Pasar dan Terminal Mandiri Siosar

(1)

PASAR DAN TERMINAL MANDIRI SIOSAR (NEO VERNACULAR ARCHITECTURE)

LAPORAN AKHIR SKRIPSI

RTA 4231 - STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6 SEMESTER B TAHUN AJARAN 2014 / 2015

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur

Oleh : KEVIN 110406120

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PASAR DAN TERMINAL MANDIRI SIOSAR

(ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR)

LAPORAN AKHIR SKRIPSI

RTA 4231 - STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6 SEMESTER B TAHUN AJARAN 2014 / 2015

Oleh : KEVIN 110406120

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015


(3)

PASAR DAN TERMINAL MANDIRI SIOSAR

(ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR)

LAPORAN AKHIR SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur

Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur

Oleh :

KEVIN 110406120

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015


(4)

PERNYATAAN

PASAR DAN TERMINAL MANDIRI SIOSAR

SKRIPSI

Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2015 Penulis

Kevin 110406120


(5)

Judul skripsi : PASAR DAN TERMINAL MANDIRI SIOSAR

Nama mahasiswa : KEVIN

Nomor induk : 110406120

Departemen : Arsitektur

Disetujui Oleh : Dosen Pembimbing,

Ir. Morida Siagian, MURP, Ph.D NIP. 196008021986012004

Ketua Departemen Arsitektur,

Ir. N. Vinky Rahman, MT NIP. 19660622 199702 1001

Koordinator Skripsi

Ir. N. Vinky Rahman, MT NIP. 19660622 199702 1001


(6)

Tanggal Lulus : Telah diuji pada

Tanggal : 14 Juli 2015

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Ir.Morida Siagian, M.U.R.P.

Anggota Komisi Penguji : 1. Devin Defriza Harisdani, S.T., M.T. 2. Ir. Samsul Bahri, M.T.


(7)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)

Nama : Kevin

NIM : 110406120

Judul Proyek Tugas Akhir : Seascape Hotel Resort Sibolga

Tema : Arsitektur Neo-Vernakular

Rekapitulasi Nilai :

A B+ B C C+ D E

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No. Status

Waktu Pengumpulan Laporan Paraf Pembimbing I Paraf Pembimbing II Koordinator RTA - 4231 1. Lulus Langsung

2. Lulus Melengkapi 3. Perbaikan Tanpa

Sidang

4. Perbaikan Dengan Sidang

5. Tidak Lulus

Medan, Juli 2015

Ketua Departemen Arsitektur,

Ir. N. Vinky Rahman, MT NIP. 19660622 199702 1001

Koordinator Tugas Akhir,

Ir. N. Vinky Rahman, MT NIP. 19660622 199702 1001


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur, saya panjatkan kepada Tuhan YME, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur, Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara.

Laporan Studio Tugas Akhir ini berisi pengumpulan data melalui studi literatur dan dari berbagai nara sumber, telaah, analisa dan penyusunan landasan - landasan teoritis (konseptual) bagi tahap perancangan serta gambar - gambar rancangan.

Selama proses hingga selesainya laporan ini, penulis tidak terlepas dari berbagai pihak yang turut andil dalam menyukseskannya. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :

 Ibu Ir. Morida Siagian, M.U.R.P. sebagai Dosen Pembimbing I atas

bimbingan, dukungan dan semangat yang sangat berarti dan selalu memberikan motivasi dari awal hingga akhir.

 Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT Sebagai Ketua Jurusan Arsitektur USU.  Bapak Ir. Samsul Bahri, MT dan Devin Defriza Harisdani S.T. M.T. selaku dosen

penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran, dan kritik.

 Seluruh Staf pengajar Bapak Ibu Dosen Arsitektur Universitas Sumatera Utara atas semua kritik dan sarannya selama asistensi.


(9)

 Seluruh staf pegawai baik di lingkungan Arsitektur maupun Fakultas Teknik USU.

 Orang tua saya yang tercinta Bapak Victor Haryono Widjaja dan Ibu Sok Hoa. Serta semua keluarga besar yang tak tersebutkan satu per satu. Terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.

 Sahabat-sahabat saya, pengingat dan pendamping di kala suka dan duka.

 Teman-teman arsitektur 011 yang saya cintai, terimakasih atas dukungan dan semangat, kebersamaan dan suka duka selama kuliah di Arsitektur USU terutama Yon Permana, Dina Purnama, Faurantia Forlana Sigit, Hafizul Haque Hadiwidjojo, dan Novita Khumairoh.

 Teman-teman satu kelompok Robert Simbolon, Bagus Wicaksono, Ilsa Pratiwi, Meyer Daniel Siregar, dan Erlin. Terimakasih atas semangat, kebersamaan dan suka duka yang kita lewati bersama dari awal hingga akhir.

 Abang dan kakak senior, terutama yang telah memberikan semangat dan masukan serta adik-adik stambuk.

 Nurul Adrina Lubis, S.S yang selalu memberikan semangat, kesabaran, dan membantu saya dalam menyelesaikan skripsi saya. Tanpa bantuan dan kesabarannya skripsi ini tidak akan selesai.


(10)

x Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk kelengkapan dan terwujudnya kesempurnaan sebagaimana dimaksud.

Akhir kata, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penulisan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU..

Hormat Penulis

KEVIN NIM: 110406102


(11)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... vi2

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xviivi

ABSTRAK ... xviii

ABSTRACT ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Maksud dan Tujuan ... 4

I.3 Rumusan Masalah ... 4

I.4 Pendekatan Perancangan ... 5

I.5 Lingkup dan Batasan Proyek ... 6

1.6 Kerangka Berfikir ... 7

BAB II DESKRIPSI PROYEK ... 9

2.1 Pengertian dan Penjelasan Singkat Proyek ... 9

2.2 Tinjauan Umum Terminal ... 10

2.2.1 Terminal ... 11

2.2.2 Fungsi Terminal ... 12

2.2.3 Jenis Terminal ... 13

2.3 Tinjauan Umum Pasar ... 39

2.3.1 Pasar Tradisional ... 39

2.4 Tinjauan Khusus ... 50

2.4.1 Lokasi ... 50

2.4.2 Sejarah Singkat Kawasan Siosar ... 52

2.4.3 Kondisi Eksisting ... 53

2.4.4 Deskripsi Pengguna Pasar Siosar ... 67


(12)

xii

2.5 Studi Banding Proyek Fungsi Sejenis ... 69

2.5.1 Terminal Terpadu Amplas ... 69

2.5.2 Pasar Beringharjo, Yogyakarta ... 72

2.5.3 Pasar Pringgan, Medan... 75

BAB III ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR ... 84

3.1 Tinjauan Neo Vernakular ... 84

3.1.1 Eksplorasi Neo-Vernakular Terhadap Isu dan Permasalahan ... 85

Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng ... 86

3.1.1 Istana Budaya, Kuala Lumpur, Malaysia ... 88

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN ... 90

4.1 Analisa Eksisting Hutan Siosar ... 90

4.1.1 Analisa Pemanfaatan Material Lokal ... 90

4.1.2 Analisa Kondisi Eksisting Hunian ... 91

4.1.3 Analisa Pasar Sebagai Perbaikan Perekonomian ... 94

BAB V KONSEP PERANCANGAN ... 96

5.1 Penerapan Tema Dalam Desain ... 96

5.2 Konsep Desain Bangunan ... 97

5.3 Konsep Rancangan Tapak ... 104

5.3.1 Sirkulasi ... 104

BAB VI PENGEMBANGAN DESAIN ... 110

5.4 Kebutuhan Ruang ... 110

5.5 Desain Akhir ... 113

5.5.1 Desain Tapak ... 113

5.5.2 Akses dan Sirkulasi ... 114

5.5.3 Tempat Parkir ... 120

5.5.4 Pasar ... 121

5.5.5 Pengembangan Pasar ... 129

BAB VII LAMPIRAN ... xx


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 1 Kerangka Berfikir Sumber : Penulis, 2015 ... 7

Gambar 2 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengelolaan Terminal Yang Terarah (Coach Terminal) Sumber :Winner “Terminal Terpadu Amplas” 2009. ... 12

Gambar 2 2 Kendaraan Jenis Mobil Penumpang sumber: http://indokaroseri.net84.net/karkap.htm ... 30

Gambar 2 3 Kendaraan Jenis Penumpang Bonet sumber: http://indokaroseri.net84.net/karkap.htm ... 31

Gambar 2 4 Kendaraan Jenis Minibus sumber: http://indokaroseri.net84.net/karkap.htm ... 32

Gambar 2 5 Kendaraan Jenis Microbus sumber: http://indokaroseri.net84.net/karkap.htm ... 32

Gambar 2 6 Kendaraan Jenis Small Bus sumber: http://indokaroseri.net84.net/karkap.htm ... 33

Gambar 2 7 Kendaraan Jenis Bus Medium sumber: http://indokaroseri.net84.net/karkap.htm ... 33

Gambar 2 8 Kendaraan Jenis Bus Besar sumber: http://indokaroseri.net84.net/karkap.htm ... 34

Gambar 2 9 Pola parkir bus Sumber: Logi Tofani, Arsitek (1.04.06.015) ... 35

Gambar 2 10 Pola platforms tegak lurus dan memanjang Sumber: Logi Tofani, Arsitek (1.04.06.015) ... 35

Gambar 2 11 Pola platforms posisi miring Sumber: Logi Tofani, Arsitek (1.04.06.015) ... 36

Gambar 2 12 Area Kedatangan & Keberangkatan Sumber: Logi Tofani, Arsitek (1.04.06.015) ... 36

Gambar 2 13 Parkir area kedatangan & keberangkatan Sumber: Logi Tofani, Arsitek (1.04.06.015) ... 37

Gambar 2 14 Perputaran Bus 180o dan 90o Sumber: Logi Tofani, Arsitek (1.04.06.015) ... 38

Gambar 2 15 Perputaran Bus 180o dan 90o Sumber: Logi Tofani, Arsitek (1.04.06.015) ... 38

Gambar 2 16 Skema Struktur Organisasi Pemerintahan Kota di Indonesia Sumber: Pemko Medan ... 46

Gambar 2 17 Skema Struktur Organisasi Pasar Sumber: Pemko Medan ... 48

Gambar 2 18 Lokasi Site Sumber: https://maps.google.com/ ... 50


(14)

xiv Gambar 2 20 Kondisi Fisik permukaan jalan menuju hutan siosar Sumber :

Dokumentasi Pribadi, 2015 ... 54

Gambar 2 21 Kondisi jalan yang berliku-liku dan naik turun Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 ... 54

Gambar 2 22 Signage Entrance Perkampungan Siosar Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 ... 55

Gambar 2 23 Kondisi Lingkungan Perkampungan Siosar dalam tahap konstruksi Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 ... 56

Gambar 2 24 Hunian yang sedang dalam tahap konstruksi Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 ... 56

