Dampak Kawasan Industri Medam Star Terhadap Pembangunan Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitarnya (Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

DAMPAK KAWASAN INDUSTRI MEDAN STAR TERHADAP PEMBANGUNAN SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT

SEKITARNYA

(KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG)

Proposal Skripsi

Diajukan oleh :

Ari Suhana 060501040

Ekonomi Pembangunan

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan 2011


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

Nama : ARI SUHANA

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

NIM : 060501040

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perencanaan Pembangunan

Judul Skripsi : Dampak Kawasan Industri Medam Star Terhadap Pembangunan Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitarnya. (Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang) Tanggal:

Pembimbing

NIP. 19630818 198803 1005 Prof. Dr. lic. rer. reg. Sirojuzilam, SE


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

Hari :

BERITA ACARA UJIAN

Tanggal :

Nama : Ari Suhana

NIM : 060501040

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perencanaan Pembangunan

Judul Skripsi : Dampak Kawasan Industri Medam Star Terhadap Pembangunan Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitarnya. (Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)

Ketua Program Studi Pembimbing

Irysad Lubis SE, M.Soc.Sc, Ph.D

NIP. 19710503 200312 1 003 NIP. 19630818 198803 1 005 Prof. Dr. lic. rer. reg. Sirojuzilam, SE

Penguji I Penguji II

Dra. Raina Linda Sari, M.Si

NIP. 131762430 NIP. 19510421 1982030 1 002 Drs. Kasyful Mahalli, SE M.Si


(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK Nama : Ari Suhana

NIM : 060501040

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perencanaan Pembangunan

Judul Skripsi : Dampak Kawasan Industri Medam Star Terhadap Pembangunan Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitarnya. (Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)

Tanggal: Ketua Program Studi

Irysad Lubis SE, M.Soc.Sc, Ph.D) NIP. 19710503 200312 1 003


(5)

ABSTRAK

Saat ini perekonomian Indonesia yang dulunya lesu terkena dampak krisis moneter global pada tahun 1997 kini mulai bergairah kembali, hal ini sedikit banyaknya di pengaruhi oleh meningkatnya perekonomian daerah, kawasan Aglomerasi menjadi salah satu faktor pendukung perekonomian di beberapa daerah.

Dari paparan di atas , penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh lagi persoalan aglomerasi yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat. Medan Star Industi Eastate adalah salah satu kawasan aglomerasi yang ada di Sumatra utara, Dengan wilayah kawasan yang besar serta puluhan industri yang berpartisipasi menggunakan ratusan karyawan di dalamnya, pastilah kawasan ini memiliki pengaruh terhadap masyarakat sekitarnya. Inilah yang menjadi tujuan utama penelitian ini yang di lakukan terhadap dua desa yang ada di dekat kawasan tersebut yakni. Desa Tanjung baru dan desa Tanjung morawa B.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis aglomerasi yang dilakukan oleh Medan Star berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat setempat, yang dapat dilihat dali hasil uji korelasi product moment dimana r hitung= 0,562 > dari pada r tabel=0,113 dan uji t dimana t hitung < dari t tabel. Hal ini menunjukkan perubahan signifikan sebelum dan sesudah terjadinya aglomerasi oleh Medan Star.


(6)

ABSTRACT

Currently Indonesia formerly sluggish economy affected by the global monetary crisis in 1997 are now beginning to excited again, this is somewhat influenced by the growing regional economy, Agglomeration area became one of the factors supporting the economy in some areas.

From the above, the authors are interested to study further agglomeration issues relating to social welfare. Star industi Eastate field is one of the agglomeration region in northern Sumatra, with a large area of the region as well as dozens of industry employing hundreds of employees who participate in it, surely this area have an influence on the surrounding community. This is the main purpose of this study will be undertaken on two villages near the area ie. The new village and the village of Tanjung Tanjung Morawa B.

Based on the results of research conducted by the author agglomeration Star Medan positive impact on the welfare of local communities, which can be seen dali product moment correlation test results count where r = 0.562> of the table r = 0.113 and t test where t count <from t table . This indicates a significant change before and after the occurrence of agglomeration by Medan Star.


(7)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati dan penuh hormat penilis memanjatkan puji dan syukur kepada Allah yang telah melimpahkan kasih setia, hikmat kebijaksanaan sehingga penulis dapat menyeesaikan skripsi ini. Skripsi ini, skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti ujian meraih gelar sarjana (S-1) pada Fakultas Ekonomi, Departemen Ekonomi Pembangunan, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Adapun judul skripsi ini adalah : “DAMPAK KAWASAN INDUSTRI MEDAN STAR TERHADAP PEMBANGUNAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITARNYA” (KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG)

Selama menyelesaikan skripsi ini penulis banyak di Bantu oleh berbagai pihak baik dalam bentuk moril, materil, maupun doa. Maka pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak atas setiap dukungan yang telah diberikan kepada :

1. Keluarga penulis, Supandi(Ayah) Suryaningsih(Ibu), serta saudara-saudara penulis (M.Hanafia, M.Dimas F, R.Syafirahani, M.Nurhassan,M.Rido), dan taklupa pula para sahabat (Aziz, Asep, David, Thoib, Ardi, Rahmat, Putra, Azmal, Rama, Leman) sekaligus rekan-rekan yang tidak disebutkan yang selalu memberikan dukungan materi, semangat dan doa kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.


(8)

3. Bapak Wahyo Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku ketua, dan kepada Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si, selaku sekertaris Depertemen Ekonomi Pembangunan, Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Irysad Lubis SE, M.Soc.Sc, Ph.D, selaku ketua, dan kepada Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si, selaku sekertaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan, Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Prof. Dr. lic. rer. reg. Sirojuzilam, SE, selaku dosen pembimbing penulis yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberi masukan, saran dan bimbingan, baik dari awal penulisan hingga selesainya skripsi ini.

6. Ibu, Raina Linda Sari M.Si selaku dosen wali dan juga sebagai Dosen Penguji I yang telah memberi bimbingan selama masa perkuliahan.

7. Bapak Kasyful Mahalli SE, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah memberi saran dan masukan bagi penulis dalam rangka penyempurnaan skripsi ini.

8. Seluruh Staff Pengajar dan Staff Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan.


(9)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna baik dari segi bahan penulisan maupun kemampuan ilmiah, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya tulisan ini di masa yang akan datang.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap orang.

Medan,……… September 2011 Penulis

060501040 (Ari Suhana)


(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……… ix

DAFTAR TABEL………..…. xii

DAFTAR LAMPIRAN ………...………... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………..……….. 1

1.2 Perumusan Masalah………..………..…….... 3

1.3 Hipotesis ………..………..………. 4

1.4 Tujuan Penelitian………..………..……… 4

1.5 Manfaat Penelitian………..…..……… 4

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Aglomerasi………...….…..……... 6

2.1.1 Konsep dan Definisi Aglomerasi…………...…………. 6

2.1.2 Tinjauan Teori... 7

A. Teori Klasik... 7

B. Teori Eksternalitas Dinamis... .... 8

C. Teori Ekomoni Geografi Baru... 9

D. Teori Kutub Petumbuhan... 10

2.2 Pertumbuhan Ekonomi ... 11

2.3 Kesejahteraan Masyarakat... 14


(11)

2.5. Hubungan Pembangunan Ekonomi Dengan IPM... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian………….………...………. 27

3.2 Ruang Lingkup Penelitian………...….……….. 27

3.3 Jenis dan Sumber Data………...…………. 28

3.4 Populasi dan Sampel……….……...………...….... 28

3.5 Metode Pengumpulan Data……….………...……. 30

3.6 Pengolahan data... 32

3.7 Metode Analisis Data ……….…………...…. 32

3.8 Definisi Operasional Variabel……….…….…...……… 34

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Tanjung Morawa... ...33

4.1.1 Kondisi Geografis...33

4.1.2 Adiministratif...34

4.1.3 Sejarah Singkat Kecamatan Tanjung Morawa...36

4.1.4 Kondisi Demografi... ....36

4.1.5 Kondisi Prekonomian... ...38

4.1.6 Kondisi Sosial Kecamatan Tanjung Morawa...40

4.1.7 Potensi Wilayah...46

4.2 Kriteria Responden ...48

4.3 Indikator Kesejahteraan Masyarakat ...50

4.3.1 Kesehatan...50

4.3.2 Pendidikan...51


(12)

4.4 Hasil Analisis Data...53 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan...………...…..………… ….. 58 5.2 Saran………..……...……… …….. 59


(13)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Hal

2.1 Tingkatan Status Indeks Pembangunan Manusia…….... 16 2.2 Nilai Maksimum dan Minimum Komponen IPM ...….. 22 3.1 Rincian Sampel...………... 26 3.2 Variabel Penelitian …...………..……… 31 4.1 Penduduk Kecamatan Tanjung Morawa, Luas Daerah dan

Banyaknya Rumah Tangga 2009... .. ……. 34 4.2 Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Tanjung

Morawa 1996-2009 ... ... ...37 4.3 PDRB Kabupaten Deli Sedang 2004-2009...39 4.4 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2009 ...40 4.5 Jumlah Dokter Ahli, Dokter , Bidan, Perawat,dan Dukun Bayi di

Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2009………..42

4.6 Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kota Binjai Tahun 2009 ..44

4.7 PDRB dan PDRB Per Kapita Kabupaten Deli Serdang 2004-2009……….……… 46


(14)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kuisioner Penelitian


(15)

ABSTRAK

Saat ini perekonomian Indonesia yang dulunya lesu terkena dampak krisis moneter global pada tahun 1997 kini mulai bergairah kembali, hal ini sedikit banyaknya di pengaruhi oleh meningkatnya perekonomian daerah, kawasan Aglomerasi menjadi salah satu faktor pendukung perekonomian di beberapa daerah.

Dari paparan di atas , penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh lagi persoalan aglomerasi yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat. Medan Star Industi Eastate adalah salah satu kawasan aglomerasi yang ada di Sumatra utara, Dengan wilayah kawasan yang besar serta puluhan industri yang berpartisipasi menggunakan ratusan karyawan di dalamnya, pastilah kawasan ini memiliki pengaruh terhadap masyarakat sekitarnya. Inilah yang menjadi tujuan utama penelitian ini yang di lakukan terhadap dua desa yang ada di dekat kawasan tersebut yakni. Desa Tanjung baru dan desa Tanjung morawa B.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis aglomerasi yang dilakukan oleh Medan Star berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat setempat, yang dapat dilihat dali hasil uji korelasi product moment dimana r hitung= 0,562 > dari pada r tabel=0,113 dan uji t dimana t hitung < dari t tabel. Hal ini menunjukkan perubahan signifikan sebelum dan sesudah terjadinya aglomerasi oleh Medan Star.


(16)

ABSTRACT

Currently Indonesia formerly sluggish economy affected by the global monetary crisis in 1997 are now beginning to excited again, this is somewhat influenced by the growing regional economy, Agglomeration area became one of the factors supporting the economy in some areas.

From the above, the authors are interested to study further agglomeration issues relating to social welfare. Star industi Eastate field is one of the agglomeration region in northern Sumatra, with a large area of the region as well as dozens of industry employing hundreds of employees who participate in it, surely this area have an influence on the surrounding community. This is the main purpose of this study will be undertaken on two villages near the area ie. The new village and the village of Tanjung Tanjung Morawa B.

