Sistematika Penulisan ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU TINDAK PIDANA PENCABULAN DILAKUKAN ANAK TERHADAP ANAK (STUDI PUTUSAN PN NOMOR 18/PID.SUS-ANAK/2015/PN.GNS)

16 V. PENUTUP Bab ini berisi tentang hasil akhir dari pokok permasalahan yang diteliti berupa kesimpulan dan saran dari hasil penelitian terhadap permasalahan yang telah dibahas. 17 II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tindak Pidana Pencabulan Anak

Istilah tindak pidana merupakan terjemahan dari strafbaar feit, di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tidak terdapat penjelasan mengenai apa sebenarnya yang dimaksud dengan strafbaar feit itu sendiri. Biasanya tindak pidana disinonimkan dengan delik, yang berasal dari bahasa Latin yakni kata delictum. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tercantum sebagai berikut : “delik adalah perbuatan yang dapat dikenakan hukuman karena merupakan pelanggaran terhadap undang- undang tindak pidana.” Berdasarkan rumusan yang ada maka delik strafbaar feit memuat beberapa unsur yakni: 1. Suatu perbuatan manusia , 2. Perbuatan itu dilarang dan diancam dengan hukuman oleh undang-undang dan 3. Perbuatan itu dilakukan oleh seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan. 34 Istilah terjemahan strafbaar feit adalah diperkenalkan oleh pihak pemerintah cq Departemen Kehakiman. Istilah ini banyak dipergunakan dalam undang-undang tindak pidana khusus, misalnya: Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi, 34 Teguh Prasetyo, Hukum Pidana ,edisi revisi cet , Jakarta : PT Raja Grafindo Persada , 2012 ,hlm 48 18 Undang-undang tindak Pidana Narkotika dan Undang-undang Tindak Pidana Ponografi yang mengatur secara khusus Tindak Pidana Ponografi. Tindak pidana menunjukkan pengertian gerakgerik tingkah laku dan gerak-gerik jasmani seseorang. Hal-hal tersebut terdapat juga seseorang untuk tidak berbuat ,akan tetapi dengan tidak berbuatnya dia , dia telah melakukan tindak pidana . Simons mengatakan bahwa strafbaarfeit itu adalah kelakuan yang diancam dengan pidana, bersifat melawan hukum, dan berhubung dengan kesalahan yang dilakukan oleh orang yang mampu bertanggungjawab. 35 Sedangkan Van Hamel mengatakan bahwa strafbaarfeit itu adalah kelakuan orang yang dirumuskan dalam undang-undang, besifat melawan hukum, patut dipidana dan dilakukan dengan kesalahan. 36 Keduanya masih memasukkan kesalahan dalam pengertian tindak pidana. Sementara itu Schaffmeister mengatakan bahwa, perbuatan pidana adalah perbuata manusia yang termasuk dalam ruang lingkup rumusan delik, bersifat melawan hukum, dan dapat dicela. 37 Dalam hal ini sekalpun tidak menggunakan istilah keslahan, namun dapat dicela umumnya telah dipahami sebagai makna kesalahan. Begitu berpengaruhnya pandangan ahli-ahli hukum Belanda tersebut, sehingga umumnya diikuti oleh ahli-ahli hukum pidana Indonesia, termasuk generasi sekarang. Komariah E. Sapardjaja mengatakan, tindak pidana adalah suatu 35 S.R.Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia dan Penerapannya, Jakarta:alumni AHAEM-PTHAEM, 1986,. Hal.205 36 ibid 37 D.Schaffmeister,N.Keijzer dan E.PH.Sutorius, Hukum Pidana, Yogyakarta:Liberty.1995,. hal.27 19 perbuatan manusia yang memenuhi perumusan delik, melawan hukum dan pembuat bersalah melakukan perbuatan itu. 38 Oleh karena itu, setelah melihat berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa yang disebut dengan tindak pidana adalah perbuatan yang oleh aturan hukum dilarang dan diancam dengan pidana barang siapa yang melakukannya, dimana pengertian perbuatan disini selain perbuatan yang bersifat aktif melakukan sesuatu yang sebenernya dilarang oleh hukum juga perbuatan yang bersifat pasif tidak berbuat sesuatu yang sebenarnya diharuskan oleh hukum. 39 Setelah mengetahui definisi dan pengertian tentang tindak pidana di atas, bahwa unsur-unsur tindak pidana adalah unsur-unsur yang terdapat didalam pengertian perbuatan yang dipisahkan dengan pertanggungjawaban pidana. Ketika dikatakan bahwa perbuatan pidana adalah perbuata yang dilarang dan diancam dengan pidana barangsiapa yang melakukannya 40 , maka unsur-unsur tindak pidana tersebut yaitu sebagai berikut: a. Unsur Objektif Unsur yang terdapat diluar si pelaku. Unsur –unsur yang ada hubungannya dengan keadaan, yaitu dalam keadaan –keadaan di mana tindakan–tindakan si pelaku itu harus dilakukan: 1 Sifat melanggar hukum 2 Kualitas dari si pelaku 3 Kausalitas 38 Komariah E.Sapardjaja, Ajaran Melawan Hukum Materiil dalam Hukum Pidana Indonesia, Bandung:alumni. 2002 hal 22 39 Teguh Prasetyo , Hukum Pidana ,edisi revisi cet. 3 , Jakarta : PT Raja Grafindo Persada , 2012 ,hlm.50 40 Mahrus Ali , Dasar-Dasar Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2012.hlm 100

Dokumen yang terkait

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN MODUS HIPNOTIS YANG DILAKUKAN WARGA NEGARA ASING (STUDI PUTUSAN PERKARA NOMOR 1014/Pid.B/2010/PN.TK)

3 91 53

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU TINDAK PIDANA PENCABULAN TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR (STUDI KASUS PERKARA NO. 36/PID.B/2011/PN.TK)

0 10 51

ANALISIS YURIDIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANATERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERIKANAN (STUDI PUTUSAN NOMOR : 237/PID.SUS /2013/PN.TK)

4 79 61

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK (Studi Putusan Nomor: 791/Pid.A/2012/PN.TK)

2 26 62

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU ANAK YANG MELAKUKAN PERBUATAN CABUL TERHADAP ANAK (STUDI PUTUSAN PN NOMOR: 1056/PID/A/2012/PN.TK)

2 38 55

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU PENGANCAMAN TERHADAP ANGGOTA POLRI YANG DILAKUKAN OLEH ANAK (Studi Putusan PN Nomor: 701/Pid.B/2014/PN.Tjk)

0 10 59

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR:05/PID./2014/PT.TK.)

3 26 61

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCABULAN (Studi Kasus Perkara Nomor 137/Pid.B/2014/PN.BU)

0 4 53

PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA PELAKU PENGANCAMAN TERHADAP ANGGOTA POLRI YANG DILAKUKAN OLEH ANAK (STUDI PUTUSAN PN NOMOR: 701/Pid.B/2014/PN.Tjk)

0 0 12

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU TINDAK PIDANA PENCABULAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA (Studi putusan PN Nomor 500/Pid.B/2016/Pn.Tjk)

0 0 15