17 rombongan, maka ruang terbuka publik tersebut dapat dikatakan sebagai
ruang terbuka publik yang menyenangkan, mampu menyediakan banyak tempat dan ruang bagi orang - orang untuk dapat beraktivitas bersama
dengan teman, keluarga dsb. e.
Jenis - jenis aktivitas. Apabila dilihat dari segi jenis - jenis aktivitas, keberagaman jenis aktivitas
yang berlangsung di suatu ruang terbuka publik dan besarnya peluang orang - orang untuk turut terlibat di dalam aktvitas tersebut dapat menjadi
salah satu indikator keberhasilan fungsi dan aktivitas di ruang terbuka publik tersebut.
2.3.4. Aktivitas Remaja di Ruang Terbuka Publik
Menurut Monks, dkk. 1996, pada masa remaja, kehidupan sosial akan berubah dari lingkungan keluarga menjadi kepada kelompok teman sebaya.
Adapun kegiatan bersosialisasi dengan teman sebaya serta keberadaan teman sebaya sangatlah penting bagi remaja, sehingga dalam proses perkembangannya,
remaja suka mengunjungi tempat yang mampu memberikan kesempatan bagi mereka untuk dapat bertemu dengan teman mereka dan memberikan kebebasan
bagi mereka untuk beraktivitas Duzenli et. al., 2010;. Fitzgerald et. al., 1995.. Adapun ruang - ruang terbuka publik yang umumnya disukai remaja
adalah ruang terbuka publik yang berada di pusat kota. Aktivitas remaja yang umumnya berlangsung di dalam ruang - ruang terbuka publik ini meliputi
aktivitas nongkrong, bertemu teman-teman, dan berolahraga Duzenli et. al., 2010;.. Fitzgerald et. al., 1995. Remaja menyukai ruang terbuka publik yang
suasananya ramai serta mampu menyediakan berbagai pilihan aktivitas. Selain itu, remaja juga menyukai ruang terbuka publik yang mampu memberikan peluang
bagi mereka dapat bertemu dengan teman-teman mereka dalam suasana yang santai. Intinya, adalah semua aktivitas dapat dilakukan bersama dengan teman-
teman dan tidak dengan orang tua Vanderstede, 2011. Disamping itu, menurut Gearin dan Kahle 2006 bahwa asap, kotoran, limbah, gelandangan, dan preman
merupakan beberapa faktor yang tidak disukai oleh remaja.
Universitas Sumatera Utara
18 Iso-Ahola dan Crowley 1991 mengemukakan bahwa remaja sangat
memerlukan ruang bersama berupa ruang terbuka publik yang mampu memenuhi kebutuhan sosial mereka, berupa aktivitas rekreasi, olahraga, seni dan pertemuan.
Keterlibatan para remaja di dalam aktivitas - aktivitas tersebut dapat menghindari remaja dari perilaku anti - sosial. Selain itu, berbagai aktivitas tersebut juga dapat
mencegah remaja dari rasa bosan dan membuat mereka merasa nyaman. Garbarino 1980 menjelaskan salah satu alasan munculnya kenakalan remaja
adalah dikarenakan kurangnya kesempatan dan kurangnya ruang yang cukup bagi para remaja untuk beraktivitas. Dengan demikian, remaja perlu mendapatkan
kesempatan untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri mereka dengan melakukan berbagai aktivitas yang disukai mereka di ruang - ruang terbuka publik
Monks, dkk., 1996.
Universitas Sumatera Utara
19
BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN STUDI
3.1. Lapangan Merdeka, Medan Sebelum Kemerdekaan Indonesia 3.1.1. Lapangan Merdeka, Medan Pada Masa Pemerintahan Belanda 1885
- 1942
Dulunya, Lapangan Merdeka di Kota Medan merupakan lahan rawa - rawa. Pada tahun 1885, Belanda menjadikan lahan rawa - rawa tersebut menjadi
ruang terbuka publik yang disebut Esplanade. Hal ini dikarenakan, keberadaan suatu ruang terbuka publik sebagai inti kota sangatlah penting sehingga pada masa
pemerintahannya, Belanda menetapkan kawasan Esplanade sebagai pusat aktivitas pemerintahan dan perniagaan. Esplanade berada pada lokasi yang sangat strategis
yaitu dikelilingi oleh bangunan - bangunan komersial berupa Balai Kota, Bank Indonesia, Hotel De Boer, Stasiun Kereta Api, Kantor Pos dsb. Pada masa itu,
Espanade ini merupakan alun - alun , tempat wisata, berkumpul, jalan - jalan, tempat diselenggarakannya parade serta pertandingan sepak bola. Namun,
Esplanade pada masa pemerintahan Belanda hanya digunakan oleh orang - orang Eropa dan bangsawan Melayu, dan rakyat biasa dapat menggunakan Esplanade
pada saat diselenggarakannya acara pasar malam Loderichs, 1997.
Gambar 3.1. Esplanade Pada Masa Pemerintahan Belanda Sumber : Loderichs, 1997
Universitas Sumatera Utara