JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014

Hasil dan Pembahasan Interaksi Sosial Anak Muda

Interaksi sosial yang terjadi pada kelompok pertemanan atau persahabatan ini pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu melakukan komunikasi secara langsung maupun tidak langsung. Dari hasil Penelitian kedua sistem komunikasi tersebut tidak mempengaruhi tingkat intensitas dalam melakukan komunikasi. Kondisi ini terjadi karena kedua sistem tersebut masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan, dimana intensitas lebih ditekankan pada tingkat keinginan dan kebutuhan untuk melakukan

komunikasi. Hal tersebut bisa ditunjukan dalam wawancara dengan Rizky “ Bisa dikatakan hampir sering mas kumpulnya, Pokoknya kalo ga sama-sama lagi sibuk ya kum pul kitanya”( wawancara dengan Rizky pada tanggal 8 februari 2014 di kampus ).

Apabila ditinjau dari proses berkumpulnya dengan teman atau kelompok tidak dilakukan dengan adanya jadwal khususnya sehingga proses komunikasi berjalan dengan sendirinya serta sesuai dengan keinginan masing-masing informan. Hal tersebut sesuai dengan has il wawancara dengan Dypta “ Bisa dikatakan hampir sering mas kumpulnya, karena setiap ada keperluan apa saya selalu berkumpul dengan teman-teman untuk

membahas permasalahan itu”( wawancara dengan Dypta pada tanggal 3 februari 2014 di kos Dypta ).

Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam proses komunikasi secara langsung informan dapat berkomunikasi dengan bebas, bahkan apabila menggunakan media komunikasi sebagai perantara kelompok yang diteliti ini juga merasa nyaman dalam hal interaksi, dimana dalam proses komunikasi tersebut akan terjadi pertukaran informasi dari masing-masing informan dan hal tersebut merupakan arti pentingnya proses interaksi sosial. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Soekanto (2002), interaksi sosial adalah bentuk-bentuk yang tampak apabila orang-orang perorangan ataupun kelompok-kelompok manusia mengadakan hubungan satu sama lain terutama dengan mengetengahkan kelompok serta lapisan sosial sebagai unsur pokok struktur sosial. Interaksi sosial dapat dipandang sebagai dasar proses-proses sosial yang ada, menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Interaksi sosial adalah suatu hubungan antar dua atau lebih individu manusia, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain (Gerungan, 2004).

Dalam penelitian ini juga ditemukan suatu kelompok yang masih menganggap bahwa bahwa suat pertemuan face to face lebih maksimal daripada melakukan komunikasi melalui perantara. Hal ini bisa dikaitkan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gea, wulandari, dan Babari (2003) yang menyatakan komunikasi tidak langsung dapat menyebabkan timbulnya kegagalan untuk saling berkomunikasi (hambatan- Dalam penelitian ini juga ditemukan suatu kelompok yang masih menganggap bahwa bahwa suat pertemuan face to face lebih maksimal daripada melakukan komunikasi melalui perantara. Hal ini bisa dikaitkan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gea, wulandari, dan Babari (2003) yang menyatakan komunikasi tidak langsung dapat menyebabkan timbulnya kegagalan untuk saling berkomunikasi (hambatan-

Hasil penelitian juga menemukan suatu karakteristik persahabatan dalam kelompok tersebut. Kelompok ini mempunyai karakter pada kedekatan, kesamaan dalam hobby mereka, dan saling melengkapi kepribadian individunya jika ada yang kurang. Hal ini berkaitan dengan teori dari Kail & Cavanaugh (2000) yang menyatakan ada empat faktor yang dapat meningkatkan hubungan persahabatan yaitu proximity, simililarity, complementarity, dan physical attractiveness . Dalam hal proximity atau kedekatan mereka satu sama lainnya dapat disimpulkan berdasarkan hasil temuan peneliti bahwa mereka memang sangat dekat antara individu satu dengan individu yang lain di kelompok tersebut, bahkan mereka tidak hanya kumpul secara tatap muka melainkan juga mempunyai group di dunia maya dengan intensitas yang sangat sering.

