I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kondisi dan luas hutan saat ini yang semakin menurun menyebabkan ketersediaan kayu di hutan semakin berkurang, sementara kebutuhan masyarakat
terhadap kayu untuk bahan bangunan dan furniture terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Oleh karena itu perlu adanya alternatif
bahan lain yang dapat mengatasi keadaan tersebut dan kelestarian hutan bisa tetap terjaga. Bambu merupakan salah satu bahan alternatif yang dapat digunakan
karena termasuk tumbuhan yang sangat terkenal di Indonesia khususnya di pedesaan. Selain itu bambu juga mudah diperoleh, pertumbuhannya cepat,
harganya relatif murah dan memiliki kekuatan yang cukup baik. Bambu merupakan tumbuhan yang telah lama dikenal oleh masyarakat
Indonesia karena manfaatnya sangat luas, antara lain untuk bahan konstruksi pemukiman, pembuatan alat-alat perabot rumah tangga, dan hasil-hasil lain dari
bambu yang dapat diperdagangkan. Penggunaan bambu sangat baik sebagai bahan konstruksibahan bangunan apabila memiliki diameter buluh yang besar,
berdinding tebal dan beruas pendek Dransfield dan Widjaya 1995. Masih banyak lagi manfaat dari tumbuhan ini, seperti untuk bahan baku industri kertas,
pembuatan arang aktif dari bambu, papan partikel bambu dan produk komposit lainnya.
Dengan pesatnya perkembangan teknologi konstruksi dan bahan bangunan, bambu sulit bersaing sehingga mulai ditinggalkan masyarakat.
Beberapa pengusaha sudah memanfaatkan bambu dengan membuatnya menjadi panel. Dengan mengubah penampilan bambu menjadi panel, diharapkan nilainya
akan meningkat dan pemanfaatan bahan ini semakin berkembang sebagai bahan alternatif, dalam rangka mengantisipasi kelangkaan kayu Purwito 2005. Panel-
panel bambu sangat baik digunakan untuk dinding, sekat dan lantai. Pembuatan panel sandwich dari bambu yang terbuat dari kayu lapis
sebagai face dan back dan potongan bambu sebagai inti. Bagian face dan back yang memiliki kekuatan yang lebih tinggi menerima beban dan momen lentur
pada posisi tidur sehingga meningkatkan kekuatannya, sedangkan bagian inti yang
2
lebih tebal akan meneruskan gaya gesernya Kollman et al. 1975. Panel sandwich
diharapkan dapat dijadikan komponen dalan rumah pra-pabrikasi terutama untuk dinding maupun lantai karena sesuai dengan prinsip dasar
bangunan tahan gempa yaitu harus diusahakan seringan mungkin maka penggunaan bahan dari bambu sangat memenuhi persyaratan ini. Pada prinsipnya
rumah pra-pabrikasi dimaksudkan untuk diaplikasikan pada daerah rawan bencana sehingga lebih efisien dan dapat meminimalisir korban yang tinggal dalam
bangunan tersebut. Produk komposit dari bambu yang akan digunakan dalam konstruksi
bangunan dan furniture harus memiliki sifat fisis dan mekanis yang baik, sehingga dalam penelitian ini, diharapkan dapat dihasilkan panel sandwich dari bambu yang
memenuhi persyaratan tersebut dan dapat dijadikan bahan alternatif dalam rangka mengantisipasi kelangkaan kayu.
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisis mekanis dan menentukan panel sandwich terbaik dari tiga jenis bambu yang digunakan dengan
pola peletakan bambu yang berbeda.
1.3. Hipotesis Penelitian
a. Pemakaian jenis bambu yang berbeda diduga akan mempengaruhi sifat
fisis dan mekanis panel sandwich b.
Variasi pola peletakan akan memberikan pengaruh yang berbeda pada sifat fisis dan mekanis panel sandwich
1.4. Manfaat Penelitian
Salah satu upaya pemanfaatan bambu dengan menghasilkan produk komposit dari bambu yang memiliki sifat fisis dan mekanis yang unggul sehingga
dapat meningkatkan bahan alternatif dalam rangka mengantisipasi kelangkaan kayu.
II. TINJAUAN PUSTAKA