25.0 0.0 35 Analisis Perbandingan Manajemen Sumberdaya Dan Kesejahteraan Keluarga Pada Keluarga Miskin Dan Tidak Miskin

kekayaan dan human capital income meningkat sehingga kesejahteraan keluarga akan lebih baik. Tabel 3 Sebaran usia suami contoh dan statistiknya Usia KM n=31 KTM n=37 Total n=68 n n n Dewasa awal 18-40 tahun 4 12.9 21

56.8 25.0

36.8 Dewasa madya 41-60 tahun 17 54.8 16 43.2 33.0 48.5 Dewasa akhir 60 tahun 10 32.3 0.0 10.0 14.7 Min-max tahun 34-79 29-51 29-79 Rataan ± SD tahun 55.74±12.52 39.59±5.61 46.96±12.36 NIlai uji p 0.000 nyata pada p0.01 Pendidikan Sebanyak tiga perempat contoh 67.7 keluarga miskin tidak tamat SD Tabel 4. Hal ini disebabkan karena keluarga miskin tidak memiliki biaya untuk melanjutkan sekolah sehingga putus sekolah. Jenjang pendidikan contoh pada keluarga tidak miskin cukup beragam yaitu mulai dari tamat SD hingga lulus S1- S3. Persentase terbesar contoh keluarga tidak miskin berjenjang pendidikan Diploma D1-D3 sebesar 35.1 persen. Hasil uji beda rataan t-test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata jenjang pendidikan antara kedua kelompok contoh. Tabel 4 Sebaran jenjang pendidikan contoh dan koefisien uji bedanya Jenjang pendidikan KM n=31 KTM n=37 Total n=68 n n n Tidak sekolah 3 9.7 0.0 3 4.4 Tidak tamat SD 21

67.7 0.0

21 30.9 Tamat SD 7 22.6 1 2.7 8 11.8 Tamat SMP 0.0 1 2.7 1 1.5 Tamat SMA 0.0 11 29.7 11 16.2 DIPLOMA D1-D3 0.0 13

35.1 13

19.1 S1-S3 0.0 11 29.7 11 16.2 NIlai uji p 0.000 nyata pada p0.01 Lebih dari tiga perempat 71.0 jenjang pendidikan suami pada keluarga miskin tidak tamat SD Tabel 6, sedangkan pada keluarga tidak miskin, tiga perempat 67.6 suami lulusan S1-S3. Menurut Rachmawati 2009, semakin tinggi pendidikan maka semakin baik keadaan sosial ekonomi dan kemandirian keluarga. Semakin tinggi pendidikan, maka semakin besar peluang kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik dengan pendapatan yang lebih tinggi. Tabel 5 Sebaran jenjang pendidikan suami contoh dan koefisien uji bedanya Jenjang pendidikan KM n=31 KTM n=37 Total n=68 n n n Tidak sekolah 1 3.2 0.0 1 1.5 Tidak tamat SD 22

71.0 0.0

22 32.4 Tamat SD 6 19.4 1 2.7 7 10.3 Tamat SMP 1 3.2 0.0 1 1.5 Tamat SMA 1 3.2 8 21.6 9 13.2 DIPLOMA DI, DII, DIII 0.0 3 8.1 3 4.4 S1-S3 0.0 25 67.6 25 36.8 NIlai uji p 0.000 nyata pada p0.01 Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan suami lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pendidikan contoh. Pada keluarga miskin yang memiliki sumberdaya materi terbatas, orang tua cenderung memberikan peluang lebih besar bagi anak laki-laki untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Saleha 2003 yang menyebutkan bahwa keluarga yang memiliki pendapatan kecil lebih memilih anak laki-laki yang melanjutkan sekolah daripada anak perempuannya karena anak laki-laki memiliki peluang pekerjaan dan penghasilan yang lebih baik daripada anak perempuan pada tingkat yang sama. Sedangkan, pada keluarga tidak miskin, umumnya contoh kesulitan melanjutkan pendidikan setelah berkeluarga karena mereka lebih mengutamakan untuk mengurus keluarga dibandingkan dengan melanjutkan sekolah, namun tidak demikian dengan suami. Meskipun telah berkeluarga, mereka tetap dapat melanjutkan pendidikan karena mereka menganggap pendidikan sebagai investasi yang memberikan peluang lebih besar bagi mereka untuk mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi. Tabel 6 Sebaran lama pendidikan contoh dan statistiknya Lama pendidikan KM n=31 KTM n=37 Total n=68 n n n ≤ 9 tahun 31 100.0 2 5.4 33 48.5 9 tahun 0.0 35

94.6 35

51.5 Min-max 0-6 6-18 0-18 Rataan ± SD 3.94±2.13 13.97±2.36 9.40±5.51 NIlai uji p 0.000 nyata pada p0.01 Pembagian lama pendidikan didasarkan pada kewajiban belajar 9 tahun yang dicanangkan pemerintah. Dengan demikian, lama pendidikan dibagi ke dalam dua kategori, yaitu ≤ 9 tahun dan 9 tahun. Berdasarkan hasil tabulasi silang ditemukan bahwa seluruh contoh pada keluarga miskin menempuh pendidikan selama ≤ 9 tahun. Adapun, pada keluarga tidak miskin hampir seluruh contoh 94.6 menempuh pendidikan selama 9 tahun Tabel 6. Hanya 3.2 persen suami pada keluarga miskin yang menempuh pendidikan lebih 9 tahun Tabel 7, sedangkan pada keluarga tidak miskin hampir seluruh contoh 97.3 menempuh pendidikan 9 tahun. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa partisipasi pendidikan pada keluarga miskin masih terbilang rendah. Hal ini disebabkan mindset keluarga yang bersifat present oriented sehingga menganggap kurang perlu investasi dalam bidang pendidikan Saleha 2003. Tabel 7 Sebaran lama pendidikan suami contoh dan statistiknya Lama pendidikan KM n=31