PENDAHULUAN A. Dampak kebakaran di padang rumput terhadap sifat fisik dan kimia tanah

1

I. PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Hutan dan lahan merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki manfaat yang besar terhadap kesejahteran manusia. Manfaat tersebut meliputi fungsi hidro-orologi, fungsi produksi, fungsi perlindungan, fungsi estetika, penunjang ilmu pengetahuan, penunjang pendidikan dan kebudayaan, fungsi klimatik, fungsi strategi dan pertahanan, serta fungsi sosial ekonomi Oemijati, Sugihanto, dan Wibowo, 1985. Hutan sebagai fungsi klimatik memiliki peranan besar. Perubahan tata guna lahan dan perubahan penutupan lahan melalui konversi hutan dan lahan merupakan penyebab penting dalam perubahan iklim secara global seperti terjadinya perubahan suhu, ketersediaan air, dan meningkatnya akumulasi karbon di atmosfer. Salah satu hal yang penting dari kegiatan deforestasi adalah emisi gas-gas buangan aktif radiatif seperti CO 2 , CH 4 , dan N 2 O ke atmosfer Murdiyarso dan Husin, 1994. Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia merupakan fenomena yang sering terjadi terutama dimusim kemarau. Di kawasan Indonesia bagian timur terutama di daerah padang rumput penyiapan lahan dengan cara dibakar sudah menjadi kebiasaan selain untuk kegiatan pembukaan lahan bercocok tanam pembakaran juga dilakukan dalam rangka kegiatan lainnya seperti berburu dan penyediaan pakan bagi hewan gembalaan. Menurut Hudaya dan Hartoyo 1988, Padang rumput atau identik dengan padang alang-alang rentan akan bahaya kebakaran, hal ini disebabkan oleh karakteristik alang-alang yang mudah terbakar karena memiliki titik nyala 220 o C–230 o C hampir menyamai titik nyala kertas yakni 210 o C–215 o C Hudaya dan Hartoyo, 1988. Dalam kenyataannya api dapat digunakan sebagai alat dalam penyiapan lahan karena lebih efektif dan biayanya murah. Pada penggunaan api dalam penyiapan lahan, api haruslah diterapkan pada waktu dan intensitas yang tepat. Penggunaan api oleh peladang dimaksudkan agar diperoleh abu hasil pembakaran yang kaya akan fospor, magnesium, kalium, natrium dan karbon organik Daubenmire, 1960; Viro, 1924; Lal dan Cummings, 1979; Pritchet dan Fisher, 1987; dan Saharjo, 1995. Untuk menyelesaikan masalah ini maka manajemen penanggulangan bahaya kebakaran harus berdasarkan informasi yang berasal dari hasil penelitian dan tidak lagi hanya mengandalkan terjemahan dari textbook atau pengalaman dari negara lain tanpa menyesuaikan dengan keadaan lahan di Indonesia Saharjo, 2000. 2

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebakaran terhadap kondisi fisik dan kandungan kimia tanah di padang rumput

C. Manfaat Penelitian

Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai manajemen api di padang rumput terutama untuk lokasi Sumba dan Flores. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA A.