31 BAB III
IMAM KHOMEINI DAN REVOLUSI ISLAM IRAN
A. Profil Imam Khomeini
Nama kecilnya Ruhullah serupa dengan gelar yang diberikan Allah SWT kepada nabi Isa as QS.4;171. Nama aslinya adalah Ruhullah Musawi Khomeini
selanjutnya disebut Imam Khomeini dilahirkan pada 24 September 1902 atau pada tanggal 20 Jumadilakhir 1320.
34
Tokoh Islam terkenal dari Iran yang telah menggulingkan rezim Syah Mohammad Reza Pahlevi dan mendirikan Republik
Islam Iran melalui revolusi rakyat yang spektakuler pada Februari 1979. Penambahan huruf i di belakang namanya, khomeini, menunjukkan bahwa ia
berasal dari kota Arak Iran bagian tengah yaitu Khomein.
35
Sedangkan kata Ayatullah atau Ayatullah al-Uzma di depan namanya menunjukkan bahwa ia adalah
seorang ulama terkemuka dalam masyarakat Syi’ah Dua Belas. Ini terlihat jelas dalam pandangan Imam Khomeini yang menempatkan kaum mullah sebagai
pemegang otoritas tertinggi di bidang politik dan agama. Seperti diketahui, Iran adalah satu-satunya di mana sekitar 90 dari warganya menganut mazhab Syi’ah. Di
samping itu, Iran juga menjadi satu-satunya negara di dunia ini yang sistem
34
Menurut penaggalan Islam di sebuah kota kecil bernama Khomein
35
Khomein berada di Iran bagian tengah, sekitar 160 kilometer barat daya Qum, sebelah barat laut dari Isfahan dan 40 km sebelah selatan kota Sultanababad, Arak. penduduknya berjumlah sekitar
2000 orang yang terbagi ke dalam 800 keluarga. Khomeini, merupakan kota yang cukup makmur, dengan lalu lintas perdagangan yang terlihat rutin.
politiknya dibangun atas dasar ajaran Syi’ah, yang dikenal sebagai Wilayat al-Faqih kepemimpinan kaum ulama.
36
Kehidupan Keluarga Imam Khomeini sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai keagamaan Islam yang kuat. hal ini disebabkan oleh garis keturunan keluarganya
yang berasal dari keluarga Imam Mousa al-Kazim, seorang ulama besar di Neishapour. Khomeini ditinggalkan orang tuanya sejak bayi. Ibunya bernama
Khanum, dan ayahnya bernama Sayid Mustafa Khomeini, seorang ulama terkemuka di kota Khomein. Ayahnya dibunuh oleh Dinasti Qajar yang tidak suka melihat
Mustafa Khomeini menentang kekuasaan mereka. Menginjak masa remaja, Imam Khomeini mampu mengingat beratus versi
dari puisi-puisi yang berbeda-beda, baik puisi yang bertemakan keagamaan maupun puisi klasik. Di masa itu pula ia dapat membeda-bedakan makna puisi satu dengan
yang lain. Imam Khomeini terkenal sebagai seorang yang amat bersahaja. Meskipun ia menjadi penguasa tertinggi di Iran, ia hanya menumpang di beberapa kamar yang
terdapat pada husainiyyah semacam surau di Indonesia Jamaran, Teheran Utara. Pakaian sehari-harinya pun tidak lebih baik dari pakaian rakyat biasa. Hal itu dapat
dipahami karena Khomeini adalah seorang zahid yang tidak suka pada kemewahan duniawi.
Selama masa remajanya ia juga menciptakan puisi-puisi bertema agamis, politik, dan sosial. Kumpulan puisinya diterbitkan setelah ia wafat, berupa tiga buah
36
Riza Sihbudi, Menyandra Timur Tengah Jakarta: Mizan Publika, 2007, h. 67.
koleksi The Confidant, The Decaer of love, dan Turning Point dan Divan. Salah satu puisinya yang terkenal adalah “Mass of The Drunk”.
37
Imam Khomeini mengenyam pendidikan dasarnya dari beberapa guru dan pemuka agama di kotanya. Orang yang paling berjasa memberikan dasar-dasar
pengetahuan agama kepadanya adalah kakak kandungnya sendiri, Ayatullah Pasandideh. Pada umur 19 tahun, Imam Khomeini melanjutkan pendidikannya di
pusat pendidikan agama atau Hauzah ‘Ilmiyah istilah bagi pola atau metode pendidikan agama tradisional di lingkungan masyarakat Syi’ah, baik di Iran maupun
di Irak, yang masih dipertahankan hingga kini yang terdapat di kota Arak.
38
Imam Khomeini mengawali pendidikannya dengan menghafal al-Quran di maktab yang lokasinya tidak jauh dari rumah Mullah Abul-Qasim. Beliau manjadi
hafiz pada usia tujuh tahun. Berikutnya, beliau belajar bahasa Arab dengan Syaikh Ja’far, salah seorang sepupu ibunya, dan menimba ilmu lain pertama-tama dari Mirza
Mahmud Iftikhar al-‘Ulama, kemudian paman dari pihak ibunya, Haji Mirza Muhammad Mahdi. Guru logika pertamanya adalah Mirza Riza Najafi, iparnya
sendiri. Terakhir, di antara instruktur beliau di Khomein yang pantas disebutkan adalah abang tertua Imam, Murtaza. Dia mengajarkan badi’ dan ma’ani dari kitab Al-
37
Diyah Rahma Fauziana-Izzudin Irsam Mujib, Khomeini dan Revolusi Iran, h.19.