Based on the results of research conducted by the author agglomeration Star Medan positive impact on the welfare of local communities, which can be seen dali product moment correlation test results count where r = 0.562> of the table r = 0.113 and t test where t count <from t table . This indicates a significant change before and after the occurrence of agglomeration by Medan Star.


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dewasa ini banyak ahli ekonomi kembali melakukan kajian terhadap factor yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Keadaan ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena dan perkembangan teori yang memasukkan factor eksternalitas berupa inovasi (inovation), teknologi (technology), kreativitas (creativity), jejaring (networking), dan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai mesin penggerak pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan perkembangan teori ini telah dilakukan penelitan di berbagai negara dan menunjukkan bahwa potensi wilayah yang berbeda-beda dapat menyebabkan perbedaan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita antar daerah. Pertumbuhan wilayah sebagai unit terkecil dengan perekonomian yang lebih terbuka, faktor non ekonomi yang berperan dalam memperngaruhi pertumbuhan ekonomi, misalnya: keragaman suku, budaya, dan sistem politik. Beberapa studi mengemukakan pentingnya faktor eksternalitas dan SDM untuk memacu pertumbuhan regional.

Setiap daerah di Indonesia memilili karakteristik yang berbeda-beda.Perbedaan ini dapat dilihat dari demografi, potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, aksesibilitas serta kekuasaan dalam pengambilan keputusan dan aspek potensi pasar kondisi tersebut memungkinkan pertumbuhan suatu wilayah seringkali tidak seimbang dengan wilayah lainnya. (Sirojuzilam,2009)

Selama seratus tahun lebih, para pakar geografi, pakar ekonomi, perencana kota, para ahli strategi bisnis, ilmuan regional, dan para ilmuan sosial lainnya


(18)

telah mencoba memberikan penjelasan tentang “mengapa” dan “dimana” aktivitas ekonomi berlokasi. Ketimpangan distribusi kegiatan ekonomi secara regional dalam satu negara telah menjadi perhatian utama. Inilah yang mendorong dilakukannya banyak penelitian dalam bidang ini/Aglomerasi.(Kuncoro, 2002).

Kalau kita berbicara tentang aglomerasi, maka secara tidak langsung kita juga akan membicarakan industri yang mewakili aglomerasi ekonomi secrara keseluruhan. Industrialisasi telah menjadi kekuatan utama (driving force) di balik urbanisasi yang cepat di kawasan Asia sejak dasawarsa 1980-an. Berbeda dalam kasus industri berbasis sumber daya (resource-based industries), industri manufaktur cenderung berlokasi didalam dan di sekitar kota. Pertanian dan industri berdampingan, bahkan kadang berebut lahan di seputar pusat-pusat kota yang pada gilirannya semakin mengaburkan perbedaan baku antara desa dan kota (McGee, 1991). Industri cenderung beraglomerasi di daerah-daerah dimana potensi dan kemampuan daerah tersebut memenuhi kebutuhan mereka, dan mereka mendapat manfaat akibat lokasi perusahaan yang saling berdekatan.Kota umumnya menawarkan berbagai kelebihan dalam bentuk produktifitas dan pendapatan yang lebih tinggi, menarik investasi baru, teknologi baru, pekerja terdidik dan terampil dalam jumlah yang jauh lebih tinggi di banding perdesaan (Malecki, 1991).

Keunggulan Aglomerasi ini juga dapat diperoleh dengan memanfaatkan efek keterkaitan (linkage) dan networking secara interkatif. Keunggulan itu antara


(19)

dan juga meningkatkan penyedian lapangan tenagakerja di suatu daerah. Oleh karena itu, dapat dimengerti apabila Aglomerasi (agglomeration), baik aktivitas ekonomi dan penduduk di perkotaan, menjadi isu sentral dalam literatur geografi ekonomi, strategi bisnis dan peningkatan daya saing nasional dan studi-studi regional. (Krugman, 1998).

Medan Star Industrial Eastate adalah salah satu kawasan aglomerasi industri terbesar di Sumatra Utara. Di kelola oleh PT. Tamoratama Prakarsa yang memiliki luas area lahan lebih dari 100Ha. Dengan banyaknya perusahan dan pabrik yang beroprasi di kawasan tersebut, wilayah ini juga memberikan dampak langsung maupun tidak langsung bagi kehidupan masyarakat sekitarnya.

Berdasarkan uraian-uraian dan fenomena-fenomena yang telah dikemukakan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan skripsi dengan judul “Dampak Kawasan IndustriMedan StarTerhadap Pembangunan Sosial dan Ekonomi Masyarakat Sekitarnya(Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana dampak kawasan industri Medan Star terhadap pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat sekitarnya?


(20)

1.3 Hipotesis

Secara empiris, hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian yang memerlukan pengujian untuk membuktikan kebenarannya. Dari permasalahan diatas, maka penulis memberikan hipotesisnya sebagai berikut: Pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar kawasan mengalami peningkatan setelah adanya kawasan industry Medan Star.

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dikemukakan diatas maka tujuan penelitian ini adalah:

• Untuk mengetahui seberapa besar dampak kawasan industri Medan Star terhadap peningkatan pembangunan saosial dan ekonomi masayarakat sekitarnya.

• Untuk mengetahui perbedaan pada kesejahteraan masyarakat sebelum dan sesudah di berlakukanya aglomerasi ekonomi oleh Medan Star.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

• Sebagai bahan studi atau literatur tambahan terhadap penelitian yang sudah ada sebelumnya.

• Sebagai bahan studi dan literatur bagi mahasiswa/mahasiswi ataupun peneliti yang ingin melakukan penelitian sejenis selanjutnya.


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi yang aktual dan faktual guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesa penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan cara sebagai berikut:

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di daerah sekitar aglomerasi Medan Star, yaitu kecamatan Tanjung Morawa. Ada dua Desa yang mewakili daerah aglomerasi ini yaitu, Desa Tanjung Morawa B dan Desa Tanjung Baru,. Kedua desa dipilih karna lokasinya yang berdekatan dengan daerah aglomerasi.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat seberapa besar dampak aglomerasi Medan Star terhadap kesejahteraan masyarakat dan juga tentang adanya perbedaan pada kesejahteraan masyarakat sebelum dan sesudah aglomerasi.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data.,yaitu:

• Data primer yang di peroleh langsung dari objek penelitian, yakni masyarakat sekitar daerah aglomerasi dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuisioner yang telah dipersiapkan..


(22)

• Data sekunder yang diperoleh dari berbagai literatur seperti buku, majalah, jurnal, koran, internet dan lain-lain yang berhubungan dengan aspek penelitian.

3.4 Populasi dan Sample

Populasi yang dipilih oleh penulis yaitu masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar daerah medan star dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 340 responden. Dalam menentukan sample, penulis menggunakan metode pengambilan cluster sampling (area sampling). Teknik area sampling digunakan, disebabkan karena objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Untuk menentukan sample mana yang dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan. Dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Rincian Sample

Nama Desa Populasi Sampel

Desa Tanjung morawa B 14968 226

Desa Tanjung Baru 7543 114

Total 22511 340


(23)

Dimana dalam menentukan ukuran sample populasi, penulis menggunakan rumus Isaac dan Michael, yaitu sebagi berikut:

S = X².N.P.Q d²(N-1)+X².P.Q S = Jumlah sample N = Jumlah populasi

P = Proporsi dalam populasi (0,50) Q = 1- P

d = Derajat ketetapan X² = Taraf kesalahan 5%

Dengan menggunakan rumus Isaac dan Michael maka di dapat jumlah sampel penelitian sebanyak 340,548 yang kemudian di bulatkan menjadi 340 orang sampel yang mewakili penduduk desa yang akan di jadikan responden dalam penelitian ini.


(24)

3.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan dua metode, yakni: 1. Observasi

Observasi adalah dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti, dalam hal ini adalah masyarakat yang ada di Kota Binjai.

2. Kuisioner

Kuisioner adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan cara menyebar angket (daftar pertanyaan) kepada responden yang dijadikan sample penelitian. Dalam hal ini, yang menjadi responden adalah masyarakat yang mewakili daerah sekitar Medan Star. Adapun karakteristik dalam kuesioner adalah indikator IPM tersebut. Bentuk kuesioner berupa 5 tipe pilihan jawaban yaitu: sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang dengan metode dari Likert. Penelitian bergerak dari 5 sampai 1.

3. Studi kepustakaan.

Studi kepustakaan dengan pengumpulan data-data sekunder. Seperti yang di sebutkan diatas, studi kepustakaan adalah mengumpulkan data dan informasi melalui telaahan berbagai literature yang relevan atau berhubungan dengan permasalahan yang ada dalam penulisan skripsi ini, dapat di peroleh dari buku-buku, internet dan sebagainya


(25)

X1 - X2 σ (X1- X2) 3.6 Metode Analisis Data

Untuk menjawab hipotesis, penulis menggunakan analisis compare means uji beda mean pada sampel yang dependen, yang digunakan untuk membandingkan rata-rata dua variabel dalam satu group. Artinya, analis ini berguna untuk melakukan pengujian terhadap dua sampel yang berhubungan atau dua sampel berpasangan.

Dengan mengasumsikan nilai perbedaan dua sampel berdistribusi normal, maka uji statistik untuk sampel (n) lebih besar dari 30 digunakan distribusi z.

Rumus untuk mencari z hitung (z*) :

z-hitung =

Keterangan:

X1 = Mean X1 (data setelah Aglomerasi)

X2 = Mean X2 (data sebelum Aglomerasi)


(26)

0 Gambar 3.1 Kurva Uji t-statistik

Ho ditolak Ho ditolak

Kriteria pengambilan keputusan :

1. Ho : β = 0 Ho diterima (z<t-tabel) artinya tidak terdapat perbedaan nyata pada tingkat kesejahteraan masyarakat sebelum dan sesudah aglomerasi. 2. Ha : β ≠ 0 Ho ditolak (z٭>z-tabel) artinya terdapat perbedaan nyata pada

tingkat kesejahteraan masyarakat sebelum dan sesudah aglomerasi.


(27)

Tabel 3.2 Variable Penelitian

Nomor Indeks Definisi Indikator Pengukuran

1 Kesehatan Keadaan sejahtera dari

badan,

memungkinkan setiap

orang hidu

secara sosial dan

-Sarana Kesehatan

-Keahlian tenaga kesehatan -Konsumsi makanan bergizi -Angka kematian bayi -Jumlah penduduk sakit

Skala Likert

2 Pendidikan Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

dan proses

secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan

-tingkat partisipasi sekolah -tingkat kelulusan SD -jumlah buta huruf -fasilitas pendidikan

Skala Likert

3 Pengeluaran Perkapita

Pengeluaran rata-rata masyarakat suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.

-jumlah pengeluaran

- jumlah kepemilikan rumah pribadi

-pengeluaran bahan bukan makanan

-lapangan kerja

-partisipasi angkatan kerja


(28)

3.5Defenisi Operasional Variabel

• Aglomerasi adalah konsentrasi spasial dari aktivitas ekonomi dikawasan perkotaan (dalam hal ini Medan Star sebagai objek yang di maksud) karena penghematan akibat lokasi yang berdekatan (economies of proximity) yang diasosiasikan dengan kluster spasial dari perusahaan, para pekerja dan konsumen.