Dalam hal similarity atau kesamaan akan minat dan sikap, dapat disimpulkan mereka mempunyai kesamaan minat dalam hal olahraga, anggota dari kelompok pertemanan ini sangat menggemari olahraga yang sama yaitu futsal. Selain itu saat mereka menghadapi suatu konflik dalam interaksi kelompok mereka, mereka pun mempunyai sikap yang sama juga untuk tidak berlarut-larut dalam masalah mereka sendiri. Dan dalam hal complementarity atau saling melengkapi kepribadian mereka, dalam penelitian di dapatkan hasil mereka saling melengkapi kekurangan antara individu satu dengan lainnya, seperti dalam hal ekonomi, salah satu individu dari kelompok tersebut membantu individu yang lainnya, dengan meminjami uang dahulu, atau dalam hal yang lain.

Peranan groupchat dalam teknologi Smartphone

Dari hasil penelitian ini, Kelompok tersebut menggunakan groupchat untuk 3 fungsi. yang pertama, mereka menggunakan smartphone sebagai sarana tukar menukar informasi tentang kegemaran atau hobby mereka yaitu sepak bola, yang kedua, mereka menggunakan smartphone mereka untuk sarana jual beli barang dari anggota kelompok persahabatan itu sendiri, yang ketiga, mereka menggunakan smartphone mereka untuk jaringan komunikasi atau menyebarkan informasi kepada anggota kelompok tersebut.

Mereka menggunakan groupchat di aplikasi sosial media seperti BBM. Dan aplikasi tersebut merupakan CMC atau computer mediated communications . Dalam memasuki era globalisasi, dimana CMC menjadi suatu gebrakan baru di dunia teknologi komunikasi, partisipan CMC harus mempunyai keahlian dalam menggunakan komputer atau smartphone, dan mengetahui tentang settingan aplikasi dari media yang digunakan, seperti yang digunakan oleh kelompok yang pertama. Proses interaksi melalui perantara smartphone yang dilakukan oleh kelompok pertama ini mengadaptasi teori perkembangan teknolongi komunikasi yang dikatakan oleh Fulk & Collins Jarvis (2001) yang menyatakan Computer-Mediated Communication (CMC) adalah berbagai jenis program aplikasi yang digunakan untuk melakukan komunikasi antar dua orang atau lebih yang dapat saling berinteraksi melalui komputer yang berbeda. Yang dimaksud di sini bukanlah bagaimana dua mesin atau lebih dapat saling berinteraksi, namun bagaimana dua orang atau lebih dapat berkomunikasi satu dengan lainnya dengan menggunakan alat bantu komputer atau smartphone melalui program aplikasi yang ada pada komputer atau smartphone tersebut.

Hal ini berlawanan dengan pendapat dari Sarwono (2002) yang mengatakan dari berbagai jenis komunikasi yang ada, komunikasi antar manusia yang langsung (bertatap muka) adalah yang efektif serta paling lengkap mengandung berbagai aspek psikologis tidak terjadi pada kelompok pertemanan atau persahabatan ini. Hal terjadi dikarenakan Hal ini berlawanan dengan pendapat dari Sarwono (2002) yang mengatakan dari berbagai jenis komunikasi yang ada, komunikasi antar manusia yang langsung (bertatap muka) adalah yang efektif serta paling lengkap mengandung berbagai aspek psikologis tidak terjadi pada kelompok pertemanan atau persahabatan ini. Hal terjadi dikarenakan

Dalam teori ini bukan media yang mempengaruhi khalayak namun justru bagaimana khalayak terpuaskan oleh media yang digunakan yaitu smartphone. Kepuasan mereka terhadap smartphone menimbulkan kondisi psikologis yang menyebabkan adanya kebutuhan untuk tetap menggunakan smartphone mereka. Karena mereka beranggapan smartphone bisa memenuhi kebutuhan mereka, seperti yang sudah dibahas sebelumnya mereka melakukan interaksi sekunder mereka menggunakan perantara smartphone. Kelompok tersebut menjadi gambaran umum yang telah digambarkan oleh Katz.