Gambar 2 25 Area tengah yang akan dijadikan daerah taman dan fasilitas umum Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 ... 57

Gambar 2 26 Hutan Pinus disekitar kawasan permukiman Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 ... 58

Gambar 2 27 Papan Pinus yang digunakan untuk membantu proses konstruksi Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 ... 58

Gambar 2 28 Bentuk Hunian masyarakat Korban Gunung Sinabung Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 ... 59

Gambar 2 29 Hunian bagi masyarakat korban bencana Gunung Sinabung Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 ... 60

Gambar 2 30 Proses Konstruksi Perkampungan Siosar Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 ... 60

Gambar 2 31 Skema masyarakat bagian 1 ... 62

Gambar 2 32 Skema masyarakat bagian 2 ... 63

Gambar 2 33 Skema kegiatan ruang luar masyarakat di tiga desa... 65

Gambar 2 34 Balai Masyarakat Sumber : https://karonewsupdate.wordpress.com ... 66

Gambar 2 35 Tempat ibadah Sumber : https://karonewsupdate.wordpress.com ... 66

Gambar 2 36 Salah satu SD Sumber : http://statik.tempo.co ... 67

Gambar 2 37 Lokasi terminal amplas sumber: http:/maps.google.com/ ... 69

Gambar 2 38 Batas - Batas Site Sumber: Dokumentasi Penulis, 2015 ... 70

Gambar 2 39 Batas - Batas Site Sumber: Dokumentasi Penulis, 2015 ... 71

Gambar 2 40 Pasar Beringharjo, Yogyakarta sumber: http:/google.com/ ... 73

Gambar 2 41 Pasar Beringharjo, Yogyakarta Sumber: http:/google.com... 74

Gambar 2 42 Pasar Pringgan, Medan Sumber: http:/google.com/ ... 75

Gambar 3 1 Perspektif Burung Bandara Soekarno-Hatta sumber: http:/google.com/ ... 87

Gambar 3 2 Perspektif Burung Bandara Soekarno-Hatta sumber: http:/google.com/ ... 87


(15)

Gambar 3 3 Penggunaan Langgam Tradisional pada Bandara Soekarno-Hatta

sumber: http:/google.com/ ... 88

Gambar 3 4 Eksterior Istana Budaya KL sumber: http:/google.com/ ... 89

Gambar 3 5 Eksterior Istana Budaya KL sumber: http:/google.com ... 89

Gambar 4 1 Analisa Titik Potensi Material Lokal Sumber : maps.google.com .... 90

Gambar 4 2 Pohon Bambu Sumber : http://bambooleaftea.net/ ... 90

Gambar 4 3 Rencana Taman tengah dan hunian non kopel yang berorientasi ke Taman Tengah Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 ... 92

Gambar 4 4 Syarat Pola permukiman terhadap fasilitas umum. Sumber: Sukawi, Menuju Kota Tanggap Bencana , 2008 ... 92

Gambar 4 5 Hunian Fisik di Perkampungan Siosar Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 ... 92

Gambar 4 6 Hunian Fisik di Perkampungan Siosar Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 ... 93

Gambar 4 7 Proses pembangunan Rumah Pengungsi Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 ... 93

Gambar 5 1 Dasar Pemikiran Pembangunan Pasar Sumber : Analisa Penulis, 2015 ... 96

Gambar 5 2 Konsep Pembentukan Pasar Sumber : Analisa Penulis, 2015... 98

Gambar 5 3 Bentuk Rumah Adat Karo „Siwaluh Jabu‟ Sumber : https://asanisembiring.wordpress.com/gallery/rumah-si-waluh-jabu/ ... 99

Gambar 5 4 Bentuk Rumah Adat Karo „Siwaluh Jabu‟ Sumber : https://asanisembiring.wordpress.com/gallery/rumah-si-waluh-jabu/ ... 102

Gambar 5 5 Rencana Denah Pasar Berdasarkan Konsep Rumah Adat Siwaluh Jabu Sumber : Analisa Penulis, 2015 ... 103

Gambar 5 6 Bentuk Bangunan Pasar Berdasarkan Konsep Rumah Adat Siwaluh Jabu Sumber : Analisa Penulis, 2015 ... 103

Gambar 5 7 Sirkulasi bus ... 104

Gambar 5 8 Sirkulasi mobil pendatang ... 105

Gambar 5 9 Sirkulasi mobil pedagang ... 105

Gambar 5 10 Sirkulasi angkutan kota ... 106

Gambar 5 11 Sirkulasi Kendaraan bermotor... 107

Gambar 5 12 Sirkulasi petani datang ... 107

Gambar 5 13 Sirkulasi kendaraan petani ... 108

Gambar 5 14 Analisa matahari ... 108

Gambar 5 15 Vegetasi………....………..109

Gambar 6 1 Rancangan Tapak ... 114

Gambar 6 2 Konsep Rancanga Sirkulasi ... 115

Gambar 6 3 Sirkulasi bus ... 116


(16)

xvi

Gambar 6 5 Sirkulasi mobil pedagang ... 117

Gambar 6 6 Sirkulasi angkutan kota ... 118

Gambar 6 7 Sirkulasi Kendaraan bermotor... 119

Gambar 6 8 Sirkulasi petani datang ... 119

Gambar 6 9 Sirkulasi kendaraan petani ... 120

Gambar 6 10 Konsep Tempat Parkir... 121

Gambar 6 11 Konsep Rancangan Pasar ... 122

Gambar 6 12 Denah Pasar ... 123

Gambar 6 13 Tampak Pasar ... 123

Gambar 6 14 Potongan Pasar ... 124

Gambar 6 15 Aksonometri Pasar ... 124

Gambar 6 16 Konsep Kios ... 125

Gambar 6 17 Konsep Informal... 126

Gambar 6 18 Konsep Stall ... 127

Gambar 6 19 Konsep Gudang/Koperasi Siosar ... 128


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 2 1 Tipologi Terminal ... 25

Tabel 2 2 Tabel Klasifikasi Desa . ... 61

Tabel 2 3 Pengguna Pasar ... 67

Tabel 2 4 Jumlah dan Jenis Kios Pasar Pringgan ... 79

Tabel 2 5 Jenis Usaha di Plaza Medan Baru ... 80


(18)

xviii ABSTRAK

Gunung Sinabung yang terletak di Sumatera Utara kembali aktif pada tahun 2010 dan sejak saat itu aktivitas vulkanik Gunung Sinabung semakin meningkat. Setidaknya 3 desa telah direlokasi oleh pemerintah ke kawasan Hutan Siosar yang dijadikan kawasan Relokasi Masyarakat Sinabung yang memiliki status aman dari letusan Gunung Sinabung. Masyarakat yang sedang dalam posko pengungsian menunggu penyelesaian pembangunan Kawasan Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung yang telah memasuki tahap konstruksi. Maka dibutuhkan sarana dan prasarana untuk mengembalikan perekonomian mereka ke kondisi semula bahkan lebih baik.

Lebih lanjut sarana dan prasarana yang dibutuhkan antara lain adalah terminal sebagai prasarana dan akses masuk ke kawasan Siosar dan pasar sebagai sarana untuk mengembalikan kondisi perekonomian mereka.

Konsep pembentukan pasar dan terminal dibentuk dari kebutuhan yang akan mereka butuhkan serta pemecahan masalah pasar dan terminal pada kawasan tempat tinggal mereka sebelumnya yang dikombinasikan dengan waktu pembangunan yang singkat serta nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Karo yang pada akhirnya fasilitas ini akan menjadi harapan baru mereka untuk melangsungkan kehidupan secara mandiri.

Kata Kunci : Pasar, Terminal, Pasar Tradisional, Rekonstruksi, Kawasan Relokasi bencana, Vernakular.


(19)

ABSTRACT

Mount of Sinabung which is located in North Sumatera, Indonesia, regained active in 2010 and since then, its volcanic activities kept increasing. Three villages had been relocated by the government to the district of Hutan Siosar which is also stated as the relocation district, a post-disaster evacuation camp for the people who used to live surrounding Mount of Sinabung, which this location is much safer from the eruption of the volcanic activities. The people in this camp are waiting for the rebuilding of the relocation district to be completed, which is now under construction progress. Then, rebuilding infrastructures and facilities is extremely needed to restore their financial activities, in order to create a better financial status for the people in the camp.

Furthermore, the required infrastructures and facilities are terminal, to ease those accesses for vehicles, people and commodities, and the other facility is traditional market, to enhance their economic activities.

The concept of the terminal and market is formed by the needs of the people, also the solvation of the market and terminal which existed in their previous hood, which was combined with a short-time development and cultural value upheld by Karo society, which, in the end, these facilities could be their new hope to carry out and move on independently.

Keywords : Market, Terminal, Traditional Market, Reconstruction, Disaster Relocation Area, Neo Vernacular.


(20)

xviii ABSTRAK

Gunung Sinabung yang terletak di Sumatera Utara kembali aktif pada tahun 2010 dan sejak saat itu aktivitas vulkanik Gunung Sinabung semakin meningkat. Setidaknya 3 desa telah direlokasi oleh pemerintah ke kawasan Hutan Siosar yang dijadikan kawasan Relokasi Masyarakat Sinabung yang memiliki status aman dari letusan Gunung Sinabung. Masyarakat yang sedang dalam posko pengungsian menunggu penyelesaian pembangunan Kawasan Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung yang telah memasuki tahap konstruksi. Maka dibutuhkan sarana dan prasarana untuk mengembalikan perekonomian mereka ke kondisi semula bahkan lebih baik.

Lebih lanjut sarana dan prasarana yang dibutuhkan antara lain adalah terminal sebagai prasarana dan akses masuk ke kawasan Siosar dan pasar sebagai sarana untuk mengembalikan kondisi perekonomian mereka.

Konsep pembentukan pasar dan terminal dibentuk dari kebutuhan yang akan mereka butuhkan serta pemecahan masalah pasar dan terminal pada kawasan tempat tinggal mereka sebelumnya yang dikombinasikan dengan waktu pembangunan yang singkat serta nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Karo yang pada akhirnya fasilitas ini akan menjadi harapan baru mereka untuk melangsungkan kehidupan secara mandiri.

Kata Kunci : Pasar, Terminal, Pasar Tradisional, Rekonstruksi, Kawasan Relokasi bencana, Vernakular.


(21)

ABSTRACT

Mount of Sinabung which is located in North Sumatera, Indonesia, regained active in 2010 and since then, its volcanic activities kept increasing. Three villages had been relocated by the government to the district of Hutan Siosar which is also stated as the relocation district, a post-disaster evacuation camp for the people who used to live surrounding Mount of Sinabung, which this location is much safer from the eruption of the volcanic activities. The people in this camp are waiting for the rebuilding of the relocation district to be completed, which is now under construction progress. Then, rebuilding infrastructures and facilities is extremely needed to restore their financial activities, in order to create a better financial status for the people in the camp.