• Pembangunan Ekonomi adalah suatu proses yang menyebapkan GNP(Gross National Product) perkapita atau pendapatan masyarakat meningkat dalam priode waktu yang panjang..

• Kesejahteraan masyarakat menyangkut berbagai dimensi yang dapat di lihat melalui indicator indexs pembangunan masyarakat (IPM) yang meliputi tingkat harapan hidup, tingkat melek huruf dan tingkat pendapatan riil perkapita masyarakat.


(29)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kecamatan tanjung Morawa

4.1.1 Kondisi Geografis

Tanjung Morawa adalah salah satu kecamatan yang berada di wilayah kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Dengan luas wilayah 13.175 Ha dan berada diantara kota Medan dan Lubuk Pakam, Kec. Tanjung Morawa juga dilintasi oleh jalur lintas Sumatra yang membuat posisinya sangat strategis sebagai tempat mendirikan kegiatan industri.

Secara Geografis Kecamatan Tanjung Morawa terletak pada 03º 30º dan 11º 60º LU 98º 46º dan 103º 83º BT , ketinggian rata-rata di atas permukaan laut adalah 30m dengan batas-batas sebagai berikut:

1. Batas Utara : Kec. Batang Kuis dan Kec. Beringin 2. Batas Selatan : Kec. STM Hilir

3. Batas Barat : Kec. Patumbak, Kec. Sei Tuan dan Kota Medan 4. Batas Timur : Kec. Lubuk Pakam dan Kec. Pagar Merbau.

Kecamatan Tanjung Morawa berada 16 Km dari Ibu kota provisi dan 12 Km dari Ibu kota Kabupaten. Ada 3 sungai besar yang melitasi Kecamatan ini yaitu Sungai Belumai, Sungai Batang Kuis, Sungai Pulau Kemiri dan beberapa sungai kecil lainya.Akan tetapi hanya sejumlah kecil penduduk yang menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari dikarenakan airtanah masih layak untuk digunakan dan tidak tercemar.


(30)

4.1.2 Administratif

Posisi Kecamatan Tanjung Morawa yang berada di jalur lintas Sumatera sangat cocok sebagai pusat industi dengan keberdaan wilayah yang cukup luas dan akses ke kota Medan yang berdekatan, hal ini memungkinkannya untuk menjadi penyuplai barang-barang ekonomi kekota Medan dan sekitarnya.

Tabel 4.1

Penduduk Kecamatan Tanjung Morawa , Luas Daerah dan Banyaknya Rumah Tangga 2009

No Desa/Kelurahan Luas (Km²)

Rumah

Tangga Penduduk

1 Medan Senembah 3.50 1503 6744

2 Bandar Labuhan 2.70 1248 5280

3 Bangun Rejo 6.92 2325 10381

4 Aek Pancur 5.01 108 470

5 Naga Timbul 5.00 891 3920

6 Lengau Seprang 4.25 1029 4552

7 Sei Merah 22.04 398 1726

8 Dagang Kerawan 1.96 1190 5587

9 Tanjung Morawa

Pkn 0.50 1862 8354

10 Tanjung Morawa A 3.07 2917 12672


(31)

16 Telaga Sari 2.00 1394 5971

17 Dagang Kelambir 1.25 819 3370

18 Tanjung Morawa B 6.00 3735 16216

19 Tanjung Baru 5.07 2035 8729

20 Punden Rejo 1.10 539 2492

21 Tanjung Mulia 1.57 390 1768

22 Perdamean 4.06 1194 5367

23 Wonosari 7.14 2644 11147

24 Dalu Sepuluh A 4.90 1316 6147

25 Dalu Sepuluh B 10.00 1430 5906

26 Penara Kebun 5.53 101 411

Total 131.75 42251 186329

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang

Kecamatan Tanjung Morawa memiliki 26 Desa dengan jumlah penduduk keseluruhan pada tahun 2009 mencapai 186.329 jiwa. Desa terbesar adalah Desa Sei Merah dan Desa terkecil adalah Desa Tanjung Morawa Pekan.Selain di kenal sebagai wilayah industry Kecamatan Tanjung Morawa juga dikenal sebagai wilayah pertanian.Produksi padi pada tahun 2009 mencapai 18658 ton dengan luas area lahan lebih dari 1.000 Ha.


(32)

4.1.3 Sejarah Kecamatan Tanjung Morawa

Sejarah pembentukan dan perkembangan wilayahKecamatan Tanjung Morawa, sebelum Kemerdekaan RIKecamatan Tanjung Morawa terdiri dari berbagai kedaton yanglangsung tunduk kepada Kesultanan Serdang berpusat diSinpang Tiga Perbaungan (Kecamatan Perbaungan) sekarang.Dalam hal ini asal usul nama Tanjung Morawa menurutbeberapa versi antara lain berasal dari kata Belanda, yaituTanjung Moravia dimana mengingatkan penjajah Belanda padaleluhurnya di Eropa. Dalam versi lain, kata Tanjung Morawaberasal dari bahasa Melayu yaitu Tanjoung Merawa. Arti merawayaitu marah, perlawanan/patriotik pejuang-pejuang bangsa,karena dimana revolusi fisik melawan penjajah Belanda.Tanjung Morawa merupakan daerah perjuangan Medan AreaSelatan.

Setelah kemerdekaan RI maka wilayah KecamatanTanjung Morawa terbentuk sebanyak 23 desa dan selanjutnyasekitar tahun 1979 salah satu desa yang ada di KecamatanTanjung Morawa ditunjuk sebagai kelurahan dan ditetapkanibukota kecamatan yaitu Tanjung Morawa Pekan.

4.1.4 Kondisi Demografi


(33)

kepadatan penduduk 2.800 jiwa/km persegi. Tenaga kerja produktif sekitar 130.000 jiwa.Banyak juga penduduk Tanjung Morawa yang bekerja di Medan karena transportasi dan jarak yang relatif dekat.

Agama di Kecamatan Tanjung Morawa terutama:

• .

Tabel 4.2

Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Tanjung Morawa 1996-2009

Sumber : Badan Pusat Statistik Deli Serdang, 2011

Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah

1996 59.124 58.481 117.605

1997 59.445 59.758 119.203

1998 60.098 60.703 120.801

1999 61.343 63.007 124.350

2000 74.511 68.818 143.329

2001 77.655 76.230 153.885

2002 78.512 80.113 158.625

2003 79.260 80.322 159.582

2004 81.262 81.960 163.222

2005 82.400 84.328 166.728

2006 84.913 87.284 172.197

2007 87.178 88.525 175.703

2008

2009

90.365

93.248

90.763

93.081

181.128


(34)

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di Kecamatan Tanjung Morawa mengalami peningkatan dari tahun 1996 hingga tahun 2009. Pada tahun 1993 jumlah penduduk Tanjung Morawa sebesar 117.605 jiwa, sedangkan pada tahun 2009 jumlah penduduk Tanjung Morawa mengalami peningkatan yaitu sebesar 186.329 jiwa. Jumlah penduduk Kecamatan tanjung Morawa berjenis kelamin perempuan lebih besar bila di bandingkan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki.

4.1.5 Kondisi Perekonomian

Daerah komersial dan pusat perekonomian serta pusat pemerintahan terutama berpusat di wilayah Tanjung Morawa Pekan. Kawasan Peridustrian di kordinasikan dengan daerah yang berdekatan dengan jalan lintas Sumatra yakni, Desa Tanjung Morawa B, Tanjung Baru, Wono Sari, Bangun sari, Buntubenimbar dan Dalu Sepuluh A. Sedangkan kawasan pertanian dan perkebunan tersebar pada Desa Sei Merah, Perdamean, Naga Timbul, limau Manis dan di beberapa Desa lainya.

Secara umum ada empat sektor yang cukup dominan dalam pembentukan total PDRB Kecamatan Tanjung Morawa yaitu Sektor Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan, Sektor Pertanian, Sector Pekebunan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dan Sektor Jasa – jasa. Bidang Pertaniantentu saja yang menjadi perhatian utama dalam pengembangannya. Dengan luas lahan mencapai 1000 Ha


(35)

Kabupaten Deli Serdang. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan PDRB dari tahun ketahun.

Pusat perbelanjaan di Kecamatan Tanjung Morawa terletak di Tanjung Morawa Pekan, pusat perbelanjaan ini melayani hampir seluruh desa desa yang ada di kecamatan dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor untuk membangun pusat perbelanjaan di sana. Beberapa di antaranya adalah:

• Pusat Perbelanjaan Suzuya.

• Supermaket Irian

• Supermarket Deli Mas

• Pajak Pekan

• Tamora Indah Varia

Rumah Toko(Ruko) yang lebih kecil biasa banyak di jumpai di sepanjang Jalan Irian dan Jalan Perintis kemerdekaan yang berada di tengah kota.

Tabel 4.3

PDRB Kabupaten Deli Serdang 2004-2009

Tahun PDRB( Miliyar Rupiah)

2004 15.872,39

2005 19.136,23

2006 21.459,07

2007 26.041,99

2008 30.111,83

2009 34.174,48


(36)

4.1.6 Kondisi Sosial Kecamatan Tanjung Morawa

4.1.6.1 Kesehatan

Peningkatan kualitas hidup penduduk merupakan salah satu aspek dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kualitas secara fisik dapat dilihat dari derajat kesehatan masyarakat, pemerintah telah menyediakan fasilitas kesehatan. Dalam tabel berikut disajikan fasilitas pendukung bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Tanjung Morawa.

Tabel 4.4

Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2009

No Desa/Kelurahan Rumah

sakit Puskesmas Pustu Poliklinik

Rumah Bersalin

1 Medan Senembah 1 -

2 Bandar Labuhan - - 1 1

3 Bangun Rejo - - 1 -

4 Aek Pancur - - - 1 -

5 Naga Timbul - - - - -

6 Lengau Seprang - - 1 -

7 Sei Merah - - 3 -

8 Dagang Kerawan - - - 1 1

9 Tanjung Morawa

Pkn - 1 - 3 -


(37)

15 Buntu Bedimbar - 1 3 -

16 Telaga Sari - -

17 Dagang Kelambir - - 1 -

18 Tanjung Morawa B 1 - - 5 2

19 Tanjung Baru - 1 2 1

20 Punden Rejo - - 1 -

21 Tanjung Mulia - - - -

22 Perdamean - - 1 1

23 Wonosari - 1 1 -

24 Dalu Sepuluh A - - - 1 -

25 Dalu Sepuluh B - 1 - 1 -

26 Penara Kebun - -

Total 4 2 9 29 7

Sumber: BPS Deli Serdang 2011

Ketersediaan sarana kesehatan berupa rumah sakit merupakan faktor utama dalam menunjang perbaikan kualitas hidup. Jumlah rumah sakit umun yang ada di Kecamatan Tanjung Morawa ada sebanyak 4 buah, dan tersedia juga Puskesmas, Puskesmas pembantu, Poliklinik, Ruamh Bersalin yang turut membantu peningkatan kualitas kesehatan di Kecamatan Tanjung Morawa.