Katz menggambarkan logika yang mendasari pendekatan mengenai uses and gratification : kondisi sosial psikologi seseorang akan menyebabkan adanya kebutuhan, yang menciptakan harapan-harapan terhadap media massa atau nara sumber-sumber lain, yang membawa kepada perbedaan pola penggunaan media (atau keterlibatan dalam aktifitas lainnya) yang akhirnya akan menghasilkan pemenuhan kebutuhan dan konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya. (Bungin, 2006). Teori uses and gratification inilah yang dapat menjelaskan bahwa tidak semua pengguna telepon selular atau ponsel memiliki pengaruh terhadap berkurangnya kualitas interaksi sosialnya seperti yang diteliti oleh Ina Astari (2006) dalam melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Penggunaan Ponsel Pada Remaja Terhadap Interaksi Sosial”. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa setiap individu dari pengguna teknologi komunikasi seperti smartphone ini masih memegang kendali penuh dalam menggunakan teknologi sesuai dengan kebutuhan para individu tersebut khususnya dalam hal kegiatan berinteraksi sosial.

PENUTUP Kesimpulan

Dari data temuan dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian tentang peran smartphone pada interaksi sosial di kalangan kelompok anak muda dapat disimpulkan sebagai berikut.

Dari sisi penggunaan kelompok persahabatan anak muda ini menggunakan smartphone dengan sangat beragam seperti menjadi sarana komunikasi dengan individu yang lain baik dari kelompok persahabatan itu sendiri maupun dari luar, smartphone juga digunakan untuk mengakses media sosial seperti Twiiter, Path, Email, Game online, Internet, aplikasi lainnya. Selain itu smartphone juga digunakan untuk dijadikan modem agar dapat mengakses internet lewat media yang lain seperti komputer atau laptop.

Peran smartphone juga digunakan dalam proses interaksi sosial dari kelompok persahabatan anak muda sebagai berikut.

1. Interaksi Primer - Menjadi alat bantu perantara atau penghubung proses komunikasi kepada anggota kelompok tersebut untuk melakukan pertemuan secara langsung. - Menjadi alat bantu perantara atau penghubung proses komunikasi kepada individu yang lain atau diluar dari dari kelompok tersebut - Smartphone dapat memberikan suatu informasi baru yang diperoleh dari internet kepada anggota dari kelompok persahabatan tersebut.

- Smartphone dapat menjadi bahan interaksi yang diperoleh dari internet atau media sosial yang berada di dalamnya. Sehingga tidak ada penurunan kualitas dari interaksi

primer itu sendiri.

2. Interaksi Sekunder - Menjadi perantara atau penghubung proses komunikasi mereka disaat mereka tidak bisa berkumpul secara bersamaan melalui groupchat. - Bisa menjadi sarana transaksi jual beli antar anggota kelompok persahabatan itu sendiri. - Menjadi sarana tukar menukar informasi khususnya tentang kegemaran dari kelompok tersebut. - Menjadi sarana jaringan komunikasi antar anggota kelompok tersebut. Dengan hasil temuan seperti ini, kelompok persahabatan ini beranggapan adanya smartphone ini menjadi dampak positif dalam hal interaksi sosial yang mereka lakukan. Mereka juga sedikit menghilangkan anggapan banyak orang terhadap adanya smartphone yang mengatakan bahwa smartphone mempunyai kesan mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Kelompok persahabatan ini tidak beranggapan dengan anggapan banyak orang dikarekanakan mereka mempunyai karakter persahabatan yang dilengkapi oleh faktor kedekatan satu dengan anggota kelompok yang lainnya, serta mereka mempunyai kesamaan akan minat dalam suatu hal tertentu yaitu olahraga sepak bola yang mereka gemari.

Saran

Peran teknologi smartphone pada saat ini bisa dikatakan sangat canggih. Dan dengan berkembangnya jaman, teknologi smartphone ini juga akan mengalami perkembangan yang sangat maju. Dan pada zaman saat ini pula penggunaan smartphone khususnya di kalangan anak muda mempunyai sifat ketergantungan yang cukup tinggi. Dan pada dasarnya karakter anak muda sangat beragam dalam penggunaan smartphone di zaman saat ini. Dalam penelitian ini hanya mendeskripsikan tentang pandangan peranan smartphone pada suatu kelompok persahabatan anak muda tertentu. Di dalam penelitian ini mempunyai keterbatasan hanya mendapatkan suatu pandangan dari kelompok persahabatan yang mempunyai suatu kesamaan minat dari seluruh anggota kelompoknya, serta data yang diambil oleh peneliti hanya diambil dalam kondisi snap-shot ( tidak longitudinal ) jadi sifat data ini kurang berdinamika. Dan dalam penelitian selanjutnya yang ingin membahas permasalahan serupa dengan penelitian ini, hendaknya lebih luas ruang lingkupnya berinteraksi dengan suatu kelompok atau bahkan organisasi tertentu yang menggunakan interaksi sosial mereka dengan perkembangan teknologi yang ada. Hal itu tidak dilakukan oleh peneliti dikarenakan ruang lingkup dari peneliti yang terbatas.

