III. METODOLOGI
Metode Kajian
Metodologi kajian komunitas yang digunakan adalah evaluasi formatif eksplanatif yaitu menjelaskan faktor penyebab rendahnya kapasitas APKI dan
mengidentifikasi faktor kendala serta solusi pemecahan sebab akibat yang berkenaan dengan APKI dalam memberdayakan kelompok petani serta menemukan suatu
strategi program pemberdayaan dalam penguatan kapasitas APKI. Arus kajian yang digunakan yaitu obyektif mikro karena pada pendekatan ini dilakukan interaksi
langsung dengan obyek yang akan diteliti dalam menganalisis hubungan sebab akibat serta menemukan solusi yang efektif terhadap penguatan kapasitas APKI. Tipe studi
kasus dalam kajian yang akan dilakukan adalah studi kasus instrumental yaitu studi yang memperlakukan APKI sebagai alat dalam memahami rendahnya kapasitas
kelompok APKI terhadap pemberdayaan kelompok petani.
Tempat dan Waktu Kajian
Lokasi kajian pengembangan masyarakat adalah di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Propinsi Kalimantan Tengah.
Waktu pelaksanaan kajian dilakukan melalui lima tahap yaitu praktek lapangan I pemetaan sosial yang dilakukan pada bulan November 2005, praktek lapangan II
Evaluasi program yang dilakukan pada bulan pebruari 2006, Pembuatan rencana kerja lapangan yang dilakukan pada bulan Mei 2006, Pengumpulan data kajian yang
dilakukan pada bulan Juli 2006 dan Pengolahan, analisa data dan penyusunan laporan KPM yang dilakukan pada bulan September 2006.
13 Tabel 1 : Jadual Kegiatan Kajian Tahun 2006
Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam studi dokumentasi, observasi langsung, diskusi kelompok dan PRA.
Jenis Data : Data yang dikumpulkan dalam kajian ini meliputi:
1. Kinerja APKI secara umum a. Organisasi APKI
1 Sejarah berdirinya organisasi APKI. 2 Maksud dan tujuan didirikan APKI.
Kegiatan Tahun 2006
Juni Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
Pembuatan Rencana Kajian
dan Bimbingan
Persiapan Kolokium dan
Kolokium Perbaikan
Rencana Kajian dan Bimbingan
Pelaksanaan Kajian
Lapangan dan Bimbingan
Penulisan Laporan Kajian
dan Bimbingan
14 3 Peranan, sasaran dan manfaat asosiasi bagi petani kelapa.
4 Struktur organisasi dalam kepengurusan APKI. 5 Tugas dan kewenangan pengurus APKI.
b. Ruang Lingkup Pertumbuhan APKI 1 Kriteria Penumbuhan APKI.
2 Langkah-langkah pembentukan dan pengembangan Asosiasi Petani Perkebunan.Indonesia.
2. Pola hubungan dalam kinerja APKI di Kecamatan Kahayan Kuala a. Pola hubungan Sumber Daya Manusia dalam organisasi APKI di Kecamatan
Kahayan Kuala 1 Pola hubungan pengetahuan manejemen dengan kepengurusan APKI.
2 Pola hubungan kepemimpinan dalam APKI di Kecamatan Kahayan Kuala. b. Teknologi produksi APKI di Kecamatan Kahayan Kuala
1 Pola hubungan teknologi dengan perkembangan usaha. 2 Pola hubungan APKI dengan pemasaran produk.
c. Modal sosial dalam menjalankan usaha 1 Trust Kepercayaan.
2 Kerjasama. 3 Net work Jaringan.
3. Permasalahan dalam pengembangan APKI di Kecamatan Kahayan Kuala 1 Pengetahuan dalam manajemen APKI.
2 Teknologi Produksi dalam menjalankan usaha. 3 Modal sosial sebagai perluasan jaringan pasar.
4. Strategi pengembangan APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Berdasarkan permasalahan yang ada
Pengolahan Data
Data-data yang diperoleh dipilah, dikategorikan dan dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan analisis. Dalam analisis data tersebut dihubungkan dengan
landasan teoritis. Selanjutnya dihubungkan dengan pokok permasalahan yang
15 dianalisis kemudian dilakukan analisis secara mendalam terhadap hal yang menjadi
pokok permasalahan. Tahapan Analisis sebagai berikut:
1. Reduksi data, yaitu melakukan pemilihan, pemilahan dan penyederhanaan data. Kegiatan dalam reduksi data ini adalah menyeleksi data, membuat ringkasan dan
menggolongkan data. 2. Penyajian data yaitu mengkonstruksikan data dalam bentuk narasi, matriks,
grafik atau bagan, sehingga memudahkan dalam pengambilan kesimpulan. 3. Penarikan kesimpulan, yaitu menghubungkan antar data fenomena secara
kualitatif dan berdasarkan landasan teoritis yang meliputi mencari arti tindakan masyarakat, mencari pola hubungan, penjelasan, alur sebab akibat dan proposisi.
4. Verifikasi kesimpulan, yaitu meninjau kembali kesimpulan yang telah dilakukan dengan meninjau catatan lapangan dan bertukar pikiran dengan responden.
Metode Analisis Potensi, Masalah dan Penyusunan Program
Pembedayaan empowerment masyarakat merupakan strategi pembangunan yang berpusat pada kepentingan dan kebutuhan rakyat People centered
development yang arahnya menuju pada kemandirian masyarakat. Oleh karena itu,
untuk mengetahui dan memahami kondisi kelompok tani kelapa Desa Bahaur, pendekatan Participatory Rural Apprasial PRA, merupakan metode analisis yang
digunakan selama kajian ini. Aktor utama dalam kajian yang menggunakan PRA ini adalah
masyarakatkelompok tani sendiri sedangkan peneliti lebih berperan sebagai fasilitator. PRA digunakan dalam kegiatan :
1. Identifikasi potensi, permasalahan dan kebutuhan kelompok tani. 2. Penyusunan program kerja.
Selain PRA, dilakukan FGD untuk menyepakati program dan kegiatan pemberdayaan kelompok tani yang diusulkan berdasarkan masalah dan potensi yang
masyarakat miliki.
16
Penyusunan Strategi Program
Metode partisipatif yang digunakan dalam kajian ini adalah Participatory Rural Appraisal
PRA kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi dan melengkapi data sebelumnya serta usaha-usaha dalam membuat strategi program untuk
pemecahan masalah secara partisipatif, hal tersebut dilakukan dengan langkah antara lain:
1. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan APKI dalam FGD. 2. Mengikutsertakan pihak-pihak terkait dalam FGD antara lain : aparat kelurahan,
tokoh masyarakat, LSM, kelompok APKI, Dinas Pertanian dan Perkebunan, instansi terkait serta petani.
3. Hasil FGD tersebut diharapkan menghasilkan suatu strategi pemberdayaan terhadap kelompok APKI setempat.
4. Strategi pemberdayaan tersebut akhirnya direalisasikan dalam suatu bentuk program penguatan kapasitas APKI sebagai wadah dalam memberdayakan petani
di Kecamatan Kahayan Kuala.
17
Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
Tabel 2 : Masalah, Topik, Sub Topik, Sumber Data, Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data di Kecamatan Kahayan Kuala Tahun 2006
No Masalah Topik
Sub Topik
Sumber Data Teknik
Instrumen 1 Kinerja
APKI berdasarkan
SDM kepengurusan,
Teknologi Produksi, Modal
Sosial 1. SDM dalam
APKI 2. Teknologi
produksi APKI 3. Modal sosial
dalam menjalankan
usaha 1. Kinerja SDM APKI
a. Pengetahuan menejemen dalam
kepengurusan APKI b. Membangun
komitmen bersama c. Peningkatan
partisipasi 2. Kinerja Teknologi
Produksi a. Pengembangan
Produk kelapa b. Pemasaran
3. Modal Sosial a. Trust
Kepercayaan b. Kerjasama
c. Net work Jaringan 1. Pengurus
2. Anggota 3. Instansi
Terkait 4. Dokumen
1. Wawancara 2. Pengamatan
Lapangan 3. Studi
Dokumentas i
1. Pedoman Wawancara
2. Pedoman Pengamatan
Lapangan 3. Panduan Studi
Dokumentasi
2 Permasalahan dalam
pengembangan APKI di
Kecamatan Kahayan Kuala
1. Permasalahan manajemen
dalam APKI 2. Permasalahan
Teknologi dalam APKI
3. Permasalahan modal sosial
dalam APKI 1. Manajemen
kepengurusan rendah 2. Kepemimpinan
mendominasi APKI 3. Teknologi masih
tradisional 4. Hasil olahan kelapa
bersifat homogen. 5. Kepercayaan pada
APKI rendah. 6. Kerjasama rendah.
7. Jaring untuk memperluas pasar
rendah. 1.
Pengurus 2.
Anggota 3.
Instansi terkait
1. Wawancaraa 2. Pengamatan
lapangan 1. Pedoman
wawancara 2. Pedoman
pengamatan lapangan
3 Strategi Pengembangan
APKI penyusunan
program Penentuan
penyusunan program
pengembangan APKI berdasar
masalah yang ada dalam APKI
- Pengembangan SDM APKI
- Pengembangan Teknologi produksi
dalam APKI - Pengembangan Modal
Sosial 1.
Anggota 2.
Pengurus 3.
Instansi terkait
4. Tokoh
Masyarakt 5.
Aparat Kelurahan
6. Dinas
Perdagang an dan
Industri Diskusi
kelompok Pedoman diskusi
Sumber: Pengumpulan data melalui wawancara dan observasi di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau, Juli 2006
IV. PETA SOSIAL KOMUNITAS