reguler.
7. Ada hubungan antara kadar produk kalsium-fosfor dengan gejala pruritus
pada pasien HD reguler. 8.
Ada hubungan antara kadar BUN dengan gejala pruritus pada pasien HD reguler
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penilitian
Metode penetilian ini dengan menggunakan cross sectional study yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas faktor risiko dengan variabel
tergantung efek dengan melakukan pengukuran sesaat. Keuntungan yang utama desain cross-sectional adalah desain ini relative murah, mudah, dan hasilnya cepat
dapat diperoleh Sastroasmoro, 2011.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan di klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan, dengan alasan klinik tersebut memiliki banyak pasien HD dan
fasilitas HD yang cukup lengkap untuk penelitian ini. Waktu penelitian dilakukan pada bulan September – Oktober 2014.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi