1. Permodalan

B. 1.1. Permodalan

  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 178 Tahun 1961 Tentang Pendirian Perusahaan Negara Pegadaian mengatur bahwa modal Perusahaan ialah jumlah selisih dari nilai aktiva dan nilai passiva dari perusahaan milik negara yang dilebur seperti dimaksud dalam pasal 1 22 dan yang menurut neraca pembukaan

  sementara yang dilampirkan pada Peraturan Pemerintah ini berjumlah Rp. 4.600.000.000,- (empat miliar enam ratus juta rupiah). Pada tahun 1969 dimana Pegadaian berubah bentuk menjadi Perusahaan Jawatan Pegadaian tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, hanya melengkapi dalam Pasal 2 dikatakan Neraca pembukaan Jawatan Pegadaian terhitung mulai tanggal yang akan ditentukan oleh Menteri Keuangan, dibuat oleh Direktur Akuntan Negara dan yang kemudian ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Pada PP Nomor 103 Tahun 2000 Tentang Perum Pegadaian, modal doatur pada Pasal 10 Modal Perusahaan merupakan kekayaan Negara yang dipisahkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan tidak terbagi atas saham-saham. Besarnya modal Perusahaan pada saat Peraturan Pemerintah ini diundangkan adalah sebesar seluruh nilai penyertaan modal Negara yang tertanam dalam Perusahaan, berdasakan penetapan Menteri Keuangan dan setiap penambahan dan pengurangan penyertaan modal Negara yang tertanam dalam Perusahaan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

  22 diatur oleh Menteri Keuangan

  Hal ini berbeda dengan Pegadaian yang berbentuk Persero pada tahun 2011, dimana Modal Perusahaan yang ditempatkan dan disetor pada saat pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan yang tercatat dalam Perum Pegadaian. Modal Perusahaan Perseroan (Persero) tersebut sebesar modal negara Republik Indonesia yang tercatat dalam neraca penutup Perum Pegadaian. Kini modal Usaha Pegadaian lebih detail dengan ditetapkannya POJK Nomor 31POJK.052016 dimana Jumlah Modal Disetor Perusahaan Pergadaian ditetapkan paling sedikit: a. Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), untuk lingkup wilayah usaha kabupatenkota atau b. Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah), untuk lingkup wilayah usaha provinsi

  Tabel 2 Permodalan

  PP NO 178 Th. 1961 (Pegadaian berbadan

  hukum Perusahaan

  Negara)

  PP NO 7 Th 1969 (Pegadaian berbadan

  hukum Perusahaan

  Jawatan)

  PP NO 103 Th 2000 (Pegadaian berbadan

  hukum Perusahaan

  Umum)

  PP NO 51 Th 2011 (Pegadian nerbadan

  Hukum Persero)

  POJK Nomor 31 POJK.052016 (Pegadaian berbadan hukum PT Koperasi)

  Pasal 7

  Modal Perusahaan ialah jumlah selisih dari nilai aktiva dan nilai passiva dari perusahaan milik negara yang dilebur seperti dimaksud dalam pasal 1 dan yang menurut neraca pembukaan sementara yang dilampirkan pada Peraturan Pemerintah ini berjumlah Rp. 4.600.000.000,- (empat miliar enam ratus juta rupiah).

  Dalam pengaturan tahun 1969, tidak diatur secara gamblang mengenai permodalan namun Tidak jauh berbeda dengan tahun 1961, hanya melengkapi dalam pengawasannya oleh Menteri Keuangan.

  Pasal 10

  Modal Perusahaan merupakan kekayaan Negara yang dipisahkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan tidak terbagi atas saham-saham.

  Modal Perusahaan yang ditempatkan dan disetor pada saat pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan yang tercatat dalam Perum Pegadaian. Modal Perusahaan Perseroan (Persero) tersebut sebesar modal negara Republik Indonesia yang tercatat dalam neraca penutup Perum Pegadaian.

  Pasal 4

  Jumlah Modal Disetor Perusahaan Pergadaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan paling sedikit:

  a. Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), untuk lingkup wilayah usaha kabupatenkota; atau

  b. Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah), untuk lingkup wilayah usaha provinsi

  Dapat dilihat bahwa Permodalan yang tertulis secara jelas dalam PP mengenai perubahan Bentuk Badan Hukum Pegadaian terdapat pada awal pendirian di tahun 1961 dan diakhir perubahan Bentuk Badan Hukum Pegadaian di tahun 2016.