bakteri E. coli dan S. aureus, serta kapang Candida albicans. Namun belum diketahui mekanisme hambatan antibakteri dari Chaetoceros terhadap bakteri.
Chaetoceros , selain memiliki komponen antibakteri juga mengandung
nilai gizi seperti protein, lemak, karbohidrat. Renaud et al. 2002 melaporkan bahwa Chaetoceros sp yang ditumbuhkan dalam medium Guillard pada suhu 25
o
C mempunyai kandungan karbohidrat sebesar 13,1, protein 57,3, lemak 16,8, serta PUFA. 19,5 . Hasil penelitian Araujo dan Garcia 2005
menunjukkan bahwa kandungan lemak dan karbohidrat dalam Chaetoceros wighamii
yang dikultivasi pada suhu 20 dan 25
o
C lebih tinggi dibandingkan 30
o
C. Salinitas medium pertumbuhan Chaetoceros 25 dan 30 tidak mempengaruhi
pertumbuhan, densitas sel, biomasa dan klorofil Raghavan et al. 2008. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan komposisi
biokimia mikroalga adalah nutrien dalam medium. Medium yang digunakan untuk pertumbuhan Chaetoceros umumnya medium Guillard, namun harga
medium ini mahal, untuk itu perlu dicari medium pertumbuhan yang lebih murah. Larastri 2006 melaporkan bahwa Chaetoceros dapat ditumbuhkan dalam
medium NPSi. Namun belum diketahui kandungan senyawa aktif dan senyawa kimia dari Chaetoceros gracilis yang dikultivasi dalam medium NPSi tersebut.
Berdasarkan alasan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian komponen aktif dan nutrisi dari Chaetoceros gracilis yang diperoleh dari perairan Indonesia dan
dikultivasi dalam medium NPSi, sehingga pemanfataannya lebih optimal.
1.2 Rumusan Permasalahan
Medium yang sering digunakan untuk menumbuhkan Chaetoceros adalah medium Guillard, namun harganya mahal. Oleh karena itu perlu dicari medium
dengan nutrien yang murah. Salah satu medium yang dapat digunakan untuk pertumbuhan Chaetoceros adalah NPSi, yaitu medium yang terdiri dari urea,
TSP, silika ditambah dengan vitamin dan trace element. Medium NPSi ini lebih murah harganya dan mudah didapat. Urea dan TSP digunakan sebagai sumber
N dan P, sedangkan dalam medium Guillard sumber N dan P diperoleh dari NaNO
3
dan NaH
2
PO
4
.H
2
O. Namun belum pernah diketahui pengaruh penggunaan medium NPSi terhadap komponen aktif dan nutrisi yang dikandung
Chaetoceros . Pada penelitian ini Chaetoceros gracilis yang digunakan diperoleh
dari perairan Indonesia, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam Indonesia.
Senyawa antibakteri alami mudah mengalami kerusakan, oleh karena itu perlu metode penyimpanan yang tepat. Salah satu metode penyimpanan yang
dapat digunakan adalah penyimpanan pada suhu rendah. Pada penelitian ini ekstrak Chaetoceros gracilis disimpan pada suhu rendah sampai 6 bulan, untuk
dilihat stabilitas senyawa antibakterinya. Sel bakteri dapat mengalami kerusakan setelah kontak dengan antibakteri, oleh karena itu dianalisis pengaruh ekstrak
Chaetoceros gracilis terhadap kerusakan sel bakteri.
Chaetoceros mempunyai kandungan biokimia yang lengkap dan
digunakan untuk pakan alami larva. Mikroalga ini dapat dioptimalkan pemanfaatannya, misalnya untuk suplemen atau nutrasetika. Komposisi nutrien
medium perttumbuhan berpengaruh terhadap komposisi biokimia mikroalga, sehingga perlu dianalisis komposisi kimia Chaetoceros gracilis yang
ditumbuhkann dalam medium NPSi.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1 Memperoleh ekstrak Chaetoceros gracilis yang ditumbuhkan dalam medium
NPSI yang mempunyai aktivitas antibakteri 2 Menguji aktivitas dan stabilitas senyawa aktif dari ekstrak Chaetoceros
gracilis 3 Menganalisis pengaruh ekstrak Chaetoceros gracilis terhadap kerusakan sel
bakteri 4 Menentukan kandungan kimia dari biomasa mikroalga Chaetoceros gracilis
1.4 Hipotesis Penelitian