Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Xerostomia merupakan gejala di rongga mulut yang sering dirasakan oleh banyak pasien. Dinyatakan bahwa 10 populasi penduduk mengalami xerostomia atau mulut kering. 1,2 Frekuensi xerostomia bertambah dengan bertambahnya umur, lebih dari 25 orang berusia tua mengeluh mengalami mulut kering setiap hari. 2 Dikatakan bahwa, rata-rata orang dewasa menghasilkan sekurang-kurangnya 500 ml saliva setiap hari. Pengeluaran saliva bervariasi pada setiap waktu yaitu 0,1 mlmenit sewaktu tidur, 0,3mlmenit sewaktu bangun dari tidur, dan 4 hingga 5 mlmenit sewaktu makan dan mengunyah. Saliva mempunyai reaksi antibakteri dan antifungal, melindungi gigi terhadap karies, memudahkan penelanan dan pencernaan, dan sewaktu berbicara. 1 Kebanyakan orang mengalami xerostomia setelah bangun dari tidur. Xerostomia kronik meningkatkan resiko untuk terjadinya beberapa keadaan, dan yang paling serius adalah karies gigi dan penyakit gingiva. 1 Walau bagaimanapun, kondisi xerostomia kronik dan parah sering diartikan dengan aliran saliva 100 ml per hari. 1 Xerostomia dapat terjadi akibat efek samping kemoterapi yaitu 78 pasien yang dikemoterapi mendapat efek tersebut. Hal ini terjadi berhubungan dengan agen yang digunakan dalam kemoterapi. Paclitaxel, carboplatin, dan infusional 5- fluorouracil merupakan sebagian agen yang digunakan dalam kemoterapi. 1 Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Departemen Penyakit Mulut di Universiti Copenhagen, Denmark pada pasien kanker payudara yang mendapat kemoterapi, menunjukkan bahwa kadar aliran unstimulated whole saliva dan stimulated whole saliva berkurang selama mendapat kemoterapi p0,001 dan p0,01. Kadar stimulated parotid saliva menunjukkan bahwa berkurangnya saliva tidak bermakna, dan dinyatakan bahwa pengurangan aliran saliva adalah karena berkurangnya pengeluaran saliva di kelenjar submandibular. Dari penelitian ini ditemukan bahwa 44 pasien menderita hyposalivasi atau xerostomia. 3 Dalam penelitian lain, yaitu yang telah dilakukan oleh Departemen Penelitian Kedokteran Gigi, di Universiti Missippi, Jackson, USA pada pasien kanker payudara, menunjukkan bahwa adanya hubungan antara kemoterapi dengan xerostomia. Ditemukan bahwa pada pasien yang mendapat kemoterapi aliran salivanya berkurang yaitu 0.96 mlmenit berbanding dengan pasien kanker yang tidak mendapat kemoterapi yaitu 1,81mlmenit dan pasien kontrol pasien yang tidak menderita kanker dan tidak mendapat kemoterapi yaitu 2,33 mlmenit. 4 Pada penelitian yang telah dilakukan oleh mahasiswa Universiti Sains Malaysia terhadap 30 pasien kanker yang mendapat kemoterapi di wad onkologi 3S HUSM, didapati bahwa pasien mengalami mulut kering 90.0, membran mukosa kering 96.7, keadaan saliva kering 70.0 serta kepekatan saliva 30.0. 5 Di RSUP H. Adam Malik Medan terdapat 7 orang pasien kanker yang mendapat perawatan kemoterapi setiap harinya. Rata-rata pasien berusia sekitar 35 tahun. Oleh karena penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa adanya hubungan antara perawatan kemoterapi pada pasien kanker dengan terjadinya Universitas Sumatera Utara xerostomia, maka peneliti ingin mengetahui ada tidaknya hubungan tersebut pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan.

1.2 Perumusan Masalah