(38)

Tabel 4.5

Jumlah Dokter Ahli, Dokter , Bidan, Perawat,dan Dukun Bayi di Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2009

No Desa/Kelurahan Dokter Perawat Bidan Dukun Bayi

1 Medan Senembah 2 1 1

2 Bandar Labuhan - - 1 2

3 Bangun Rejo - 3 1 2

4 Aek Pancur - 2 -

5 Naga Timbul - 2 - 2

6 Lengau Seprang - 3 1 1

7 Sei Merah 3 - 1

8 Dagang Kerawan - 2 1

9 Tanjung Morawa

Pkn - 5 2 1

10 Tanjung Morawa A 3 4 - 3

11 Limau Manis 2 2 1 1

12 Ujung Serdang 2 1 -

13 Bangun Sari - 21 1 2

14 Bangun Sari Baru 4 1 2

15 Buntu Bedimbar 2 40 6 2

16 Telaga Sari 3 1 2


(39)

22 Perdamean - 3 2 1

23 Wonosari 1 4 1 1

24 Dalu Sepuluh A - 3 2 1

25 Dalu Sepuluh B - 2 3 2

26 Penara Kebun 1 1

Total 12 27 30 37

Sumber: BPS Deli Serdang 2011

4.1.6.2 Pendidikan

Pengembangan sektor pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan merupakan aset utama yang sangat stratagis dalam menggerakkan laju pembangunan.

Keberhasilan sektor pendidikan salah satunya dapat dilihat dari indicator meningkatnya Angka Partisipasi Sekolah. Peningkatan angka partisipasi sekolah haruslah didukung oleh penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dari segi kualitas dan kuantitasnya.


(40)

Tabel 4.6

Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kota Binjai Tahun 2009

No. Desa

Jumlah

SD SLTP SMU SMK

MTs MI MD N S N S N S

1 Medan

Senembah

2 - 1 1

1

1

1 2

2 Bandar Labuhan 1 1 3 2

3 Bangun Rejo 3 4

4 Aek Pancur 1

5 Naga Timbul 1 -

6 Lengau Seprang 1 1

7 Sei Merah 1 2

8 Dagang Kerawan 4 1 3 2 2 4

9 Tanjung Morawa Pkn

1 3 2 3 1

10 Tanjung Morawa A

1 2 3 1

11 Limau Manis 3 5 1 1 3

12 Ujung Serdang 4

13 Bangun Sari 1 1 1 1 1

14 Bangun Sari Baru


(41)

Sumber: BPS Deli Sedang

4.1.6.3Pendapatan Per Kapita

Pendapatan per kapita Kecamatan Tanujung Morawa disatukan dengan PDRB Kabupaten Deli Serdang, dengan demikian penulis hanya dapat menyajikan PDRB Deli Serdang. Dari lima tahun terahir PDRB per kapita Kabupaten Deli Serdang baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan menunjukan adanya kenaikan. Pada tahun 2008 PDRB perkapita Kabupaten Deli serdang Rp. 17.559.157, sedangkan pada tahun 2009 PDRB per kapita Kabupaten Deli Serdang Rp. 19.108.347. Dengan demikin jelas telihat bahwa PDRB per kapita Kab. Deli Serdang mengalami kenaikan sebesar 10%.

18 Tanjung Morawa B

4 1 1

19 Tanjung Baru 1 1

20 Punden Rejo 1 2

21 Tanjung Mulia 1 1 1

22 Perdamean 2 1

23 Wonosari 5 1 1 1 1 2

24 Dalu Sepuluh A 3 1 1

25 Dalu Sepuluh B 1 3

26 Penara Kebun 2


(42)

Tabel 4.7

PDRB dan PDRB Per Kapita Kabupaten Deli Serdang 2004-2009

Tahun PDRB(Miliyar Rupiah) PDRB Per Kapita

2004 15.8472,39 10.356.241

2005 19.136,23 12.191.491

2006 21.459,07 13.131.921

2007 26.041,99 15.578.149

2008 30.111,83 17.559.157

2009 34.174,48 19.108.374

Sumber: BPS Deli Serdang

4.1.7 Potensi Wilayah

4.1.7.1 Pertanian

Data luas dan produksi tanaman bahan makanan di Kecamatan Tanjung Morawa pada tahun 2009 bersumber dari Dinas Pertanian Kecamatan Tanjung Morawa yang terdiri dari tanaman padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau dan kacang kedelai.Untuk tanaman padi, luas panen pada tahun 2007 sebesar 4735 Ha dengan produksi sebesar 30.792 ton. Hal ini menunjukkan penurunan hasil produksi dan luas penen pada tahun 2009 yaitu sebesar 21,867 ton,dengan demikian hasil produksi mengalami penurunan yang disebabkan


(43)

4.1.7.2 Peternakan

Perkembangan populasi ternak besar di Kecamatan Tanjung Morawa yang tercatat di Kantor Pertanian yang terbanyak adalah kambing/domba sejumlah 4063 ekor, sapi/lembu sebanyak 933 ekor, Kerbau mempunyai populasi paling sedikit yaitu sejumlah 97 ekor.

Populasi paling banyak untuk ternak unggas di Kecamatan Tanjung Morawa adalah ayam ras yaitu 160.665 ekor, dan itik sebanyak 7.519 ekor.Produksi daging terbesar adalah daging sapi sebesar 131.566 kg dan babi sebesar 121.076 kg. Kambing sebesar 9.928 kg, sedangkan untuk produksi daging menuruut jenis unggas yang paling banyak adalah ayam ras sebanyak 116.486, ayam petelur 43.297 kg, ayam kampung sebesar 21.701 kg.

4.1.7.3 Perindustrian

Industri yang paling besar di Kecamatan Tanjung Morawa adalah industry pengolahan makanan/minuman yang berjumlah 97 industri, kemudian kayu 47 industri, batu bata 33 dan industry lainya yang jumlahnya mencapai ratusan. Perindustrian ini dibagi kepada empat kelompok yaitu industry besar, sedang, kecil dan kerajinan.Karena Kecamatan Tanjung Morawa memang merupakan kawasan industry, maka tak aneh kalau industry-industri tersebut tersebar merata dibeberapa desa.


(44)

4.2 Kriteria responden

Disini penulis akan membuat karakteristik responden berdasarkan data yang diperoleh dari kuisioner yang telah disebarkan guna melihat peningkatan kesejahteraan yang terjadi pada masyarakat setempat. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis dengan jumlah responden yang terbanyak berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 180 responden (53%) dan laki-laki sebanyak 160 responden (47%).

Dalam hal ini jenjang pendidikan yang berbeda juga sesuai karakteristik pekerjaannya, pekerjaan responden bervariasi mulai dari siswa, ibu rumah tangga, pedagang, mahasiswa, pegawai negeri sipil serta pekerjaan lainnya.

Dari hasil pengamatan, pernyataan responden yang menyatakan aglomerasi berdampak terhadap tingkat kesehatan yang dilihat melalui beberapa indikator antara lain jumlah sarana kesehatan, angka kematian bayi serta jumlah penduduk yang menderita sakit berdampak positif. Berdasarkan Skala Likert yang dilakukan tingkat kesehatan mengalami peningkatan setelah adanya aglomerasi.

Demikian juga dengan tingkat pendidikan yang dilihat dari beberapa indikator antara lain tingkat partisipasi sekolah, angka buta huruf serta fasilitas pendidikan yang mengalami peningkatan setelah adanya aglomerasi oleh Medan Star. Begitu juga dengan pengeluaran perkapita responden yang juga mengalami


(45)

Tabel 4.8

Kriteria Responden

No. Karakteristik Jumlah Responden (Orang)

Persentase 1. Usia

a. > 40 Tahun b. 31 - 40 Tahun c. 20 - 30 Tahun d. < 20 Tahun

30 155 115 40 8,8 % 45,6 % 33,8 % 11,76 %

Jumlah 340 100%

2. Jumlah Tanggungan a. Tidak ada

b. 1 - 3 Orang c. 4 - 6 Orang d. > 6 Orang

89 179 67 - 26,1 % 52,5 % 19,7 % -

Jumlah 340 100%

3. Pekerjaan

a. Pegawai Negeri Sipil b. Wiraswasta c. Karyawan d. Pelajar 71 38 177 54 20,8 % 11,1 % 52 % 15,8 %


(46)

4. Pendidikan a. SD b. SMP c. SMA d. DIII e. S1/S2

- 87 181

23 48

- 25,8 % 53,2 % 6,7 % 14,1 %

Jumlah 340 100%

Sumber: Hasil penelitia 2011

4.3 Indikator Kesejahteraan Masyarakat

Indikator dari Kesejahteraan Masyarakat dapat dilihat melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan menganalisis perkembangan masing-masing komponen dari Indeks Pembangunan Manusia.

Semakin tinggi Indeks Pembangunan Manusia di suatu daerah maka semakin baik tingkat kesejahteraan masyarakat dan semakin rendah indeks pembangunan manusia di suatu daerah maka semakin rendah tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Dimana Indeks Pembangunan Manusia dapat dilihat melalui indicator-indikator berikut ini:


(47)

masyarakat yang baik. Tingkat kesehatan masyarakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tercapai atau tidaknya pembangunan kualitas sumber daya manusia secara fisik maupun mental. Daerah yang memiliki tingkat derajat kesehatan dapat diartikan semakin baik kualitas sumber daya manusia, terlebih bila dihubungkan dengan kesehatan ibu dan anak. Tingginya angka kematian bayi maupun jumlah penduduk yang sakit di daerah tertentu serta tingkat kematian ibu merupakan indikasi rendahnya derajat kesehatan di daerah itu. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya derajat kesehatan masyarakat adalah sarana pelayanan kesehatan, sanitasi dan lingkungan yang tidak memadai serta rendahnya konsumsi makanan bergizi

4.3.2 Pendidikan

Pendidikan sebagai salah satu ukuran tingkat kesejahteraan penduduk dewasa ini sudah menjadi kebutuhan pokok yang perlu dipacu peningkatanya. Pada tahap tertentu tingkat pendidikan dapat menigkatkan status sosial dalam kehidupan penduduk. Keadaan pendidikan penduduk secara umu dapat diketahui dari beberapa indicator seperti angka partisipasi sekolah tingkat pendidikan yang ditamatkan dan angka melek huruf.

Upaya pembangunan dan pengembangan pada umumnya lebih diarahkan pada usaha memperluas kesempatan memperoleh pendidikan dan peningkatan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, pemerintah berupaya untuk menyediakan sarana wajib belajar 6 tahun yang dimulai tahun 1984 menjadi wajib belajar 9 tahun yang dimulai pada tahun 1994. Diharapkan tingkat pendidikan penduduk akan lebih baik dan jumlah penduduk yang buta huruf akan berkurang terutama


(48)

pada penduduk usia sekolah (7-24 tahun). Salah satu faktor selain masih kurangnya pembangunan di bidang pendidikan adalah penduduk lanjut usia yang lahir disaat pembangunan belum sebaik sekarang ini.

4.3.3 Pengeluaran perkapita

Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat digambarkan oleh besarnya jumlah pendapatan yang diterimanya. Namun demikian, penggambaran tingkat kesejahteraan melalui pendekatan pendapatan sangat sulit dilakukan karena adanya hambatan teknis dilapangan. Oleh karena itu pendapatan rumah tangga diperkirakan dari data pengeluaran rumah tangga. Pengeluaran rumah tangga merupakan salah satu indikator yang dapat menggambarkan keadaan kesejahteraan penduduk. Secara umum, pengeluaran rumah tangga dibedakan atas pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan. Semakin tinggi pendapatan, maka porsi pengeluaran akan bergeser dari pengeluaran untuk makanan ke pengeluaran bukan makanan. Pergeseran pola pengeluaran terjadi karena elastisitas permintaan terhadap barang bukan makanan pada umumnya tinggi. Keadaan ini jelas terlihat pada kelompok penduduk yang tingkat konsumsi makanannya sudah mencapai titik jenuh, sehingga peningkatan pendapatan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan barang bukan makanan akan ditabung. Dengan demikian, pola pengeluaran dapat dipakai sebagai salah satu alat untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk dan perubahan komposisinya sebagai


(49)

4.4 Hasil Analisis Data

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis dengan jumlah responden yang terbanyak berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 180 responden (53%) dan laki-laki sebanyak 160 responden (47%).Dalam hal ini jenjang pendidikan yang berbeda juga sesuai karakteristik pekerjaannya, pekerjaan responden bervariasi mulai dari siswa, ibu rumah tangga, pedagang, mahasiswa, pegawai negeri sipil serta pekerjaan lainnya.

Dari hasil kuisioner yang telah disebar, dilakukan perhitungan melalui skala likert yaitu dengan memberikan skor 1-5 dari jawaban responden. Oleh karena itu dapat dilihat bahwa tingkat kesejahteraan melalui indikator-indikator pendidikan, kesehatan, dan pengeluaran perkapita masyarakat mengalami peningkatan setelah adanya aglomerasi oleh Medan Star.


(50)

1. Indikator Kesehatan

X1 = 14,1(data sebelum Aglomerasi)

X2 = 19,4 (data setelah Aglomerasi)

σ (X1- X2 ) = (16,22-18,82)Standart Error

Zhit = (X1 – X2)/σ (X1- X2 ) = (14,1-19,4)/(-2,6) = 2,03

a. Hipotesis Ho: β = 0 Ha : β≠ 0 b. Uji Statistik

z hitung = 2,03 z tabel = 1.96

c. Kriteria pengambilan keputusan

Ho diterima apabila z hitung < z tabel ( alpa 5% ) Ho ditolak apabila z hitung > z tabel) ( 2,03> 1.96)

Berdasarkan uji statistik di dapatkan Ho ditolak yaitu z hitung > z tabel ( 2,03> 1.96). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nyata atau peningkatan pada indikator kesehatan masyarakat Desa Tanjung Baru dan Desa Tanjung Morarawa B setelah aglomerasi oleh Medan Star pada tingkat kepercayaan 95 %. Selain itu, jumlah fasilitas kesehatanyakni 4 buah rumah sakit, 2 puskesmas, 29 poliklinik, 7 rumah bersalin (lihat tabel 4.4) dan jumlah tenaga


(51)

2. Indikator Pendidikan

Mean X1 = 10,04 (data sebelum Aglomerasi)

Mean X2 = 15,09(data setelah Aglomerasi)

σ (X1- X2 ) = (14,5-16,83)Standart Error

Zhit = (X1 – X2)/ σ (X1- X2 ) = (10,04-15,09)/(2,33) = 2,19

a. Hipotesis Ho: β = 0 Ha : β≠ 0 b. Uji Statistik

z hitung = 2,19 z tabel = 1.96

c. Kriteria pengambilan keputusan

Ho diterima apabila z hitung < z tabel ( alpa 5% ) Ho ditolak apabila z hitung > z tabel ( 2,19> 1.96 )

Berdasarkan uji statistik di dapatkan Ho ditolak yaitu z hitung > z tabel ( 2,19> 1.96). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nyata atau peningkatan pada indikator pendidikan masyarakat di kedua Desa setelah adanya aglomerasi pada tingkat kepercayaan 95 % s. Selain itu, jumlah fasilitas pendidikan yang cukup memadaiyakni SD 69 tempat baik negri maupun swasta, SMP 7 tempat baik negri maupun swasta dan SMU sederajat 13 tempat juga menjadi faktor pendukung peningkatan kualitas pendidikan (lihat tabel 4.6). Dengan peningkatan indikator pendidikan tersebut maka tingkat pendidikan meningkat setelah adanya kawasan industriMedan Star.


(52)

3. Indikator Pengeluaran perkapita

Mean X1 = 14,17 (data sebelum Aglomerasi)

Mean X2 = 19,33 (data setelah Aglomerasi)

σ (X1- X2 ) = (16,85-19,15)Standart Error

Zhit = (X1 – X2)/ σ (X1- X2 ) = (14,17-19,33)/(-2,3) = 2,24

a. Hipotesis Ho: β = 0 Ha : β≠ 0 b. Uji Statistik

Z hitung = 2,24 Z tabel = 1.96

c. Kriteria pengambilan keputusan

Ho diterima apabila Z hitung < Z tabel ( alpa 5% ) Ho ditolak apabila Z hitung > Z tabel ( 2,01> 1.96 )

Berdasarkan uji statistik di dapatkan Ho ditolak yaitu z hitung > z tabel ( 2,24> 1.96). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nyata atau peningkatan pada indikator pengeluaran perkapita masyarakat kecamatan Tanjung Morawa setelah adanya Aglomerasi pada tingkat kepercayaan 95 %.Hal ini juga di perkuat oleh data statistik PDRB perkapita yang naik dari tahun ketahun yaitu pada tahun 2004 Rp. 10.356.241 dan pada tahun 2009 naik menjadi


(53)

Dari analisis dapat disimpulkan bahwa dengan adanya kawasan industri Medan Star maka kesejahteraan masyarakat Kecamatan Tanjung Morawamengalami peningkatan, Hal tersebut dapat dilihat dari indikator kesehatan, pendidikan, dan pengeluaran perkapita masyarakat memiliki pengaruh yang signifikan dimana:

Ho : β = 0 Ho diterima (z٭<z-tabel), artinya variabel independen secara partial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Ha : β≠ 0 Ho ditolak (z٭>z-tabel), artinya variabel independen secara partial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.


(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan mengenai dampak aglomerasi oleh Medan Star terhadap kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Adapun kesimpulan yang dapat di ambil adalah sebagai berikut :

1. Bahwa dengan adanya kawasan industri Medan Star maka kesejahteraan masyarakat di kecamatan Tnjung Morawa khususnya di desa Tanjung Baru dan Tanjung Morawa B mengalami peningkatan ditandai dengan kenaikan pendapatan perkapita dari tahun ke tahun sudah menunjukkan perubahan yang signifikan.

2. Kesejahteraan masyarakat dari kenaikan taraf hidup baik dari segi kesehatan, pendidikan dan pengeluaran perkapita telah menunjukkan pengaruh signifikan terhadap pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat di dekat kawasan Medan Star.


(55)

5.2 Saran

Sebagai penutup penulisan skripsi ini, penulis mencoba memberikan beberapa saran pada pihak yang terkait dengan penulisan skripsi ini yang di ambil dari perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat setelah adanya aglomersi oleh Medan Star.

1. Kiranya pemerintah Kota Medan khususnya Kecamatan Tanjung Morawa untuk kedepan semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dengan lebih meningkatkan kualitas sarana dan prasarana kesehatan yang meliputi peningkatan spesialisasi dokter dan penambahan peralatan kesehatan yang canggih agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang baik. Kualitas pendidikan juga harus di tingkatkan, yaitu dengan peningkatan spesifikasi tenaga pengajar serta penambahan sarana belajar bagi siswa. Pendapatan perkapita masyarakat juga harus di tingkatkan yaitu dengan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang di lakukan pemerintah bekerjasama dengan pihak swasta untuk berinvestasi ke Kecamatan Tanjung Morawa.

2. Masyarakat hendaknya bekerjasama dengan pemerintah Kota Medan dalam membangun Kota Medan, yaitu dengan mendukung segala program pemerintah Kota Medan dalam hal peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta menjadi pengawas pemerintah dalam menjalankan setiap kebijakannya demi kepentingan bersama sehingga tujuan dari otonomi daerah dapat terealisasi dengan baik, dan jika di mungkinkan adanya kawasan-kawasan aglomerasi baru selain Medan Star.


(56)

3. Agar pemerintah Kota Medan semakin mengoptimalkan sumberdaya alam yang ada dan sumber daya manusia yang ada di Kota Medan dengan cara menggali potensi alam yang ada dan di gunakan seutuhnya demi kemakmuran masyarakat Kota Medan Khususnya Kecamatan Tanjung Morawa.


(57)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aglomerasi

2.1.1 Konsep dan Definisi Aglomerasi

Terdapat beberapa teori yang berusaha mengupas tentang masalah aglomerasi.Namun sebelum kita membahas lebih jauh mengenai teori-teori tersebut, perlu dipahami lebih dahulu konsep aglomerasi. Istilah aglomerasi muncul pada dasarnya berawal dari ide Marshall tentang penghematan aglomerasi (agglomeration economies) atau dalam istilah Marshall disebut sebagai industri yang terlokalisir (localized industries). Agglomeration economies atau localized industries menurut Marshallmuncul ketika sebuah industri memilih lokasi untuk kegiatan produksinya yang memungkinkan dapat berlangsung dalam jangka panjang sehingga masyarakat akan banyak memperoleh keuntungan apabila mengikuti tindakan mendirikan usaha disekitar lokasi tersebut (Mc Donald, 1997: 37). Konsep aglomerasi menurut Montgomery tidak jauh berbeda dengan konsep yang dikemukakan oleh Marshall.Montgomery mendefinisikan penghematan aglomerasi sebagai penghematan akibat adanya lokasi yang berdekatan (economies of proximity) yang diasosiasikan dengan pengelompokan perusahaan, tenaga kerja, dan konsumen secara spasial untuk meminimisasi biaya-biaya seperti biaya transportasi, informasi dan komunikasi (Montgomery, 1988: 693).

Sementara Markusen menyatakan bahwa aglomerasi merupakan suatu lokasi yang “tidak mudah berubah” akibat adanya penghematan eksternal yang terbuka bagi semua perusahaan yang letaknya berdekatan dengan perusahaan lain dan penyedia jasa- jasa, dan bukan akibat kalkulasi perusahaan atau para pekerja


(58)

secara individual (Kuncoro, 2002: 24). Selanjutnya dengan mengacu pada beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa aglomerasi merupakan konsentrasi dari aktifitas ekonomi dan penduduk secara spasial yang muncul karena adanya penghematan yang diperoleh akibat lokasi yang berdekatan.

2.1.2 Tinjauan Teori A. Teori Neo Klasik

Sumbangan terbesar teori neo klasik adalah pengenalan terhadap ekonomi aglomerasi dengan argumentasi bahwa aglomerasi muncul dari prilaku para pelaku ekonomi dalam mencari keuntungan aglomerasi berupa ekonomi lokalisasi dan ekonomi urbanisasi.(Kuncoro, 2002).Asumsi yang digunakan oleh teori neo-klasik adalah constant return to scale dan persaingan sempurna.Alfred Weber dikenal sebagai pendiri teori lokasi modern yang berkenaan dengan tempat, lokasi dan geografi dari kegiatan ekonomi.Minimisasi biaya yang dikombinasikan dengan bobot input-input yang berbeda dari perusahaan dan industri menentukan lokasi optimal bagi suatu perusahaan.