38
Ensiklopedi Islam 3 KAL-NAH PT. Ichtiar Baru Van Houve Jakarta, h.52-53.
Mutawwal karya Najm Al-Din Katib Qazvini dan tata bahasa serta sintaksis dari kitab-kitab Al-Suyuti.
39
Meski selama menempuh pendidikannya Imam Khomeini tidak melakukan aktivitas politik, tiga aktivitas yang dilakukannya yaitu belajar, mengajar, dan
menulis dilandasi oleh keyakinannya akan bergeraknya aktivitas politik yang dipimpin oleh para ulama atau tokoh-tokoh agama yang memiliki banyak pengaruh di
Iran. Di bawah kepemimpinannya, Imam Khomeini mempelajari ilmu fikih Islam bersama-bersama rekan-rekannya yang membantunya dalam menggulingkan Dinasti
Pahlevi. Beberapa di antaranya adalah Ayatullah Mutahhari, Ayatullah Muntaziri dan beberapa murid yang masih muda, Hujatulislam Muhammad Javad Bahonar dan
Hujatulislam Ali Akbar Hashimi-Rafsanjani.
40
Untuk dapat memahami sumbangsih beliau, kita harus mencamkan dua hal. Pertama, Imam Khomeini berasal dari suatu tradisi Syiah Islam yang sedari dulu
menghindari kekuasaan duniawi, dengan keyakinan bahwa semua kekuasaan politik tidak sah pada masa kegaiban Imam Kedua Belas. Kedua, Imam Khomeini
menaklukan seorang penguasa Reza Pahlevi, Syah Iran rekaan Barat yang rezimnya mencapai puncak kekuatan dan menikmati dukungan penuh dan tak terbatas dari
kekuasaan Barat.
39
Abdar Rahman Koya, Apa Kata Tokoh Sunni Tentang Imam Khomeini Depok: Iiman, 2009, h.38.
40
Diyah Rahma Fauziana-Izzudin Irsam Mujib, Khomeini dan Revolusi Iran, h.12-13.
KARYA-KARYANYA
Imam Khomeini adalah penulis produktif, yang meliputi beragam tema Islam. Karya perdananya adalah Syarh penjelasan dalam bentuk catatan kaki kitab Ra’su
Al-Jalut. Kemudian baliau menulis karya filsafat dalam bahasa Arab, yang berjudul Mishbah Al-Hidayah, pada usia 27 tahun. Dua tahun berikutnya, beliau menulis
Syarh Doa Sahur. Tak lama berselang beliau menulis kitab Syarh 40 Hadits. Di antara karya-karya awal Imam adalah Syarh kitab Fuquk al-Hikam dan Miftah al-
Ghaib, serta dua risalah berjudul Sirr ash-Shalah Mi’raj as-Salikin dan Risalah Ath Thalab wa al-Iradah.
Namun demikian, karya pentingnya yang pertama adalah Kasyful Asrar, selama awal-awal beliau menjadi guru di sekolah Faiziyah Qom. Selain itu, di antara
karya-karya awalnya terdapat pula kitab Hadist Junud Al-‘Aql wa Al-Jahl, yang merupakan syarh atas sebuah Hadist di dalam kitab Al-Kafi. Beliau juga menulis
kitab Adab ash-Shalah, yang merupakan karya filosofis-mistis tentang ibadah shalat. Sementara itu, karya penting pertamanya dalam bidang fiqih adalah Ar-Rasail, yang
terdiri atas dua jilid, memuat isu-isu fiqih seperti ijtihad dan taklid. sedangkan Tahrir Al-Wasilah merupakan kitab fatwa –fatwa fiqihnya, yang mulai beliau tulis saat
dalam pengasingan di Turki dan selesai saat diasingkan di Irak. Pendirian Imam Khomeini dalam bukunya itu merupakan sebuah revolusi
dalam pemikiran syiah, yang membuka jalan bagi Revolusi Islam Iran. Beliau
menyebut teorinya itu sebagai Wilayat al-Faqih kepemimpinan kaum ulama. Oleh karenanya, buku ini kerap disebut juga dengan istilah tersebut. Dia memuat 16 kuliah
Imam di hauzah Najaf, antara 23 Januari hingga 10 Februari 1970, yang berisi argumennya bahwa fuqaha berkewajiban unuk memimpin, menjaga, mengawasi, dan
berorientasi kepada negara Islam. Ajaran-ajaran Khomeini dapat dijumpai dalam karya-karyanya. Bukunya yang
berjudul al-Hukumah al-Islamiyah Pemerintahan Islam merupakan karyanya yang paling populer. Dari sini tertuang pandangan-pandangan Khomeini dalam bidang
politik, terutama mengenai ide negara Islam yang berdasarkan prinsip Wilayat al- Faqih kepemimpinan kaum ulama.
B. Peran Imam Khomeini Dalam Revolusi Iran