ditemukan dalam melakukan audit walaupun telah lama menjalin hubungan dengan klien. Auditor pada BPK-RI perwakilan Jawa Tengah
sebagian besar juga membutuhkan telaah dari rekan auditor untuk menilai prosedur auditnya dan tetap bersikap jujur untuk menghindari penilaian
kurang dari rekan seprofesi dalam tim. Tingkat independensi yang sedang hanya sebesar 2,6, yaitu ketika audit yang dilakukan buruk dapat
menerima sanksi dari klien dan berani melaporkan kesalahan klien walaupun klien dapat mengganti posisi dengan auditor lain. Adapun
tingkat independensi yang sangat tinggi prosentasenya sebesar 15,4 dipengaruhi oleh rusaknya independensi akuntan publik sebagai akibat
audit fee dari satu klien merupakan sebagian besar dari total pendapatan suatu kantor akuntan.
4.3.2.2 Deskripsi Kompetensi Auditor
Pengukuran kompetensi auditor Auditor’s Competence dalam
penelitian ini berdasarkan dua indikator, diantaranya pengetahuan dan pengalaman. Hasil deskriptif secara statistik ditampilkan dalam
rangkuman di bawah ini.
Tabel 4.5 Deskriptif Kompetensi Auditor
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum
Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
Kompetensi 39
68.89 100.00 84.7863 1.41523
8.83814 Valid N listwise
39
Sumber: Lampiran 6 hal 96
Hasil analisis deskriptif di atas menunjukkan bahwa rata-rata untuk variabel kompetensi auditor adalah sebesar 84,786 dengan standar deviasi
sebesar 8,838, sehingga bila hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel kategori, akan diperoleh hasil yang termasuk dalam kategori tinggi. Jadi,
secara umum dapat disimpulkan bahwa kompetensi auditor dalam memberikan opini adalah tinggi. Distribusi kompetensi auditor
ditampilkan dalam rangkuman di bawah ini.
Tabel 4.6 Distribusi Kompetensi Auditor
No. Interval
Prosentase Frekuensi Prosentase
Kriteria 1
9 -
16 Sangat Rendah
2 17
- 23
Rendah 3
24 -
31 Sedang
4 32
- 38
23 59
Tinggi 5
39 -
45 16
41 Sangat Tinggi
Jumlah 39
100
Sumber: Data yang diolah, 2011
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa tidak ada auditor yang mempunyai tingkat kompetensi sangat rendah, rendah dan sedang. Akan
tetapi terdapat 16 responden atau 41 auditor yang mempunyai tingkat kompetensi sangat tinggi. Sebagian besar tingkat kompetensi yang dimiliki
auditor pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia BPK-RI perwakilan Jawa Tengah berada dalam kategori tinggi, yaitu sebesar 23
responden atau 59 auditor. Tingkat kompetensi auditor a
uditor’s competence berada dalam kategori yang tinggi sebesar 59, artinya untuk melakukan audit yang
baik auditor membutuhkan pengetahuan yang diperoleh dari tingkat
pendidikan formal, kursus dan pelatihan khususnya dibidang audit. Disamping itu, semakin banyak pengalaman dalam bidang audit dengan
berbagai macam klien, perlu memahami jenis industri klien dan perlu memahami kondisi perusahaan klien maka audit yang dilakukan menjadi
lebih baik. Sedikitnya prosentase kompetensi auditor yang mempunyai kriteria sangat tinggi sebesar 41 dipengaruhi memahami dan
melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan SAK dan Standar Profesional Akuntan Publik SPAP yang
relevan.
4.3.2.3 Deskripsi Hasil Opini Auditor