Weber secara eksplisit memperkenalkan konsep ekonomi aglomerasi, skala efisien minimum, dan keterkaitan ke depan dan ke belakang. Konsep ini menjadi dasar berkembangnya teori perdagangan regional baru.Dalam sistem perkotaan teori neo klasik, mengasumsikan adanya persaingan sempurna sehingga kekuatan sentripetal aglomerasi disebut sebagai ekonomi eksternal murni.(Krugman, 1998). Kekuatan sentripetal muncul dari kebutuhan untuk


(59)

Menurut Krugman (1998), keterbatasan teori neo klasik diantaranya adalah melihat bahwa ekonomi eksternal yang mendorong adanya aglomerasi masih dianggap sebagi misteri (blackbox). Disamping itu sistem perkotaan neo klasik adalah non spasial yang hanya menggambarkan jumlah dan tipe kota tetapi tidak menunjukkan lokasinya.

B. Teori Eksternalitas Dinamis

Teori-teori eksternalitas dinamis percaya bahwa kedekatan geografis memudahkan transmisi ide, maka transfer teknologi merupakan hal penting bagi kota (Glaeser, et.al. 1992). Teori eksternalitas dinamis didasarkan pada teori yang dikemukakan oleh Marshall-Arrow-Romer (MAR), Porter dan Jacob. Teori-teori ini mencoba menjelaskan secara simultan bagaimana membentuk kota dan mengapa kota tumbuh.

Eksternalitas MAR menekankan pada transfer pengetahuan antar perusahaan dalam suatu industri. Menurut MAR monopoli lokal merupakan hal yang lebih baik dibandingkan dengan kompetisi lokal sebab lokal monopoli menghambat aliran ide dari industri lain dan eksternalitas diinternalisasi oleh innovator.Seperti halnya MAR, Porter mengatakan bahwa dengan transfer pengetahuan tertentu, konsentrasi industri secara geografis akan mendorong pertumbuhan. Berbeda dengan MAR, Porter menyatakan bahwa kompetisi lokal lebih penting untuk mempercepat adopsi inovasi.

Tidak seperti MAR dan Porter, Jacob percaya bahwa transfer pengetahuan paling penting adalah berasal datang dari industri-industri inti. Variasi dan keberagaman industri yang berdekatan secara geografis akan mendukung inovasi dan pertumbuhan dibandingkan dengan spesialisasi secara geografis.


(60)

C. Teori Ekonomi Geografi Baru (The New Economic Geography)

Teori ekonomi geografi baru berupaya untuk menurunkan efek-efek aglomerasi dari interaksi antara besarnya pasar, biaya transportasi dan increasing return dari perusahaan.Dalam hal ini ekonomi aglomerasi tidak di asumsikan tetapi diturunkan dari interaksi ekonomi skala pada tingkat perusahaan, biaya transportasi dan mobilitas faktor produksi.

Teori ekonomi geografi baru menekankan pada adanya mekanisme kausalitas sirkular untuk menjelaskan konsentrasi spasial dari kegiatan ekonomi (Krugman dan Venables dalam Martin & Ottavianno, 2001).Dalam model tersebut kekuatan sentripetal berasal dari adanya variasi konsumsi atau beragamnya intermediate good pada sisi produksi. Kekuatan sentrifugal berasal dari tekanan yang dimiliki oleh konsentrasi geografis dari pasar input lokal yang menawarkan harga lebih tinggi dan menyebarnya permintaan. Jika biaya transportasi cukup rendah maka akan terjadi aglomerasi.

Dalam model eksternalitas teknologi, transfer pengetahuan antar perusahaan memberikan insentif bagi aglomerasi kegiatan ekonomi. Informasi diperlakukan sebagai barang publik dengan kata lain tidak ada persaingan dalam memperolehnya. Difusi informasi ini kemudian menghasilkan manfaat bagi masing-masing perusahaan.Dengan mengasumsikan bahwa masing-masing perusahaan menghasilkan informasi yang berbeda-beda, manfaat interaksi meningkat seiring dengan jumlah perusahaan.Karena interaksi ini informal,


(61)

D. Teori Kutub Pertumbuhan( Growth Pole Teory)

Teori ini di populerkan oleh Perroux dan menjadi dasar dari strategi kebijakan pembangunan industri daerah yang banyak di terapkan di berbagai negara dewasa ini. Perroux mengatakan, pertumbuhan tidak muncul di bebagai daerah dalam waktu yang sama. Pertumbuhan hanya terjadi di beberapatempat yang disebut sebagai pusat pertumbuhan dengan intensitas yang berbeda. Inti dari teori ini adalah sebagai berikut:

• Dalam proses pembangunan akan timbul industri unggulan yang merupakan industri penggerak utama dalm pembangunan suatu daerah. Kerena keterkaitan idustri satu samalain sangat erat, maka pembangunan industri unggulan akan mempegaruhi perkembangan inustri yang lain yang berhubungan erat dengan industri ungulan tersebut.

• Pemusatan industri pada suatu daerah akan mempercepat pertumbuhan perekonomian, karena pemusatan industri akan menciptakan pola konsumsi yang berbeda antar daerah sehingga pembangunan industri disuatu daerah akan mempengaruhi perkembangan industri di daerah yang lainya.

• Perekonomian merupakan gabunagn dari sitem industri yang relatif aktif(industri unggulan) dengan industri yang relative pasif yaitu industri yang tergantung dari industri unggulan atau pusat pertumbuhan. Daerah yang relative maju atau aktif akan mempengaruhi daerah yang relative pasif.

Selanjutnya perroux mengatakan bahwa, ditinjau dari asperk lokasinya pembangunan ekonomi di daerah tidak merata dan cenderung terjadi proses


(62)

aglomerasi(pemusatan) pada pusat-pusat pertumbuhan. Pada nantinya pusat-pusat pertumbuhan tersebut akan mempengaruhi dearah yang lambat perkembanganya, terjadinya aglomerasi tersebut memiliki manfat-manfat tertentu yaitu keungulan secara ekonomis(usaha dalam jumlah besar) dan keuntungan penghematan biaya.(lincolin, 1999)

2.2Pembanguan Ekonomi

Pembangunan khususnya dalam bidang ekonomi di tempatkan pada urutan yang pertama dari seluruh aktivitas pembangunan.Dalam rangka pembangunan ekonomi sekaligus terkait usaha-usaha pemeratan kembali hasil-hasil pembangunan yang merata keseluruh daerah, maupun berupa peningkatan pendapatan seluruh masyarakat.Secara bertahap di usahakan mengurangi kemiskinan dan keterbelakangan.

Secara umum pembanginan elonomi di artikan sebagai suatu proses yang menyebapkan GNP(Gross National product) perkapita atau pendapatan perkapita masyarakat meningkat dalam waktu yang panjang. Oleh karena itu pembanguan ekonomi memiliki tida sifat penting yaitu:

• Suatu proses yang berarti terjadinya perubanhan terus menerus.

• Adanya usaha untuk menarik dan meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat.

• Kenaikan pendapatan perkapita masyarakat yang terjadi dalam jangka panjang.


(63)

menghapuskan kemiskinan, ketimpangan, dan pengangguran dalam konteks pembangunan ekonomi atau ekonomi sedang berkembang.

Pembangunan ekonomi dipandang sebagai kenaikan dalam pendapatan per kapita dan lajunya pertumbuhan ekonomi ditujukkan dengan menggunakan tingkat pertambahan PDB(Produk Domestik Bruto) untuk tingkat nasional dan PDB untuk tingkat wilayah atau regional. Tingkat PDRB (Produk Domesrik Regional Bruto) ini juga ditentukan oleh lajunya pertumbuhan penduduk lebih dari PDRB, maka ini mengalami perubahan terhadap pendapatan per kapita, oleh sebap itu pertambahan PDRB tidak memperbaiki tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat karena terdapat kemungkinan timbulnya keadaan tersebut maka pengertian pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi harus di bedakan.

Dalam pembanguan, Rodinelli(1961) menyatakan bahwa kebijaksanaan pemerintah ditunjukkan untuk mengubah cara berfikir, selalu memikirkan perlunya investasi dan pembanguan. Denagn adanya pembangunan akan terjadilah peningkatan nilai-nilai budaya bangsa, yaitu terciptanya taraf hidup yang lebih baik, saling harga menghargai sesamnya, serta terhindar dari tindakan sewenang-wenang.

Adapun Tujuan pembanhunan menurut Gant(1961) ada dua tahap. Tahap pertama, pada hakikatnya pembangunan bertujuan menghapuskan kemiskinan.Apabila tujuan ini sudah mulai dirasakan hasilnya maka tahap kedua sudah dapat dijalankan, yaitu untuk menciptakan kesempatan-kesempatan bagi warganya untuk dapat hidup bahagia dan terpenuhi segala kebutuhanya”. Dalam rangka mencpai tujuan pembangunan maka di perlukanlah sumberdaya alam, simberdaya manusia,modal dan teknologi.Pembanguana menyangkut perubahan


(64)

mendasar dari seluruh struktur ekonomi dan ini menyangkut perubahn-perubahan dalam produksi dan permintaan maupun peningkatan dalam distribusi pendapatan pekerjaan. Konsekwensinya adalah perlu diciptakanya suatu perekonomian yang lebih beragam, dengan beberapa sector utama yang saling terlait, untuk mengadakan input dan memperluas pemasaran hasil.Tujuan yang ingin dicapai dari pembangunan yang diwujudkan dalam berbagai kebijakasanaan, secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut:

• Mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan npertumbuhan produksi nasional yang cepat.

• Mencapai tingkat kestabilan harga dengan kata lain mengendalikan tingkat inflasi yang terjadi di perekonomian.

• Mengatasi masalah pengangguaran dan perluasan kesempatan kerja bagi seluruh angkatan kerja.

• Distrubusi pendapatan yang lebih adil dan merata. 2.2 Kesejahteraan Masyarakat

Perkembangan ekonomi selalu dipandang sebagai kenaikan dalam pendapatan perkapita merupakan suatu pencerminan dari timbulnya perbaikan dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat namun masalah pembangunan merupakan suatu jalinan eksitensi dari masalah sosial dan ekonomi, oleh karena itu kebijakan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan perlu pertimbangan faktor-faktor yang bersifat non-ekonomi.


(65)

pengetahuan dan teknologi serta memperjatikan tantangan perkembangan global. Dalam pelaksanaannya mengaju pada kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, keadilan, sejahtera, maju dan kukuh kekuatan moral dan etikanya.

