Hasil Penelitian yang Relevan

D. Hasil Penelitian yang Relevan

  Beberapa penelitian yang terdahulu yang berkenaan dengan variabel- variabel dalam penelitian ini telah banyak dilakukan, diantaranya adalah: penelitian yang dilakukan Setiyabudhi (1991) tentang kemampuan berfikir formal dalam menguasai konsep-konsep fisika bidang arus listrik searah pada siswa jurusan elektronika STM Pembangunan Bandung, penelitian ini menyimpulkan bahwa mutu pendidikan STM rendah, antara lain disebabkan kurangnya peserta didik dalam penguasaan pelajaran IPA, tampak dalam rendahnya kemampuan berfikir formal dalam menguasai konsep fisika arus listrik searah.

  Salah satu cara melatih siswa untuk berfikir formal dilakukan melalui kegiatan praktikum, seperti yang dilakukan oleh Hamid (1995) dalam penelitiannya tentang pengembangan penguasaan konsep-konsep fisika teknik bangunan pada tahap kemampuan berfikir formal, menemukan bahwa model belajar penemuan melibatkan proses dan hasil. Dalam proses keterlibatan siswa terhadap kegiatan proses belajar mengajar sangat berperan, siswa melakukan kegiatan mental melalui tukar pendapat, diskusi, membaca dan mencoba sendiri, agar siswa dapat belajar dan menemukan setiap permasalahan yang ditransformasikan gurunya. Situasi kegiatan belajar mengajar berpindah dari teacher dominated learning menjadi situasi student dominated learning.

  Selanjutnya dari penelitian Surtiana (2002) tentang upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep rangkaian listrik arus searah melalui kegiatan laboratorium, diperoleh bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa yang signifikan sebelum pembelajaran dan sesudah pembelajaran.

  Penelitian yang dilakukan oleh Haratua (1999) menyimpulkan bahwa penerapan model belajar generatif dalam pembelajaran rangkaian listrik arus searah, dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dan dapat membantu kemampuan memecahkan masalah. Informasi lain dari penelitian ini adalah dengan menggunakan model belajar generatif dapat meningkatkan minat belajar siswa.

  Penilaian terhadap hasil belajar siswa menjadi tidak adil jika penilaian hanya dilakukan melalui tes, hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Estu (1995). Ia menemukan bahwa penilaian yang hanya dilakukan dengan tes menurut orang tua dan siswa merugikan karena selain cendrung menimbulkan kecemasan dari sebagian besar (85) siswa, juga kurang adil khususnya bagi siswa yang mempunyai daya hafal rendah. Selain itu cara tersebut membatasi kreatifitas anak, karena tes menuntut anak untuk menghafal tanpa melakukan aktifitas berfikir yang lebih tinggi. Orangtua dan siswa mengharapkan agar kinerja siswa dalam mengerjakan tugas-tugas juga dinilai. Dengan pemberian tugas selain siswa lebih aktif, juga tidak mudah lupa terhadap yang dipelajari.

  Penelitian yang dilakukan oleh Mahmudah (2000) dalam bidang studi Biologi tentang penerapan penilaian kinerja pada pembelajaran subkonsep jaringan hewan, memperoleh kesimpulan bahwa penerapan penilaian kinerja dapat Penelitian yang dilakukan oleh Mahmudah (2000) dalam bidang studi Biologi tentang penerapan penilaian kinerja pada pembelajaran subkonsep jaringan hewan, memperoleh kesimpulan bahwa penerapan penilaian kinerja dapat

  Disamping itu hasil penelitian Rahman (2003) tentang penerapan belajar penemuan dengan kegiatan laboratorium listrik dinamis, menyimpulkan bahwa model belajar penemuan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada semua konsep yang dikembangkan, dapat meningkatkan minat belajar siswa khususnya pada konsep Listrik Dinamis, dan dapat meningkatkan konsep siswa dalam setiap kelompok kemampuan, namun tidak dapat membedakan kelompok tinggi dan sedang. Selain kesimpulan yang dikemukakan di atas, Rahman (2003) juga menyebutkan bahwa terdapat kelemahan dalam model pembelajaran ini yaitu: pertama, memerlukan waktu yang relatif lama dibandingkan model pembelajaran lainnya, kedua, perlu persiapan matang dan pengadaan alat untuk praktikum, ketiga, perlu ketekunan dan keterampilan siswa dalam melakukan praktek, dan yang keempat, pada pembelajaran model penemuan, walaupun melibatkan siswa dalam kegiatan laboratorium tetapi penilaian psikomotorik siswa sering dilupakan.