pikiran  orang  Jawa,  sering  kali  dalam  mengemukakan  sesuatu  sering  kali  tidak sesuai  dengan  hati  nuraninya.  Kritikan  dan  celaan,    diungkapkan  dalam  bentuk
sindiran  secara  implisit.  Dengan  demikian,  ungkapan  tradisional  juga  dapat diartikan  sebagai  sarana  penyalur  hati.  Dandes  dalam  Reksodihardjo  1986:167
mengatakan  bahwa  makna  ungkapan  seperti  itu  disebut  sebagai:  “the impersonalization  of  authority
”  yang  berarti  pembebasan  dari  tanggung  jawab perorangan terhadap suatu kekurangan seseorang.
2.2.4 Tradisi Lisan Jawa
Menurut  Endraswara  2002:2,  tradisi  lisan  merupakan  bagian  dari kebudayaan  yang  diwariskan  secara  turun-temurun  secara  lisan  sebagai  milik
bersama.  Tradisi  lisan  Jawa  berusia  panjang,  setua  orang  Jawa  berkomunikasi secara  lisan.  Sebagai  sebuah  tradisi  yang  diwariskan  lintas  generasi,  tradisi  lisan
sudah banyak mengalami penyesuaian berdasarkan keadaan budaya suatu kolektif. Tradisi lisan Jawa muncul sebagai penyalur sikap dan pandangan, refleksi angan-
angan  kelompok,  alat  pengesahan  aturan  sosial,  dan  sebagainya.  Tradisi  lisan merupakan  wujud  gagasan  kolektif  sebagai  khasanah  budaya  Jawa.  Tradisi  lisan
Jawa  merupakan  bentuk  pancaran  pemikiran  orang  Jawa  yang  diwariskan  oleh leluhur.  Banyak  unsur  penting  dalam  tradisi  lisan  Jawa  yang  dapat  dijadikan
pedoman hidup. Menurut  Told  dan  Pudentia  dalam  Endraswara
2002:3, “Oral traditions is  do  not  only  contain  folktales,  myths,  and  legends,  but  store  complete
indigeneous cognate systems, to name a few: histories, legal practices, adat law, medication.
”  Dari  pandangan  ini  dapat  dimengerti  bahwa  tradisi  lisan  tidak
terbatas  cerita  rakyat,  mite,  dan  legenda  saja,  melainkan  berupa  sistem  kognasi kekerabatan  lengkap  misalkan  saja  sejarah  hokum  adat,  praktik  hokum,  dan
pengobatan tradisional. “Oral  traditions  consist  of  all  verbal  testimonies  which  are  reported
s tatement concerning the past.” Vensia dalam Endraswara 2002:4. Tradisi lisan
akan  meliputi  adanya  kesaksian  lisan  yang  mengungkapkan  masa  lalu.  Hal tersebut menekankan pada unsur kesejarahan. Tradisi lisan dapat ditinjau dari dua
aspek,  yaitu  aspek  proses  dan  produk  Endraswara  2002:4.  Sebagai  produk, tradisi  lisan  merupakan  pesan  lisan  yang  didasarkan  pada  pesan  generasi
sebelumnya. Tradisi lisan sebagai  proses, berupa pewarisan pesan melalui  mulut ke mulut dari waktu ke waktu.
Pesan  tradisi  lisan  amat  beragam,  hal  tersebut  berkaitan  dengan karakteristik  tradisi  lisan.  Ciri-ciri  tradisi  lisan  menurut  Endraswara  2002:4
adalah sebagai berikut: a.
tak  reliabel,  artinya  tradisi  lisan  itu  cenderung  berubah  ubah  tak  ajeg  dan rentan perubahan,
b. berisi kebenaran terbatas, tradisi lisan hanya memuat kebenaran intern, dan tak
harus bersifat universal, c.
memuat aspek-aspek historis masa lalu. Tradisi lisan akan terjadi apabila ada kesaksian  orang  secara  lisan  terhadap  peristiwa.  Kesaksian  itu  diteruskan
orang lain secara lisan pula, sehingga menyebar kemana-mana.
2.2.5 Genre Tradisi Lisan Jawa