Tujuan Kerangka Pemikiran PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

14 pembangunan pariwisata dikepulauan derawan Provinsi Kalimantan Timur 2. Untuk memperkirakan daya dukung fisik kepulauan derawan dalam menunjang kegiatan pariwisata pantai dan pariwisata bahari 3. Untuk menelaah dampak kegiatan pariwisata bagi masyarakat lokal dan wilayah. 2. Mengetahui beban pencemaran, kapasitas asimilasi, dan flushing time Teluk Youtefa 3. trategi pengelolaan pencemaran Teluk Youtefa; 4. Mengembangkan model kelembagaan pengelolaan Teluk Youtefa; 5. Membangun model sistem dinamik pengel Teluk Youtefa Tabel 2. Penelitian sebelumnya di Teluk Youtefa dan kebaruan penelitian peneliti 1 2 3 4 5 No Nama Judul Tujuan Perbedaan dengan disertasi peneliti 1 Niki EL Disertasi 2006 Analisis kebijakan pengelolaan kawasan taman wisata Teluk Youtefa Jayapura 1. Mengkaji kesenjangan kebijakan dalam pengembangan Taman Wisata Teluk Youtefa 2. Mengkaji komplik kepentingan pemanfaatan kawasan Taman Wisata Teluk Youtefa 3. Mengkaji fungsi dan peranan kelembagaan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir Taman Wisata Teluk Youtefa 4. Mengkaji kesesuaian aktifitas Kawasan Taman Wisata Teluk Youtefa 5. Menghasilkan arahan strategi pemanfaatan kawsan Taman Wisata Teluk Youtefa 1. Mengetahui kondisi eksisting pada saat pasang dan surut, status dan indeks penc Teluk Youtefa; 2. Mengetahui beban pencemaran, kapasitas asimilasi, flushing time Teluk Youtefa 3. Strategi pengendalian pencemaran Teluk Youtefa; 4. Mengembangkan model kelembagaan pengelolaan Teluk Youtefa; Membangun model sistem dinamik pengelolaan Teluk Youtefa 2 Bapedalda Propinsi Irian Jaya 2000 Perencanaan Pembangunan Taman Hutan Raya TAHURA 1 Pengawetan plasma nuftah flora fauna ekosistem unik; Perlindungan sistem ekologi; dan Pelestarian manfaat bagi generasi sekarang dan yang akan datang. 1. Mengetahui kondisi eksisting pada saat pasang dan surut, status dan indeks penc Teluk Youtefa; 2. Mengetahui beban pencemaran, kapasitas asimilasi, flushing time Teluk Youtefa 3. Strategi pengendalian pencemaran Teluk Youtefa; 4. Mengembangkan model kelembagaan pengelolaan Teluk Youtefa; 15 Membangun model sistem dinamik pengelolaan Teluk Youtefa 3 Robert Lukas N Awi 2007 geometri akuifer daerah Teluk Youtefa Kota Jayapura Jenis dan geometri akuifer 1. Mengetahui kondisi eksisting pada saat pasang dan surut, status dan indeks penc Teluk Youtefa; 2. Mengetahui beban pencemaran, kapasitas asimilasi, flushing time Teluk Youtefa 3. Strategi pengendalian pencemaran Teluk Youtefa; 4. Mengembangkan model kelembagaan pengelolaan Teluk Youtefa; Membangun model sistem dinamik pengelolaan Teluk Youtefa 4 Dinas Kelautan Perikanan Provinsi Papua 2008 kelestarian terumbu karang Analisis terumbu karang 1. Mengetahui kondisi eksisting pada saat pasang dan surut, status dan indeks penc Teluk Youtefa; 2. Mengetahui beban pencemaran, kapasitas asimilasi, flushing time Teluk Youtefa 3. Strategi pengendalian pencemaran Teluk Youtefa; 4. Mengembangkan model kelembagaan pengelolaan Teluk Youtefa; Membangun model sistem dinamik pengelolaan Teluk Youtefa 5 Unipa 2006 Potensi sumber daya Teluk Youtefa berbasis masyarakat di Kota Jayapura 1. Menganalisis potensi sumber daya kawasan Teluk Youtefa 2. Menginventarisir partisipasi keterlibatan masyarakat dalam melakukan pemanfaatan perikanan sumber daya Teluk Youtefa secara berkelanjutan 3. Potensi sumber daya kawasan Teluk Youtefa berdasarkan wilayah jenis komponen sumber daya yang ditinjau dari aspek biologi-ekologi, fisik- 1. Mengetahui kondisi eksisting pada saat pasang dan surut, status dan indeks penc Teluk Youtefa; 2. Mengetahui beban pencemaran, kapasitas asimilasi, flushing time Teluk Youtefa 3. Strategi pengendalian pencemaran Teluk Youtefa; 16 kimia, lingkungan, perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengelolaan perikanan, aspek ekonomi perikanan, wisataa, budaya. 4. Mengembangkan model kelembagaan pengelolaan Teluk Youtefa; Membangun model sistem dinamik pengelolaan Teluk Youtefa Berdasarkan uraian pada tabel 1 dan tabel 2, bahwa ada perbedaan antara peneliti terdahulu dengan disertasi peneliti, baik di luar dan di Teluk Youtefa. Perbedaan disertasi ini dengan penelitian lain terdapat pada kolom ke 5. Novelty Kebaruan Penelitian: Berdasarkan uraian di atas dan hasil penelitian bahwa kajian di Teluk Youtefa masih bersifat parsial dan belum pernah melakukan analisis kelembagaan dengan melibatkan pakar. Oleh sebab itu, keterbaruan dalam hasil penelitian ini adalah dihasilkannya kualitas perairan Teluk Youtefa pada kondisi pasang dan surut, kemudian dihasilkannya dukungan kuat LMA, ondoapi, dan kepala suku dalam analisis kelembagaan pengembangan model pengelolaan Teluk Youtefa. Kemudian menghasilkan model dinamik pengelolaan Teluk Youtefa dengah pendekatan sistem. 17