Dalam pelaksanan Undang-Undang No. 11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial disebutkan bahwa usaha kesejahteraan sosial mempunyai ruang lingkup yang khusus tertuju pada manusia sebagai perorangan manusia atau faktor-faktor dari luar mengatasi kehilangan kemampuan untuk melaksanakan peran sosialnya (disfungsi sosial). Yang dimaksud kesejahteraan sosial adalah bagian kegiatan yang terorganisir dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial melalui pembangunan dan bantuan kepada orang untuk memenuhi kebutuhan didalam berbagai situasi seperti kehidupan keluarga dan anak, kesehatan, penyesuaian sosial, waktu senggang dan hubungan sosial. Adapaun tahap keluarga sejahtera menurut kantor mentri negara kependudukan (BKKBN) dibagi lima tahap yaitu :

1. Keluarga prasejahtera

Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimual seperti kebutuhan pangan,sandang, kesehatan, dan keluarga berencana. 2. Keluarga sejahtera I

Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kegiatan sosial psikologisnya seperti kebutuhan akan pendidikan, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi.


(66)

Yaitu keluarga yang telah memenuhi kebutuhan fisik dan sosial psikologisnya dan pengembangan namun kebutuhan pengembangan seperti kebutuhan untuk menabung dan informasi.

4. Keluarga sejahtera III

Yaitu keluarga yang telah memenuhi fisik, sosial psikologisnya dan pengembangan namun belum dapat memberikan sumbangan dan peran serta aktif menjadi pengurus lembanga kemasyarakatan yang ada.

5. Keluarga sejahtera plus

Yaitu keluarga yang telah memenuhi seluruh kebutuhan serta memiliki suatu kepedulian yang tinggi dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga sekitarnya.

Bila kemakmuran masyarakat (people prosperity) merupakan sasaran utama pembangunan daerah, maka tekanan utama pembangunan akan lebih banyak diarahkan pada pembangunan penduduk setempat. Dalam kaitan dengan hal ini, program dan kegiatan lebih banyak diarahkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam bentuk pengembangan pendidikan, peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat dan peningkatsn penerapan teknologi tepat guna. Disamping itu, perhatian juga akan lebih diarahkan untuk meningkatkan kegiatan produksi masyarakat setempat dalam bentuk pengembangan kegiatan pertanian yang meliputi tanaman pangan, perkebunan, peternakan, peikanan dan kehutanan, serta kegiatan ekonomi kerakyatan lainnya.


(67)

bertumbuh lambat dibandingkan bila sasaran pembangunan diarahkan pada peningkatan kemakmuran wilayah. Hal ini terjadi karena, upaya pembangunan lebih banyak diarahkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dam pemberdayaan masyarakat yang biasanya memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan upaya pembangunan fisik wilayah. Akibatnya peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja daerah cenderung menjadi lebih rendah yang selanjutnya mengakibatkan pula kinerja pembangunan daerah bersangkutan akan cenderung akan lebih lambat

Kesejahteraan masyarakat menyangkut berbagai dimensi ini, dapat di lihat melalui indikator indexs pembangunan masyarakat (IPM) yang meliputi tingkat harapan hidup, tingkat melek huruf dan tingkat pendapatan riil perkapita masyarakat.

2.3 Indexs Pembangunan Manusia (IPM)

Untuk dapat membuat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) maka UNDP (United Nation Development Program )mensponsori sebuah proyek tahun 1989 yang dilaksanakan oleh tim ekonomi dan pembangunan. Tim tersebut menciptakan IPM yang menjelaskan tentang rangking dari negara-negara di dunia dan Human Development Report (UNDP, 1990) menjadi yang pertama dari laporan semi tahunan.


(68)

Tabel 2.1

Tingkatan Status Indeks Pembangunan Manusia

Tingkatan Status Kriteria

Rendah 0 – 50

Menengah Bawah 50 – 66

Menengah Atas 66 – 80

Tinggi 80 -100

Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatra Utara

Pada tabel di atas dapat di lihat bahwa tingkatan Indeks Pembangunan Manusia yang tinggi yaitu antara 80-100 yang menandakan apabila sebuah daerah atau negara telah mencapai tingkat tersebut maka masyarakatnya telah sejahtera, sedangkan tingkatan Indeks Pembangunan Manusia yang paling rendah yaitu berkisar antara 0-50 yang berarti bahwa masyarakat suatu daerah atau negara belum sejahtera.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dimaksudkan untuk mengukur dampak dari upaya peningkatan kemampuan dasar.Kemampuan dasar itu adalah umur panjang, pengetahuan dan daya beli.Umur panjang yang dikuantifikasikan dalam umur harapan hidup saat lahir atau sering disebut Angka Harapan Hidup/AHH (e°).Pengetahuan dikuantifikasikan dalam kemampuan baca tulis/angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah.Daya beli dikuantifikasikan terhadap kemampuan mengakses sumberdaya yang dibutuhkan untuk mencapai


(69)

hidup 85 tahun, pendidikan dasar bagi semua lapisan masyarakat (tanpa kecuali), dan tingkat pengeluaran dan konsumsi yang telah mencapai standar hidup layak. Semakin dekat nilai IPM suatu wilayah terhadap angka 100, semakin dekat jalan yang harus ditempuh untuk mencapai sasaran itu.

Karena hanya mencakup tiga komponen, maka IPM harus dilihat sebagai penyederhanaan dari realitas yang kompleks dari luasnya dimensi pembangunan manusia.Oleh karena itu, pesan dasar IPM perlu dilengkapi dengan kajian dan analisis yang dapat mengungkapkan dimensi-dimensi pembangunan manusia yang penting lainnya (yang tidak seluruhnya dapat diukur) seperti kebebasan politik, kesinambungan lingkungan, kemerataan antar generasi.

2.4.1 Komponen-komponen IPM

Usia hidup diukur dengan Angka Harapan Hidup waktu lahir (life expectancy at birth) yang biasa dinotasikan dengan e°. Karena Indonesia tidak memiliki sistem vital registrasi yang baik maka e° dihitung dengan metode tidak langsung. Metode ini menggunakan dua macam data dasar yaitu rata-rata anak yang dilahirkan hidup (live-birth)dan rata-rata anak yang masih hidup (still-living)per wanita usia 15-49 tahun menurut kelompok umur lima tahun. Perhitungan e° dilakukan dengan metode software Mortpak Life. Angka e° yang diperoleh dengan metode tidak langsung ini merujuk pada keadaan 3-4 tahun dari tahun survei.


(70)

Seperti halnya UNDP, komponen IPM pengetahuan diukur dengan dua indikator yaiti melek huruf (literacy rate) penduduk 15 tahun ke atas dan rata-rata lama sekolah (mean-years of schooling). Sebagai catatan, UNDP dalam publikasi tahunan HDR sejak 1995 mengganti rata-rata lama sekolah dengan partisipasi sekolah dasar, menengah, dan tinggi karena alasan kesulitan memperoleh datanya sekalipun diakui bahwa indikator yang kedua kurang sesuai sebagai indikator dampak. Angka melek huruf diolah dari variabel kemampuan membaca dan menulis, sedangkan rata-rata lama sekolah dihitung menggunakan tiga variabel secara simultan yaitu partisipasi sekolah, tingkat/kelas yang sedang/pernah dijalani, dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan.

B. Pengetahuan

Berbeda dengan UNDP yang menggunakan indikator GDP per kapita riil yang telah disesuaikan (adjuisted real GDP per capita) sebagai indikator standar hidup layak. Di Indonesia menggunakan “rata-rata pengeluaran per kapita riil yang disesuaikan” (adjuisted real per capita expenditure) atau daya beli yang disesuaikan (purchasing power parity).

C. Standar Hidup Layak

2.4.2 Konsep Pembangunan Manusia dan Pengukuran


(71)

seringkali terlupakan oleh berbagai kesibukan jangka pendek untuk mengumpulkan harta dan uang. UNDP mendefinisikan bahwa pembangunan manusia sebagai suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk dalam hal pendapatan, kesehatan, pendidikan, lingkungan fisik, dan sebagainya. Konsep Indeks Pembangunan Manusia adalah mengukur pencapaian keseluruhan suatu negara. Dengan demikian, IPM mengukur pencapaian kemajuan pembangunan sosial ekonomi. IPM yang direpresentasikan oleh 3 dimensi, yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan dan kehidupan yang layak. Indikator yang digunakan untuk mengukur dimensi umur panjang dan sehat adalah angka harapan hidup. Untuk mengukur dimensi pengetahuan adalah angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah, sedangkan dimensi kehidupan yang layak diukur dengan paritas daya beli.

Dalam konsep tersebut ditempatkan sebagai tujuan akhir (the ultimate end) sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana (principal means) untuk mencapai tujuan itu. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, empat hal pokok yang perlu diperhatikan adalah produktivitas, pemerataan, kesinambungan, pemberdayaan (UNDP,1995).

2.4.3 Metode Penghitungan Indeks Pembangunan Manusia

Adapun komponen IPM disusun dari tiga komponen yaitu lamanya hidup diukur dengan harapan hidup pada saat lahir, tingkat pendidikan diukur dengan dengan kombinasi antara angka melek huruf pada penduduk dewasa (dengan bobot dua per tiga) dan rata-rata lama sekolah (dengan bobot sepertiga), dan tingkat kehidupan yang layak yang diukur dengan pengeluaran per kapita yang


(72)

telah disesuaikan (PPP rupiah), Indeks ini merupakan rata-rata sederhana dari ketiga komponen tersebut diatas.

Rumus dan Ilustrasi Penghitungan IPM IPM = 1/3 (X (1) + X (2) + X (3)) Dimana :

X(1) :Indeks harapan hidup

X(2) :Indeks pendidikan = 2/3(indeks melek huruf) + 1/3 (indeks rata-ratalamasekolah)

X(3) :Indeks standar hidup layak

Masing-masing indeks komponen IPM tersebut merupakan perbandinganantara selisih nilai suatu indikator dan nilai minimumnya dengan selisih nilaimaksimum dan nilai minimum indikator yang bersangkutan. Rumusnya dapatdisajikan sebagai berikut :

1. Indeks Harapan Hidup :

X(1) :[( eo - 25 )/( 85 - 25 )] x 100 Dimana :

X(1) :Indeks harapan hidup eo : angka harapan hidup.

25 : angka minimum harapan hidup (UNDP). 85 : angka maksimum harapan hidup (UNDP).


(73)

2. Indeks Pendidikan :

X(2) :[( 2/3 [Lit – 0)/(100 – 0)] + 1/3 [( MYS – 0)/( 15 – 0 )]x100

Usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat memang bukan hanyatugas Pemerintah Daerah tetapi juga tugas masyarakat setempat.Partisipasi masyarakat dalam mendukung kebijaksanaan Pemerintah Daerahakan membantu untuk mencapai sasaran pembangunan, dan pada akhirnyaberdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dimana :

X(2) :Indeks pendidikan Lit : Angka melek huruf. MYS : Lama sekolah.

0 : Angka minimum baik untuk Lit maupun MYS. 100 : Angka maksimum Lit (melek huruf).

15 : Angka maksimum untuk MYS (lama sekolah).

3. Indeks Konsumsi Riil per Kapita :

X(3) :[( PPP - 300,00 ) / ( 732,7 - 300,00 )] x 100 Dimana :

X(3) : Indeks standar hidup layak

PPP : Nilai Konsumsi riil per kapita yang disesuaikan 300,00 : Nilai standar minimal (standar UNDP)


(74)

Untuk lebih mudah dalam memahami , berikut disajikan nilai maksimum dan nilai minimum dari masing-masing komponen pembentuk Indeks Pembangunan Manusia.

