BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Peranan laporan keuangan sangat penting dalam bisnis sekarang ini. Tugas auditor adalah melaksanakan audit dan memberikan opininya atas suatu
laporan keuangan perusahaan didasarkan pendidikan, pengalaman, dan pelatihan yang dimiliki, serta dengan sikap yang kompeten, objektif, dan tidak
memihak. Jasa audit, merupakan jasa yang ditawarkan oleh KAP. Walaupun
beresiko tinggi tetapi memiliki prospek ekonomi yang menjanjikan bagi KAP. Dari beberapa kondisi, tampak bahwa auditor dituntut untuk mau dan mampu
bersikap independen. Auditor mempunyai posisi sentral dalam menjembatani hubungan
antara pihak manajemen selaku penyusun dan penyaji laporan keuangan dengan pihak di luar manajemen selaku pengguna laporan keuangan untuk
berbagai kepentingan. Posisi ini mewajibkan auditor untuk bersikap independen dalam sikap maupun mental in aperients and in fact. Namun,
apakah posisi ideal seperti yang diharapkan itu dapat diwujudkan oleh auditor secara benar? Banyak permasalahan yang muncul, bukan saja bersumber dari
auditor, tetapi pihak lain seperti lembaga induk auditor, lingkungan tempat kerja auditor, serta pengguna laporan keuangan juga berpeluang untuk
menjadi sumber penghalang terwujudnya sikap independensi auditor.
Diungkapkan dalam standar umum audit pertama disebutkan “Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor”. Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan pendidikan formalnya, yang diperluas melalui pengalaman-
pengalaman selanjutnya dalam praktik audit. Untuk memenuhi persyaratan profesional, auditor harus memperoleh pelatihan yang cukup SPAP,
2002:03. Standar pertama umumnya diinterpretasikan bahwa auditor harus menjalani pendidikan formal di bidang akuntansi dan auditing, pengalaman
praktis yang cukup banyak dalam bidang kerja yang dilakukannya, serta pendidikan profesi yang berkelanjutan. Kasus pengadilan yang terjadi secara
jelas menunjukkan bahwa para auditor harus memiliki kualifikasi teknis serta berpengalaman dalam industri ataupun perusahaan yang mereka audit.
Pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja akuntan publik, sehingga pengalaman dimasukkan
sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh ijin menjadi akuntan publik SK Menkeu No.43KMK.0171997. Kelebihan pengetahuan akuntan
berpengalaman dijelaskan antara lain oleh Tubbs 1992 dalam Sularso 1999:155. Menurut Tubbs pengetahuan manusia sebagai subjek pengganti
akuntan tak berpengalaman memiliki kemampuan auditing yang seragam. Sebaliknya akuntan pemeriksa berpengalaman akan memperlihatkan adanya
experiental learning melebihi pengetahuan mahasiswa.
Mayangsari 2003:20 dalam penelitiannya menunjukkan bahwa auditor ahli dan nonahli memang mempunyai perbedaan dalam memberikan
suatu pendapat jika mereka tidak mendapat tekanan sosial maupun ekonomis dalam proses pemberian pendapat. Namun, jika auditor ahli dan nonahli
tersebut mendapatkan tekanan-tekanan sosial ataupun ekonomis dalam proses pemberian pendapat, perbedaannya menjadi tidak signifikan.
Sementara penelitian Murtanto dan Gudono 1999:50 memperlihatkan bahwa pengalaman dan pengetahuan masih merupakan karakteristik yang
penting bagi keahlian auditor, namun untuk meningkatkan kualitas profesi auditor perlu memperhatikan juga karakteristik lain. hal ini dapat dilihat juga
berdasarkan kategori karakteristiknya di mana ciri psikologis dan komponen pengetahuan merupakan kategori yang penting diikuti kategori karakteristik
keahlian lainnya. Hal ini didukung oleh penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Murtini dan Wijayanto 2003:12 bahwa untuk keahlian auditor,
menunjukkan auditor berpendapat bahwa pengalaman dan pengetahuan berpengaruh terhadap keahlian auditor. Pengalaman dan pengetahuan
berpengaruh positif terhadap keahlian. Namun,
dalam penelitian
Sularso dan
Na’im 1999:168
menyimpulkan penggunaan banyaknya tahun pengalaman untuk akuntan pemeriksa sebagai satu-satunya ukuran keahlian kurang tepat. Keahlian adalah
suatu konsep yang kompleks yang tidak lengkap diukur hanya satu macam ukuran saja.
Berdasarkan penelitian terdahulu, peneliti mencoba meneliti dan
membuat skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengalaman dan Keahlian terhadap Pendapat Auditor.”
B. Perumusan Masalah