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah: upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum, UUPPLH No. 32 Tahun 2009.

2.2. Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu

Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu adalah suatu pendekatan pe- ngelolaan wilayah pesisir yang melibatkan dua atau lebih ekosistem, sumber daya, dan kegiatan pemanfaatan pembangunan secara terpadu integrated guna mencapai pembangunan wilayah pesisir secara berkelanjutan. Keterpaduan integration mengandung tiga dimensi: sektoral, bidang ilmu, dan keterkaitan ekologis Dahuri et al, 2008 Keterpaduan secara sektoral berarti bahwa perlu ada koordinasi tugas, wewenang dan tanggung jawab antar sektor atau instansi pemerintah pada tingkat pemerintah tertentu horizontal integration, dan antar tingkat pemerintahan dari mulai tingkat desa, kecamatan, kabupaten, propinsi, sampai tingkat pusat vertical integration. Keterpaduan dari sudut pandang keilmuan mensyaratkan bahwa di dalam pengelolaan wilayah pesisir hendaknya dilaksanakan atas dasar pendekatan interdisiplin ilmu interdisciplinary approaches, yang melibatkan bidang ilmu: ekonomi, ekologi, teknik, sosiologi, hukum, dan lainnya yang relevan. Hal ini diperlukan karena wilayah pesisir pada dasarnya terdiri dari sistem sosial yang terjalin secara kompleks dan dinamis serta pada dasarnya tersusun dari berbagai macam ekosistem mangrove, terumbu karang, estuarin, pantai berpasir, dan lainnya yang satu sama lain saling terkait, tidak berdiri sendiri. Perubahan atau kerusakan yang menimpa satu ekosistem akan menimpa pula ekosistem lainnya. Selain itu, wilayah pesisir juga dipengaruhi oleh berbagai macam kegiatan manusia maupun proses-proses alamiah yang terdapat di lahan atas upland areas