Tabel 2.2

Nilai Maksimum dan Minimum Komponen IPM

IndikatorIP M

Nilai Maksimu m

NilaiMinimu

m Catatan

Angka Harapan Hidup

85 25 Sesuai standar

global(UNDP)

Angka Melek

Huruf 100 0

Sesuai standar global(UNDP) Rata-rata lama

sekolah 15 0

Sesuai standar global(UNDP) Konsumsi per

kapita yang disesuaikan

732.720 a) 300.000 b) UNDPmenggunakanPDBpe r kapita riilyang disesuaikan


(75)

2.5Hubungan Pembangunan Ekonomi Terhadap IPM

Dalam rangka mencapai kodisi masyarakat yang sejahtera, maka pemerintah di berbagai negara berusaha untuk meningkatkan GNP maupun pendapatan per kapita dari penduduknya.Untuk tujuan tersebut maka pemerintah menjalankan berbagai program pembangunan ekonomi.Persyaratan fundamental untuk pembangunan ekonomi adalah tingkat pengadaan modal pembangunan yang seimbang dengan pertumbuhan penduduk.Pembentukan modal tersebut harus didefinisikan secara luas sehingga mencakup pengeluaran yang sifatnya menaikkan produktivitas.

Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan manusia berlangsung melalui dua macam jalur.Jalur pertama melalui kebijaksanaan pengeluaran pemerintah. Dalam hal ini faktor yang menentukan adalah pengeluaran pemerintah untuk sub sektor sosial yang merupakan prioritas seperti pendidikan dan kesehatan dasar. Besarnya pengeluaran itu merupakan indikasi besarnya komitmen pemerintah terhadap pembangunan manusia.Jalur kedua adalah melalui kegiatan pengeluaran rumah tangga. Dalam hal ini faktor yang menentukan adalah besar dan komposisi pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan dasar seperti pemenuhan nutrisi anggotanya, untuk biaya pelayanan kesehatan dan pendidikan dasar, serta untuk kegiatan lain yang serupa. Selain pengeluaran pemerintah dan pengeluaran rumah tangga hubungan antara kedua variabel itu berlangsung melalui penciptaan lapangan kerja.Aspek ini sangat penting karena sesungguhnya, penciptaan lapangan kerja merupakan “jembatan utama” yang mengaitkan antara keduanya (UNDP, 1966: 87).


(76)

Melalui upaya pembangunan manusia, kemampuan dasar dan keterampilan tenaga kerja termasuk petani, pengusaha dan menejer akan meningkat. Selain itu, pembangunan manusia akan mempengaruhi jenis produksi domestik, kegiatan riset dan pengembangan teknologi yang pada akhirnya akan mempengaruhi komposisi output dan ekspor suatu negara. Kuatnya hubungan timbal balik antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor kelembagaan pemerintah, distribusi sumberdaya swasta dan masyarakat, modal sosial, lembaga sosial kemasyarakatan (LSM), dan organisasi kemasyarakatan.

Faktor kelembagaan pemerintah jelas peranannya karena keberadaannya sangat menetukan implementasi suatu kebijakan publik. Faktor distribusi sumberdaya juga jelas karena tanpa distribusi sumberdaya yang merata (misalnya dalam penguasaan lahan atau sumberdaya ekonomi lainnya) hanya akan menimbulkan frustrasi masyarakat. Faktor modal sosial menegaskan arti penting peranan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik. Inti dari modal sosial adalah kepercayaan masyarakat terhadap sistem dan perilaku pemerintah.Semua faktor-faktor tersebut berperan sebagai katalisator bagi berlangsungnya hubungan timbal balik antara keduanya secara efisen.


(1)

169 15 21 7 13 18 21

170 14 21 8 11 19 21

171 16 16 11 10 15 20

172 17 23 6 10 16 23

173 13 23 7 22 13 20

174 15 21 16 21 17 25

175 14 22 6 11 18 21

176 14 20 11 14 16 20

177 11 18 6 11 16 16

178 9 16 6 13 19 21

179 12 24 6 11 14 21

180 10 20 12 13 14 21

181 18 20 9 9 17 22

182 14 16 13 20 18 20

183 11 14 6 10 13 22

184 11 16 8 19 15 23

185 15 24 15 17 13 20

186 13 22 6 12 10 21

187 13 14 5 12 16 17

188 18 21 7 13 19 20

189 24 21 10 14 18 19

190 12 22 6 9 11 15

191 11 23 7 12 16 16

192 20 19 9 13 12 20

193 16 21 11 13 12 18

194 12 19 6 20 13 25

195 16 19 16 20 15 16

196 14 16 11 19 14 20

197 15 16 13 16 16 21

198 11 15 17 21 15 18

199 14 19 6 11 12 16

200 16 22 15 18 17 17

201 14 22 9 18 12 17

202 17 21 10 18 13 20

203 15 21 16 21 17 25

204 14 22 6 11 18 21

205 14 20 11 14 19 20

206 11 18 6 11 16 16

207 9 16 6 13 19 21

208 12 24 6 11 14 21

209 10 20 12 13 14 21

210 18 20 9 9 17 22

211 14 16 13 20 18 20


(2)

213 11 16 8 19 15 23

214 15 24 15 17 13 20

215 13 22 6 12 10 21

216 13 14 5 12 16 17

217 18 21 7 13 19 20

218 24 21 10 14 14 19

219 12 22 6 9 11 15

220 11 23 7 12 16 16

221 20 19 9 13 13 20

222 16 17 11 13 17 18

223 12 15 6 20 13 25

224 16 19 16 20 15 16

225 14 16 11 19 14 20

226 15 16 13 16 12 21

227 11 15 17 21 15 18

228 14 19 6 11 12 16

229 16 22 15 18 17 17

230 14 22 9 18 13 17

231 17 21 10 18 13 20

232 13 23 7 22 13 20

233 15 21 16 21 17 25

234 14 22 6 11 18 21

235 14 20 11 14 13 20

236 11 18 6 11 16 16

237 9 16 6 13 19 21

238 12 24 6 11 14 21

239 10 20 12 13 14 21

240 18 20 9 9 17 22

241 14 16 13 20 18 20

242 11 14 6 10 13 22

243 11 16 8 19 15 23

244 15 24 15 17 13 20

245 13 22 6 12 10 21

246 13 14 5 12 16 17

247 18 21 7 13 19 20

248 24 21 10 14 15 19

249 12 22 6 9 11 15

250 11 23 7 12 16 16

251 20 19 9 13 15 20

252 16 21 11 13 15 18

253 12 19 6 20 13 25

254 16 20 16 20 15 16

255 14 16 11 19 14 20


(3)

257 11 15 17 21 15 18

258 14 19 6 11 12 16

259 16 22 15 18 17 17

260 14 22 9 18 20 21

261 17 21 10 18 13 20

262 16 18 8 15 11 19

263 13 20 11 16 15 19

264 17 21 11 16 15 18

265 17 21 11 20 17 23

266 15 19 12 19 17 21

267 18 20 14 21 17 23

268 20 21 10 15 15 19

269 14 18 7 11 20 23

270 15 19 10 12 19 18

271 13 14 6 17 11 15

272 18 20 9 9 17 22

273 14 16 13 20 18 20

274 11 14 6 10 13 22

275 11 16 8 19 15 23

276 15 24 15 17 13 20

277 13 22 6 12 10 21

278 13 14 5 12 16 17

279 18 21 17 23 19 20

280 24 21 10 14 19 19

281 12 22 6 9 11 15

282 11 23 7 12 16 16

283 20 19 9 13 13 20

284 16 20 11 13 13 18

285 12 19 6 20 13 25

286 16 21 16 20 15 16

287 14 16 11 19 14 20

288 15 16 13 16 20 21

289 11 15 17 21 15 18

290 14 19 6 11 12 16

291 16 22 15 18 17 17

292 14 22 9 18 12 17

293 17 21 10 18 13 20

294 16 18 8 15 11 19

295 13 20 11 16 15 19

296 17 21 11 16 15 18

297 17 21 11 20 17 23

298 15 19 12 19 17 21

299 18 20 9 9 17 22


(4)

301 11 14 6 10 13 22

302 11 16 8 19 15 23

303 15 24 15 17 13 20

304 13 22 6 12 10 21

305 13 14 5 12 16 17

306 18 21 7 13 19 20

307 24 21 10 14 14 19

308 12 22 6 9 11 15

309 11 23 17 22 16 16

310 20 19 9 13 13 20

311 16 21 11 13 22 23

312 12 19 6 20 13 25

313 16 19 16 20 15 16

314 14 16 11 19 14 20

315 15 16 13 16 22 24

316 11 15 17 21 15 18

317 14 19 6 11 12 16

318 16 22 15 18 17 17

319 14 22 9 18 12 17

320 17 21 10 18 13 20

321 16 18 8 15 11 19

322 13 20 11 16 15 19

323 17 21 11 16 15 18

324 17 21 11 20 17 23

325 15 19 12 19 17 21

326 14 20 11 14 16 20

327 11 18 6 11 16 16

328 9 16 6 13 19 21

329 12 24 6 11 14 21

330 10 20 12 13 14 21

331 18 20 9 19 17 22

332 14 16 13 20 18 20

333 11 14 6 10 13 22

334 11 16 8 19 15 23

335 15 24 15 17 13 20

336 13 22 6 20 10 21

337 13 14 15 22 16 17

338 18 21 17 13 19 20

339 14 21 10 14 15 19

340 12 21 16 19 11 15

TOTAL 5517 6399 4933 5724

5729

6513


(5)

X1(kesehatan)

X2(Kesehatan)

interval Xi fi Xifi

1-5 2,5 0 -

6-10 7,5 0 -

11-15 12.5 56 700

16-20 17,5 100 1750

21-25 22,5 184 4140

Jumlah 340 6590

Mean 19,4

X1(Pendidikan)

interval Xi fi Xifi

1-5 2,5 0 -

6-10 7,5 193 1447,5

11-15 12.5 121 1512,5

16-20 17,5 26 455

21-25 22,5 0 -

Jumlah 340 3414,5

Mean 10,04

X2(Pendidikan)

interval Xi fi Xifi

1-5 2,5 0 -

6-10 7,5 32 240

11-15 12.5 155 1937,5

16-20 17,5 98 1715

21-25 22,5 55 1237,5

Jumlah 340 5130

Mean 15,09

interval Xi fi fixi

1-5 2,5 0 -

6-10 7,5 18 135

11-15 12.5 211 2637,5

16-20 17,5 97 1697,5

21-25 22,5 14 315

Jumlah 340 4785


(6)

X1(Pendapatan PerKapita)

interval Xi fi Xifi

1-5 2,5 0 -

6-10 7,5 8 60

11-15 12.5 187 2327,5

16-20 17,5 133 2327,5

21-25 22,5 12 270

Jumlah 340 5004

Mean 14,7

X2(Pendapatan PerKapita)

interval Xi fi Xifi

1-5 2,5 0 -

6-10 7,5 0 -

11-15 12.5 11 137,5

16-20 17,5 193 3377,5

21-25 22,5 136 3060

Jumlah 340 6575