e. Kandungan harmonisa ; apakah jumkahnya masih dalam batas-batas yang dapat
ditrima oleh pemakai tenaga listrik.
Unsur-unsur a sampai dengan e dapat direkam sehingga masalahnya dapat dibahas secara kuantitatif antara pihak penyedia dan pemakai tenaga listrik.
Power network anaylzer tipe TOPAS 1000 Alat ini mampu melakukan perekaman:
a. Arus dan tegangan dalam keadaan normal maupun transien.
b. Harmonisa yang terkandung dalam tegangan.
c. Kedip tegangan,variasi tegangan, dan kemiringan tegangan.
d. Frekuensi.
2.1.7 Transmisi dan Distribusi
Apabila saluran transmisi menyalurkan tenaga listrik bertegangan tinggi ke pusat- pusat beban dalam jumlah besar, maka saluran distribusi berfungsi membagikan
tenaga listrik tersebut kepada pihak pemakai melalui saluran tegangan rendah.
Generator sinkron di pusat pembangkit biasanya menghasilkan tenaga listrik dengan tegangan antara 6-20 kV yang kemudian, dengan bantuan transformator
tegangan tersebut dinaikkan menjadi 150-500 kV. Saluran tegangan Tinggi STT menyalurkan tegangan listrik menuju pusat penerima, disini tegangan siturunkan
menjadi tegangan subtransmisi 70 kV. Pada gardu induk GI, tenaga listrik yang diterima kemudian dilepaskan menuju trafo distribusi TD dalam bentuk tegangan
menengah 20 kV. Melalui trafo distribusi yang tersebar diberbagai pusat-pusat beban, tegangan distribusi primer ini diturunkan menjadi tegangan rendah 220380 V yang
akhirnya diterima pihak pemakai.
2.2 Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Gas PLTG
2.2.1 Prinsip Kerja PLTG
Universitas Sumatera Utara
GENERATOR
Gambar 2.4 skema PLTG Secara garis besar diagram ini dimulai dari energi udara dan bahan bakar
diubah menjadi energi gas. Energi gas yang dihasilkan dari proses pembakaran digunakan untuk memutar Turbin sehingga pada step ini ada perubahan energi dari
energi gas menjadi energi mekanik. Karena Turbin dan Generator satu poros maka pada saat Turbin berputar maka Generator juga ikut berputar sehingga menghasilkan
energi listrik, pada step ini terjadi perubahan energi yaitu dari energi mekanik menjadi energi listrik.
Udara luar dihisap oleh compressor dan dialirkan ke combuster, demikian juga dengan bahan bakar yang dipompa oleh pompa bahan bakar menuju combuster juga.
Pada combuster terjadi pertemuan antara udara, bahan bakar, dan panas yang ditimbulkan oleh ignitor sehingga terjadi pembakaran. Dari hasil pembakaran
menghasilkan gas yang kemudian gas tersebut memutar Turbin dan juga memutar Generator karena satu poros sehingga timbulah listrik. Sisa gas yang digunakan untuk
memutar Turbin sebagian keluar menuju Stack. Dari flow Diagram diatas dapat dimbil kesimpulan bahwa pada PLTG menggunakan Siklus Terbuka Open Cycle
karena gas yang telah digunakan untuk memutar Turbin langsung dibuang ke Stack atau dimanfaatkan sebagai pemanas awal pada PLTGU. Dengan menggunakan analisa
termodinamika dapat digunakan siklus brayton, pada siklus ini ada 2 prsoses isobaric dan 2 proses isentropic.
Proses Pembangkitan PLTG
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5 Proses Pembangkitan pada PLTG Sesuai dengan prisip kerja dari PLTG maka proses pembangkitan pada PLTG dapat
ditunjukakan pada gambar 2.5 diatas. Komponen Utama dari PLTG
1. Kompresor.
2. Ruang baker combuster
3. Turbin.
4. Generator.
Selain peralatan utama seperti disebutkan diatas diperlukan juga peralatan pendukung, yaitu :
1.
Air Intake Berfungsi mensuplai udara bersih ke dalam kompresor.
2.
Blow off Valve Berfungsi mengurangi besarnya aliran udara yang masuk ke dalam
kompressor utama atau membuang sebagian udara dari tingkat tertentu untuk menghindari terjadinya stall tekanan udara yang besar dan tiba-tiba terhadap
sudu kompresor yang menyebabkan patahnya sudu kompresor
3.
VIGV Variable Inlet Guide Fan
Universitas Sumatera Utara
Berfungsi untuk mengatur jumlah volume udara yang akan di kompresikan sesuai kebutuhan.
4.
Ignitor Berfungsi penyalaan awal atau start up. Campuran bahan bakar dengan udara
dapat menyala oleh percikan bunga api dari ignitor yang terpasang di dekat fuel nozzle burner dan campuran bahan bakar menggunakan bahan bakar
propane atau LPG.
5.
Lube oil system Berfungsi memberikan pelumasan dan juga sebagai pendingin bearing-bearing
seperti bearing turbin, kompressor, generator. Memberikan minyak pelumas ke jacking oil system. Memberikan supply minyak pelumas ke power oil system.
Sistem pelumas di dinginkan oleh air pendingin siklus tertutup.
6.
Hydraulic rotor barring Rotor bearing system terdiri dari : DC pump, Manual pump, Constant pressure
valve, pilot valve, hydraulic piston rotor barring. Rotor barring beroperasi pada saat unit stand by dan unit shutdown selesai operasi . Rotor barring on
1 rpm. Akibat yang timbul apabila rotor barring bermasalah ialah rotor bengkok dan saat start up akan timbul vibrasi yang tinggi dan dapat
menyebabkan gas turbin trip.
7.
Exhaust fan oil vapour Berfungsi utama membuang gas-gas yang tidak terpakai yang terbawa oleh
minyak pelumas setelah melumasi bearing-bearing turbin, compressor dan generator. Fungsi lain adalah membuat vaccum di lube oil tank yang tujuannya
agar proses minyak kembali lebih cepat dan untuk menjaga kerapatan minyak pelumas di bearing-bearing seal oil sehingga tidak terjadi kebocoran
minyak pelumas di sisi bearing.
8.
Power oil system Berfungsi mensupply minyak pelumas ke :
Universitas Sumatera Utara
1. Hydraulic piston untuk menggerakkan VIGV
2. Control-control valve CV untuk bahan bakar dan CV untuk air
3. Protection dan safety system trip valve staging valve
Terdiri dari 2 buah pompa yang digerakkan oleh 2 motor AC.
9.
Jacking oil system Berfungsi mensupply minyak ke journal bearing saat unit shut down atau stand
by dengan tekanan yang tinggi dan membentuk lapisan film di bearing. Terdiri dari 6 cylinder piston-piston yang mensupply ke line-line :
1. 2 line mensupply minyak pelumas ke journal bearing.
2. 2 line mensupply minyak pelumas ke compressor journal bearing.
3. 1 line mensupply minyak pelumas ke drive end generator journal bearing.
4. 1 line mensupply minyak pelumas ke non drive end generator journal
bearing.
2.2.2 Sistem Kontrol Pembangkit Listrik Tenaga Gas