Model Penetapan Calon Rekrutmen Politik 1. Pengertian Rekrutmen Politik

Merujuk kepada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik pasal 29 ayat 2, menyebutkan proses rekrutmen partai politik harus dilakukan secara demokratis dan terbuka sesuai dengan AD dan ART serta perundang- undangan yang berlaku. Namun pada saat ini banyak terjadinya rekrutmen politik yang tidak sesuai dengan AD dan ART dan aturan perundang-undangan yang ada. Seperti yang terjadi dalam proses rekrutmen calon kepala daerah pada partai Gerindra mewajibkan calon yang akan diusung harus berasal dari internal partai, namun dalam pengusungan calon pada pilkada Kabupaten Pesawaran Tahun 2015 yang lalu calon yang dipilih berasal dari ekternal partai karena partai tidak mampu mengusung calon dari intyernal partai. Kerangka pikir dalam penelitian ini disusun sebagai landasan teori mengenai sistem rekrutmen calon kepala daerah dan wakil kepala daerah oleh partai politik. Menurut Halking 2013:93. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh partai politik untuk melakukan rekrutmen, beberapa bentuk seleksi rekrutmen politik yang dapat dilakukan oleh partai, antara lain ialah: 1. Seleksi pemilihan melalui ujian dan pelatihan, 2. Seleksi melalui penyortiran, 3. Seleksi melalui rotasi atau giliran, 4. Seleksi dengan patronage, 5. Seleksi melalui koopsi. Dari berbagai teori yang telah dikemukakan diatas, peneliti akan lebih cenderung melihat sistem rekrutmen, tahapan seleksi rekrutmen politik, model penetapan bakal calon bupati dan wakil bupati oleh partai Gerindra dan PKB pada pilkada Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Tahun 2015. Berdasarkan uraian kerangka pikir diatas. Maka penulis ingin menggambarkan bagan krangka pikir tentang sistem rekrutmen calon bupati dan wakil bupati oleh partai Gerindra dan PKB pada pilkada Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Tahun 2015, sebagai berikut; Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir.

1. Sistem Rekrutmen.

2. Seleksi Rekrutmen

Politik. 3. Model PenetapanCalon. PERBANDINGAN KOMPARASI REKRUTMEN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA PKB PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA Gerindra

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan ini dipilih karena dianggap mampu memberikan pemahaman yang mendalam dan rinci berkaitan dengan suatu peristiwa atau gejala sosial yang dalam hal ini mengenai sistem rekrutmen calon bupati dan wakil bupati oleh partai Gerindra dan PKB pada Pilkada Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Tahun 2015. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengetahui kondisi tentang permasalahan penelitian yang di dasarkan pada pembentukan pemahaman yang diikat oleh teori terkait dan penafsiran peneliti. Menurut Moleong 2005: 11. Deskriptif kualitatif artinya mencatat dengan teliti berbagai fenomena yang dilihat dan didengar serta dibaca via wawancara atau catatan lapangan, foto, video tape, dokumentasi pribadi, catatan serta memo dan lain-lain. Peneliti harus membanding-bandingkan, mengkombinasikan, mengabstraksikan dan menarik kesimpulan. Dalam penelitian deskriptif kualitatif jenis data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal ini dikarenakan berbagai data yang terkumpul kemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang akan atau sudah diteliti. Penelitian ini akan menggambarkan dan menjelaskan tentang obyek atau fenomena yang menjadi fokus penelitian penulis yaitu mengenai bagaimana sistem rekrutmen calon bupati dan wakil bupati oleh partai Gerindra dan PKB pada Pilkada Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Tahun 2015. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif yang di maksudkan sebagai pengukuran cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Tipe studi kasus yang dipilih ialah studi kasus instrumental, seperti yang dikemukakan oleh Stake dalam Singarimbun 1995, bahwa studi kasus instrumental merupakan kajian atas suatu kasus khusus untuk memperoleh wawasan atas suatu isu dan wawasan untuk penyempurnaan teori. Kasus yang dibahas dalam penelitian ini adalah sistem rekrutmen calon bupati dan wakil bupati oleh partai Gerindra dan PKB pada pilkada Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Tahun 2015, yang akan dianalisis menggunakan teori tahapan seleksi sistem rekrutmen politik Halking, 2012: 93.

B. Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui proses rekrutmen calon kepala daerah yang dilakukan oleh partai Gerindra dan PKB pada pilkada Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Tahun 2015, yang mana tahapan sistem rekrutmen tersebut akan dianalisis dengan mengacu pada landasan teori sebagai berikut : 1 Sistem rekrutmen yang diterapkan partai dalam merekrut pasangan calon kepala daerah, apakah menggunakan sitem rekrutmen secara terbuka atau tertutup. 2 Seleksi rekrutmen partai politik yang dilakukan oleh partai, antara lain ialah: a. Seleksi pemilihan melalui ujian dan pelatihan Seleksi ini dilakukan berdasarkan survey, atau penilian terhadap pengetahuan ataupun kemampuan calon dan kemudian diberikan trening atau pelatihan lebih lanjut. b. Seleksi melalui penyortiran Seleksi ini digunakan untuk memperkokoh kedudukan pemimpin politik. Contoh pemilihan calon berdasarkan kriteria-kriteria yang harus di penuhi calon telah ditentukan oleh partai politik. c. Seleksi melalui rotasi atau giliran Seleksi dilakukan untuk mencegah dominasi jabatan dan posisi- posisi berkuasa oleh orang atau kelompok individu tertentu. berdasarkan usia atau jabatan. Minsalnya pemilihan calon dari kader internal maupun eksternal partai berdasarkan keahlian yang dimiliki ataupun berdasarkan tingkatan jabatan.