throughput dan latency namun dengan toleransi yang lebih longgar dibandingkan dengan UGS.
c. Non-Real-Time Polling Service nrtPS Didesain untuk mendukung aliran data yang bersifat toleransi terhadap
delay dan membutuhkan aliran data dengan ukuran variabel non-real time dan laju minimum. QoS ini efektif untuk aplikasi yang membutuhkan throughput
yang intensif seperti pada FTP File Transfer Protocol. d.
Best-Effort BE Service Didesain untuk mendukung aliran data yang tidak memerlukan jaminan
pelayanan minimum, seperti web browsing dan email. QoS ini tidak memberikan garansi terhadap laju data dan delay.
e. Extended Real-Time Variable Rate ERT-VR Service Didesain untuk mendukung aplikasi real-time yang mempunyai laju data
variabel dan memerlukan jaminan terhadap throuhgput dan delay, seperti VoIP dengan silence supression.
2.3 Teknik Penjadwalan Pada WiMAX
Teknik penjadwalan adalah suatu metode akses yang digunakan untuk alokasi trafik permintaan bandwidth user pada jaringan WiMAX 801.16 [2].
Teknik penjadwalan adalah suatu cara yang digunakan pada base station BS untuk menentukan urutan pelayanan terhadap user yang telah melakukan
permintaan trafik. Teknik penjadwalan pada dasarnya bergantung terhadap layanan aplikasi yang memanfaatkannya dan tidak didefinisikan secara baku oleh
suatu standar [3].
Universitas Sumatera Utara
Beberapa teknik penjadwalan yang dapat digunakan pada WiMAX adalah Round Robin RR, First In First Out FIFO, maximum Signal to Noise Ratio
mSNR, Proportional Fair PF [3], Maximum Proportional Constraints Algorithm MPCA [6], Bandwidth Assignment Based on SNR BABS [7].
Penjadwalan RR mengalokasikan bandwidth pada user berdasarkan urutan yang tetap. Sedangkan penjadwalan FIFO memberi prioritas bandwidth untuk
user berdasarkan waktu kedatangan. Penjadwalan mSNR menggunakan teknik cross-layer untuk koneksi jamak dengan memanfaatkan informasi dari signal to
noise ratio SNR dan akan mengalokasikan kanal pada user berdasarkan tingkat maksimum dari SNR. Teknik penjadwalan PF merupakan pengembangan dari
teknik mSNR yang mampu meningkatkan performansi jaringan dari segi fairness dan delay, tetapi menurunkan troughput sistem [3]. Prinsip dasarnya adalah
mengalokasikan permintaan user berdasarkan jumlah tingkat SNR per satuan waktu tertentu.
Teknik penjadwalan MPCA mengalokasikan kanal pada user berdasarkan jenis layanan trafik permintaan, teknik penjadwalan ini tidak sesuai untuk jenis
trafik yang heterogen [6]. Sedangkan teknik penjadwalan BABS menggunakan persyaratan tingkat SNR rata-rata dari setiap user dan jumlah besar paket yang
diminta oleh user untuk menentukan kanal dan alokasi bandwidth yang akan diberikan [7].
Selain yang telah disebutkan diatas, masih terdapat beberapa teknik scheduling yang digunakan pada jaringan WiMAX seperti Weighted Round Robin
WRR dan Deficit Round Robin DRR, kedua teknik tersebut merupakan modifikasi dari teknik Round Robin dengan menerapkan nilai pengali yang
Universitas Sumatera Utara
bergantung pada frekuensi permintaan yang datang dari user. Beberapa teknik penjadwalan lainnya yang digunakan pada WiMAX yaitu Earliest Deadline First
EDF yang bekerja berdasarkan permintaan yang datang dari user dengan tenggat waktu terpendek dan juga Weighted Fair Queuing WFQ yang menggunakan
modifikasi FIFO untuk memproses permintaan berdasarkan kapasitas antrian user. Teknik penjadwalan seperti EDF dan WFQ tidak sesuai untuk aplikasi dengan
trafik seragam seperti aplikasi Video on demand [3]. Banyak teknik penjadwalan yang didesain untuk berbagai aplikasi
menggunakan jaringan WiMAX. Contohnya pada [8], teknik yang diajukan adalah untuk aplikasi voice over internet protocol VoIP. Sedangkan pada [9]
teknik penjadwalan didesain untuk aplikasi internet protocol based television IPTV. Untuk layanan aplikasi video, jenis paket menjadi penting disebabkan
oleh video codec membangkitkan frame dengan prioritas yang berbeda. Teknik penjadwalan yang didesain untuk aplikasi video diajukan pada [10], yaitu teknik
penjadwalan berbasis frame Frame Based.
2.4 Sistem Video on Demand