13 melalui proses transpirasi. Transpirasi dikontrol oleh lingkungan sinar
matahari, suhu, dan kelembaban udara selain itu oleh struktur daun dan derajat pembukaan stomata. Penyerapan dikontrol oleh faktor tanah seperti aerasi,
suhu tanah, tekanan kadar air tanah dan konsentrasi larutan yang berhubungan dengan ukuran dan sistem distribusi dari akar. Pada saat cuaca cerah, lokasi
dengan aliran air yang baik, kadar air daun akan menurun pada sore hari dan akan kembali lagi dengan cepat setelah matahari terbit. Perubahan jumlah
kadar air dihubungkan lebih dekat dengan perubahan suhu daripada fluktuasi kelembaban dan kadar air tanah.
Bahan bakar hutan yang mati bersifat higroskopik, dimana bahan bakar dapat mengisi melepaskan kadar air dari sekitar atmosfer sampai nilai kadar
air di dalam bahan bakar seimbang dengan kadar air di atmosfer. Titik keseimbangan kandungan kadar air dari bahan bakar disebut keseimbangan
kadar air. Hal ini dikontrol oleh kelembaban relatif atmosfer dan suhu dan oleh beberapa bahan baku internal dari bahan bakar itu sendiri.
Air ditahan dalam pori tanah dengan daya ikat yang berbeda-beda tergantung dari jumlah air yang ada dalam pori tanah. Air bersama-sama
dengan garam-garam yang larut dalam air akan membentuk larutan tanah yang merupakan sumber hara bagi tumbuhan Soepardi, 1983.
Selain dipengaruhi oleh tekstur, struktur dan kandungan bahan organik, jumlah air yang dapat digunakan oleh tanaman juga dipengaruhi oleh
kedalaman tanah dan sistem perakaran tanaman Islami dan Utomo, 1995.
b. Sifat Kimia Tanah
Sifat kimia tanah adalah semua peristiwa yang bersifat kimia yang terjadi pada tanah, baik pada permukaan maupun di dalamnya. Rentetan peristiwa kimia inilah
yang akan menentukan ciri dan sifat tanah yang akan terbentuk atau akan berkembang.
1 Keasaman Tanah pH tanah
Keasaman tanah merupakan salah satu sifat yang penting, sebab terdapat beberapa hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara, juga terdapat
hubungan antara pH dan semua pembentukan tanah serta sifat-sifat tanah.
14 Sejumlah organisme memiliki toleransi yang agak kecil terhadap variasi pH,
tetapi beberapa organisme lain dapat toleran terhadap kisaran pH yang lebar. Penelitian-penelitian telah memperlihatkan bahwa konsentrasi aktual H
+
dan OH
-
tidak begitu penting, kecuali dalam lingkungan yang ekstrim. Hal ini merupakan kondisi yang berkaitan dari suatu nilai pH tertentu yang terpenting
Foth, 1988. Reaksi asam-basa suatu tanah sangat dipengaruhi tingkat penguraian
mineral dan bahan organik, pembentukan material liat, aktivitas jasad renik, ketersediaan hara bagi tanaman, dan secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi pertumbuhan tanaman Soil Science Network, 1991. 2 Bahan
organik
Pengaruh bahan organik terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya terhadap pertumbuhan tanaman adalah sebagai granulator yaitu memperbaiki struktur
tanah, sumber unsur hara N, P, S, dan unsur mikro menambah kemampuan tanah untuk menahan air, menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-
unsur hara dan sumber energi bagi mikroorganisme. Bahan organik, umumnya ditemukan di permukaan tanah, jumlahnya tidak besar hanya 3 - 5 saja
tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah sangat besar Hardjowigeno, 1995.
Sumber dari bahan organik adalah jaringan tumbuhan, dalam keadaan alami bagian diatas tanah, akar pohon, semak-semak, rumput, dan tanaman
tingkat rendah lainya yang tiap tahunnya menyediakan sejumlah besar sisa-sisa organik. Karena bahan ini didekomposisikan dan dihancurkan oleh banyak
organisme tanah, hasilnya akan menjadi horison dibawahnya.
3 Nitrogen N
Nitrogen berada dalam tanah dalam bentuk organik dan anorganik. Bentuk-bentuk organik meliputi NH
4
, NO
3
, NO
2
, dan unsur N. Tanaman dapat menyerap unsur ini dalam bentuk NO
3 -
, namun bentuk lain yang juga dapat diserap yaitu NH
4 +
. Sumber N berasal dari atmosfer sebagai sumber primer dan lainya adalah
berasal dari aktifitas kehidupan di dalam tanah sebagai sumber sekunder. Fiksasi N secara simbiotik, khususnya terdapat pada tanaman jenis
15 Leguminoseae dengan bakteri tertentu. Bahan organik juga membebaskan N
dan senyawa lainya setelah mengalami dekomposisi oleh aktifitas jasad renik tanah BKS. PTN, 1991.
