2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Senyawa Aktif pada Rimpang Jahe dan Temulawak
Menurut Young 2003 rimpang jahe mengandung dua bagian utama yaitu minyak esensial volatil yang memberikan aroma dan pembawa rasa pedas yaitu
gingerol . Kandungan gingerol yang cukup tinggi pada rimpang jahe,
menyebabkan jahe memiliki peranan penting dalam dunia pengobatan, baik pengobatan tradisional atau skala industri dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi. Jahe merupakan salah satu dari beberapa tanaman yang digunakan secara tradisional sebagai obat rematik, demam, radang dan lain-lain Lee dan
Lim 2000. Stuktur gingerol dapat dilihat pada Gambar 1. Chan et al. , 1986
H
3
CO O
OH CH
2
nCH
3
N-Gingerol Keterangan :
N= 6, 8, 10 n= 4, 6, 8
Gambar 1 Struktur gingerol Menurut Sinambela 1985, komposisi rimpang temulawak dapat dibagi
menjadi dua fraksi utama yaitu zat warna kurkuminoid dan minyak atsiri. Warna kekuningan temulawak disebabkan adanya kurkuminoid. Kandungan utama
kurkuminoid terdiri dari senyawa kurkumin, desmetoksikurkumin dan bis- desmetoksikurkumin. Struktur kurkuminoid dapat dilihat pada Gambar 2.
Disamping tiga senyawa utama tersebut terdapat senyawa lain yang digolongkan termasuk ke dalam senyawa kurkuminoid yaitu monometoksikurkumin,
oktahidrokurkumin, dihidrokurkumin , heksahidrokurkumin dan senyawa turunan kurkumin.
Keterangan: R1
R2 -OCH
3
-OCH
3
= kurkumin -OCH
3
-H = desmetoksikurkumin -H
-H = bis-desmetoksikurkumin
Gambar 2 Struktur kurkuminoid dari temulawak
Rimpang temulawak segar, selain terdiri dari senyawa kurkuminoid dan minyak atsiri juga mengandung lemak, protein, selulosa, pati, dan mineral.
Menurut Darwis et al. 1991, kurkuminoid temulawak mempunyai khasiat sebagai antibakteri dan dapat merangsang dinding kantong empedu untuk
mengeluarkan cairan empedu supaya pencernaan lebih sempurna. Selain itu temulawak digunakan juga sebagai pengobatan gangguan pada hati atau penyakit
kuning, batu empedu, memperlancar aliran air empedu, obat demam dan sembelit, memperlancar keluarnya air susu ibu, obat diare, imflamasi pada anus, gangguan
perut karena dingin, dan radang dalam perut atau kulit.
2.2. Spektroskopi FTIR Fourier Transform Infrared