Maraknya Gerakan Perempuan di Iran

46

BAB IV GERAKAN PEREMPUAN PASCA REVOLUSI

A. Maraknya Gerakan Perempuan di Iran

Munculnya gerakan perempuan di Iran merupakan kelanjutan dari keterlibatan perempuan dalam berbagai organisasi perempuan. Sebelum abad kesembilan belas Iran mengalami beberapa perubahan besar sosial-ekonomi. Saat itu di tengah-tengah Revolusi Konstitusi bahwa masyarakat Iran mengalami upaya yang diselenggarakan oleh perempuan untuk perubahan kondisi sosial. Penetrasi kekuatan Eropa ke Iran dan pengaruh kapitalisme Eropa mempercepat disintegrasi struktur sosial di Iran. Episode yang pertama adalah keterlibatan terorganisasi perempuan dalam kegiatan politik di Iran pada akhir abad kesembilan belas1891- 1892. Beberapa faktor keterlibatan gerakan perempuan di Iran sebelum revolusi, di antaranya adalah 1 Keterlibatan perempuan dalam melawan Syah, selain kaum pria, perempuan Iran mempunyai peranan penting dalam penumbangan Dinasti Syah Pahlevi, di mana para perempuan membawa senapan dan bom molotov, dan mereka juga berpartisipasi dalam beberapa perkelahian, 2 Keterlibatan gerakan perempuan dalam kegiatan bawah tanah melawan pasukan asing, 3 Keterlibatan perempuan dalam pemboikotan impor barang asing, mereka pun berpartisipasi dalam pembongkaran sebuah bank Rusia, dan mengumpulkan dana untuk pembentukan Bank Nasional. 48 Dalam perjalanan perjuangan nasional ini, beberapa perempuan tercerahkan menyadari potensinya 48 Sanasarian, The Womens Rights Movement in Iran, h. 24. untuk kegiatan politik yang terorganisir dan menggunakan momentum yang disediakan oleh revolusi sebagai tempat untuk membawa perempuan menjadi semakin sadar akan kondisi yang menindasnya. 4 Gerakan perempuan dalam melawan UU Jilbab, pemberontakan demi memperoleh hak-hak kaum Muslimah Iran ini dihancurkan secara kejam dengan ratusan pembunuhan, penganiayaan, dan penyiksaan sebagaimana yang dahulu terjadi selama protes rakyat menentang kekejaman yang dilakukan Reza Khan, pemula Dinasti Pahlawi yang memaksa rakyat membuang kerudungnya, padahal dalam undang-undang catatan berdasarkan Pasal 638 jilbabkrudung agama dilegalisir untuk perempuan diisyaratkan dalam Islam. 49 Namun kondisi sekarang ini, menurut Dina Y Sulaeman dalam bukunya menyatakan, banyak perempuan yang berjilbab hanya dengan kerudung seadanya, menampakkan sebagian rambut dan leher. Model baju pun semakin ketat dah bahkan bagian lengannya diperpendek. Terutama di Teheran dan kota-kota besar lainnya. 50 5 Gerakan perempuan menekan Syah dalam kesejahteraan dan kegiatan pendidikan, dengan adanya Reza Syah berkuasa di tahun 1920, gerakan ini mulai mengalami kendala dengan munculnya kediktaktoran baru. Reza Syah tidak memilki toleransi untuk setiap organisasi independen dan non organisasi. Meskipun ia disukai beberapa perubahan dalam status perempuan, tetapi secara bertahap dia ditekan organisasi perempuan untuk menarik politik dan berkonsentrasi pada kesejahteraan dan kegiatan pendidikan mereka. 6 Gerakan perempuan untuk memanfaatkan investasi ekonomi di Iran. 49 Islamic Parlement of Iran Post-Revolusion Legislations On Women, Familiy and Children. Article 102 of the Islamic Punishment Law on offences against public modesty and morality, h. 8. 50 Sulaeman Y Dina, Pelangi di Persia, Menyusuti Eksotisme Iran, Depok: Pustaka Iiman, 2007, h. 97. Pengembangan besar pertama bagi perempuan sejak pembentukan Republik Islam datang, dengan kematian Ayatollah Khomeini dan pemilihan Ali Akbar Hashemi Rafsanjani sebagai presiden pada tahun 1989. Menyusul berakhirnya perang Iran- Irak yang menghancurkan 1980-1988, Rafsanjani memimpin selama periode rekonstruksi ekonomi dan moderasi yang dirancang untuk menstimulasi perekonomian Iran dan mengembalikan bangsa kepada masyarakat internasional. Selama periode ini, perempuan memanfaatkan investasi ekonomi yang lebih besar di lembaga-lembaga negara. Rafsanjani bahkan memerintahkan semua kementrian dan pemerintahan propinsi membentuk kantor urusan perempuan. 7 Gerakan perempuan dalam hak-hak dan tanggung jawab perempuan untuk menikmati keadilan sosial dalam penegakkan hukum tanpa memandang jenis kelamin. Lebih dari tiga puluh tahun telah berlalu sejak kemenangan Revolusi Islam Iran, namun masih ada sejumlah pertanyaan dan ambiguitas tentang cara Republik Islam berurusan dengan masalah hukum kontemporer dan kondisi saat ini, terutama berkaitan dengan perempuan dan hak-hak perempuan. 51 Salah satu di antaranya adalah hak untuk menikmati keadilan sosial dalam penegakan hukum tanpa memandang jenis kelamin. 52 Hak-hak dan tanggung jawab, seperti hak untuk kebebasan berpikir, perlindungan dari keberatan terhadap hak untuk menikmati kesetaraan sosial ketika melaksanakan hukum tanpa pertimbangan jenis kelamin laki-laki atau perempuan. 51 Dr. Ansia Khaz Ali, Iranian Women After The Islamic Revolution, h. 2. 52 The Chapter of Women’s Right and Responsibilities. Section 1no 6, h. 11.

B. Peran Perempaun dalam Revolusi Iran