Furthermore, the required infrastructures and facilities are terminal, to ease those accesses for vehicles, people and commodities, and the other facility is traditional market, to enhance their economic activities.

The concept of the terminal and market is formed by the needs of the people, also the solvation of the market and terminal which existed in their previous hood, which was combined with a short-time development and cultural value upheld by Karo society, which, in the end, these facilities could be their new hope to carry out and move on independently.

Keywords : Market, Terminal, Traditional Market, Reconstruction, Disaster Relocation Area, Neo Vernacular.


(22)

BAB I


(23)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Gunung Sinabung yang kian lama kian meningkatkan aktivitas vulkaniknya mengakibatkan warga disekitar gunung sinabung mau tidak mau harus mengungsikan diri ke penampungan. Setelah lama tidak menunjukkan aktivitas vulkanis, gunung sinabung mulai mengeluarkan asap dan abu vulkanis pada 27 Agustus 2010. Dan terus menunjukkan aktivitas. Hingga terakhir tercatat peningkatan status dari Siaga (level 3) menjadi Awas (level 4) sejak Selasa 2 Juni 2015 pukul 23.00 WIB 1, maka dibutuhkan kawasan khusus pengungsian yang dibuat layak sesuai instruksi presiden Joko Widodo.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo menindaklanjuti instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi), pasca rombongan presiden berkunjung ke lokasi pengungsi Gunung Sinabung, Rabu (29/10) lalu. Salah satu instruksi presiden itu, menerbitkan izin pinjam pakai kawasan hutan Siosar, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, guna mempercepat relokasi korban pengungsi Sinabung. Sesuai salinan Fax Nomor: S.482/Menhut-II/2014, perihal permohonan pinjam pakai hutan Siosar untuk lahan pertanian korban erupsi Gunung Sinabung, pada prinsipnya Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tidak keberatan.

1


(24)

2 Penggunaan lahan serta akses jalan pada kawasan hutan produksi tetap (HP) Siosar, dan hutan lindung (HL) sekitar 458,8 hektare.2

Luas tersebut dengan rincian penggunaan lahan pertanian warga tiga desa yang direlokasi tahap awal yaitu, penduduk desa Simace, Bekerah dan Suka Meriah, seluar 447,86 hektare dan untuk akses jalan menuju lokasi Agropolitan Siosar seluas 11,02 hektare melalui izin pinjam pakai kawasan hutan. "Persetujuan ini diberikan atas pertimbangan perlunya jaminan kelanjutan kehidupan masyarakat pengungsi Sinabung yang merupakan hak konstitusional masyarakat sesuai Undang-undang Dasar 1945, dan tetap berpedoman pada Peraturan Menteri Kehutanan NO: P.16/Menhut II/2014," kata Kepala BPBD Karo, Ir Subur Tarigan Tambun didampingi Sekretaris Drs Jhonson Tarigan. Pembukaan akses jalan ditargetkan rampung pertengahan bulan Nopember tahun 2014 ini.

Terkait pembukaan lahan pertanian dan pembangunan rumah penduduk tiga desa yang direlokasi, Kepala BDPD Karo mengatakan, dalam perencanaan dilakukan sekaligus (simultan).3

Maka dengan dinyatakannya kawasan hutan produksi Siosar bisa digunakan oleh kabupaten Karo untuk membangun rumah pengungsi diatas lahan seluas 450 ha di Kacinambun Puncak 2000 di areal Siosar, Karo serta 11,02 ha untuk akses jalan menuju lokasi hutan sepanjang 3,8 km dan lebar 12 m. Permerintah juga menetapkan pembagian rumah tipe 36 dengan luas tanah 100 m2 per rumah dan juga pengelolaan lahan untuk difungsikan sebagai lading produksi dan sumber penghasilan masyarakat sinabung maka dapat dinyatakan bahwa

2

http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2014/11/01/126947/pemkab-karo-tindaklanjuti-instruksi-presiden jokowi/#.VX3eH0ZfOJ8

3


(25)

kawasan Hutan Siosar yang dialihfungsikan menjadi permukiman ini akan menjadi kota yang menghasilkan berbagai hasil bumi yang kemudian akan membutuhkan pasar dan koperasi sebagai sarana dan terminal sebagai prasarana pengelolaan sumber daya, penghasilan, dan akses masuk utama ke kota melalui terminal.

Terminal sebagai simpul transportasi membantu peningkatan pelayanan operasi transportasi jalan raya. Dengan adanya terminal sebagai tempat keberangkatan, pemberhentian maupun transit bagi perpindahan penumpang dan barang sebagai akses mobilitas memungkinkan terjadinya pertumbuhan ekonomi terutama pada kawasan yang memiliki potensi besar sehingga meningkatkan perekonomian kawasannya.

Pasar tradisional sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya ekonomi kerakyatan. Sektor ini juga telah menyumbangkan lapangan kerja dan memberikan kehidupan bagi banyak orang. Saat ini di wilayah Indonesia terdapat 13.450 pasar tradisional yang tersebar di seluruh penjurutanah air, dari jumlah tersebut menampung sebanyak 12,6 juta pedagang belum termasuk para pemasok barang serta pengelola pasar. Jika setiap pedagang yang ada di pasar tersebut menghidupi minimal tiga orang yakni istri dan dua anak berati terdapat 50,4 juta orang yang menggantungkan hidupnya pada keberadaan pasar tradisional. Menurut data dari BPS, pasar tradisional mampu menyumbangkan lapangan kerja sebanyak 14 persen dari jumlah lapangan kerja yang ada. Oleh karena itu, keberadaan pasar tradisional yang kini semakin terhimpit dari pesatnya pertumbuhan pasar modern agar segera diselamatkan.


(26)

4 I.2 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan penjelasan-penjelasan pada Latar Belakang proyek ini direncanakan sebagai pembangunan permukiman bagi masyarakat yang hidup di sekitar Gunung Sinabung, Berdasarkan Maksud tersebut, tujuan proyek ini adalah:

1. Memfasilitasi kebutuhan sirkulasi manusia dan kendaraan berupa sarana

transportasi yang mudah dan nyaman, dimana fasilitas ini dapat digunakan untuk kebutuhan kegiatan sehari-hari maupun kebutuhan kegiatan servis pada kawasan.

2. Memperbaiki dan membuka kembali peluang Masyarakat Siosar dalam

aktifitas perekonomian pasca bencana meletusnya Gunung Sinabung.

3. Menciptakan suatu wadah berjualan bagi para pedagang baik dari Siosar

maupun luar Siosar agar dapat memenuhi kebutuhan sehari – hari masyarakat di Siosar.

I.3 Rumusan Masalah

Dari penjelasan diatas terdapat beberapa masalah yang muncul, antara lain 1. Bagaimana menerapkan tema yang sesuai dengan keadaan darurat Siosar. 2. Bagaimana perencanaan sirkulasi dalam bangunan dengan memberikan

informasi maupun arah yang jelas bagi pengguna agar mudah mencapai ruang yang dituju.

3. Bagaimana penataan sirkulasi kendaraan dengan arah yang jelas sehingga memberikan rasa aman dan nyaman bagi manusia dan kendaraan.


(27)

5. Bagaimana memadukan antara bangunan terminal dan pasar sehingga terdapat suatu keharmonisan.

I.4 Pendekatan Perancangan

Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang akan dihadapi dalam proses perencanaan dan perancangan Pasar Terminal Siosar dilakukan berbagai pendekatan desain:

1. Survey : Metode survey dilakukan dengan cara mengamati lokasi proyek perencanaan untuk mengetahui permasalahan yang ada.

2. Pengumpulan Data : Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data, informasi, dan persyaratan-persyaratan perancangan dengan cara studi literatur dan studi banding kasus proyek dan fungsi yang sama. 3. Wawancara : Diskusi antara beberapa pihak yang terlibat dalam proses

pembangunan

4. Analisa Data : Dalam tahap analisa, data mentah yang sudah diperoleh kemudian diolah kembali sehingga didapatkan kesimpulan-kesimpulan tertentu.

5. Konsep : Penyusunan konsep perancangan dilakukan untuk menganalisa dan menetapkan usulan-usulan perancangan dari permasalahan, data-data variabel, dan persyaratan yang diperoleh untuk mendapatkan skematik desain.

6. Desain Akhir : Desain akhir merupakan kesimpulan dari hasil penyusunan skematik desain yang diterapkan pada perencanaan dan perancangan fisik bangunan Pasar Terminal Siosar.


(28)

6 I.5 Lingkup dan Batasan Proyek

1. Lingkup Pembahasan

Materi pembahasan disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi dan tujuan yang ingin dicapai pada perencanaan dan perancangan ”Terminal Pasar Siosar” dengan menerapkan gagasan fungsional untuk memperoleh desain pasar dan pusat perbelanjaan dengan tingkat fleksibilitas, kenyamanan, keamanan, efektifitas yang tinggi, sirkulasi bangunan, serta utlitas yang baik dalam bangunan.

2. Batasan Pembahasan

Perencanaan proyek ini terbatas pada perancangan bangunan gedung pasar dan terminal serta fasilitas penunjangnya dengan berpedoman pada standar-standar khusus untuk suatu gedung pasar dan terminal. Pengkajian ini ditekankan pada interaksi pasar tradisional dengan bangunan yang modern.


(29)

1.6 Kerangka Berfikir

Gambar 1 1 Kerangka Berfikir


(30)

- 8 -

BAB II


(31)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 Pengertian dan Penjelasan Singkat Proyek

Dalam perancangan proyek ini mendapat isu yaitu relokasi masyarakat sinabung dimana masyarakat yang direlokasi ke kawasan Siosar harus dapat mengembalikan system perekonomian mereka secara mandiri. Maka perancangan ini ditugaskan untuk membentuk sarana dan prasana pendukung pemukiman untuk menuju Siosar yang mandiri tanpa bantuan dari pemerintah maupun masyarakat lain. Maka menarik kesimpulan dari itu semua penulis mengangkat judul proyek yaitu “ Terminal Pasar Mandiri Siosar “. Secara terminologi, judul ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Terminal.

Pengertian Terminal ialah Perhentian bus, kereta, dsb.) ; penghabisan ; stasiun ; titik dimana penumpang dan barang masuk dan keluar dari sistem ; merupakan komponen fungsional utama dari sistem, sering juga merupakan prasarana yang perlu biaya besar dan titik dimana kongesti (kemacetan) mungkin terjadi.4

2. Pasar.

Pengertian Pasar ialah Tempat orang berjual-beli ; pekan, tempat berjual beli yang diadakan oleh perkumpulan dan sebagainya dengan maksud mencari

4


(32)

10 derma. ; Tempat berbagai pertunjukan yang diadakan malam hari untuk beberapa hari lamanya.5

3. Mandiri.

Pengertian Mandiri ialah keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pd orang lain.6

4.. Siosar.

