Pasang surut TINJAUAN PUSTAKA

48 matematik, 6 teknik simulasi, 7 teknik optimasi, 8 aplikasi komputer Eriyatno 1999. Perilaku sistem diartikan sebagai status sistem dalam suatu periode waktu tertentu, dimana perubahan status sistem tersebut diamati melalui dinamika outputnya. Status sistem dapat berkeadaan transien yaitu adanya perubahan output di setiap satuan waktu atau berkeadaan berkeseimbangan steady state yaitu adanya keseimbangan aliran masuk dan keluar. Status sistem juga berkaitan dengan apakah tertutup closed system dimana interaksi dengan lingkungan sangat kecil sehingga bisa diabaikan, dan atau terbuka open system dimana paling sedikit satu elemennya berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam kenyataan sistem tertutup tidak pernah ada, hanya ada dalam anggapan dan kajian analisis Muhamadi, Aminulah, dan Soesilo 2001. Berdasarkan sifatnya sistem dapat dibagi menjadi dua yaitu sistem dinamik dan sistem statis Djojomartono dan Pramudya 1983 diacu dalam Kholil 2005. Sistem dinamik memiliki sifat yang berubah menurut waktu, jadi merupakan fungsi dari waktu. Sistem dinamik ditandai dengan adanya ”time delay” yang menggambarkan ketergantungan out put terhadap variabel input pada periode waktu tertentu. Sedangkan sistem statis adalah sistem yang nilai out putnya tidak tergantung pada nilai inputnya. Secara lengkap karakteristik pendekatan sistem adalah : 1 kompleks, dimana interaksi antar elemen cukup rumit, 2 dinamis, dalam arti faktor yang ada berubah menurut waktu dan ada pendugaan ke masa depan, dan 3 probabilistik, yaitu diperlukannya fungsi peluang dalam inferensi kesimpulan maupun rekomendasi Eriyatno 1999. Penyelesaian persoalan melalui pendekatan sistem menekankan pada tiga filosofi dikenal dengan SHE, yaitu Sibernetik goal oriented, Holistik dan Efektivitas. Sibernetik goal oriented artinya dalam penyelesaian permasalahan tidak berorientasi pada ”problem oriented”, tetapi lebih ditekankan pada ” apa tujuan” dari penyelesaian masalah tersebut. Efektivitas maksudnya sebuah sistem yang telah dikembangkan haruslah dapat dioperasikan. Oleh karena itu sistem haruslah merepresentasikan kondisi nyata yang sebenarnya terjadi, dan holistik mengharuskan merepresentasikan penyelesaian permasalahan secara utuh, menyeluruh dan terpadu. 49

