BAB 4 HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian mengenai Hubungan Perawatan Kemoterapi Pada Pasien Kanker Dengan Terjadinya Xerostomia di RSUP H. Adam Malik, Medan akan
disajikan dalam bentuk tabel berikut.
4.1 Data Demografis Subjek Penelitian Tabel 1. Data demografis pasien kanker di RSUP HAM
Variabel Pasien Kanker N = 105
1. Jenis Kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
25 23,8 80 76,2
2. Usia
a. 21-25 tahun
b. 26-30 tahun
c. 31-35 tahun
d. 36-40 tahun
e. 41-45 tahun
f. 46-50 tahun
4 3,8 2 1,9
8 7,6 7 6,7
23 21,9 61 58,1
3. Jenis Kanker
a. Payudara
b. Prostat
c. Usus
57 54,3 1 1,0
2 1,9
Universitas Sumatera Utara
d. Nasofaring
e. Limfoma
f. Otak
g. Paru
h. Ovari
i. Pankreas
j. Lain-lain
8 7,6 10 9,5
2 1,9 6 5,7
3 2,8 1 1,0
15 14,3 Data demografis yaitu data pasien kanker yang datang ke RSUP H. Adam
Malik Medan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan jenis kanker. Dari 105 orang pasien kanker di RSUP HAM, jumlah pasien perempuan lebih banyak dibandingkan
dengan pasien laki-laki yaitu sebanyak 80 orang pasien perempuan 76,2 dan 25 orang pasien laki-laki 23,8. Jumlah pasien kanker yang datang ke RSUP HAM,
paling banyak dijumpai pada kelompok usia 46-50 tahun dengan persentase 58,1, diikuti oleh kelompok usia 41-45 tahun yaitu 21,9, dan jumlah pasien paling sedikit
adalah dari kelompok usia 26-30 tahun yaitu hanya 1,9. Jumlah pasien kanker di RSUP HAM berdasarkan jenis kanker paling banyak adalah kanker payudara
54,3, diikuti kanker lain-lain 14,3 dan kanker limfoma 9,5.
4.2 Frekuensi Xerostomia
Frekuensi xerostomia pada pasien kanker dibagi dalam beberapa kelompok yaitu kelompok responden dengan kemoterapi, kelompok responden dengan
Universitas Sumatera Utara
kemoterapi dan radiasi, dan kelompok responden tanpa kemoterapi dan radiasi. Frekuensi xerostomia akan disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Frekuensi xerostomia pada responden dengan kemoterapi berdasarkan usia No Usia
Tahun Xerostomia
Ya Tidak
1 31-35 3 10 00
2 36-40 310 120 3 41-45 413,3 240
4 46-50 2066,7 240
Total 30100
5100 Tabel 2 menunjukkan frekuensi xerostomia pada responden dengan
kemoterapi berdasarkan usia. Dari 35 orang responden, dijumpai pasien kanker yang berusia 46-50 tahun adalah paling banyak memiliki gejala xerostomia yaitu 20 orang
66,7 berbanding penderita kanker pada tingkat usia lainnya. Pada uji Pearson chi- square, nilai p yang diperoleh adalah 0,371. Nilai p 0,05, maka Ho diterima dan Ha
ditolak artinya tidak ada hubungan antara usia responden terhadap xerostomia.
Tabel 3. Frekuensi xerostomia pada responden dengan kemoterapi berdasarkan lama
kemoterapi
No Lama Xerostomia
Ya Tidak
1 1 minggu 1136,7
240 2 2
minggu 930 00
3 1 bulan 310
240 4 3
bulan 413,3 120
5 6 bulan 310
00 Total 30100 5100
Tabel 3 menunjukkan frekuensi xerostomia pada responden berdasarkan lama kemoterapi. Dari 35 orang responden, penderita kanker dengan lama kemoterapi 1
minggu paling banyak memiliki gejala xerostomia yaitu 11 orang 36,7 berbanding
Universitas Sumatera Utara
penderita kanker pada kelompok lama kemoterapi lainnya. Pada uji Pearson chi- square, nilai p yang diperoleh adalah 0,303. Nilai p 0,05, maka Ho diterima dan Ha
ditolak artinya tidak ada hubungan antara lama kemoterapi terhadap xerostomia.
Tabel 4. Frekuensi xerostomia pada responden dengan kemoterapi berdasarkan
siklus kemoterapi
No Siklus Xerostomia
Ya Tidak
1 1 1033,3 120 2 2 723,3
240 3 3 516,7
120 4 4 13,3
00 5 5 723,3
120 Total 30100
5100 Tabel 4 menunjukkan frekuensi xerostomia pada responden dengan
kemoterapi berdasarkan siklus kemoterapi. Dari 35 orang responden, dijumpai pasien kanker dengan siklus kemoterapi 1 adalah paling banyak memiliki gejala xerostomia
yaitu 10 orang 33,3 berbanding penderita kanker pada kelompok siklus kemoterapi lainnya. Pada uji Pearson chi-square, nilai p yang diperoleh adalah 0,303.