DAFTAR PUSTAKA

Badwilan, R. A, (2004), Rahasia dibalik handphone . Jakarta : Darul Falah

Baron, J. & Bryne, M. ( 2006 )

A real Friendship. Jakarta. Pelangi Sejahtera.

Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Brotosiswoyo, B. S (2002) Dampak sistem jaringan global pada pendidikan tinggi : Tangerang : Indosakti.

Bungin, B. (2006), Sosialogi komunikasi , Jakarta Kencana Prenada Group.

Budyatna, M. (2005) Pengembangan sistem informasi : Permasalahan dan prospeknya komunikasi . Jakarta : CV.Citra Media.

DeVito, J. A. (2007) The interpersonal communications book ( 5th ed). Boston: Pearson Education, Inc.

Deddy. M (2007). Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya

Fulk & Collins J. (2001). Computer mediated communication . Medical jornal of Netherland. Diakses 4 Januari 2014 dari University of Twente

Gea, A. A, Wulandari & Yohanes B. (2003) Character building II , Relasi dengan sesama . Jakarta : PT Gramedia.

Gerungan, W.A. (2004), Psikologi sosial . Bandung : PT Refika Aditama

Gouzali. S (2005), Teknologi telekomunikasi, Perkembangan dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta

Hartup. J & Bukowski P. (2005). Friend always friend. Jakarta.Pelangi Sejahtera.

Hassan, F. Teknologi dan dampak kebudayaannya: Tantangan dalam laju teknologi. Orasi Ilmiah Dies Natalis Institut Teknologi Sepuluh November ke-39. Surabaya, 11 November 1999.

Ina, A. (2006) Pengaruh penggunaan ponsel pada remaja terhadap interaksi sosial. Skripsi. Bogor. Institut Pertanian Bogor

Kail & Cavanaugh, (2000). Pschyology of friendship. London. Timestoboom Inc. Kadir, A & Triwahyuni/ C. H. (2003) Pengenalan teknologi informasi . Yogyakarta :

Penerbit Andi Yogyakarta,

Johannesen, R. L. (1996), Etika komunikasi . Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

Mardiyanti, N. (1996), Studi pola interaksi sosial Masyarakat Nelayan. Skripsi. Bogor : Fakultas Pertanian IPB

McLuhan, M (1999) Understanding. Miami : Abraham Feerr inc. Morey, D (2004), Phone power : Meningkatkan keefektifan berkomunikasi di telepon . Jakarta

: PT Gramedia

Moleong, J. L. (2010). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung; Remaja Rosdakarya.

Nurudin, (2005) Sistem-sistem komunikasi di indonesia . Jakarta : PT RajaGrafindoPersada

Rice. G, (2001) “ Computer mediated co mmunication “. Medical jornal of netherland. Diakses 4 Januari 2014 dari University of Twente

Santrock, J, Owen, G, Rubin K, Weiss J, Rawlins M, (2002) Child and adolescent development. England: Newcastle

Sarwono, S. W. (2002) Psikologi sosial, individu dan teori-teori psikologi sosial. Jakarta : Balai Pustaka.

Shiroth, M & Nur M. A.(1998) Trend industri telekomunikasi di Indonesia . Depok : Pelangi satu

Soerjono, S. (2002) Sosiologi suatu pengantar . Jakarta : PT RajaGrafindo Simanjutak , (2004), Pengenalan aspek sosial telepon. Jakarta : PT Prahara group. Subarkah, AW. (2011) Cara baru menikmati hiburan televisi . Kompas hal 6, 13 Januari 2014

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kualitatif dan R&D . Bandung:Alfabeta

Tubbs, & Moss. (2001). Human communication , (3rd ed) California: Trustwall Inc.

Wihda. A. M (2010) Penggunaan Blackberry Sebagai Sarana Informasi di Kalangan Mahasiswa Universitas Airlangga. Skripsi. Surabaya. Universitas Airlangga.