Gejala Klinis Diagnosa Trauma tumpul

2.3.3. Gejala Klinis

Gejala klinis untuk trauma tumpul adalah nyeri abdomen, iritasi peritoneal, dan sehingga terjadi shock hipovolemik Schaider, 2012. Selain itu, bisa kelihatan Cullen’s sign, dan Grey Turner’s sign pada abdomen dan pada bahu terdapat Kehr’s sign Queensland Ambulance Service, 2015.

2.3.4. Diagnosa

A. Anamnesis Mekanisme cedera harus dieksplorasi seperti posis jatuh, asal ketinggian, jenis alat yang melukai, kecepatan dan sebagainya. B. Pemereriksaan Fisis: 1. Kadang-kadang dijumpai jejas di dinding abdomen 2. Tanda rangsangan peritoneum: nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri lepas, dan defans muscular. 3. Darah atau cairan yang cukup banyak dapat dikenali dengan shifting dullness sedangkan udara bebasdapat deketahui dengan beranjaknya pekak hati 4. Bising usus dapat melemah atau menghilang 5. Adanya lap-belt sign kontusio dinding perut dengan curiga trauma usus. C. Pemeriksaan Penunjang 1. Darah perifer lengkap: tanda infeksi dan pendarahan 2. Urinalisis dapat dilakukan untuk menunjang kemungkinan diagnosis cedera saluran kemih 3. Roentfen abdomen 3 posisi digunakan untuk mengetahui adanya udara bebas 4. Sistogram dan IVP apabila dicurigau trauma saluran kemih Universitas Sumatera Utara 5. Roentgen toraks: pneumoperitonium, isi abdomenruptur hemidiafragma atau fraktur iga bawah yang menandakan kemungkinan cedera limpa dan hepar. 6. USG: melihat adanya cairan intraperitoenal bebas seperti pada region spesifik kantong Morison, kuadran kiri atas dan pelvis. 7. CT scan digunakan untuk melihat cedera pada organ seperti ginjal, derajat cedera hati dan limpa terutama pada pasien yang memiliki hemodinamik stabil 8. Bilasan rongga perutperitoneal lavage diagnostic dapat dilakukan apabila tidak terdapat indikasi laparotomi yang jelas, kondisi pasien hipotensi atau syok. Bilasan dilakukan dengan memasukan cairan garam fisiologis hingga 1000mL melalui kanul setelah sebelumnnya pada pengisipan tidak ditemukan cairan. Kriteria standar hasil positif pada trauma tumpul adalah aspirasi minimal 10 mL darah, cairan kemerahan, ditemukan eritrosit 100.000mm3, leukosit 500mm3, amylase 175 IUdL atau terdapat bakteri, cairan empedu, serat makanan. 9. Ultrasound FAST akan memberikan cara yang cepat, noninvasive, akurat dan murah untuk mendeteksi hemoperitoneum. Ini juga dapat dilakukan sebagai bedside diagnostic di kamar resusitasi. Sesudah scan pertama dilakukan, scan kedua dilakukan lagi idealnya atau scan control 30 menit berikut. Scan kontrol ditujukan untuk melihat pertambahan hemoperitoneum pada pasien dengan pendarahan yang berangsur- angsur Eastern Association for the Surgery of trauma, 2001 Berikut adalah algoritme untuk mendiagnostik trauma tumpul abdomen: Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3. Algoritme diagnosa trauma tumpul abdomen Butt, Zacharias dan Velmahos, 2009

2.3.5. Penatalaksanaan