Faktor Meteorologi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Evapotranspirasi

II.2.3 Evapotranspirasi

Dalam kondisi lapangan sulit sekali untuk membedakan antara evaporasi dengan transpirasi jika tanahnya tertutup oleh tumbuh-tumbuhan. Kedua proses tersebut saling berkaitan sehingga berkaitan sehingga dinamakan evapotranspirasi. Jadi evapotranspirasi adalah gabungan antara penguapan dari tanah dan tanaman. Evapotranspirasi merupakan faktor utama yang mempengaruhi produksi pertanian di suatu wilayah. Taksiran mengenai besarnya evapotranspirasi yang mendekati kenyataan sangat penting bagi para ahli agronomi dan pihak lain yang berkecimpung dalam bidang perencanaan pertanian.

II.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Evapotranspirasi

II.3.1 Faktor Meteorologi

a. Penyinaran matahari Penyinaran matahari ini secara langsung akan mempengaruhi besar kecilnya evapotranspirasi. Makin lama penyinaran matahari per harinya maka makin besar pula evapotranspirasi dan sebaliknya. Evapotranspirasi merupakan konversi air ke dalam uap air. Proses ini terjadi hampir tanpa berhenti di siang hari dan kerap kali terjadi di malam hari. Perubahan wujud dari keadaan cair menjadi gas memerlukan input energi yang berupa panas laten. Proses tersebut sangat aktif jika ada penyinaran langsung dari matahari. Awan merupakan penghalang radiasi matahari dan akan menghambat proses evapotranspirasi. b. Temperatur Universitas Sumatera Utara Seperti disebutkan di atas suatu input energi sangat diperlukan agar evapotranspirasi berjalan terus. Jika suhu udara dan tanah semakin tinggi, maka proses evapotranspirasi akan berjalan lebih cepat dibandingkan jika suhu udara dan tanah rendah, karena adanya energi panas yang tersedia. Kemampuan udara untuk menyerap uap air akan naik jika suhunya naik, maka suhu udara mempunyai efek ganda terhadap besarnya evapotranspirasi, sedangkan suhu tanah, daun tumbuhan dan suhu air hanya mempunyai efek tunggal. c. Kadar lengas relatif relative humidity Jika kelembapan relatif udara naik, maka kemampuan untuk menyerap uap air akan berkurang sehingga laju evaporasi akan menurun. Manakala stomata daun tanaman terbuka, diffusi uap udara yang keluar dari daun tergantung pada perbedaan antara tekanan uap air di dalam rongga sel dan tekanan air pada atmosfer. d. Angin Jika air menguap ke atmosfir maka lapisan batas antara tanah dengan udara menjadi jenuh oleh uap air sehingga proses evapotranspirasi terhenti. Agar proses tersebut berjalan terus maka lapisan jenuh itu harus diganti dengan udara kering. Pergantian itu dapat terjadi hanya kalau ada angin. Jadi kecepatan angin memegang peranan dalam proses evapotranspirasi, karena makin cepat angin berhembus maka semakin besar evapotranspirasi. e. Letak lintang Universitas Sumatera Utara Letak lintang akan mempengaruhi iklim suatu daerah seperti lamanya penyinaran matahari, temperatur, angin, dan lain-lain, sehingga mempengaruhi besar evapotranspirasi.

II.3.2 Tanah