BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Audit
1. Pengertian Audit merupakan salah satu jasa atestasi yang diberikan oleh
kantor akuntan publik. Atestasi adalah jasa dimana akuntan publik akan menerbitkan laporan tertulis yang isinya antara lain berupa suatu
kesimpulan tentang keterpercayaan atas asersi pernyataan yang menyebutkan sesuatu itu benar yang dibuat oleh pihak lain. Atestasi
merupakan bagian dari jasa Assurance yang disediakan oleh KAP yang terdiri atas tiga kategori, yaitu: audit atas laporan keuangan historis,
tinjauan review atas laporan keuangan historis, dan jasa-jasa atestasi lainnya.
Audit menurut Committee on Basic Auditing Concepts of the American Accounting Association
dalam Louwers 2005:3: Auditing is a systematic process of objectively obtaining and evaluating
evidence regarding assertion about economic actions and events to ascertain the degree of correspondence between assertions and
established criteria and communicating the result of interested users.
Auditing menurut Arens 2004:15 dalam bukunya: Auditing adalah pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas
informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus
dilaksanakan oleh seseorang yang kompeten dan independen.
2. Jenis-jenis Auditor Auditor merujuk pada seseorang yang melakukan audit. Dalam
praktiknya, sekarang terdapat beberapa tipe auditor. Tipe yang umum adalah akuntan publik, general accounting office auditors auditor kantor
pemerintah, auditor pajak, serta auditor internal Arens, 2004:21. a. Akuntan Publik
Akuntan publik bertanggung jawab pada audit atas laporan keuangan historis yang dipublikasikan dari semua perusahaan yang
sahamnya diperdagangkan di bursa saham, mayoritas perusahaan besar lainnya, serta banyak perusahaan berskala kecil dan organisasi
nonkomersil. Gelar Bersertifikat Akuntan Publik BAP atau Certified Public Accountant
CPA mencerminkan suatu fakta bahwa auditor yang megekspresikan opini auditnya pada laporan keuangan harus
memiliki lisensi sebagai akuntan publik. Akuntan publik seringkali dinamakan sebagai auditor eksternal atau auditor independen untuk
membedakan mereka dengan auditor internal.
b. Auditor Pemerintah Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan
audit atas keuangan pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia, auditor pemerintah dapat dibagi menjadi dua, yaitu auditor eksternal
pemerintah dan auditor internal pemerintah.
Auditor eksternal pemerintah yang dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan BPK sebagai perwujudan dari Undang-undang
Dasar 1945. Berdasarkan pasal 23E dan 23G UUD 1945 Badan Pemeriksa Keuangan bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab atas keuangan Negara, yang bebas dan mandiri. Hasil pemeriksaan diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD, serta
berkedudukan di Ibukota Negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.
Auditor internal pemerintah atau yang lebih dikenal sebagai Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah APFP yang dilaksanakan
oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP, Inspektorat Jenderal DepartemenLPND, dan Badan Pengawas Daerah.
c. Auditor Pajak Bertanggung jawab untuk menegakkan undang-undang
perpajakan yang berlaku. Auditor pajak bertugas mengaudit pajak penghasilan dari para wajib pajak untuk menentukan apakah mereka
telah mematuhi undang-undang perpajakan yang berlaku. Direktorat Jenderal Pajak DJP yang berada di bawah
Departemen Keuangan Republik Indonesia, bertanggung jawab atas penerimaan Negara dari sektor perpajakan dan penegakan hukum
dalam pelaksanaan ketentuan perpajakan. Aparat pelaksanaan DJP di lapangan adalah Kantor Pelayanan Pajak KPP dan Kantor
Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak Karikpa. Karikpa mempunyai auditor-auditor khusus. Tugas Karikpa adalah melakukan audit
terhadap para wajib pajak tertentu untuk menilai apakah telah memenuhi ketentuan perundangan perpajakan.
d. Auditor Internal Auditor internal dipekerjakan pada masing-masing perusahaan
untuk melakukan audit bagi manajemen. Seorang auditor internal harus berada dalam posisi yang independen terhadap lini fungsi dalam suatu
organisasi, tetapi ia tidak independen terhadap organisasi sepanjang masih terdapat hubungan antara pemberi kerja dan pekerja. Auditor
internal menyediakan informasi yang amat bernilai bagi pihak manajemen dalam proses pembuatan keputusan yang berkaitan dengan
efektivitas operasional perusahaan. Sawyer 2003:10 mendefinisikan auditor internal sebagai
berikut: Auditor internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif
yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi dalam menentukan apakah 1
informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; 2 risiko
yang dihadapi
perusahaan telah
diidentifikasi dan
diminimalisasi; 3 peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; 4 kriteria operasi yang
memuaskan telah dipenuhi; 5 sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; 6 tujuan operasional telah dicapai secara
efektif – semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan
tanggung jawabnya secara efektif.
Tahun 1999, the Board of Directors of the Institute of Internal Auditor
IIA mendefinisikan internal auditor: Internal auditing is an independent, objective assurance and
consulting activity that adds value to and improves an organization’s operations. It helps an organization accomplish its objectives by
bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk manajemen, control, and governance process
. Louwer, 2005:17.
3. Standar Profesional Akuntan Publik Standar auditing merupakan panduan umum bagi auditor dalam
memenuhi tanggung jawab profesinya untuk melakukan audit atas laporan keuangan historis. Standar ini mencakup pula pertimbangan atas kualitas
profesional seperti kompetensi dan independensi, persyaratan pelaporan serta bukti audit. Berikut standar profesi audit yang dikutip dalam Arens
2004:46: a. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang memadai sebagai seorang
auditor. 2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan auditor. 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya, dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman yang memadai tentang struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat,
saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3. Bukti audit kompeten yang memadai harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan hasil audit.
c. Standar Pelaporan 1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 2. Laporan audit harus menunjukan keadaan yang didalamnya
prinsip-prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya. 3. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit. 4. Laporan audit harus memuat pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan, atau asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya dinyatakan.
Dalam semua hal yang nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas
mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung jawab auditor yang bersangkutan.
B. Pengalaman