1 29 0.0 0.0 Analisis Perbandingan Manajemen Sumberdaya Dan Kesejahteraan Keluarga Pada Keluarga Miskin Dan Tidak Miskin

pendidikan selama ≤ 9 tahun. Adapun, pada keluarga tidak miskin hampir seluruh contoh 94.6 menempuh pendidikan selama 9 tahun Tabel 6. Hanya 3.2 persen suami pada keluarga miskin yang menempuh pendidikan lebih 9 tahun Tabel 7, sedangkan pada keluarga tidak miskin hampir seluruh contoh 97.3 menempuh pendidikan 9 tahun. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa partisipasi pendidikan pada keluarga miskin masih terbilang rendah. Hal ini disebabkan mindset keluarga yang bersifat present oriented sehingga menganggap kurang perlu investasi dalam bidang pendidikan Saleha 2003. Tabel 7 Sebaran lama pendidikan suami contoh dan statistiknya Lama pendidikan KM n=31 KTM n=37 Total n=68 n n n ≤9 tahun 30

96.8 1

2.7 31 45.6 9 tahun 1 3.2 36 97.3 37 54.4 Min-max 0-12 6-21 0-21 Rataan ± SD 4.68±2.29 15.03±2.59 10.31±5.73 NIlai uji p 0.000 nyata pada p0.01 Lee dan Hanna dalam Iskandar 2007 menyebutkan bahwa terdapat hubungan positif antara pendidikan dengan jumlah kekayaan pada semua usia. Semakin tinggi pendidikan maka semakin besar peluang pekerjaan yang didapatkan sehingga semakin besar pula jumlah kekayaan yang dimiliki. Adapun Sunarti 2001 menyebutkan bahwa pendidikan merupakan sumberdaya non fisik yang akan mempengaruhi kesejahteraan fisik, sosial, dan psikologis seseorang. Pekerjaan Pada keluarga miskin, secara umum pekerjaan contoh terbagi ke dalam tiga jenis pekerjaan, yaitu buruh, pembantu rumahtangga PRT, dan wiraswasta Tabel 8. Jenis pekerjaan dengan persentase terbesar adalah PRT, yaitu 45.2 persen, diikuti dengan buruh 6.5, dan wiraswasta 6.5. Hampir seluruh contoh bekerja sebagai PRT di komplek perumahan yang banyak terdapat di sekitar tempat tinggal mereka. Mereka bekerja sebagai PRT paruh waktu tidak menginap sehingga mereka tetap bisa mengurus suami dan keluarga. Tabel 8 Sebaran jenis pekerjaan contoh Pekerjaan KM n=31 KTM n=37 Total n=68 n n n Tidak bekerja 12 38.7 17

45.9 29

42.6 Buruh 2 6.5 0.0 2 2.9 PRT 14

45.2 0.0

14 20.6 Wiraswasta 2 6.5 6 16.2 8 11.8 PNS 0.0 4 10.8 4 5.9 Pegawai swasta 0.0 7 18.9 7 10.3 Lain-lain 1 3.2 3 8.1 4 5.9 ket: tukang kredit, guru, tukang urut, pegawai BUMN Pada keluarga tidak miskin jenis pekerjaan contoh meliputi wiraswasta, PNS, dan pegawai swasta. Dengan presentase wiraswasta sebesar 16.2 persen, PNS sebesar 10.8 persen, dan pegawai swasta sebesar 18.9 persen. Meskipun sebagian besar contoh memiliki jenjang pendidikan tinggi diploma dan S1, namun hampir separuh contoh keluarga tidak miskin, tidak bekerja 45.9. Berdasarkan pengamatan, setidaknya ada dua alasan yang menjelaskan fenomena ini, yaitu 1 contoh merasa keperluan hidupnya sudah tercukupi dari penghasilan suami; dan 2 reponden memilih untuk mengalokasikan waktunya untuk keluarga dibandingkan untuk bekerja. Tabel 9 Sebaran jenis pekerjaan suami contoh Pekerjaan KM n=31 KTM n=37 Total n=68 n n n Tidak bekerja 4

12.9 0.0

4 5.9 Buruh 18

58.1 0.0

18 26.5 Satpam 3 9.7 0.0 3 4.4 Wiraswasta 1 3.2 4 10.8 5 7.4 PNS 0.0 7 18.9 7 10.3 Pegawai swasta 0.0 23 62.2 23 33.8 Lain-lain 5 16.1 3 8.1 8 11.8 ket: pemulung, petani, penambang, tukang ojeg, supir angkot, pegawai BUMN, serabutan Jenis pekerjaan suami pada keluarga miskin yaitu buruh 58.1, satpam 9.7, dan wiraswasta 3.2. Umumnya suami bekerja sebagai buruh tani atau buruh bangunan. Buruh tani biasanya mendapatkan upah harian, sedangkan buruh bangunan mendapatkan upah harian atau gaji bulanan bergantung dari kontrak. Ketika kontrak pekerjaan bangunan habis, maka suami akan kembali ke rumah dan menjadi pengangguran hingga ada pekerjaan lagi. Pada kondisi seperti ini, contoh mengaku makin sulit memenuhi kebutuhan hidup karena suami terkadang menganggur dalam waktu yang cukup lama. Pada keluarga tidak miskin, suami berprofesi sebagai pegawai swasta, PNS, dan wiraswasta. Proporsi terbesar pekerjaan suami adalah pegawai swasta 62.2 Tabel 9. Berdasarkan data di atas jelas telihat bahwa baik contoh maupun suami pada keluarga miskin, sebagian besar memiliki pekerjaan yang lebih membutuhkan keterampilan fisik dibandingkan dengan kemampuan intelektual. Hal ini terjadi karena tingkat pendidikan contoh yang tergolong rendah sehingga kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik sulit dicapai. Menurut Lee dan Hanna dalam Iskandar 2007 terdapat hubungan positif antara pekerjaan dengan kesejahteraan keluarga karena pekerjaan berkaitan dengan akumulasi kekayaan. Besar Keluarga Besar keluarga menunjukkan jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah dan hidup dari pengelolaan sumberdaya yang sama. Hurlock 1980 membagi besar keluarga menjadi 3 kategori, yaitu keluarga kecil dengan jumlah anggota keluarga kurang dari dan sama dengan 4, keluarga sedang dengan jumlah anggota 5 sampai 7 orang, dan keluarga besar dengan jumlah anggota keluarga lebih dari 8 orang. Pada Tabel 10 terlihat bahwa jumlah anggota keluarga berkisar antara 2 sampai 17 orang. Pada keluarga miskin jumlah anggota keluarga dengan persentase terbesar adalah 5 sampai 7 orang keluarga sedang. Adapun pada keluarga tidak miskin lebih dari separuh contoh memiliki jumlah anggota keluarga kurang dari dan sama dengan 4 orang keluarga kecil. Tabel 10 Sebaran contoh dan statistik besar keluarga Besar Keluarga KM n=31 KTM n=37 Total n=68 n n n Keluarga kecil ≤ 4 orang 7 22.6 22 59.5 29 42.6 Keluarga sedang 5-7 orang 14

45.2 13