Konsep Standar Kompetensi dalam KTSP

26 sekolah, komite sekolah, dan dewan pendidikan akan sangat bersahabat dengan kurikulum tersebut. Diasumsikan demikian, karena mereka terlibat secara langsung dalam proses penyusunannya, dan mereka guru yang akan melaksanakannya dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga memahami betul apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran sehubungan dengan kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan, yang dimiliki oleh setiap satuan pendidikan di daerah masing-masing. Mereka pula yang akan melakukan penilaian terhadap hasil pembelajaran yang dilakukannya, sehingga keberhasilan pembelajaran merupakan tanggungjawab guru yang profesional E. Mulyasa, 2007:40.

2.2.7 Konsep Standar Kompetensi dalam KTSP

Sebagaimana dikemukakan dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang BSNP, bahwa stándar kompetensi lulusan ádalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. SKL tersebut berfungsi sebagai kriteria dalam menentukan kelulusan peserta didik pada setiap satuan pendidikan, rujukan untuk penyusunan stándar-stándar pendidikan lain, dan merupakan arah peningkatan kualitas pendidikan secara mendasar dan holistik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, serta merupakan pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik, yang meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran, serta mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan E Mulyasa, 2007:90. Standar kompetensi lulusan yang disajikan dalam bab ini merupakan peraturan Mentri Pendidikan Nasional yang telah disyahkan penggunaanya pada tanggal 23 tahun 2006, yang mencakup standar kompetensi lulusan-satuan 27 pendidikan SKL-SP, standar kompetensi-kelompok mata pelajaran SK-KMP, serta standar kompetensi dan kompetensi dasar SKKD E Mulyasa, 2007:91.

2.3 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

2.3.1 Pengertian

Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromoskuler, perpetual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional. Depdiknas, 2003:6 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan jasmani secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembankan aspek kebugaran jasmani, ketrampilan gerak, ketrampilan berpikir kritis, ketrampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. BNSP, 2006:1. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan disekolah memiliki peranan penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melihat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sitematis. Pembekalan pengalaman belajar itu