Hutan produksi Siosar meliputi Kecamatan Merek dan Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, yang ditetapkan menjadi areal pemukiman relokasi total tiga desa, Sukameriah, Simacem dan Bakerah Kecamatan Namanteran yang masuk kawasan zona merah Gunung Sinabung.

Jadi, berdasarkan terminologi pengertian di atas, maka “TERMINAL

PASAR MANDIRI SIOSAR “ dapat diartikan sebagai suatu termpat atau

bangunan yang berfungsi untuk mewadahi dan melayani kebutuhan transportasi penumpang dan barang yang sudah dipadukan dengan fungsi pasar yakni mewadahi aktivitas jual beli dimana dioperasikan sendiri oleh masyarakat Siosar tanpa bergantung pada pemerintah maupun orang lain.

2.2 Tinjauan Umum Terminal

Tinjauan umum membahas tentang terminal yang berisi unsur-unsur di dalamnya, termasuk terminal penumpang dan pasar secar umum.

5 Kamus Besar Bahasa Indonesia 6


(33)

2.2.1 Terminal

Dalam pencapaian pembangunan nasional peranan transportasi memiliki posisi penting dan strategi dalam pembangunan, maka perencanaan dan pengembangannya harus ditata dalam satu kesatuan yang sistematis.

Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, terminal merupakan prasarana transportasi jalan untuk barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan satu wujud simpul jaringan transportasi. senada dengan UU No 14 Tahun 1992, dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1993 Tentang angkutan jalan umum, terminal adalah sarana transportasi untuk keperluan memuat dan menurunkan orang atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan satu simpul jaringan transportasi.

Berdasarkan Juknis (1995) Terminal Transportasi merupakan:

1. Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang berfungsi sebagai pelayanan umum.

2. Tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan pengoperasian lalu lintas.

3. Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem transportasi untuk melancarkan arus penumpang dan barang.

4. Unsur tata ruang yang mempunyai peranan penting bagi efisiensi kehidupa kota.


(34)

12 2.2.2 Fungsi Terminal

Pengelolaan terminal yang mampu menyesuaikan dengan perkembangan, terkendali dan terarah (coach terminal) berkaitan dengan : perencanaan, infrastruktur, system management dan informasi, lingkungan dan kerjasama serta pengaturan bebagai kepentingan yang aktif dalam kawasan terminal. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan terminal yang terarah dapat dilihat pada gambar 2.1 Berbagai kepentingan yang ada dalam terminal adalah aktivitas transit, kewenangan, sistem pengendalian serta berbagai kepentingan yang mempengaruhi pengelolaan terminal secara terarah dan terkendali sesuai dengan tuntutan perkembangan di masa depan.

Menurut Budi (2005: 182-183) dalam buku pembangunan kota tinjauan regional dan lokasi terminal, fungsi terminal adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan tempat dan kemudahan perpindahan moda transportasi. 2. Menyediakan sarana untuk simpul lalu lintas.

3. Menyediakan tempat utuk menyiapkan kendaraan.

Gambar 2 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengelolaan Terminal Yang Terarah (Coach Terminal)


(35)

Berdasarkan, Juknis (1995). Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur:

1. Fungsi terminal bagi penumpang, adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda atau kendaraan lain, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parkir kendaraan pribadi.

2. Fungsi terminal bagi pemerintah, adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas untuk menata lalulintas dan angkutan serta menghindari dari kemacetan, sumber pemungutan retribusi dan sebagai pengendali kendaraan umum.

3. Fungsi terminal bagi operator/pengusaha adalah pengaturan operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus dan sebagai fasilitas pangkalan.

2.2.3 Jenis Terminal

Terminal adalah bagian dari infrastruktur transportasi yang merupakan titik lokasi perpindahan penumpang ataupun barang. Pada lokasi itu terjadi konektivitas antar lokasi tujuan, antar modal, dan antar berbagai kepentingan dalam system transportasi dan infrastruktur. Pengelolaan pada berbagai hal tersebut perlu diperhatikan dan dikembangkan untuk pengembangan manajemen terminal. Kegiatan pengelolaa, regulasi (peraturan) dan norma norma yang disepakati akan menentukan perkembangan terminal secara terarah (coach terminal) - (Gromule, 2007). Terminal dibagi beberapa kategori yang meliputi :


(36)

14 1. Terminal Penumpang adalah Prasarana Transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikan penumpang, perpindahan intra/atau moda transportasi serta mengatur kedatangan pemberangkatan kendaraan angkutan penumpang umum; Terminal penumpang dapat dikelompokan atas dasar tingkat penggunaan terminal kedalam tiga tipe sebagai berikut : a. Terminal penumpang tipe A berfungsi melayani kendaraan umum untuk

angkutan antar kota antar propinsi dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. b. Terminal penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan/atau angkutan pedesaan.

c. Terminal penumpang tipe C berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan.

Unsur penting bagi eksistensi sebuah terminal penumpang adalah adanya angkutan umum dan penumpang, tanpa keduanya terminal tidak bermakna apapun hanya sebatas sebuah bangunan. Angkutan umum merupakan salah satu media transportasi yang digunakan masyarakat secara bersama-sama dengan membayar tarif. Angkutan umum yang biasa beroperasi dalam terminal meliputi : angkot, bis, ojek, bajaj, taksi dan metromini.

Penumpang adalah masyarakat yang menaiki atau menggunakan jasa angkutan (bus). Jadi ruang transit penumpang adalah bangunan peneduh terbuka besar yang berfungsi sebagai tempat istirahat sementara atau duduk-duduk,


(37)

menunggu bus, menunggu teman, membaca koran serta mengobrol santai yang berada dalam terminal.

2. Terminal Barang adalah Prasarana Transportasi jalan untuk keperluan membongkar dan memuat barang serta perpindahan intra/atau moda transportasi angkutan barang;

3. Terminal Peti Kemas adalah terminal dimana dilakukan pengumpulan peti kemas dari hinterland ataupun pelabuhan lainnya untuk selanjutnya diangkut ke tempat tujuan ataupun terminal peti kemas yang lebih besar lagi. Terminal peti kemas yang berkembang dengan pesat dalam beberapa tahun belakangan ini adalah Terminal peti kemas JICT, KOJA di Jakarta, TPS di Surabaya, TPK Semarang, TPK Belawan.

2.2.3.1.Persyaratan Lokasi Terminal Penumpang

Penentuan lokasi terminal penumpang dilakukan dengan memperhatikan rencana kebutuhan lokasi simpul yang merupakan bagian dari rencana umum jaringan transportasi jalan.

Lokasi terminal penumpang tipe A, tipe B dan tipe C, ditetapkan dengan memperhatikan:

1. Rencana umum tata ruang;

2. Kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal; 3. Keterpaduan moda transportasi baik intra maupun antar moda;

4. Kondisi topografi lokasi terminal; 5. Kelestarian lingkungan.


(38)

16 Penetapan lokasi terminal penumpang tipe A harus memenuhi persyaratan: 1. Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi dan/atau angkutan

lalu lintas batas negara;

2. Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas IIIA; 3. Jarak antara dua terminal penumpang tipe A, sekurang-kurangnya 20 km

di Pulau Jawa, 30 km di Pulau Sumatera dan 50 km di pulau lainnya; 4. Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 ha untuk terminal di Pulau

Jawa dan Sumatera, dan 3 ha di pulau lainnya;

5. Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal dengan jarak sekurang-kurangnya 100 m di Pulau Jawa dan 50 m di pulau lainnya, dihitung dari jalan ke pintu keluar atau masuk terminal.

Penetapan lokasi terminal penumpang tipe B harus memenuhi persyaratan: 1. Terletak dalam jaringan trayek antar kota dalam propinsi;

2. Terletak di jalan arteri atau kolektor dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas IIIB;

3. Jarak antara dua terminal penumpang tipe B atau dengan terminal penumpang tipe A, sekurang-kurangnya 15 km di Pulau Jawa dan 30 km di Pulau lainnya;

4. Tersedia lahan sekurang-kurangnya 3 ha untuk terminal di Pulau Jawa dan Sumatera, dan 2 ha untuk terminal di pulau lainnya;

5. Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal dengan jarak sekurang-kurangnya 50 m di Pulau Jawa dan 30 m di pulau lainnya, dihitung dari jalan ke pintu keluar atau masuk terminal.


(39)

Penetapan lokasi terminal penumpang tipe C harus memenuhi persyaratan: 1. Terletak di dalam wilayah Kabupaten daerah Tingkat II dan dalam

jaringan trayek pedesaan;

2. Terletak di jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi kelas IIIA;

3. Tersedia lahan sesuai dengan permintaan angkutan;

4. Mempunyai akses jalan masuk atau keluar ke dan dari terminal, sesuai kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal.

2.2.3.2 Kriteria Pembangunan Terminal Penumpang

Pembangunan terminal penumpang harus dilengkapi dengan: 1. Rancang bangun terminal;

2. Analisis dampak lalu lintas;

3. Analisis mengenai dampak lingkungan.

Pembuatan rancang bangun harus memperhatikan: 1. Fasilitas penumpang yang disyaratkan.

2. Pembatasan yang jelas antara lingkungan kerja terminal dengan lokasi peruntukkan lainnya, misalnya pertokoan, perkantoran, sekolah dan sebagainya.

3. Pemisahan antara lalu lintas kendaraan dan pergerakan orang di dalam terminal.

4. Pemisahan yang jelas antara jalur angkutan antar kota antar propinsi, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.


(40)

18 Manajemen lalu lintas di dalam terminal dan di daerah pengawasan terminal.

2.2.3.3Kriteria Perencanaan Terminal

Kriteria perencanaa terminal terdiri dari : 1. Sirkulasi lalu lintas

Jalan masuk dan keluar kendaraan harus lancar, dan dapat bergerak dengan mudah. Jalan masuk dan keluar calon penumpang kendaraan umum harus terpisah dengan keluar masuk kendaraan.

Kendaraan di dalam terminal harus dapat bergerak tanpa halangan yang tidak perlu. Sistem sirkulasi kendaraan di dalam terminal ditentukan berdasarkan: a. Jumlah arah perjalanan

b. Frekuensi perjalanan

c. Waktu yang diperlukan untuk turun/naik penumpang Sistem sirkulasi ini juga harus ditata dengan memisahkan jalur bus/kendaraan dalam kota dengan jalur bus angkutan antar kota.

2. Fasilitas utama

Fasilitas utama terminal terdiri dari: a. Jalur pemberangkatan kendaraan umum b. Jalur kedatangan kendaraan umum c. Tempat tunggu kendaraan umum

d. Tempat istirahat sementara kendaraan umum e. Bangunan kantor terminal


(41)

f. Tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar, menara pengawas, loket penjualan karcis, rambu-rambu dan papan informasi, yang memuat petunjuk jurusan, tarif, dan jadwal perjalanan, pelataran parkir kendaraan pengantar dan taksi.

g. Kamar kecil/toilet h. Musholla

i. Kios/kantin j. Ruang pengobatan

k. Ruang informasi dan pengaduan telepon umum l. Tempat penitipan barang

m. Taman.

n. Kegiatan sirkulasi penumpang, pengantar, penjemput, sirkulasi barang dan pengelola terminal.

o. Macam tujuan dan jumlah trayek, motivasi perjalanan, kebiasaan penumpang dan fasilitas penunjang.

3. Fasilitas penunjang

Fasilitas penunjang sebagai fasilitas pelengkap dalam pengoperasian terminal antara lain:

a. Turun naik penumpang dan parkir bus harus tidak mengganggu kelancaran sirkulasi bus dan dengan memperhatikan keamanan penumpang.

b. Luas bangunan ditentukan menurut kebutuhan pada jam puncak berdasarkan kegiatan adalah:


(42)

20 c. Tata ruang dalam dan luar bangunan terminal harus memberikan kesan

yan nyaman dan akrab. 4. Luas pelataran parkir

Luas pelataran parkir terminal tersebut di atas ditentukan berdasarkan kebutuhan pada jam puncak berdasarkan:

a. Frekuensi keluar masuk kendaraan b. Kecepatan waktu naik/turun penumpang c. Kecepatan waktu bongkar/muat barang

d. Banyaknya jurusan yang perlu di tampung dalam sistem jalur sistem parkir kendaraan di dalam terminal harus ditata sedemikian rupa sehingga rasa aman, mudah dicapai, lancar dan tertib.

Ada beberapa jenis sistem tipe dasar pengaturan platform, teluk dan parkir adalah:

a. Membujur, dengan platform yang membujur bus memasuki teluk pada ujung yang satu dan berangkat pada ujung yang lain. Ada tiga jenis yang dapat digunakan dalam pengaturan membujur yaitu satu jalur, dua jalur, dan shallow saw tooth.

b. Tegak lurus, teluk tegak lurus bus-bus diparkir dengan muka menghadap ke platform, maju memasuki teluk dan berbalik keluar. Ada beberapa jenis teluk tegak lurus ini yaitu tegak lurus terhadap platform dan membentuk sudut dengan platform.


(43)

2.2.3.4Alternatif Standar Terminal

Terminal penumpang berdasarkan tingkat pelayanan yang dinyataka dengan jumlah arus minimum kendaraan per satu satuan waktu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Terminal tipe A 50 -100 kendaraan/jam 2. Terminal tipe B 25 – 50 kendaraan /jam 3. Terminal tipe C 25 kendaraan/jam

2.2.3.5Persyaratan Teknis, Luas, Akses Dan Pejabat Penentu Lokasi Pembangunan Terminal

1. Luas Terminal Penumpang

Untuk masing-masing tipe terminal memiliki luas berbeda, tergantung wilayah dan tipenya, dengan ketentuan ukuran minimal:

a. Untuk terminal tipe A di pulau Jawa dan Sumatra seluas 5 Ha, dan di pulau lainnya seluas 3 Ha.

b. Untuk terminal penumpang tipe B di pulau Jawa dan Sumatra seluas 3 Ha, dan dipulau lainnya seluas 2 Ha.

c. Untuk terminal tipe C tergantung kebutuhan. 2. Akses Terminal Penumpang

Akses jalan masuk dari jalan umum ke terminal, berjarak minimal: a. Untuk terminal tipe A di pulau Jawa 100 m dan di pulau lainnya 50 m, b. Untuk terminal penumpang tipe B di pulau Jawa 50 m dan di pulau lainnya

30 m,


(44)

22 3. Penentuan Lokasi Terminal Penumpang

Penentuan lokasi dan letak terminal penumpang dilaksanakan oleh:

a. Direktur Jenderal setelah mendengar pendapat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, untuk Terminal penumpang Tipe A,

b. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I setelah mendapat persetujuan Direktur Jenderal, untuk terminal penumpang tipe B,

c. Bupati Kepala Daerah/Walikotamadya daerah Tingkat II setelah mendapat persetujuan dari Gubernur Kepala Daerah Tingkat I terminal penumpang tipe C.

2.2.3.6Daerah Kewenangan/Pengelolaan Terminal

Daerah kewenangan/pengelolaan terminal terdiri dari:

1. Daerah lingkungan kerja terminal, merupakan daerah yang diperuntukkan untuk fasilitas utama dan fasilitas penunjang terminal,

2. Daerah pengawasan terminal, adalah daerah di luar daerah lingkungan kerja terminal yang diawasi oleh petugas terminal untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas di sekitar terminal.

2.2.3.7Penyelenggaraan Terminal Penumpang

Penyelenggaraan terminal penumpang meliputi kegiatan pengelolaan, pemeliharaan, dan penertiban terminal. Kewenangan pengelolaan terminal berada pada Pemerintah Daerah Tingkat II dengan Dinas LLAJ sebagai penyelenggaraannya, sedang Direktorat Jenderal Perhubungan Darat sebagai pembinanya.


(45)

2.2.3.8Pengelolaan Terminal

Pengelolaan terminal penumpang yang harus dilakukan adalah meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan dan pengawasan pengoperasian terminal.

1. Perencanaan

Kegiatan perencanaan terminal meliputi:

a. Penataan pelataran terminal menurut rute atau jurusan, b. Penataan fasilitas penumpang,

c. Penataan fasilitas penunjang terminal,

d. Penataan arus lalu lintas di daerah pengawasan terminal, e. Penyajian daftar rute perjalanan dan tarif angkutan,

f. Penyusunan jadwal perjalanan berdasarkn kartu pengawasan, g. Pengaturan jadwal petugas di terminal,

h. Evaluasi sistem pengoperasian terminal. 2. Pelaksanaan Pengoperasian Terminal

Kegiatan pelaksanaan pengoperasian terminal penumpang meliputi:

a. Pengaturan tempat tunggu dan arus kendaraan umum di dalam terminal,

b. Pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan menurut jadwal yang telah ditetapkan,

c. Pemungutan jasa pelayanan terminal penumpang,

d. Pemberitahuan tentang pemberangkatan dan kedatangan kendaraan umum kepada penumpang,


(46)

24 e. Pengaturan arus lalu lintas did aerah pengawasan terminal.

3. Pengawasan Pengoperasian Terminal

Kegiatan pengawasan pengoperasian, terminal penumpang meliputi: a. Pemantauan pelaksanaan tarif,

b. Pemeriksaan kartu pengawasan dan jadwal perjalanan,

c. Pemeriksaan kendaraan yang secara jelas tidak memenuhi kelaikan jalan,

d. Pemeriksaan batas kapasitas muatan yang diijinkan,

e. Pemeriksaan pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa angkutan,

f. Pencatatan dan pelaporan pelanggaran yang terjadi,

g. Pemeriksaan kewajiban pengusaha angkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

h. Pemantauan pemanfaatan terminal serta fasilitas penunjang sesuai dengan peruntukkannya,

i. Pencatatan jumlah kendaraan dan penumpang yang datang dan berangkat.

4. Pemeliharaan Terminal

Terminal penumpang harus senantiasa dipelihara sebaik-baiknya untuk menjamin agar terminal tetap bersih, teratur, tertib, rapi serta berfungsi sebagaimana mestinya. Pemeliharaan terminal meliputi:


(47)

b. Menjaga kebersihan pelataran terminal, perawatan tanda-tanda dan perkerasan pelataran,

c. Merawat saluran-saluran air yang ada,

d. Merawat instalasi listrik dan lampu-lampu penerangan, e. Menjaga dan merawat alat komunikasi,

f. Menyediakan dan merawat sistem hidrant atau alat pemadam kebakaran lainnya yang siap pakai.

Untuk keperluan pemeliharaan terminal sebagaimana dimaksud diatas, harus dialokasikan anggaran pemeliharaan terminal.

2.2.3.9Tipologi Terminal

Secara tabelaris tipologi terminal dapat disarikan menjadi Tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2 1 Tipologi Terminal

Ketentuan TIPE A TIPE B TIPE C

Fungsi

Terminal (KM 31 TH 1995) pasal 2

Melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi

dan atau angkutan lintas

batas negara, angkutan

antar kota dalam propinsi,

angkutan kota dan angkutan pedesaan.

Melayani kendaraan umum untuk angkutan

antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan Melayani angkutan Pedesaan

Fasilitas -.Jalur

pemberangkatan

-.Jalur

pemberangkatan

-.Jalur Terminal (KM

31 TH 1995)

dan kedatangan, -.Tempat parkir, dan kedatangan -.Tempat parkir pemberangkatan dan


(48)

26 pasal 3 -.Kantor terminal,

-.Tempat tunggu, -.Menara pengawas, -.Loket penjualan karcis, -.Rambu-rambu dan papan informasi, -.Pelataran parkir pengantar atau taksi. -.Kantor terminal -.Tempat tunggu -.Menara pengawas -.Loket penjualan karcis -.Rambu-rambu dan papan informasi -.Pelataran parkir pengantar atau taksi kedatangan -.Kantor terminal -.Tempat tunggu -.Rambu-rambu dan papan informasi Lokasi Terminal (KM 31 TH 1995) pasal 11, 12, dan 13

-.Terletak dalam jaringan

trayek antar kota antar

propinsi dan / atau angkutan lintas batas

negara,

-.Terletak di jalan arteri

dengan kelas jalan

sekurang-kurangnya kelas IIIA,

-.Jarak antar dua terminal

penumpang tipe sekurangkurangnya 20 KM di Pulau Jawa,

-. Luas lahan yang tersedia

sekurangkurangnya 5 ha,

-. Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke

dan dari terminal dengan jarak sekurang-kurangnya 100 m. -.Terletak dalam jaringan trayek antar kota dalam propinsi.

-.Terletak di jalan arteri

dengan kelas jalan

sekurang-kurangnya kelas IIIB. -.Jarak antar dua terminal

penumpang tipe A.

-.Luas lahan yang tersedia

sekurangkurangnya 3 ha

-.Mempunyai akses jalan masuk atau jalan

keluar ke dan dari terminal dengan jarak

sekurang- kurangnya 50 m.

-.Terletak di dalam wilayah kabupaten Dati II dan dalam trayek pedesaan. -.Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan

sekurangkurangnya kelas III C.

-.Luas lahan yang tersedia sesuai dengan permintaan angkutan.

-.Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal sesuai dengan kebutuhan


(49)

Penetap Lokasi Terminal (KM 31 TH 1995) pasal 14 mendengar pendapat Gubernur dan Kepala Kanwil DepHub setempat mendengar pendapat

dan Kepala Kanwil DepHub dan mendapat persetujuan dari Dirjend mendengar pendapat

dan Kepala Kanwil DepHub dan mendapat persetujuan dari Gubernur Penyelenggara Terminal (KM 31 TH 1995) Pasal 17

Direktorat Jenderal Gubernur Bupati

2.2.3.10Klasifikasi Trayek Angkutan

Trayek Angkutan adalah lintasan kendaraan umum atau rute untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal.