Nilai p 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada hubungan antara siklus kemoterapi terhadap xerostomia.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Frekuensi xerostomia pada responden dengan kemoterapi berdasarkan jenis
obat
No Jenis Obat
Xerostomia Ya Tidak
1 Alkylating agent
13,3 120
2 Antimetabolites 310
00 3 Natural
Product 26,7
00 4 Hormones
00 00
5 Topoisomerase-inhibitor 13,3
00 6
Enzim seperti L-A Sparaginase 00
00 7
1 Jenis Obat 2385,2
414,8 Total
30100 5100
Tabel 5 menunjukkan frekuensi xerostomia pada responden dengan kemoterapi berdasarkan jenis obat. Dari 35 orang responden, penderita kanker dengan
1 jenis obat paling banyak memiliki gejala xerostomia yaitu 23 orang 85,2 berbanding penderita kanker pada kelompok jenis obat lainnya. Pada uji Pearson chi-
square, nilai p yang diperoleh adalah 0,543. Nilai p 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada hubungan antara jenis obat kemoterapi terhadap xerostomia.
Tabel 6. Frekuensi xerostomia pada responden dengan kemoterapi dan radiasi
berdasarkan usia
No Usia Tahun
Xerostomia Ya Tidak
1 26-30 12,9 00 2 31-35 12,9 00
3 36-40 12,9 1100 4 41-45 926,5 00
5 46-50 2264,7 00
Total 34100 1100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6 menunjukkan frekuensi xerostomia pada responden dengan kemoterapi dan radiasi berdasarkan usia. Dari 35 orang responden, dijumpai
penderita kanker pada usia 46-50 tahun paling banyak memiliki gejala xerostomia yaitu 22 orang 64,7 berbanding penderita kanker pada tingkat usia lainnya. Pada
uji Pearson chi-square, nilai p yang diperoleh adalah 0,005. Nilai p 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan antara usia responden terhadap
xerostomia.
Tabel 7. Frekuensi xerostomia pada responden dengan kemoterapi dan radiasi
berdasarkan lama kemoterapi
No Lama Xerostomia
Ya Tidak
1 1 minggu 617,6
1100 2 2
minggu 1029,4 00
3 1 bulan 926,5
00 4 3
bulan 38,8
00 5 6
bulan 617,6 00
Total 34100
1100 Tabel 7 menunjukkan frekuensi xerostomia pada responden dengan
kemoterapi dan radiasi berdasarkan lama kemoterapi. Dari 35 orang responden, penderita kanker dengan lama kemoterapi 2 minggu paling banyak memiliki gejala
xerostomia yaitu 10 orang 29,4 berbanding penderita kanker pada kelompok lama kemoterapi lainnya. Pada uji Pearson chi-square, nilai p yang diperoleh adalah 0,390.
Nilai p 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada hubungan antara lama kemoterapi terhadap xerostomia.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. Frekuensi xerostomia pada responden dengan kemoterapi dan radiasi
berdasarkan siklus kemoterapi
No Siklus Xerostomia
Ya Tidak
1 1 720,6 1100
2 2 926,5 00
3 3 926,5 00
4 4 411,8 00
5 5 514,7 00 Total 34100
1100 Tabel 8 menunjukkan frekuensi xerostomia pada responden dengan
kemoterapi dan radiasi berdasarkan siklus kemoterapi. Dari 35 orang responden, dijumpai penderita kanker dengan siklus kemoterapi 2 dan 3 paling banyak memiliki
gejala xerostomia yaitu 9 orang 26,5 berbanding penderita kanker pada kelompok siklus kemoterapi lainnya. Pada uji Pearson chi-square, nilai p yang diperoleh adalah
0,482. Nilai p 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada hubungan antara siklus kemoterapi terhadap xerostomia.
Tabel 9. Frekuensi xerostomia pada responden dengan kemoterapi dan radiasi
berdasarkan jenis obat
No Jenis Obat
Xerostomia Ya
Tidak
1 Alkylating agent
12,9 00
2 Antimetabolites 12,9
00 3 Natural
Product 12,9
00 4 Hormones
00 00
5 Topoisomerase-inhibitor 12,9
1100 6
Enzim seperti L-A Sparaginase 00
00 7
1 Jenis Obat 3088,2
00 Total
34100 1100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 9 menunjukkan frekuensi xerostomia pada responden dengan kemoterapi dan radiasi berdasarkan jenis obat. Dari 35 orang responden, penderita
kanker dengan 1 jenis obat paling banyak memiliki gejala xerostomia yaitu 30 orang 88,2 berbanding penderita kanker pada kelompok jenis obat lainnya. Pada uji
Pearson chi-square, nilai p yang diperoleh adalah 0,002. Nilai p 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan antara jenis obat kemoterapi terhadap
xerostomia.
Tabel 10. Frekuensi xerostomia pada responden tanpa kemoterapi dan radiasi
berdasarkan usia
No Usia Tahun
Xerostomia Ya Tidak
1 21-25 15,9 316,7
2 26-30 00 15,6
3 31-35 15,9 316,7
4 36-40 15,9 00
5 41-45 00 822,9
6 46-50 1482,4
316,7 Total
17100 18100
Tabel 10 menunjukkan frekuensi xerostomia pada responden tanpa kemoterapi dan radiasi berdasarkan usia. Dari 35 orang responden, dijumpai
penderita kanker yang berusia 46-50 tahun adalah paling banyak memiliki gejala xerostomia yaitu 14 orang 82,4 berbanding penderita kanker pada tingkat usia
lainnya. Pada uji Pearson chi-square, nilai p yang diperoleh adalah 0,002. Nilai p 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan antara usia responden
terhadap xerostomia.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Hasil Kuesioner Responden Tabel 11. Hasil kuesioner pada responden dengan kemoterapi