25. budi dayane manungsa ora bisa ngungkuli garise Kang Kuwasa
isbat PSHTB data: 26
Artinya: „sekuat usaha manusia tidak akan bisa mengatasi takdir Yang
Maha Kuasa‟ Ungkapan tradisional budi dayane manungsa ora bisa ngungkuli garise
Kang Kuwasa mempunyai fungsi sebagai cerminan perilaku anggota Persaudaraan Setia Hati Terate, bahwa bagaimanapun kemampuan manusia tidak
akan bisa berbuat apa-apa jika Tuhan sudah berkehendak 26.
wong mati iku bandhane ora digawa isbat PSHTL data: 27
Artinya: „orang meninggal itu hartanya tidak dibawa‟
Ungkapan tradisional wong mati iku bandhane ora digawa mempunyai fungsi sebagai cerminan perilaku anggota Persaudaraan Setia Hati Terate, bahwa
orang meninggal tidak membawa apa-apa, kecuali amal perbuatan.
4.3.2 Ungkapan Tradisional Sebagai Alat Pengesahan Pranata-Pranata
Dan Lembaga Kebudayaan
Ungkapan tradisional mempunyai fungsi sebagai alat pengesahan pranata- pranata dan lembaga kebudayaan, yakni sebagai ketentuan melaksanakan tatanan
dalam masyarakat yang merupakan warisan secara turun temurun. Hal tersebut dimaksudkan supaya tidak merubah sesuatu yang sudah ada pola ataupun
aturannya. Karena aturan serta pola dalam tatanan tersebuttelah dilaksanakan sejak sebelum ungkapan tersebut sampai pada genersi sekarang. Misalnya:
Negara mawa cara, desa mawa tata „negara punya sistem, desa punya aturan‟
bahwa Negara dan desa masing-maasing mempunyai cara untuk mengelola wilayahnya secara keseluruhan. Aturan dalam Negara belum tentu sesuai jika
diterapkan untuk mengantikan aturan dalam desa, begitu juga sebaliknya. Ungkapan tradisional Jawa dalam organisasi pencak silat Persaudaraan
Setia Hati Terateyang menduduki fungsi ini sebagai berikut: 1.
memayu hayuning bawana paribasan PSHTB data: 28
Artinya: „memelihara perdamaian dunia‟
Ungkapan tradisional memayu hayuning bawana mempunyai fungsi sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga kebudayaan, sebagai
ketentuan melaksanakan tatanan dalam masyarakat yang merupakan warisan secara turun temurun. Yakni supaya menjaga kententeraman dan kedamaian demi
tercapainya kesejahteraan hidup. Bagi masyarakat Jawa hidup damai berdampingan merupakan warisan turun-temurun, hendaknya harus dijaga.
2. ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tutwuri handayani
paribasan PSHTB data: 29
Artinya: „di depan memberi teladan, di tengah membangun
kehendakkarya, mengikuti dari belakang memberikan daya‟ Ungkapan tradisional ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa,
tutwuri handayani mempunyai fungsi sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga kebudayaan, sebagai ketentuan melaksanakan tatanan dalam
masyarakat yang merupakan warisan secara turun-temurun. yakni bahwa pemimpin hendaknya bisa memberikan pengaruh positif dimanapun sedang
berada. 3.
kuncaraning bangsa gumantung luhuring budaya paribasan PSHTL data: 30
Artinya: „tersohornya bangsa bergantung keluhuran budayanya‟
Ungkapan tradisional kuncaraning bangsa gumantung luhuring budaya mempunyai fungsi sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga
kebudayaan, sebagai ketentuan melaksanakan tatanan dalam masyarakat yang merupakan warisan secara turun temurun. Yakni bahwa nama besar sebuah
bangsa dilihat dari keluhuran budayanya yang masih dipegang teguh oleh masyarakatnya.
4.3.3 Ungkapan Tradisional Sebagai Alat Pendidikan Anak