Mutu Tegangan Listrik Transmisi dan Distribusi

Gambar 2.3b Proses penyedian tenaga listrik bagi para konsumen Dalam pusat listrik, energi primer dikonversikan menjadi energi listrik. Kemudian energi listrik ini dinaikkan tegangannya untuk disalurkan melaui saluran transmisi. Tegangan transmisi yang digunakan PLN:70 Kv,150kV, 275Kv, dan 500Kv. PT.Caltex Pacifik Indonesia yang beroperasi di daerah Riau menggunakan tegangan Kv.Saluran trnsmisi dapat berupa saluran udara atau saluran kabel tanah. PLN menggunakan frekuensi 50 Hz.Sedangkan PT.Caltex menggunakan fekuensi 60 Hz. Di gardu induk ,tegangan diturunkan menjadi tegangan distribusi primer. Tegangan distribusi primer yang digunakan PLN adalah 20 kV. Sedangkan PT.Caltex Pasifik Indonesia menggunakan tegangan distrubusi primer 13,8 Kv. Dari GI, energi didistribusikan melalui penyulang-penyulang distribusi yang berupa saluran udara atau saluran kabel tanah. Pada penyulang – penyulang distribusi ini trdapat gardu- gardu distribusi. Fungsi gardu distribusi adalah menurunkan tegangan distribusi primer menjadi tegangan rendah 380220 Volt yang didistribusikan melalui jaringan tanah rendah JTR . Konsumen tegangan listrik disambung dari JTR dengan menggunakan sambungan rumah SR .Dari SR,tegangan listrik masuk,masuk ke alat pembatas dan pengukur APP trlebih dahulu sebelum memasuki instansi rumah milik konsumen. APP berfungsi membatasi daya dan mengukur pemakaian energi listrik oleh konsumen.

2.1.6 Mutu Tegangan Listrik

Dengan makin pentingnya peranan tenaga listrik dalam keidupan sehari-hari, khususnya bagi keperluan industri,maka mutu tenaga listrik juga menjadi tuntutan yang makin besar dari pihak pemakai tenaga listrik. Mutu tenaga listrik ini meliputi: a. Kontinuitas penyediaan;apakah tersedia 24 jam sehari sepanjang tahun. b. Nilai tegangan ; apakah selalu ada dalam batas-batas yang diijinkan. c. Nilai frekuensi ; apakah selalu ada dalam batas-batas yang diijinkan. d. Kedip tegangan ; apakah besarnya dan lamanya masih dapat diterima oleh pemakai tenaga listrik. Universitas Sumatera Utara e. Kandungan harmonisa ; apakah jumkahnya masih dalam batas-batas yang dapat ditrima oleh pemakai tenaga listrik. Unsur-unsur a sampai dengan e dapat direkam sehingga masalahnya dapat dibahas secara kuantitatif antara pihak penyedia dan pemakai tenaga listrik. Power network anaylzer tipe TOPAS 1000 Alat ini mampu melakukan perekaman: a. Arus dan tegangan dalam keadaan normal maupun transien. b. Harmonisa yang terkandung dalam tegangan. c. Kedip tegangan,variasi tegangan, dan kemiringan tegangan. d. Frekuensi.

2.1.7 Transmisi dan Distribusi

Apabila saluran transmisi menyalurkan tenaga listrik bertegangan tinggi ke pusat- pusat beban dalam jumlah besar, maka saluran distribusi berfungsi membagikan tenaga listrik tersebut kepada pihak pemakai melalui saluran tegangan rendah. Generator sinkron di pusat pembangkit biasanya menghasilkan tenaga listrik dengan tegangan antara 6-20 kV yang kemudian, dengan bantuan transformator tegangan tersebut dinaikkan menjadi 150-500 kV. Saluran tegangan Tinggi STT menyalurkan tegangan listrik menuju pusat penerima, disini tegangan siturunkan menjadi tegangan subtransmisi 70 kV. Pada gardu induk GI, tenaga listrik yang diterima kemudian dilepaskan menuju trafo distribusi TD dalam bentuk tegangan menengah 20 kV. Melalui trafo distribusi yang tersebar diberbagai pusat-pusat beban, tegangan distribusi primer ini diturunkan menjadi tegangan rendah 220380 V yang akhirnya diterima pihak pemakai.

2.2 Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Gas PLTG