Dalam siklusnya, nitrogen organik di dalam tanah mengalami mineralisasi, sedangkan bahan organik mengalami imobilisasi. Sebagian N
terangkut bersama dengan panen, sebagian kembali sebagai residu tanaman, hilang ke atmosfier dan kembali lagi, hilang melalui pencucian dan bertambah
lagi melalui pemupukan. Ada yang hilang karena tererosi atau bertambah karena pengendapan BKS. PTN, 1991.
Menurut White at al. dalam De Bano et al. 1998 pada saat terjadinya kebakaran nitrogen akan menguap ke udara apabila suhu kebakaran lebih dari
200
O
C, hilang secara total 100 pada suhu di atas 500
O
C.
4 Fosfor P
Fosfor memainkan peranan yang sangat penting untuk semua aktifitas biokimia dalam sel hidup. Masalah utama dalam pengambilan fosfor dari tanah
oleh tanaman adalah kelarutan yang rendah dari sebagian besar campuran fosfor dan konsentrasi fosfor yang dihasilkan sangat rendah dalam lapisan
tanah pada setiap waktu tertentu Foth, 1988. Sebagian P tanah bersumber dari pelapukan batuan dan mineral-mineral
yang mengandung P yang terdapat pada kerak bumi. Salah satu sifat dari unsur ini adalah tingkat kestabilanya di dalam tanah yang tinggi, sehingga kehilangan
akibat pencucian relatif tidak pernah terjadi. Hal ini pula yang menyebabkan kelarutan P dalam tanah sangat rendah sehingga ketersediaan untuk tanah
relatif sangat sedikit. Dengan demikin ketersediaan P tanah sangat tergantung kepada sifat dan ciri tanah BKS. PTN, 1991.
Ketersediaan P dapat diartikan sebagai P tanah yang dapat diekstraksikan oleh air dan asam sitrat. Penambahan unsur ini diharapkan berasal dari pupuk
fosfat, pelapukan mineral-mineral fosfat, dan residu hewan serta tanaman. Sedangkan kehilangan P dapat terjadi karena terangkut tanaman tercuci dan
tererosi BKS. PTN, 1991.
16
5 Kalium K
Kalium adalah unsur hara ketiga setelah nitrogen dan fosfor yang diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K
+
. Muatan positif dari kalium akan membantu menetralisir muatan listrik yang disebabkan oleh muatan negatif nitrat, fosfat
atau unsur lainya BKS. PTN, 1991. Kalium tanah berasal dari pelapukan batuan dan mineral-mineral yang
mengandung kalium. Melalui proses dekomposisi bahan tanaman dan jasad renik maka kalium akan larut dan kembali ke tanah. Selanjutnya sebagian besar
kalium tanah yang larut akan tercuci atau tererosi dan kehilangan unsur K ini dipercepat lagi oleh serapan tanaman dan jasad renik. Di dalam tanah dikenal
empat bentuk kalium, yaitu K-mineral, K-terfiksasi, K-dipertukarkan dan K- larutan. Tetapi untuk kepentingan pertumbuhan tanaman, kalium tanah
dibedakan berdasarkan ketersediaanya bagi tanaman, dan digolongkan ke dalam kalium relatif tidak tersedia, kalium lambat tersedia, dan kalium segera
tersedia. Kalium dapat dipertukarkan dan kalium larut, langsung, dan mudah diserap tanaman disebut kalium tersedia BKS. PTN, 1991.
Menurut Foth 1988, pada dasarnya kalium dalam tanah ditemukan dalam mineral-mineral yang terlapuk dan melepaskan ion-ion kalium. Ion-ion
diadsorbsi pada kation tertukar dan cepat tersedia untuk diserap tanaman.
6 Magnesium Mg
Magnesium merupakan kation utama pada kompleks pertukaran. Unsur magnesium biasanya dihubungkan dengan masalah kemasaman tanah, karena
merupakan kation yang paling cocok untuk mengurangi kemasaman dan menaikan pH tanah. Magnesium diserap tanaman dalam bentuk Mg
2+
yang berasal dari bentuk dapat ditukar dan atau bentuk larut air BKS. PTN, 1991.
Defisiensi magnesium berakibat pada suatu perubahan warna khusus pada daun Foth, 1988.
17
G. Pengaruh Kebakaran Terhadap Sifat-Sifat Tanah