Jaringan trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan jaringan pelayanan angkutan orang baik diperkotaan, antar kota dalam propinsi ataupun antar kota antar propinsi.

2.2.3.11Jenis Jenis Angkutan Berdasarkan Jenis Trayek

Ijin trayek angkutan umum jalan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dikelompokkan atas Angkutan trayek tetap dan teratur dan angkutan tidak dalam trayek yang dikenal sebagai izin operasi:

1. Angkutan Trayek Tetap dan Teratur

Angkutan Trayek Tetap dan Teratur melayani lintasan/rute yang tetap dari terminal yang telah ditetapkan ke terminal tujuan yang telah ditetapkan dan dilayani dengan frekuensi tertentu/dilengkapi dengan jadwal perjalanan.


(50)

28 a. Angkutan Lintas Batas Negara

Angkutan Lintas Batas Negara adalah angkutan dari satu kota ke kota lain yang melewati lintas batas negara dengan menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek.

b. Angkutan Antar Kota Antar Propinsi

Angkutan Antar Kota Antar Propinsi adalah angkutan dari satu kota ke kota lain yang melalui antar daerah Kabupaten / Kota yang melalui lebih dari satu daerah Propinsi dengan menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek.

c. Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi

Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi adalah angkutan dari satu kota ke kota lain yang melalui antar daerah Kabupaten / Kota dalam satu daerah propinsi dengan menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek. d. Angkutan Kota

Angkutan Kota adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam satu daerah kota atau wilayah ibukota Kabupaten atau dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan menggunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek.

e. Angkutan Perdesaan

Angkutan Perdesaan adalah angkutan dari satu tempat/desa ke tempat lain dalam satu daerah Kabupaten yang tidak termasuk dalam trayek kota yang berada pada wilayah ibukota Kabupaten dengan mempergunakan mobil


(51)

bus umum atau mobil penumpang umum/Angkot yang terikat dalam trayek.

2. Angkutan Tidak Dalam Trayek a. Angkutan Taksi

Angkutan Taksi adalah angkutan dengan menggunakan mobil penumpang umum yang diberi tanda khusus dan dilengkapi dengan argometer yang melayani angkutan dari pintu ke pintu dalam wilayah operasi terbatas. b. Angkutan Sewa

Angkutan Sewa adalah angkutan dengan menggunakan mobil penumpang umum yang melayani angkutan dari pintu ke pintu, dengan atau tanpa pengemudi, dalam wilayah operasi yang tidak terbatas, diluar dikenal sebagai car rentals/rent a car seperti Avis, Budget. Angkutan seperti ini sering mempunyai perwakilan di Bandara.

c. Angkutan Pariwisata

Angkutan Pariwisata adalah angkutan dengan menggunakan mobil bus umum yang dilengkapi dengan tanda-tanda khusus untuk keperluan pariwisata atau keperluan lain diluar pelayanan angkutan dalam trayek, seperti untuk keperluan keluarga dan sosial lainnya.

d. Angkutan Lingkungan

Angkutan Lingkungan adalah angkutan dengan menggunakan mobil penumpang umum yang dioperasikan dalam wilayah operasi terbatas pada kawasan tertentu, di berbagai daerah Indonesia dikenal sebagai


(52)

30 Angkot/Angkutan Kota, yang biasanya menggunakan mobil penumpang (kapasitas penumpang kurang dari 9 orang).

2.2.3.12 Dimensi Angkutan Bus

Berdasarkan PP no. 4 Tahun 1993 Kendaraan angkutan penumpang di bedakan menjadi 2 kriteria utama yaitu:

A. Mobil Penumpang

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah tersebut, yang disebut dengan mobil penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyakbanyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi. Yang termasuk dalam kriteria kendaraan ini antara lain sebagai berikut :

1. Mobil Penumpang

Mobil penumpang dapat dilihat dari gambar 2.2

Gambar 2 2 Kendaraan Jenis Mobil Penumpang


(53)

2. Kendaraan Penumpang Bonet

Mobil penumpang bonet dapat dilihat dari gambar 2.3

Gambar 2 3 Kendaraan Jenis Penumpang Bonet

sumber: http://indokaroseri.net84.net/karkap.htm

B. Mobil Bus

Mobil bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi. Secara garis besar Jenis Mobil bus terbagi menjadi :

1. Mini Bus

Umumnya populasi kendaraan jenis ini dioperasionalkan oleh pengusaha angkutan Antar Jemput (Travel). Sesuai dengan kegunaan dan kebutuhannya, kenyamanan penumpang lebih terjamin. Populasi kendaraan ini terbanyak menggunakan kendaraan Mitsubishi L-300, akhir-akhir ini produsen dari Korea turut meramaikan pasar tipe ini yaitu: KIA dan Hyundai. Kapasitas kendaraan jenis ini adalah 9 sampai dengan 10 tempat duduk (termasuk pengemudi). Contoh kendaraan Mini Bus dapat dilihat pada gambar 2.4.


(54)

32

Gambar 2 4 Kendaraan Jenis Minibus

sumber: http://indokaroseri.net84.net/karkap.htm

2. Micro Bus

Jenis kendaraan ini diciptakan untuk memenuhi permintaan pasar yang membutuhkan sebuah angkutan yang dapat diisi lebih banyak penumpang. Umumnya kendaraan jenis ini berbasis chassis kendaraan Light Truck yang dimodifikasi menjadi kendaraan Microbus. Dalam kategori ini terdapat dua jens model kendaraan yaitu : Model Microbus dan Bus Kecil. Untuk jenis yang tersebut terakhir, terbanyak Populasinya adalah di daerah Jawa Tengah.

Kapasitas kendaraan jenis ini adalah 10 sampai dengan 17 tempat duduk (termasuk pengemudi). Contoh kendaraan Mini Bus dapat dilihat pada gambar 2.5.

Gambar 2 5 Kendaraan Jenis Microbus


(55)

Gambar 2 6 Kendaraan Jenis Small Bus

sumber: http://indokaroseri.net84.net/karkap.htm

3. Bus Sedang

Bus sedang merupakan kendaraan angkutan penumpang yang mempunyai kapasitas 15 sampai dengan 30 tampat duduk (termasuk pengemudi). Bus Sedang ini dibangun dari chassis kendaraan Medium Truck atau Chassis Bus. Contoh kendaraan medium bus dapat dilihat pada gambar 2.7. Kendaraan jenis ini dapat digunakan untuk kebutuhan sebagai berikut :

1. Bus Kota 2. Bus Karyawan 3. Bus Pariwisata 4. Bus Antar Kota

Gambar 2 7 Kendaraan Jenis Bus Medium


(56)

34 4. Bus Besar

Bus Besar merupakan kendaraan angkutan penumpang yang mempunyai kapasitas 28 sampai dengan 60 tempat duduk (termasuk pengemudi). Bus Besar dibangun dari Chassis Bus yang telah diproduksi oleh ATPM di Indonesia. Contoh kendaraan medium bus dapat dilihat pada gambar 2.7. Kendaraan jenis digunakan untuk kebutuhan sebagai berikut :

1. Bus Kota 2. Bus Karyawan 3. Bus Pariwisata 4. Bus Antar Kota

Gambar 2 8 Kendaraan Jenis Bus Besar

sumber: http://indokaroseri.net84.net/karkap.htm

Deskripsi Persyaratan Dan Kriteria Ruang

Deskripsi persyaratan dan kriteria ruang terminal bus terdiri dari: 1. Pola parkir bus

Dalam rancangan terminal bis di Imbanagara ini menggunakan pola parker tegak lurus dan kemiringan 45° karena disesuaikan dengan kebutuhan parkir. Pola parkir dengan kemiringan 45° & tegak lurus dapat dilihat pada gambar 2.9.


(57)

Gambar 2 9 Pola parkir bus

Sumber: Logi Tofani, Arsitek (1.04.06.015)

2. Pola platforms, area kedatangan & keberangkatan bus

Standar pola-pola platform untuk area kedatangan dan keberangkatan bus dapat dilihat pada gambar 2.10 dan 2.11.

Gambar 2 10 Pola platforms tegak lurus dan memanjang


(58)

36

Gambar 2 11 Pola platforms posisi miring

Sumber: Logi Tofani, Arsitek (1.04.06.015)

Contoh pola platform area kedatangan dan area keberangkatan bus dapat dilihat pada gambar 2.12

Gambar 2 12 Area Kedatangan & Keberangkatan


(59)

3. Standar parkir dan perputaran untuk bus

Standar parkir dan perputaran untuk bus dapat dilihat pada gambar 2.13, 2.14 dan 2.15.

Gambar 2 13 Parkir area kedatangan & keberangkatan


(60)

38

Gambar 2 14 Perputaran Bus 180o dan 90o

Sumber: Logi Tofani, Arsitek (1.04.06.015)

Gambar 2 15 Perputaran Bus 180o dan 90o


(61)

2.3 Tinjauan Umum Pasar

Tinjauan umum membahas tentang pasar yang berisi unsur-unsur di dalamnya, termasuk terminal penumpang dan pasar secar umum.

2.3.1 Pasar Tradisional 1. Klasifikasi Pasar

Pasar dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, berdasarkan kepada sudut pandangnya. Berikut akan disajikan beberapa klasifikasi pasar berdasarkan sudut pandang yang berbeda :

Pengertian pasar menurut sifatnya : a. Pasar nyata/ konkret

Tempat para penjual dan pembeli berkumpul untuk membeli barang-barang dagangan secara langsung. Contoh : pasar buah, ikan, sayur, dll. b. Pasar abstrak

Barang yang diperdagangkan tidak sampai di pasar, jual beli berlangsung tetapi hanya menurut contoh barang. Contoh : pasar bursa, obligasi, dll. Pengertian pasar menurut fisik bangunannya :

a. Pasar Kelas IA, yaitu pasar yang bangunannya permanen dan mempunyai fasilitas yang baik seperti escalator, tempat parkir, kamar mandi / WC dan aliran listrik.

b. Pasar Kelas I, yaitu pasar yang bangunannya permanen maupun semi permanen dan mempunyai fasilitas yang cukup seperti tempat parkir, kamar mandi / WC dan aliran listrik.


(62)

40 c. Pasar Kelas II, yaitu pasar yang bangunannya semi permanen dan

memiliki fasilitas yang belum memadai.

d. Pasar Kelas III, yaitu pasar yang bangunannya merupakan bangunan darurat yang belum mempunyai fasilitas yang layak.

e. Pasar Kelas IV, yaitu pasar yang mempergunakan lapangan sebagai tempat berjualan tanpa bangunan.