2.15. Pengembangan analisis sistem

2.15.1. Tahapan pendekatan sistem Masalah pengelolaan Teluk Youtefa harus melibatkan banyak pihak yaitu masyarakat, industri, usaha, pemerintah, dinas perikanan, dinas kehutanan, dinas kesehatan, dinas pariwisata, dan LSM. Karena Teluk Youtefa merupakan suatu sistem yang terdiri dari sumber daya yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya buatan, sumber daya dana yang merupakan satu kesatuan dan saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu dalam pengelolaan Teluk Youtefa perlu pendekatan sistem dengan memperhatikan keterpaduan dan keberlanjutan. Melihat banyaknya pihak yang terlibat, maka masalah pengelolaan Teluk Youtefa menjadi masalah yang kompleks. Alternatif pendekatan yang cocok adalah pendekatan holistik yang melibatkan seluruh pihak secara terpadu. Pendekatan sistem dengan multidisiplin ilmu merupakan alternatif terbaik bagi penyelesaian masalah pengelolaan Teluk Youtefa yang kompleks tersebut. Hal ini karena melalui pendekatan sistem, akan dapat diidentifikasi kebutuhan seluruh pihak terkait stakeholder, sehingga dapat dicari satu penyelesaian holistik dan terpadu yang dapat memberikan hasil lebih efektif. Dalam pendekatan sistem dilakukan beberapa tahap proses yang terdiri dari analisis kebutuhan, formulasi permasalahan, identifikasi sistem, pemodelan sistem, verifikasi dan validasi model serta implementasi. Pelaksanaan semua tahapan tersebut dalam satu ketentuan kerja merupakan analisis sistem Eriyatno 1999 dan Hartisari 2007. Sistem model dinamik merupakan salah satu pendekatan sistem yang memiliki beberapa keunggulan antara lain : 1 dapat menyederhanakan model masalah yang kompleks menjadi lebih sederhana, dan 2 adanya umpan balik feed back dalam model Muhamadi 2000 dan Kholil 2005. Dalam pengembangan model dinamik, penggunaan perangkat lunak soft ware tool computer sangat diperlukan. Melalui perangkat lunak powersim dapat dilakukan simulasi terhadap model yang telah dikembangkan untuk melihat trend pola sistem pada masa yang akan datang seiring perubahan waktu. Sehingga perubahan perbaikan yang diperlukan untuk mendapatkan sistem model yang 50 diinginkan dapat dilakukan. Ada dua jenis perbaikan yang dapat dilakukan : a perbaikan struktural, yakni dengan melakukan penyempurnaan model menambahmengurangi, dan b perbaikan fungsional, yakni dengan melakukan penyempurnaan unsur – unsur sistem. Ada dua pertimbangan dasar yang harus dipikirkan dalam melakukan perbaikan baik perbaikan struktural maupun fungsional, yaitu: a feasibility b desirability. Feasibility menekankan bahwa perbaikan dilakukan agar model dapat dilaksanakan dalam dunia nyata real world, sedangkan desirability menekankan perbaikan model dilakukan agar dapat didukung oleh semua unsur dan sumber daya. 2.15.2. Analisis kebutuhan Analis kebutuhan merupakan tahap awal dari rangkaian proses pengembangan sistem model. Analisis kebutuhan bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan setiap pelaku aktor yang terlibat dalam pengelolaan Teluk Youtefa berdasarkan kajian pustakaempiris, stakeholder yang terlibat disajikan dalam Tabel 3. Berdasarkan aktor yang terlibat, ada dua jenis kebutuhan yang terkait dengan pengelolaan Teluk Youtefa : a kebutuhan masing – masing individu individual needs yang dapat mengarah pada conflict of interest, dan kebutuhan bersama common needs yang menjadi masalah bersama common problem. Pemodelan sistem Analisis kebutuhan Mulai Formulasi masalah Identifikasi sistem A Selesai Verifikasi dan validasi Implementasi A Gambar 5. Pendekatan sistem Hartisari 2007 51 Tabel 3. Analisis kebutuhan AktorStakeholder yang terlibat dalam pengelolaan Teluk Youtefa. No AktorStakeholder Kebutuhan 1 Masyarakat nelayan 1 Kualitas dan kesejahteraan sumberdayamanusia meningkat 2 Harga jual ikan hasil tangkapan menguntungkan 3 Produktivitas nelayan meningkat 4 Terbukanya lapangan pekerjaan 5 Tersedianya lahan untuk usaha budidaya ikan 6 Produksi budidaya KJA meningkat 7 Pemasaran yang baik dengan harga yang tinggi 8 Peningkatan pendapatan dan kontuinitas permintaan 9 Tersedianya sarana produksi dan harga jual ikan yang tinggi 10 Tersedianya sarana prasarana perikanan yang memadai 11 Tidak tercemar dan dangkal teluk 12 Pemukiman diatas Teluk 2 Masyarakat umum 1 Stabilitas politik lokal yang kondusif 2 Lingkungan teluk yang bersih. 3 LMA, Ondoapi, Kepala suku 1 Produktivitas tangkapan ikan meningkatk lokal yang kondusif 2 Tidak terjadi pencemaran 3 Teluk lestari dan berkelanjutan 4 Dinas perikanan 1 Fungsi teluk lestari 2 Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakatnelayan 3 Terbuka lapangan kerja 4 Kontunuitas produksi ikan 5 Dinas kehutanan 1 Fungsi hutan lestari 2 Tidak adanya aktivitas perambahan hutan dan erosi diminimalkan 6 Dinas kesehatan 1 Produksi ikan terjamin mutunya 2 Kesehatan lingkungan masyarakat terjamin 3 Gizi masyarakat terjamin 7 Dinas pariwisata 1 Sarana rekreasiekowisata 2 Nilai estetika teluk baik 3 Pendapatan daerah naik 8 Lembaga keuangan 1 Keamanan dan keuntungan usaha 2 Resiko kegagalan pengembalian pinjaman modal kecil 9 Pengusaha 1 Kemitraan dan ketersediaan bahan baku 2 Daya saing kompetitif, dan iklim usaha yang kondusif 10 LSM 1 Lingkungan sehat dan tidak ada konflik soaial 2 Transparansi dan pemerintahan yang bersih 3 Keamanan, dan kesejahteraan masyarakat meningkat 11 Jasa tranportasi 1 Keamanan berusaha 2 Kerjasama pedagang atau nelayan 12 Perguruan tinggi 1 Kegiatan penelitian 2 Kegiatan praktek lapangan 2.15.3. Formulasi Masalah Formulasi masalah dibuat karena adanya konflik kepentingan conflict of interest diantara para stakeholder terhadap ketersediaan suatu sumberdaya dalam mencapai tujuan system Eriyatno 2003. Berdasarkan analisis kebutuhan tersebut, maka dalam upaya pengelolaan teluk secara lestari, ada permasalahan yang mengancam kelangsungan teluk adalah: