CT pada pasien dengan tes negatif pada FAST dapat mengidentifikasi luka pada bagian lain seperti trauma usus. Selain itu, CT dapat mengidentifikasi cedera pada
bagian retroperitoneum, pelvis, vertebra dan bagian bawah dada.
2.4. Trauma tajam
2.4.1. Definisi
Menurut Offner 2014, trauma tembus disebabkan oleh proyektil kecepatan tinggi 64, diikuti dengan luka tusuk 31 dan luka tembak 5.
Selain itu, luka tembus juga disebabkan oleh kekerasan di rumah tangga dan dari perspektif global, kecelakaan daripada peperangan.
2.4.2. Mekanisme
Trauma tajam abdomen adalah suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka pada permukaan tubuh dengan penetrasi ke dalam rongga peritoneum yang
disebabkan oleh tusukan benda tajam Yucel et al, 2014. Luka tusuk maupun luka tembak akan mengakibatkan kerusakan jaringan karena laserasi ataupun
terpotong. Luka tembak dengan kecepatan tinggi akan menyebabkan transfer energi kinetik yang lebih besar terhadap organ viscera, dengan adanya efek
tambahan berupa temporary cavitation, dan bisa pecah menjadi fragmen yang mengakibatkan kerusakan lainnya. Kerusakan dapat berupa perdarahan bila
mengenai pembuluh darah atau organ yang padat. Bila mengenai organ yang berongga, isinya akan keluar ke dalam rongga perut dan menimbulkan iritasi pada
peritoneum Sjamsuhidajat, 2010.
2.4.3. Gejala Klinis
Trauma tajam akan menyebabkan hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ, respon stres simpatis, pendarahan, dan nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri lepas
dan kekakuan rigidity dinding perut Smith, et al, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.4.4. Diagnosa
A. Anamnesis
Mekanisme trauma tembus perlu ditanyakan dengan keterangan selengkap mungkin seperti senjata yang melukai, arah tusukan atau bagaimana terjadinya
kecelakaan Wibisono dan Jeo, 2014 . Juga ditanyakan untuk mengetahui organ intra abdominal yang berpotensi mengalami trauma Smith, et al, 2010.
B. Pemeriksaan Fisis:
1. Inspeksi abdomen: jejas di dinding perut
2. Tanda-tanda peritonitis, sepsis, syok, dan penurunan kesadaran.
- Perforasi di daerah atasmisalnya lambung: perangsangan segera
terjadi dan timbul peritonitis hebat -
Perforasi organ pencernaan yang lebih distal; perangsangan peritoneum memerlukan waktu karena mikroorganisme butuh
waktu untuk berkembang biak. 3.
Colok dubur apabila dicuragai cedera anorektal; 4.
Adanya eviserasi pada usus omentum.
C. Pemeriksaan Penunjang :
1. Darah perifer lengkap: tanda anemia dan infeksi leukositosis;
2. Ultrasonografi untuk menemukan adanya cedera organ cairan
intraperitoneal dan pendarahan. 3.
CT-scan pada kasus yang lebih stabil untuk menunjang tata laksana berikutnya Wibisono, et al, 20.
4. Untuk pasien unstable, USG harus dilakukan secepat mungkin sebagain
primary surveycirculation. FAST yang positif menunjukkan bahwa terdapat pendarahan intraabdominal dan ini menyebabkan hipotensi.
5. Untuk pasien stable, terdapat tiga cara untuk mendiagnosa:
- US: Screening awal boleh dilakukan untuk pasien hemodinamik
stabil.
Universitas Sumatera Utara
- Diagnostik peritoneal lavage Schaider, et al, 2012.
2.4.5. Penatalaksanaan