Sedangkan pasar penampungan sementara adalah akibat rencana pembangunan ditentukan menjadi pasar kelas IV. Pengertian pasar menurut daerah pelayanan dan administrasi pemerintahan :

a. Pasar lingkungan

Pasar yang ruang lingkupnya meliputi suatu lingkungan kira-kira seluas satu kelurahan atau beberapa kelompok perumahan di sekitar pasar tersebut dan jenis barang diperdagangkan adalah barang kebutuhan sehari-hari

b. Pasar wilayah

Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi beberapa lingkungan permukiman dan barang-barang yang diperjual belikan lebih lengkap dari pasar lingkungan

b. Pasar kota

Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi wilayah kota dimana barang-barang yang diperjualbelikan lengkap


(63)

Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi daerah kota dan sekitarnya.

e. Pasar perumahan

Merupakan toko-toko yang menempel pada rumah tinggal melayani kebutuhan rumah tangga di daerah sekitarnya, kira-kira seluas wilayah RT. Pengertian pasar menurut waktu kegiatannya :

a. Pasar siang hari

Pasar yang kegiatannya antara pukul 08.00 s/d 18.00 WIB b. Pasar malam hari

Pasar yang kegiatannya antara pukul 18.00 s/d 05.00 WIB. c. Pasar siang malam

Pasar yang kegiatannya dilakukan siang dan malam hari d. Pasar malam

Kegiatan pasar hanya dilakukan pada malam hari e. Pasar pagi

Kegiatan pasar hanya dilakukan pada pagi hari f. Pasar mingguan

Kegiatan pasar hanya dilakukan sekali dalam seminggu. Pengertian pasar secara operasional :

a. Pasar perusahaan daerah

b. Pusat pertokoan / perdagangan perseroan terbatas


(64)

42 d. Trade imporium departemen perindustrian dan perdagangan yang

merupakan pusat penjajaan hasil kerajinan rakyat

e. Gelanggang dagang yang dikelola oleh departemen perdagangan dan koperasi

f. Toko serba ada yang dikelola departemen perdagangan dan koperasi g. Pusat pertokoan atau perbelanjaa swasta

Pasar ditinjau dari sistem pelayanannya : a. Pasar tradisional

Yang dimaksud dengan pasar tradisional adalah pasar yang ada pada masa kini, yang masih memiliki karakter atau ciri-ciri pada masa lalu dimana salah satu adalah adanya interaksi sosial langsung antara penjual dan pembeli yang sifatnya tawar menawar harga barang dan jasa.

b. Pasar khusus

- Produk yang ditawarkan berupa satu atau beberapa produk barang tertentu saja.

- Pasar yang ditawarkan tetap dalam keadaan khusus, misalnya pasar souvenir walaupun kemudian pasar berkembang produk yang dipasarkan adalah penunjang dari produk utama.

- Sistem pembagian perlu diperhatikan agar penyeberan keuntungan sedapat mungkin merata.

- Sistem proteksi kebakaran merupakan hal yang penting untuk diperhatikan mengingat fungsi pasar yang merupakan bangunan umum.


(65)

- Memperhatikan keamanan pasar setiap sudut desain agar mencegah munculnya kriminalitas pada lokasi.

c. Pasar Grosir

Pasar tempat dilakukannya usaha perdagangan partai besar. d. Pasar Eceran

Pasar tempat dilakukannya usaha perdagangan dalam partai kecil. Pasar modern Suatu kompleks toko eceran dan dihubungkan dengan fasilitas yang terencana sebagai suatu kesatuan kelompok, untuk memberikan pelayanan perbelanjaan yang maksimal.

e. Pasar wisata Umumnya berkembang pada kawasan objek wisata dan tercipta dari perkembangan aktivitas wisata itu sendiri yang didukung oleh faktor-faktor lingkungan yang mendukung terhadap market tersebut, yaitu: - Potensi wisata pada kawasan wisata

- Interest publik terhadap potensi wisata kawasan tersebut - Adanya sarana yang mendukung terhadap potensi wisata

- Perkembangan jumalah wisata yang mengunjungi kawasan wisata

2. Unsur-Unsur Pokok Perpasaran A. Konsumen

Konsumen adalah pribadi atau badan yang menikmati penggunaan fisik suatu barang dan jasa ekonomi atau seseorang yang membeli untuk dijual kembali. Dari pihak konsumen yang perlu untuk diteliti antara lain :

a. Daya beli atau tingkat pendapatan


(66)

44 c. Waktu yang tersedia

d. Tingkah laku adat dan kebiasaan

B. Lembaga Perdagangan dan Wadah Lembaga yang melaksanakan penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen Dari pihak pedagang, hal yang perlu diperhatikan antara lain :

a. Keuntungan yang relatif baik b. Harga dan biaya penjualan c. Cara pelayanan

d. Suplai barang yang diperdagangkan

C. Barang Mengenai penggolongan barang terdapat banyak teori. Untuk pembahasan selanjutnya diambil penggolongan barang yang merupakan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh PD Pasar Jaya Bersama dengan LPEM F.E. UI 1971 :

a. Golongan I : Merupakan barang-barang yang dinilai sebagai barang kebutuhan sehari-hari misalnya : sayur, bumbu dapur, lauk-pauk, dll b. Golongan II : Barang ini bukan merupakan kebutuhan sehari-hari yang

dibutuhkan dalam waktu interval tertentu misalnya seminggu atau sebulan. Contohnya : pakaian, tekstil, sepatu, kosmetik.

c. Golongan III : Sifat barang yang termasuk dalam golongan ini hampir sama dengan golongan barang sekunder, akan tetapi merupakan barang-barang lux dan relatif mahal harganya bagi ukuran pembeli masyarakat Indonesia. Contohnya : tv, kamera foto, dll


(67)

d. Golongan IV : Barang-barang golongan ini dirasakan dan dibutuhkan oleh pembeli hanya sebagai insidential, atau tidak dapat ditentukan. Misalnya : mebel, onderdil mobil , dll

D. Materi Perdagangan di Pasar

Materi perdagangan di pasar dapat dikelompokkan berdasarkan jenis, sifat, urgensinya, cara pengangkutannya, dan cara penyajiannnya :

A. Jenis materi perdagangan :

a. bahan kebutuhan rohani / pemuas diri b. bahan sandang / tekstil

c. kebutuhan rekreasi B. Sifat / kesan perdagangan

a. basah b. kering c. tahan lama

C. Tingkat urgensi materi perdagangan

a. barang kebutuhan sehari-hari (demand good) b. barang kebutuhan berkala (convinience good) D. Cara pangangkutan

a. barang bukan pecah b. barang pecah belah E. Cara penyajian

a. cara penyajian sedang b. cara penyajian baik


(68)

46 E. Unsur-Unsur Penunjang Pasar

Yaitu pihak yang berperang dalam kelangsungan kegiatan perdagangan di pasar, unsur-unsur ini meliputi pemerintah, pengelola, bank, dan swasta :

a. Pemerintah

Pemerintah wajib memelihara kestabilan ekonomi dalam pembangunan dan kelancaran ekonomi, diantaranya dengan menguasai sektor perpasaran dalam bentuk mengelola dan menarik pajak pasar, menentukan klasifikasi pasar dalam wilayah kekuasaannya, pembangunan fisik pasar yang

biasanya dilakukan dengan menggunakan anggaran daerah atau inpres. Struktur Organisasi

Gambar 2 16 Skema Struktur Organisasi Pemerintahan Kota di Indonesia


(69)

Melihat banyaknya pasar yang ada di kota Medan, maka pemerintah menentukan suatu kantor untuk mengatur ketertiban pasar dan memperlancar hubungan antara produsen dengan konsumen dan antara penjual dengan pembeli. Sebelum PD Pasar terbentuk penanganan pasar-pasar di Kotamadya Medan ditangani oleh Dinas Pasar KotamadyaTingkat II Medan. Pada tanggal 7 Juni 1993 sesuai dengan Perda No. 15 tahun 1992 yang di sahkan oleh Gubernur Sumatera Utara dengan SK No. 188.342-09/1995 tanggal 15 Februari 1993 dibentuklah Perusahaan Daerah Pasar.

Adapun tujuan didirikan Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan Adalah : a. Mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat b. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

c. Melanjutkan kombinasi kerja dengan instansi terkait untuk menciptakan pasar tersebut menjadi bersih, rapi dan tertib sehingga menyenangkan bagi konsumen yang belanja.

d. Membantu dan menunjang kebijaksanaan umum Pemerintah Daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya dalam

penyediaan dan peningkatan sarana pasar.

b. Pengelola

Untuk setiap pasar dikelola oleh seorang kepala pasar beserta para staf dibawahnya yang ditunjuk oleh Perusahaan Daerah Pasar, berikut merupakan bagan struktur organisasi yang diadopsi oleh manajemen pasar tradisional di semua wilayah :


(70)

48

Gambar 2 17 Skema Struktur Organisasi Pasar

Sumber: Pemko Medan

Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari pemerintah menunjuk : a. Jawatan atau dinas dibawahnya atau

b. Perusahaan daerah yang memberi otoritas untuk mengelola pelayanan umum di bidang perpasaran

Adapun kegiatan yang biasanya dialksanakan oleh pengelola ini antara lain : 1. Memelihara kebersihan

2. Menjaga keamanan dan ketertiban dalam pasar

3. Mengusahakan kelancaran distribusi bahan-bahan pokok kebutuhan sehari-hari

c. Bank

Bank berperan khususnya dalam pembayaran pembangunan dan pemodalan bagi para pedagang. Misalnya pembangunan pasar Inpres dibiayai melalui bank pemerintah, kredit candak kulak bagi para pedagang kecil disalurkan melalui BRI, dll


(71)

b. Swasta

Dalam hal ini yang disebut swasta bisa para pedagang itu sendiri atau para pelaksana yang membiayai pembangunan pasar, dengan prinsip pembangunan fasilitas pasar dibiayai dengan dana dari masyarakat yang akan kembali kepada masayarakat dalam bentuk lain. Secara umum pasar merupakan suatu kebutuhan masyarakat melalui peranannya sebagai unsur-unsur penunjang yang menggerakkan kehidupan sehari-hari.

c . Koperasi

Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama.Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. memiliki fungsi yang sangat menunjang kegiatan yang ada di pasar, terminal, maupun gudang. Dalam bidang pengelolaan serta penyuluhan kepada masyarakat.


(72)

50 2.4 Tinjauan Khusus

2.4.1 Lokasi

Adapun lokasi dari proyek ”Terminal Pasar Siosar” ini terletak di daerah Siosar itu sendiri, tepatnya pada kawasan hutan Siosar, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Berikut merupakan tinjauan lokasi terhadap Kabupaten Karo.

Gambar 2 18 Lokasi Site


(73)

Berdasarkan Data Statistik Kab. Karo, dapat dilihat bahwa Desa Bekerah dan Desa Simacem merupakan desa swakarya sedangkan Desa Sukameriah adalah desa swasembada.

Luas Site +- 26 Ha, Jarak terhadap Sinabung : 23,7 km, Tinggi tempat dari permukaan laut : 2600mdpl, Suhu rata-rata harian : 18,8oC-19,8 oC, Kelembapan udara rata-rata :84,66 %, Curah Hujan : 1.000 – 4.000 mm/tahun dengan Batas – Batas Wilayah :

1. Utara : Kec. Tigapanah 2. Selatan : Kec. Merek 3. Timur : Hutan Pinus 4. Barat : Hutan Lindung


(74)

52

Gambar 2 19 Lokasi Site

Sumber: Analisa Peneliti

2.4.2 Sejarah Singkat Kawasan Siosar

Tanggal 27 Agustus 2010 menjadi hari yang menegangkan bagi warga di sekitar gunung Sinabung akibat aktivitas vulkanis gunung Sinabung yang mulai mengeluarkan asab dan abu vulkanisnya. Kejadian ini mengakibatkan warga di


(75)

sekitar gunung Sinabung harus pindah ke pengungsian untuk menghindari asap dan abu vulkanis dari aktivitas vulkanik. Dari kejadian ini maka Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) turun tangan untuk membantu warga sekitar. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Prof. Dr. Syamsul Maarif M.Si. dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc., bersama Ketua Komisi VIII DPR RI Saleh Partaonan Daulay memberikan bantuan berupa 103 unit rumah dari 370 unit yang direncanakan untuk tahap pertama kepada pengungsi dari desa Bekerah. Relokasi ini berada di kawasan hutan produksi di Siosar, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, sekitar 17 km dari kota Kabanjahe, ibu kota Kabupaten Karo. Penggunaan lahan dan akses jalan pada kawasan hutan produksi tetap Siosar, dan hutan lindung sekitar 458,8 hektare.

2.4.3 Kondisi Eksisting

Dalam sebuah proses perancangan maka hal peertama yang harus diketahui dan dipahami adalah kondisi eksisting. Pada kegiatan ini maka perancang melakukan survey lapangan langsung guna memahami kondisi lapangan dan mengetahui potensi apa saja yang bisa memajukan kawasan ini sebagai dasar dalam perancangan Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung. Tinjauan kondisi eksisting dibagi menjadi 3 bagian, yakni:

. 1. Kondisi Aksesibilitas

Hasil survey kondisi aksesibilitas yang dilakukan perancang ke Hutan Siosar, hanya terdapat satu jalur masuk yaitu jalur masuk dari dengan jarak tempuh ±5 Km. Setelah melakukan pengamatan, kondisi site yang terlihat


(76)

54 merupakan lahan berkontur yang masih dalam tahap pengerjaan dan memasuki tahap finishing dikarenakan kondisi jalan masih berupa tanah keras yang dilapisi agregat kasar sebagai bahan dasar dari jalan aspal.

Gambar 2 20 Kondisi Fisik permukaan jalan menuju hutan siosar

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015

Gambar 2 21 Kondisi jalan yang berliku-liku dan naik turun


(77)

2. Kondisi Lingkungan

Melalui pengamatan perancang, lokasi site yang ada merupakan lahan kosong yang terkesan cukup tenang dan cocok bagi korban bencana gunung Sinabung. Jauh dari kehidupan perkotaan yang padat aktivitas masyarakat menjadikan udara pada lokasi site terasa masih sangat segar serta banyaknya pohon-pohon pinus disekitar lokasi site menjadi salah satu bagian hijau pada lokasi ini. Diluar faktor kondisi lokasi yang sangat layak bagi kehidupan korban bencana Sinabung, faktor pendukung lainnya juga sangat dibutuhkan seperti fasilitas umum, fasilitas sosial, dan lahan perkebunan yang dapat dijadikan sebagai mata pencaharian korban Sinabung.

Gambar 2 22 Signage Entrance Perkampungan Siosar


(78)

56

Gambar 2 23 Kondisi Lingkungan Perkampungan Siosar dalam tahap konstruksi

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015

Gambar 2 24 Hunian yang sedang dalam tahap konstruksi

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015

Pada proses survey yang lalu, kondsisi lingkungan di hutan Siosar tidak dapat ditemukan dikarenakan lokasi hutan Siosar sampai saat ini masih dalam tahap pengerjaan. Kondisi yang terlihat oleh perancang hanya kondisi fisik hunian dan sirkulasi. Untuk penempatan fasilitas tidak sepenuhnya dapat diidentifikasi


(79)

namun data yang didapat dari wawancara bahwa akan ada taman dan beberapa fasilitas umum yang disediakan di tengah perkampungan.

Gambar 2 25 Area tengah yang akan dijadikan daerah taman dan fasilitas umum

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015

Hutan pinus yang terdapat di sekitar site dan beberapa yang sudah ditebang untuk pelebaran jalan merupakan lahan milik pemerintah. Beberapa hasil tebangan dimanfaatkan sebagai material proses konstruksi seperti papan jembatan sementara, bekisting, dan beberapa sisanya dikembalikan ke pemerintah. Dalam hal ini perancang mengambil kesimpulan bahwa hutan pinus bukanlah sebuah potensi yang harus digunakan pada perancangan ini karena kepemilikan kayu tebangan yang dimiliki oleh pemerintah.


(80)

58

Gambar 2 26 Hutan Pinus disekitar kawasan permukiman

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015

Gambar 2 27 Papan Pinus yang digunakan untuk membantu proses konstruksi

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015

3. Kondisi Fisik Hunian

Menurut hasil pengamatan, kondisi fisik rumah yang dibangun di Perkampungan Siosar sudah cukup baik terlihat dari segi tampilan maupun struktur dai rumah itu sendiri. Tipologi rumah di Perkampungan ini sama seperti tipologi perumahan pada umumnya yang memiliki orientasi yang jelas, pola


(81)

rumah yang dibuat mengikuti pola grid, dan sebagainya. Struktur dan konstruksi rumah juga sama seperti rumah-rumah pada umumnya yang menggunakan material babtu bata, pondasi batu kali, dan lainnya yang mengacu pada konstruksi yang aman.

Beberapa alasan yang menjadi dasar pemikiran mengenai hunian di perkampungan ini adalah persoalan kenyamanan dan apakah masyarakat dapat betah untuk tinggal di permukiman ini dengan lingkungan yang berbeda dari hunian sebelumnya. Faktor lain adalah perbedaan dari jenis material hunian dan karakteristik permukiman.

Dari alasan-alasan diatas maka dibutuhkan adanya kajian terhadap tipologi hunian awal masyarakat , penggunaan material dan karakteristik dari permukiman sebelumnya.

Gambar 2 28 Bentuk Hunian masyarakat Korban Gunung Sinabung


(82)

60

Gambar 2 29 Hunian bagi masyarakat korban bencana Gunung Sinabung

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015

Gambar 2 30 Proses Konstruksi Perkampungan Siosar

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015

3. Tinjauan 3 Desa

Untuk peninjauan tiga desa (Desa Bekerah, Desa Simacem dan Desa Sukameriah) tidak dilakukan secara langsung disebabkan oleh ketiga desa ini masih dalam zona yang tidak aman untuk aktivitas manusia. Dengan kondisi ini


(83)

maka peninjauan 3 desa hanya ditinjau melalui media elektronik, media cetak, buku dan berita koran.

Peninjauan tiga desa ini dilakukan untuk menyesuaikan perancangan dalam kawasan perkumiman Siosar yang akan dirancang dengan aspek-aspek yang ada pada tiga desa tersebut sehingga warga akan merasa nyaman dan lebih mudah beradaptasi pada lingkungan hidup yang baru.

1. Jenis Desa

Tabel 2 2 Tabel Klasifikasi Desa


(84)

62 Untuk memahami kondisi dan kehidupan masyarakat pada hunian sebelumnya maka mengetahui dan memahami jenis dari ketiga desa menjadi hal yang sangat penting. Pemahaman ini dapat membantu perancang untuk memahami kehidupan masyarakat dari segi ekonomi, kepengurusan desa, dan sistem kepercayaan.

2. Konteks Masyarakat

Gambar 2 31 Skema masyarakat bagian 1

Konteks masyarakat ditinjau melalui suku, agama, dan psikologi masyarakat didapat dari Pemerintahan Karo. Mengingat kawasan ini merupakan salah satu kawasan di Kabupaten Karo, maka suku terbesar dari masyarakat kawasan ini 70% merupakan suku karo dan 30% sisanya merupakan suku lainnya.


(85)

Agama terbesar yang dianut masyarakat adalah agama Kristen dengan persentase 65% dan sisanay adalah agama Islam dengan persentase 35%.

Masyarakat digolongkan dalam 3 kelompok usia yakni dewasa, remaja dan anak-anak. Penilaian psikologi anak-anak akibat bencana vulkanik menyebabkan melemahnya motivasi belajar dan mereka membutuhkan figuritas serta kegiatan keagamaan yang bermanfaat sehingga anak-anak bisa kembali bersemangat dalam menjalakan aktivitasnya. Berbeda dengan anak-anak, kendala yang dihadapai oleh remaja adalah proses pencarian jati diri yang rusak dan kurangnya kegiatan yang bermanfaat. Untuk orang dewasa, penurunan psikologis yang harus dihadapi adalah trauma akan kehilangan keluarga, situasi tempat yang dirasa kurang nyaman dan ketidakjelasan dari aktivitas sehari-hari. Penurunan psikologis yang sudah pasti dihadapi oleh semua kalangan adalah trauma, sedih dan depresi.


(86)

64 Konteks masyarakat lainnya terlihat pada budaya masyarakat dalam hal mata pencaharian dan kehidupan sosial. Beberapa mata pencaharian masyarakat sebelumnya adalah bercocok tanam, beternak, berdagang, menganyam. Sebagian besar masyarakat bermata pencaharian yang berasal dari ladang maupun berkebun kopi, cokelat dan jagung. Untuk masyarakat yang berternak umumnya mereka berternak sapi, ayam, kambing dan babi. Dari beberapa mata pencaharian yang sebagian sudah hilang akibat bencana vulkanik, maka masyarakat membutuhkan mata pencaharian baru untuk kehidupannya.

Selain mata pencaharian, masyarakat sebagai mahluk sosial membutuhkan kehidupan dalam bersosial. Mereka membutuhlan ruang untuk berkumpul atau bersosialisasi, swadaya (bergotong royong), dan ruang besar untuk mengadakan pesta rakyat.

3. Kegiatan Ruang Luar Masyarakat

Selain membutuhkan ruang dalam untuk tempat beristirahat dan melakukan kegiatan yang bersifat lebih privat, masyarakat juga membutuhkan ruang luar sebagai tempat aktivitas dan interaksi sosial. Ruang luar yang dibutuhkan masyarakat memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda. Masyarakat membutuhkan ruang untuk ibadah, sosialisasi, tempat mata pencaharian yang dapat dijadikan untuk berkebun, berternak, dan anyam,tempat untuk hiburan seperti taman bermain dan sarana olahraga,tempat melakukan ritual tradisi,dan tempat yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat untuk bidang pangan, edukasi, kesehatan.


(1)

173


(2)

174


(3)

175


(4)

176


(5)

177


(6)

178